NovelToon NovelToon
Akankah

Akankah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Pendekar Cahaya

Silva, Marco dan Alex menjalin persahabatan sejak kelas 10. Namun, saat Silva dan Marco jadian, semuanya berubah. Termasuk Alex yang berubah dan selalu berusaha merusak hubungan keduanya.
Seiring berjalannya waktu, Alex perlahan melupakan sejenak perasaan yang tidak terbalaskan pada Silva dan fokus untuk kuliah, lalu meniti karir, sampai nanti dia sukses dan berharap Silva akan jatuh ke pelukannya.
Akankah Silva tetap bersama Marco kelak? Atau justru akan berpaling pada Alex? Simak selengkapnya disini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pendekar Cahaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16 (Have Fun)

Silva dan Hilda yang merasa kasihan pada sahabatnya itu, mengusap punggung Flea dan ikut merasakan kesedihan yang Flea rasakan saat ini.

Dari kursi depan, Marco juga ikut sedih mendengarnya.

"Fle, kamu yang sabar yah, mungkin belum rejeki kamu, tapi, aku yakin kok bahwa kedepannya akan ada yang lebih baik lagi nanti, yang penting jangan menyerah dan tetap semangat" Marco mencoba menyemangati Flea.

"Iya, Fle, benar yang dikatakan Marco" Hilda menimpali.

"Nah, daripada sedih mending kita happy-happy aja, kan hari ini ultah aku dan khusus hari ini aku yang traktir kalian" kata Silva dengan antusias.

"Yuhuu!" Hilda berseru senang.

.......

"Mas Hardi, kamu ngapain disini? Aku cari di ruangan kamu, ternyata kamu malah disini" suara seorang wanita yang sudah berdiri disampingnya.

"Eh, Mar, gak kok, cuma aku kesal aja sama anak itu, udah aku jelasin juga alasan aku, dianya malah marah-marah, terus langsung pergi gitu aja, dasar anak kurang ajar!" Emosi Hardi belum reda.

"Siapa maksud kamu?" Tanya Marini yang bingung dengan penuturan suaminya.

"Itu loh si Flea, anaknya mbak Hera, mbak kamu" Hardi memperjelas siapa yang dia maksud.

"Oh... Itu, emang ada apa sama dia? Ulah apa yang dia buat?" Tanya Marini, yang emosinya juga mulai tersulut mendengar perkataan suaminya itu. Hardi pun menceritakan semua dari awal dia keluar dan menemui Flea. Hardi mengatakan kalau Flea tidak bisa bekerja di tempatnya bekerja karena sudah ada orang lain yang lebih duluan datang dari Flea. Hardi mengatakan semuanya, termasuk semua yang dikatakan Flea padanya.

"Kurang ajar banget emang si Flea, aku gak ngerti gimana cara mbak Hera mendidik anak itu, gak ada sopan-sopannya sama orang tua, untung aja kita terima orang lain dan bukan dia yang kerja disini" Marini kian kesal dengan keponakannya itu.

"Iya, Mar, benar kata kamu, untung aja aku gak terima dia kerja disini, makasih yah, sayang" Hardi mengusap lengan istrinya, agar amarah Marini bisa mereda.

"Udahlah, mas, gak usah mikirin anak itu, nanti aku kasi tahu langsung ke mbak Hera agar diajari sopan santun" kata Marini, lalu setelah itu pasangan suami istri itu berjalan masuk kedalam. Satpam yang berjaga di depan pintu masuk mengangguk hormat pada kedua atasannya itu saat berjalan melewatinya.

*Aku merasa kasihan pada gadis yang tadi, dia sudah diberikan harapan palsu sama pak Hardi, udah jauh-jauh datang kesini, bukannya dihargai usahanya, malah diperlakukan seperti itu" batinnya dengan perasaan iba.

"Kalau aku di posisi gadis itu, aku juga pasti kesal sih, udah dijanjikan kerjaan, tiba-tiba malah digantikan sama orang lain"satpam itu seolah tahu, seperti apa rasanya dipermainkan seperti itu.

......

Selang 20 menit kemudian, mobil Silva sudah memasuki area parkiran mall. Setelah memarkirkan mobilnya, mereka berempat jalan beriringan masuk kedalam mall. Silva seperti biasa langsung merangkul kan tangannya ke lengan Marco. Flea dan Hilda yang berjalan dibelakang pasangan kekasih itu hanya tersenyum melihatnya.

