NovelToon NovelToon
ARUNA

ARUNA

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: bund FF

Tidak ada yang bisa memilih untuk dilahirkan dari rahim yang bagaimana.
Tugas utama seorang anak adalah berbakti pada orang tuanya.
Sekalipun orang tua itu seakan tak pernah mau menerima kita sebagai anaknya.

Dan itulah yang Aruna alami.
Karena seingatnya, ibunya tak pernah memanjakannya. Melihatnya seperti seorang musuh bahkan sejak kecil.

Hidup lelah karena selalu pindah kontrakan dan berakhir di satu keadaan yang membuatnya semakin merasa bahwa memang tak seharusnya dia dilahirkan.

Tapi semesta selalu punya cara untuk mempertemukan keluarga meski sudah lama terpisah.

Haruskah Aruna selalu mengalah dan mengorbankan perasaannya?
Atau satu kali ini saja dalam hidupnya dia akan berjuang demi rasa cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bund FF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

janji seorang sahabat

Selentingan kabar tak mengenakkan terdengar di telinga Mina. Bahwasanya Tyo, cowok yang selama ini dikenal dekat dengannya malah terlihat sering bersama Aruna akhir-akhir ini. Hal itu membuat Mina jadi uring-uringan tiap pulang sekolah.

"Ma... Mama..." teriak Mina sore itu, setelah pulang dari mall bersama kedua temannya, Mina ingin mengadu pada sang mama.

"Ada apa sih, Mina?" tanya Berta.

"Kak Tyo ma... Dia mau menjauhi Mina" keluh Mina tanpa malu.

"Kok bisa? Bukannya selama kamu baru pindah kesini, dia terlihat sangat suka sama kamu?" tanya Mamanya.

"Nggak tahu juga sih, ma. Tapi belakangan ini dia sering ketemuan sama Aruna. Teman sekelasku yang paling miskin, bahkan mungkin dia adalah siswi termiskin di sekolah Mina" kata Mina masih merengek.

"Nggak bisa dibiarkan ini. Pokoknya kamu harus terus nempel sama Tyo, ya Mina. Dia itu aset berharga buat keluarga kita. Kalau kamu bisa punya hubungan serius sama Tyo, pasti masa depan kamu sangat cerah" wejangan mama yang tak patut ditiru.

"Tapi kak Tyo makin menjauh, ma. Dia sedikit cuek padaku" kata Mina.

"Huft, papa kemana sih ma? Kalau kita minta papa untuk berkunjung ke rumah kak Tyo bagaimana, ma? Nanti mama bisa bilang ke Tante Lidya kalau aku dan kak Tyo itu serasi, selaras dan seimbang. Cocok pokoknya" Mina masih saja merengek manja.

"Tau tuh, papamu nggak pulang dari kemarin. Sebentar mama coba telepon Lidya, mungkin mereka nyuruh papamu lembur" langsung saja Berta menghubungi Lidya. Mereka masih merasa diatas angin untuk bisa menjadi bagian dari keluarga Tyo.

"Hallo jeng Lidya, maaf mengganggu kesibukannya" ujar Berta begitu teleponnya terhubung.

"Enggak kok, ada apa Berta?" tanya Lidya.

"Apa ada kerja lembur, jeng? Kok papanya Mina dari semalam belum pulang, ya?" tanya Berta yang sudah menganggap kalau hubungan keluarga mereka sudah cukup dekat.

"Setahuku sih, tidak ada ya Berta. Soalnya suamiku pulang kantor langsung ke rumah setiap hari" kata Lidya.

"Ah, begitu ya. Yasudah terimakasih ya, jeng. Mungkin Pak Kim sedang ada urusan lain. Terimakasih jeng" pamit Berta untuk menutup panggilan teleponnya.

Lantas menatap tajam pada anaknya yang terus saja memandangnya penuh tanya.

"Bagaimana ma?" tanya Mina.

"Nggak ada lembur tuh, Mina. Kemana ya papamu?" gerutu Berta sambil berfikir.

Lantas kembali mengambil ponselnya dan menelepon suaminya.

"Hallo pa" kata Berta begitu teleponnya terhubung.

"Ada apa ma?" tanya Kim yang sedang memangku Selly.

"Dimana? Kenapa dari kemarin tidak pulang?" tanya Berta lagi.

"Lembur, ma. Ini masih di kantor" jawab Kim.

"Bohong! Baru saja aku telepon Lidya, dia bilang tidak pernah ada lembur di kantornya" kata Lidya membungkam mulut Kim.

"Ehm, tentu saja pak Nugroho tidak lembur, ma. Dia kan pemilik perusahaan. Yang harus lembur ya aku sebagai wakilnya, juga beberapa staf yang memang di khususkan untuk proyek perusahaan" ujar Kim tanpa ragu, mulus sekali kebohongannya semulus paha Selly.

Merasa tak digubris, Selly bermain nakal dipangkuan Kim. Menyusupkan tangan dan memainkan bibir di beberapa area yang membuat Kim menjadi blingsatan dan malah mengerang sadis.

"Pa, papa lagi ngapain sih? Jangan berani macam-macam ya di belakangku" bentak Berta karena Kim mengeluarkan suara yang tak wajar.

"Mana mungkin, ma. Aku sedang di kamar mandi. Sedang BAB, kamu telepon tidak tahu waktu. Diangkat salah, nggak diangkat tambah salah" kata Kim mulai marah, sangat mengganggu memang Berta itu.

"Papa bohong!" kata Berta masih tak percaya.

