Zara, akhirnya kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya, sekaligus menyembuhkan trauma masa lalu. Ia ingin melupakan orang yang menyakitinya. Namun tanpa diduga Kenan muncul kembali dalam hidupnya, menyatakan keinginan nya menikah dengan dengan nya. Zara menolak ia ingin melupakan laki-laki tersebut. Namun Kenan tidak mau. menyerah ia berusaha mendapatkan Zara dengan cara apapun. Apakah Zara akan jatuh pada laki-laki yang pernah menyakiti nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Kembali
Kenan duduk di kursi kebesarannya, ia memutar-mutar kursinya sembari menatap kertas di tangannya. Mengetahui kalau Zara sudah menikah dengan Fano ada api membara yang membakar hatinya. Tiga tahun yang lalu ia mati-matian mengejar Zara, pada akhirnya dokter cantik itu harus menikah dengan mantan rekan kerja Kenan . Ada perasaan yang membara dalam hati Kenan.
Tiga tahun yang lalu ia sesumbar berkata akan menikahi Zara dengan mudah, ia juga berpikir kalau Zara akan mengejarnya sama seperti mereka remaja dulu. Kini lelaki berwajah tegas itu hanya bisa tersenyum kecut sembari menatap selembar kertas di tangannya.
“Kamu mendapatkannya begitu mudah bahkan mereka menjodohkanmu,”
Penolakan ayah Zara melintas di benaknya. Kenan tidak sadar kenapa Zafar sampai menolak dan membenci Kenan. Semua itu berawal karena sikap sombong Kenan di masa lalu.
Fano, baru satu bulan di kenal Zara saat itu tetapi sudah setuju menikah karena Zafar melihat lelaki itu baik, tapi Kenan yang datang melamar Zara ditolak dan dipermalukan di depan keluarga.Saat Kenan tenggelam dalam lamunannya suara ketukan pintu terdengar.
“Masuk!” suruh Kenan dengan suara tegas.
Pria bertubuh tinggi besar berambut gondrong masuk, membawa beberapa kertas dan foto.
Kenan menatap serius pria di depannya. “Apa kamu sudah mendapatkan yang aku minta?”
“Sudah Bos. Ini alamatnya, dia membuka klinik di sana.”
“Lalu apa hubungannya dengan pria itu?” tanya Kenan ia memastikan semuanya.
Pria besar itu meletakkan beberapa foto, “Mereka sudah menikah dan sudah memiliki satu putra.”
‘Wah, hebat menikah dan sudah punya anak. Pada akhirnya kamu melahirkan anak pria lain’ Kenan membatin.
Kenan meraih foto yang dipegang anak buahnya. Dalam foto tersebut Fano tertawa bahagia saat Zara memeluk lehernya. Dalam foto itu juga Zara dan Fano sedang menikmati sebuah pesta dance, tangannya melingkar dipinggang Zara dengan wajah yang bahagia. Melihat itu Kenan merebukkan foto di tangannya menggulungnya dan membuangnya ke tempat sampah.
‘Kalian berdua hidup bahagia, sementara aku hidup sengsara selama tiga tahun ini, aku tidak bisa menerimanya. Aku sudah katakan padamu Zara, kamu hanya milikku tidak boleh ada orang lain yang memilikimu’ Kenan berkata dalam hati sembari menatap tajam pada lembaran kertas di depannya.
“Apa yang akan saya lakukan, Bos?”
“Beli gedung termasuk kliniknya.”
“Baik Bos.”
Dion adalah pengawal Kenan saat ini. Pria bertampang dingin itu dikenal nekat dan berani. Ia melakukan apa yang diperintahkan Kenan. Ia membeli gedung klinik Zara.
*
Tentu saja wanita itu murka, karena perjanjian kontraknya masih ada satu tahun lagi.
“Apa maksudnya semua ini. Saya sudah bayar sewa gedung ini selama satu tahun dan saya juga punya surat kontrak,” ujar Zara .
“Saya tidak punya urusan.”
“Loh, tidak boleh seperti itu dong Pak, kalau bapak melanggar bapak bisa kena pidana.” Zara menjelaskan semuanya .
Dion sebelas dua belas dengan bosnya ia terlihat tidak peduli dengan protes yang dilayangkan Zara pria itu tetap meminta Zara untuk segera mengosongkan tempat tersebut. Zara tidak mau, ia menolak keras bahkan mengancam pria dilaporkan ke polisi. Namun, semuanya sudah diatur Pemilik gedung ia ingin mengembalikan uang Zara. Dokter cantik itu tidak terima lalu mengancam akan membawa hal itu ke rana hukum.
“Dari pada dokter buang-buang uang ke pengadilan, lebih baik temui pemilik baru gedung ini, saya juga tidak bisa berbuat apa-apa,” ujar wanita itu memperingatkan Zara.
“Baik, berikan saya alamatnya. Memang dia pikir dia siapa?” Zara meradang saat ada orang yang berbuat semena-mena padanya.
