NovelToon NovelToon
Shadows Of The Wanderer

Shadows Of The Wanderer

Status: sedang berlangsung
Genre:Epik Petualangan / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:799
Nilai: 5
Nama Author: Radit Radit fajar

seorang anak laki-laki bernama Mathias yang dikurung dalam sebuah rumah selama 10 tahun sejak umur 5 tahun sampai 15 tahun tanpa melihat dunia luar dan orang lain selain kakeknya yang memberinya makan setiap hari. Saat sudah berumur 15 tahun dan Mathias sudah bisa keluar dari rumahnya ia berencana berpetualang di dunia ini menjadi pengembara untuk berpetualang mencari sisi dunia terindah.

didunianya menyimpan banyak kekuatan, dan hal-hal lain yang belum pernah dijumpai Mathias, Mathias akan menjelajahi berbagai tempat unik dengan cerita setiap tempat masing-masing, akankah Mathias bisa mencapai tujuannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radit Radit fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16 (Zephanor)

Kami melihat kerajaan Zephanor dari kejauhan satu jam kemudian. Aku, Gleemo, dan Jasper tercengang saat sudah makin dekat. Kerajaan ini sangat besar dan megah jika dibandingkan dengan desa Thyrax. Kerajaan ini juga terlihat makmur. Rumah-rumah di kerajaan ini didominasi material kayu dan batu, jalannya terbuat dari bebatuan, ada juga beberapa bangunan umum seperti perpustakaan, balai desa, pasar, taman, dan lainnya. Kami semua masuk ke dalam wilayah kerajaan. Hulkar berhenti, kuda-kuda kami yang lain juga berhenti.

"eh, kenapa Hulkar?" tanyaku.

"di kerajaan ini tidak boleh menunggangi hewan kecuali untuk hal darurat atau komersial."

"oh..."

Kami menaruh kuda-kuda kami pada istal umum di dekat pintu masuk kerajaan. Istal ini lumayan besar, dan juga ada beberapa penjaga. Setelah itu kami mulai berjalan ke rumah teman Hulkar. Kami sampai setelah beberapa menit, Hulkar mengetuk pintu rumahnya.

"Eldrin! Ini aku, Hulkar."

Seorang kakek-kakek tua berambut dan kumis panjang berwarna putih membuka pintu, tubuhnya tinggi.

"oh ternyata kau, silahkan masuk." kakek yang dipanggil Hulkar dengan nama Eldrin itu mempersilahkan kami masuk.

Kami duduk di sofa berwarna merah, cukup empuk, sepertinya dilapisi wol.

"jadi ini ya para pengembara yang kau sebut kemarin lusa?" Eldrin berkata, ia pergi ke dapur untuk membuatkan minuman.

"iya." jawab Hulkar.

"Hulkar, apakah ini tukang kebun yang kamu tawarkan tadi?" aku berbisik kepada Hulkar.

"iya."

Aku kaget sekaligus bingung, bagaimana kakek-kakek setua itu masih bisa ikut bertualang? Hulkar tertawa kecil, seperti bisa membaca raut wajahku.

"tenang saja, banyak kemampuan kakek-kakek tua ini yang belum kamu ketahui sekarang."

Baiklah, sepertinya tidak ada salahnya mencoba. Eldrin menaruh empat gelas es teh di atas meja.

"seharusnya kau tidak perlu repot-repot Eldrin."

"tidak apa-apa, tidak merepotkan kok."

Kami berempat minum. Rasanya segar, sudah lama tidak minum minuman es. Baiklah, daripada basa-basi langsung ke intinya saja. Aku menaruh gelasku di meja.

"kek, apakah kamu mau menjadi anggota kelompokku?" aku bertanya.

"tentu saja tidak." Eldrin menjawab, tapi dia tidak menambahkan penjelasan kalau dia sudah tua dan tidak bisa ikut. Itu artinya ada kemungkinan ada alasan lain.

"kalau boleh tau, apa alasannya?" aku bertanya, Eldrin tidak langsung menjawab, menunggu beberapa detik.

"aku biasanya yang mengontrol kelompok bandit di kerajaan ini agar tidak melakukan kejahatan yang tidak terlalu keterlaluan."

"bukannya... Di kerajaan seperti ini seharusnya ada kelompok keamanan?"

