Anhe gadis yang telah di besarkan dalam lingkaran kegelapan. Hanya mengerti akan pembunuhan, membantai tanpa henti, tugas mematikan yang siap datang setiap waktu. Tanpa di duga gadis itu terbunuh saat menghadapi musuh besarnya. Dia bangkit kembali menjadi seorang gadis muda yang masih berusia lima belas tahun. Gadis dengan tubuh lemah, sakit-sakitan dan terbuang.
Anhe terlahir kembali sebagai putri kelima orang yang hampir dia bunuh. Di menit terakhir Tuan besarnya meminta untuk mundur dan pembunuhan di hentikan. Sehingga keluarga itu selamat dari pembantaian. Dan kini dia harus menjadi salah satu dari Putri perdana menteri pertahanan itu sendiri. Terjerat dalam skema keluarga besarnya bahkan keluarga kerajaan yang saling bertentangan.
Gadis pembunuh itu kini harus siap menghadapi perubahan besar dalam hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua sisi berbeda
Li Anhe berganti gaun miliknya yang sudah ia simpan di antara tumpukan barang bekas di gang sempit itu. Dia juga membeli kue kacang dan beberapa makanan lainnya baru setelahnya pulang. Gadis itu melewati pintu belakang agar bisa dapat langsung sampai di depan pintu halaman tempat tinggalnya. "Kenapa tidak masuk ke dalam kamar?" ujarnya mendekat kearah suaminya.
Pria muda di kursi roda menatap gadis cantik yang mendekat perlahan membawa banyak bungkusan. "Kamu sudah kembali." Senyuman hangat itu terlihat di wajahnya.
Li Anhe meletakkan semua bungkusan di atas meja yang ada di taman. Gadis itu mengambil salah satu bungkusan membawanya mendekat kearah suaminya. Bau harum tercium saat bungkusan di buka. "Aku lupa bertanya kue yang kamu suka. Tapi kue ini juga enak. Apa kamu mau mencobanya?" Dia berlutut di hadapan suaminya lalu menyodorkan kue kacang di tangannya.
Raja kecil Ying mengambil satu potong kue memakannya perlahan. "Kue ini sangat enak aku menyukainya."
Gadis itu bangkit dia menggendong suaminya dalam pelukannya. "Tidak perlu malu dengan keadaan yang kamu miliki saat ini. Tepat di hari pernikahan kita aku telah sepenuhnya milikmu. Menjagamu juga akan melindungimu." Dia melangkah masuk kedalam ruangan kamar. "Sekarang ada aku bersamamu." Menempatkan suaminya di tempat tidur.
Perkataan dari Li Anhe membuat hati pria muda itu terasa hangat. Selama hidupnya dia selalu di tinggalkan. Dan kini ada seseorang yang datang menggenggam kuat hatinya di dalam kebersamaan.
Malam itu Tuan Li menahan menantunya agar bersedia tidur di kediamannya. Dan keinginannya terkabul, Raja kecil Ying menyetujuinya. Setelah semua kesibukan yang terjadi. Li Anhe tertidur sangat lelap bahkan lebih lelap dari biasanya. Raja kecil Ying memiringkan tubuhnya menatap istrinya yang terlihat sangat damai dalam tidurnya. "Tenang saja, dupa wewangian yang telah bercampur obat ini tidak akan berpengaruh dalam kesehatan. Hanya membuat mu tidur lebih nyenyak."
Dia bangkit dari tempat tidurnya lalu pergi menuju keluar. Pintu kamar di tutup sangat rapat.
Jubah sutra di tubuhnya melambai saat angin malam meniup tubuhnya. Dia seperti seseorang yang berbeda. Pria muda itu melompat keatas kediaman mengunakan peringan tubuh. Dia berlari, melompat di setiap atap kediaman keluarga Li tanpa suara. Langkahnya sangat halus dan ringan. Tepat di ujung halaman bagian belakang. Raja kecil Ying melompat di atas kuda miliknya. Kuda yang telah di siapkan sejak awal. "Ciahh..." kuda di pacu melaju pergi ke arah hutan pinggiran kota.
Tepat di pertengahan malam kuda di hentikan pada jalur kecil di dalam hutan. Pengawal Chang Lu bersama semua pengawal di bawah kendalinya sudah menunggu kedatangan dari Raja kecil Ying. "Raja kecil," ujar serentak semua pasukan.
Salah satu pedang yang ada di tangan Pengawal Chang Lu di lemparkan kearah Raja kecil Ying. Setelah pedang di tangkap, pria muda itu berkata dengan tatapan tajam. "Kita hanya memiliki waktu empat jam. Berangkat, Ciah..." kuda melaju di ikuti semua pasukan miliknya.