"Apa perlu papa alihkan ke panggilan video biar mama puas? Sekalian saja kita lihat apa yang aku keluarkan" kata Kim sebal.

"Papa jorok sekali. Yasudah nanti kalau sudah buang hajatnya, segera telepon balik" bentak Berta lantas memutus teleponnya.

Kim meradang, tapi melihat Selly dalam pangkuan rasa marahnya menghilang. Ah, Selly memang masih menjadi permaisuri dalam hatinya.

"Dimana papa, ma?" tanya Mina sat melihat mamanya menahan amarah.

"Lagi di toilet" kesal Berta.

"Duh, papa ini sangat tidak bisa diandalkan" kesal Mina.

...****************...

Aruna dalam perjalanan pulang, perasaannya sedang sangat bahagia dan masih bersama Tyo untuk mengantarkan.

Di perempatan lampu merah saat mereka berhenti, nampak sebuah motor jadul berhenti di dekat mobil Tyo malam ini.

"Bukannya itu Ferdi ya kak?" tanya Aruna, Tyo mengikuti arah pandangnya.

"Sepertinya iya" jawab Tyo setelah yakin dengan matanya.

Aruna membuka jendela mobil, lantas menyembulkan sedikit kepalanya dan bersiul keras.

Suit .. Suit ..

Beberapa orang menoleh pada Aruna.

"Hei, ngapain sih?" tanya Tyo yang terlambat melarang Aruna, tangannya terulur untuk mengusap ujung rambut Aruna karena lucu saja dengan tingkahnya.

"Woi Fer, mau kemana? Sama siapa tuh?" goda Aruna yang masih berada di dalam mobil Tyo.

"Woi Run! Darimana Lo? Buruan pulang, sudah malam" balas Ferdi yang merasa malu.

"Cie Ferdi" kata Aruna tak bisa meneruskan ledekannya pada Ferdi karena lampu sudah menyala hijau.

Keduanya kembali berkendara untuk segera tiba di tempat tujuan masing-masing.

"Lo somplak banget ternyata, padahal gue kira Lo pendiam kelas kulkas" ujar Tyo tak menyangka dengan kelakuan absurd Aruna.

"Kalau cuma sama Ferdi mah bebas gue kak" jawab Aruna.

Ada rasa tak enak di hati Tyo karena hanya Ferdi yang bisa membuat Aruna nyaman dengan dirinya yang apa adanya.

"Kalau sama gue, bisa nggak kalau Lo bersikap sesantai seperti saat bersama Ferdi?" ucapan Tyo membuat Aruna menoleh padanya.

Aruna bingung, belum bisa dia bersikap wajar selain dengan Ferdi yang bahkan sudah mengenalnya hingga ke dalam pankreas. Gadis itu kembali menunduk.

"Maaf ya" ujar Tyo.

"Untuk apa?" tanya Aruna.

"Karena bikin Lo nggak nyaman" ujar Tyo.

"Gue cuma ngerasa nggak pantas buat jadi teman Lo, kak. Perbedaan kita terlalu curam. Gue cuma takut nama baik Lo jadi tercemar gara-gara berteman sama gue" kata Aruna kembali minder.

"Run, semua manusia itu sama. Cuma orang-orang bodoh yang suka memandang seseorang rendah dari status sosialnya. Gue harap Lo nggak pernah berniat menjauh setelah hubungan kita cukup dekat seperti ini, ya" kata Tyo, setulus itu perasaan Tyo sebagai teman.

"Iya kak. Gue akan berusaha memperbaiki diri demi bisa pantas menjadi teman Lo" ujar Aruna, nyatanya kehadiran Tyo bisa menyulut semangat di hati Aruna.

Keduanya lantas tersenyum dan mengangguk kecil. Janji seorang sahabat. Begitu dalam hatinya.

...****************...

"Bukannya itu kak Tyo ya, Fer?" tanya teman Ferdi dalam boncengan nya.

"Iya, sama Aruna" jawab Ferdi tanpa rasa curiga.

"Oh, Aruna kelas IPS itu ya?" teman Ferdi menegaskan lagi.

"Iya. Lo kenal sama Aruna?" tanya Ferdi.

"Nggak juga, cuma gue pernah lihat dia yang pingsan saat upacara, terus kak Tyo juga ngasih bingkisan gitu ke dia saat sedang di UKS" jawab teman sekelas Ferdi.

"Oh. Jadi mereka sering ketemu ya? Memang gue lihat mereka sekarang berteman" kata Ferdi.

"Beruntung banget ya Aruna, bisa dekat sama cowok kayak kak Tyo" kata siswi itu membuat Ferdi menatap heran dari spionnya.

Patah hatinya saat gadis pujaannya ternyata memuji pria lain yang sedang dekat dengan sahabat baiknya. Beruntung Ferdi belum menyatakan rasa cinta dalam hatinya pada siswi itu.

Untuk ke depannya, Ferdi akan berusaha menjauh saja dari orang seperti yang sedang dia bonceng ini.

Melihat orang dari fisik dan penampilan, bukan dari hati yang tulus. Padahal Ferdi juga bukan pria yang jelek. Hanya saja nasib tak sebagus Tyo dalam hal finansial.

"Pokoknya gue harus jadi orang sukses biar nggak dipandang sebelah mata" dalam hati Ferdi berjanji.

Dan untuk urusan gadis dibelakangnya ini, setelah diantar pulang maka Ferdi akan melupakan.

1
Azizah Hazli
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!