"mereka lebih kuat dari pada yang kamu pikirkan nak, nama kelompoknya Exambo, mereka menggunakan senjata-senjata buatan sendiri yang cukup canggih. Diantara senjatanya ada tembakan roket yang bisa meledak. Tentu saja para keamanan tidak memiliki kekuatan untuk kekuatan seperti itu."

Semua orang yang ada di tamu mendengar penjelasan Eldrin dengan baik, tapi aku bingung.

"jika para keamanan saja tidka bisa mencegahnya, bagaimana anda melakukannya?"

Eldrin kesal. "jangan meremehkanku, walau sudah tua begini aku penembak jitu. Aku bisa menembak dari jarak yang sangat jauh."

Aku masih tidak percaya, begitu juga dengan Gleemo dan Jasper.

"baiklah, aku akan membuktikannya." Eldrin masuk ke sebuah ruangan, lalu keluar membawa senapan jarak jauh.

"aku tida bisa mencobanya langsung saat ini, nanti akan ku tunjukkan saat melawan para bandit itu."

Aku, Gleemo, dan Jasper mengangguk, walau sepertinya masih belum percaya. Bisa jadi itu senapan saat dia masih muda, dan tidak digunakan lagi sekarang, tapi kami akan melihatnya nanti. Tiba-tiba ranselku terasa seperti bergetar, semua orang menatap ke arahku. Aku melepas ranselku, mengambil benda yang terasa bergetar. Ini rubik, rubik berwarna hitam dengan tombol di atasnya, ini sistem komunikasi yang diberikan kakek Karlo, yang juga belum bisa ku mengerti. Bagian lapisan bawah rubiknya ada satu bagian kanan yang berwarna hijau dan bagian kiri yang berwarna merah. mungkin ini untuk mengangkat, aku memutar bagian lapisan bawah rubik ke kanan, getaran berhenti, panggilan di jawab.

"Mathias, ini kakekmu, Karlo." suara terdengar dari rubik.

"kakek? Kenapa kakek menelponku?"

"kamu sedang di kerajaan Zephanor ya?"

"iya, bagaimana kakek bisa tahu?"

"kakek punya cara sendiri, tapi itu berarti kamu sedang berada di kerajaan yang sama dengan abangmu."

"abang? Aku punya abang?"

"iya, dia saudara kandungmu, kamu bisa bertanya dengannya saat bertemu. Dia memiliki profesi pahlawan sama seperti kakek. Dia memiliki rambut hitam, dia biasanya memakai jaket merah seperti milikmu, kamu bisa mencoba mencarinya jika kamu mau. Kakek belum punya banyak waktu untuk bicara, jadi kakek tutup dulu, jangan lupa jaga dirimu."

Telponnya ditutup, lenggang sejenak. Semua orang memperhatikan pembicaraan tadi, termasuk Hulkar dan Eldrin. Jasper memegang kedua pundakku, menggoyang-goyangkanku.

"Mathias, bagaimana kau bisa berpikir ingin menjadi petualang saat abang dan kakekmu adalah pahlawan?" Jasper memarahiku.

"aku juga tidak tau kalau abangku pahlawan." aku menjawab, mencoba melepaskan pegangan Jasper.

"kalian berdua, sudah hentikan." Eldrin bicara, akhirnya Jasper melepaskan pundakku.

"kau sepertinya juga ahli senjata di kelompok ini, apakah kamu mau kuhadiahkan sesuatu?"

Jasper tersenyum, mengangguk. Eldrin mengangguk, masuk ke dalam ruangan sebelumnya saat dia mengambil senapan jarak jauhnya. Dia keluar ruangan beberapa menit kemudian, senjatanya yang tadi sudah ditaruh, Eldrin memegang sebuah senjata... Gatling! Senjata gatling berbentuk tabung, meskipun bentuknya tidak terlalu panjang, ada banyak lubang penembak peluru disana, ada tempat untuk memasangnya di pergelangan tangan. Jasper tidak bisa menahan rasa senangnya lagi, langsung menerima senjata gatling itu, mencoba memasangnya di pergelangan tangan bagian kanan.

"baiklah, kita kembali lagi ke topik awal, pengurusan kelompok Exambo." Eldrin berkata.

1
Michael Jayden apriliano
coba add Gambar untuk Teks yang tertarik
Radit Radit fajar: nanti kutambahin terus gambarnya.
Radit Radit fajar: udah ngab👌
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!