Saat sudah berada didalam mall, tujuan pertama mereka adalah restoran cepat saji, lalu setelah itu mereka lanjut nonton di bioskop, seperti yang direncanakan oleh Silva. Mereka memesan makanan yang ingin mereka makan, lalu mencari meja yang kosong. Sambil menunggu pesanan mereka datang, mereka ngobrol hal-hal yang ringan dan sekaligus menghibur Flea, agar Flea bisa melupakan masalah yang tengah dihadapinya.

"Pokoknya hari ini kita have fun dan aku gak mau lihat wajah sedihmu lagi, aku hanya mau lihat senyummu aja, okey" Silva mengerlingkan sebelah matanya.

"Iya, bener tuh, Fle, kalau bisa lupakan aja masalahmu yang tadi, anggap aja bukan rejeki kamu dan akan ada gantinya yang lebih baik nantinya" Hilda menimpali dan memberikan semangat pada Flea.

"Makasih yah, kalian selalu ada untukku dan selalu buat aku tersenyum, sampai terkadang aku lupa rasa sedih itu seperti apa" senyum Flea kembali terpancar di wajahnya.

Beberapa menit berselang, seorang pelayan datang membawa makanan pesanan mereka dan meletakkannya diatas meja.

"Selamat menikmati" kata pelayan itu, lalu beranjak pergi setelah selesai menyajikannya pada keempat orang tersebut. Tanpa menunda lagi mereka berempat langsung menyantap makanan dihadapannya, karena rasa lapar yang menyerang. Lagi-lagi, Marco dan Silva mempertontonkan adegan romantis dengan saling menyuapi satu sama lain.

"Hahh...... Pasangan bucin ini gak tahu tempat, selalu aja ada adegan manis kaya gini, jiwa jombloku nangis liat ini" kata Hilda sambil menghela nafas.

"Iya, bikin iri aja" Flea menimpali.

"Makanya cari cowok juga dong, biar bisa kayak aku" ledek Silva. Marco hanya tertawa kecil melihat tingkah kekasihnya dan kedua sahabatnya itu.

"Eh, Silva, kamu disini juga, kebetulan banget kita ketemu disini" seseorang menghampiri meja Silva dan lainnya.

"Kak Febi! Hai, kak, apa kabar" Silva tampak senang melihatnya.

"Gabung sini aja, kak" tawar Silva.

"Gak ganggu nih" Febi menatap Silva.

"Gak sama sekali, kak, malahan aku senang, jadi tambah rame, ya kan, guys" Silva menatap kekasihnya dan kedua sahabatnya. Mereka bertiga kompak mengangguk. Febi pun akhirnya bergabung dengan keempat orang tersebut dan duduk di kursi kosong yang berada tepat disamping Silva.

"Oh iya, Sil, kok kamu gak ngajak pacar kamu, si Alex, malah ngajak cowok lain buat bareng kamu" kata Febi. Silva, Hilda dan Flea terkejut saat Febi tiba-tiba saja membahas itu. Mereka bertiga baru ingat kalau saat pementasan drama di hari itu, Alex mengenalkan dirinya sebagai pacar Silva. Silva pun terkejut mendengarnya dan ingin meluruskan apa yang diucapkan oleh Alex saat itu. Namun, Alex tidak memberi kesempatan pada Silva untuk menjelaskan kebenarannya.

"Oh iya, kamu hari ini ultah yah katanya, happy birthday yah, Sil" Febi memberikan ucapan selamat ulang tahun pada Silva.

"Aku doakan yang terbaik buat kamu dan juga hubungan kamu dengan Alex makin langgeng" lanjut Febi.

"Makasih kak, buat ucapannya" Silva tersenyum.

"Tapi, kak, ada yang mau aku sampaikan, biar gak ada kesalahpahaman" kata Silva yang langsung ke mode serius.

"Apa itu, Sil?" Tanya Febi yang terlihat penasaran.

1
Raska Dipsy
itu tergantung dri feeling sih sbnrnya 😁
NT.RM
kadang suka ketebak sih curi curi orang naksir kita. tp, kadang gak bisa yakin 100% 😁😁
NT.RM
Hah?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!