Derap kaki kuda menembus keheningan hutan pinggiran kota. Tepat di ujung selatan hutan pasukan berhenti bergerak. Mereka semua turun dari kuda masing-masing berlari kearah sebuah pertambangan terbengkalai. "Bergerak lebih cepat." Teriak kuat Raja kecil Ying memimpin pasukan menyergap para pemberontak yang telah bersembunyi selama lebih dari dua bulan.
"Penyergapan."
"Cepat. Ada penyergapan." Teriakan semua orang menggema. Para pemberontak melawan tanpa henti.
Ssreengg...
Treengg...
Suara pendang saling bersinggungan membuat dentuman menggema di tengah hutan. Sekitar lima ratus pasukan pemberontak di lumpuhan hanya dalam waktu kurang dari satu jam. Seribu pasukan yang ada di bawah kendali Raja kecil Ying berhasil menangkap ketua utama.
Dari lima ratus pasukan pemberontak hanya tinggal enam yang tersisa termasuk ketua utama mereka.
"Bawa kembali," ujar Raja kecil Ying yang mulai menyeka darah segar dari pedangnya dengan saputangan berwarna hitam.
"Baik." Pasukan mundur perlahan mengamankan enam pasukan pemberontak yang masih tersisa. Garis pertahanan masih di siagakan.
Pengawal Chang Lu mendekat. "Raja kecil. Sebagian dari mereka telah berpindah tempat. Kami masih melakukan pengejaran."
"Terus pantau pergerakan di sekitar Ibu Kota." Raja kecil Ying menatap kearah langit. Bintang berhamburan membentuk rasi yang saling menyatu. "Sebentar lagi dia pasti akan terbangun. Aku harus segera kembali."
"Baik."
Ssree...
Pedang di simpan kembali lalu di lemparkan kearah Pengawal Chang Lu. Baru setelahnya Raja kecil Ying menunggangi kuda miliknya lagi. "Ciahhh..." kuda di pacu kembali kearah Ibu Kota.
Sekitar pukul tiga pagi pria muda itu sudah menempatkan dirinya di samping istrinya. Dia menatap gadis muda yang masih terlihat tenang dalam mimpinya. Dia memejamkan kedua matanya dan tertidur lima menit setelahnya.
"Aaahhh..." Li Anhe merenggangkan tubuhnya. Dia duduk perlahan menatap dengan kedua matan yang masih memerah. Gadis itu menempatkan selimut agar menutupi tubuh suaminya. "Dia selalu saja mengabaikan hawa dingin saat malam." Dia bangun perlahan mencari air minum. Setiap jam tiga lebih beberapa menit gadis itu selalu bangun untuk memeriksa keadaan di luar kamar. Kebiasaan ini telah melekat sejak dulu dan tidak bisa di hilangkan. Mungkin karena insting kewaspadaannya lebih peka di saat malam hari.
Di halaman depan Li Anhe menatap kearah langit malam. Dia merasakan tidurnya sangat nyenyak bahkan lebih tenang dari biasanya. Gadis itu hanya diam di halaman depan selama sepuluh menit baru masuk kembali kedalam ruangan kamar. Dia duduk di kursi melihat cahaya lilin yang masih menyala. Li Anhe menenggak air putih langsung dari teko. "Air dingin di jam malam memang yang terbaik." Menyandarkan tubuhnya perlahan. Dia memejamkan kedua matanya teringat kembali perkataan kakak perempuannya.
"Kamp pembunuh rahasia tidak hanya menghidupi para pembunuh berdarah dingin. Tapi juga melatih para pemberontak untuk menggulingkan Kaisar saat ini."
Kata-kata itu terus terngiang dalam benaknya. Namun sayang tidak ada yang tahu siapa orang di balik semua ini. Saat ini dirinya telah menjadi Nyonya muda Raja kecil Ying. Memiliki keterbatasan dalam pergerakan. Para mata-mata yang ada di bawah kendalinya juga masih mencari berbagai informasi dan masih belum ada kabar sama sekali.
Dalam kehidupan ini dia hanya ingin menjadi gadis biasa menjalani hari-hari dengan ketenangan. Tapi simpul di dalam hatinya masih terlalu kuat. Dia sangat ingin menghancurkan kamp rahasia pembunuh yang telah menghancurkan kehidupan dari para gadis muda.
Kebanyakan dari mereka di culik atau di ambil dari tempat perdagangan para budak. Di rawat dalam pertumpahan darah saling menyakiti dan membunuh. Tidak ada kasih sayang yang mereka dapatkan. Setiap ucapan dari ketua utama selalu sama, "Membunuh atau di bunuh. Makan atau di makan. Memburu atau di buru."
Pelatihan di lakukan selama dua puluh jam dan waktu istirahat yang di berikan hanya empat jam.
Setelah menjalani kehidupan kedua gadis itu kini semakin tersadar. Betapa suramnya kehidupannya di masa lalu.
semangat dan sehat selalu
semangat terus dan bisa menciptakan banyak karya terbaik kedepan nya
lanjut