Wanita itu memberikan alamat dan nomor telepon Kenan pada Zara, tidak menunggu lama dokter cantik itu bergegas menemui Kenan. Menurut alamat yang dipegang Zara menuju sebuah Villa mewah di pinggir pantai Bali.
Tiba di sana Zara masih mengenakan seragam dokter, ia terus menerus menekan bel, sikapnya yang tidak sabaran membuat seorang pekerja berlari dari dapur. Namun, Kenan melarangnya ia ingin Zara marah. Zara menekan bel terus menerus Kenan tersenyum dingin melihat layar ponsel.
“Kita bertemu lagi Zara.” Ia menekan tombol otomatis dari ponselnya dan pintu itupun terbuka, Zara berjalan tergesa-gesa sambil memanggil pemilik rumah.
“Permisi!”
Seorang pria berbadan tegap membawa Zara menemui pemilik rumah sekaligus pemilik gedung.
“Lewat sini Nyonya.”
Tiba di belakang Zara disambut pemandangan yang sangat indah, hamparan pantai dengan pasir putih dan lautan biru, tetapi ia kembali mengarahkan fokus nya, seorang pria sedang duduk membelakanginya.
“Permisi, saya dokter Zara penyewa bangunan klinik, boleh kita bicara, Pak?”
Kenan tidak menoleh ke belakang,”Kemarilah, kita bicara di sini.”
Zara menyengitkan kedua alisnya, suara bariton itu sangat familiar di kupingnya, ia menurut dan berjalan ke depan, alangkah terkejutnya dirinya pemilik gedung yang menyebalkan itu adalah orang yang paling ia hindari dalam hidupnya.
“Kenan …?” Bola mata Zara membelalak kaget.
“Halo Zara, kita bertemu lagi.”
“Apa kamu pemilik gedung baru itu?”
Lelaki pemilik rahang tegas itu menuangkan wine ke dalam gelas. “Duduklah, mari kita bicara.”
“Kamu memang sengaja melakukannya?” tanya Zara masih dengan ekspresi kaget.
Kenan berbalik badan, lalu menatap Zara dari atas sampai kebawah, ada banyak pertanyaan dan rasa rindu yang ingin ia ungkapkan pada wanita yang ada di depannya. Sementara Zara masih memperlihatkan wajah marah, ia semakin marah saat tahu pelakunya adalah Kenan.
“Aku membeli gedung itu Zara, bukan hanya klinik.”
“Tapi untuk apa? Maksudku kenapa setelah aku pindah ke sana kamu membelinya Tuan Kenan. Kenapa tidak dari dulu. Kamu bekerja di bagian hukum kamu pasti tahu tentang surat perjanjian kontrak, kan?” Zara menunjukkan kertas yang dikeluarkan dari dalam tas miliknya..
Kenan menjatuhkan panggulnya kembali ke kursi rotan ,” duduklah itulah yang kita akan bicarakan.”
“Aku tidak punya banyak waktu Pak Kenan, aku ada janji dengan beberapa pasien hari ini, dengan kamu mengusirku dari gedungmu aku terpaksa membatalkan janji kami. Itu artinya aku akan mencari tempat yang lain yang bisa aku pakai, Pak Kenan.”
“Aku memberimu tawaran yang menarik dan kamu tidak perlu mencari tempat lain, duduklah di sini dan mari kita bicara.”
Zara tidak punya banyak pilihan ia duduk seperti yang diminta Kenan. Lelaki tampan itu menatap wajah Zara begitu dalam. Tiga tahun yang lalu wanita itu telah mengubah dunianya, wanita yang memberinya madu dan racun.
Zara sepertinya terganggu dengan tatapan Kenan padanya, “katakan tawaran apa yang ingin kamu berikan?” tanya Zara menghelas nafas berat, ia bahkan tidak mau menatap wajah Kenan, kejadian tiga tahun yang lalu membuatnya kehilangan muka dan harga diri di depan lelaki yang jadi cinta pertamanya tersebut.
“Apa kabar Zara? Kemarin saat bertemu di acara lelang, kita belum sempat bicara.” Wanita cantik itu menatap wajahnya sekilas, lalu mengalihkan ke tempat lain.
“Aku baik, bisakah kita bicara langsung ke intinya saja?”
“Ini bagian dari tawaran dariku. Apa kamu sudah menikah?”
Dug!
Jantung Zara tiba-tiba berdetak kuat saat lelaki itu menyinggung tentang pernikahannya. “Sudah.”
“Oh, apa kamu bahagia?”
Zara merasakan telapak tangannya berkeringat saat lelaki itu bertanya tentang kehidupan pribadinya, tetapi ia mencoba bersikap tenang. “iya aku bahagia.”
“Apa begitu cara kamu berterima kasih, Zara? Aku menyelamatkanmu dengan mengorbankan hidupku, tapi kamu tidak mengatakan apa-apa malah menghilang dan menikah dengan lelaki lain,” ujar Kenan.
Bersambung