NovelToon NovelToon
Our Baby Twins

Our Baby Twins

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Menikah Karena Anak
Popularitas:375.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: moon

Hamil atau tidak, Danesh dengan tegas mengatakan akan menikahinya, tapi hal itu tak serta merta membuat Dhera bahagia.

Pasalnya, ia melihat dengan jelas, bagaimana tangis kesedihan serta raungan Danesh, ketika melihat tubuh Renata lebur di antara ledakan besar malam itu.

Maka dengan berat hati Dhera melangkah pergi, kendati dua garis merah telah ia lihat dengan jelas pagi ini.

Memilih menjauh dari kehidupan Danesh dan segala yang berhubungan dengan pria itu. Namun, lagi-lagi, suatu kejadian kembali mempertemukan mereka.

Akankah Danesh tetap menepati janjinya?

Bagaimana reaksi Danesh, ketika Dhera tetap bersikeras menolak lamarannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#34. Kamu Dimana, Sayang?••

#34

Selang satu jam kemudian, Danesh tiba di Rumah Sakit bersama Daddy Andre. Dan daddy Andre pun hanya bisa menghela nafas tatkala Danesh menceritakan seperti apa Dhera ketika kemudi mobil sudah berada di tangannya. 

Menantu yang luar biasa, sungguh jauh dari ekspektasinya, tapi mengingat bagaimana kelakuan Danesh selama ini, daddy Andre tak lagi heran jika ia memiliki istri seperti Dhera. 

Dhera mengkerut di tempat duduknya ketika melihat suami dan ayah mertuanya tiba, ia menunduk dalam diam, takut jika daddy Andre memarahinya. 

Namun jauh di luar perkiraan, pria itu justru tersenyum, dan mengucapkan terima kasih, karena jika terlambat sedikit saja, kondisi paman Eric semakin bertambah parah. 

“Kamu baik-baik saja?” tanya daddy Andre pada sang istri. 

Mommy Bella mengangguk lemah, “Aku kira, pagi tadi akan menjadi saat terakhirku melihatmu,” cetusnya, tentu saja daddy Andre tertawa senang, karena sang istri bahkan masih mengingatnya disaat-saat menegangkan.

“Apa yang lucu?!” tanya mommy Bella, wajahnya tak bisa menyembunyikan prasangka, karena mengira sang suami sedang menertawakan kondisinya yang hingga kini masih gemetaran. 

“Aku tidak menertawakanmu, Sayang,” balas daddy Andre dengan suara tenang, “Kamu sangat tahu, jika aku lebih takut kehilanganmu daripada kehilangan nyawaku sendiri,” imbuhnya. 

“Terus, kenapa tertawa?” cebik mommy Bella. 

“Karena Aku senang Kamu mengingatku bahkan disaat Kamu merasa akan pergi meninggalkanku. Terima kasih.” 

Blush! 

Merona seketika wajah mommy Bella, tangannya tak kuasa memberikan cubitan kecil ke perut sang pria pujaan, suami limited editionnya ini rupanya masih semanis yang dulu. 

Danesh ikut lega melihat mommy Bella sudah bisa bercengkrama kembali dengan sang daddy. Ia pun menghampiri Dhera yang tak bisa menyembunyikan tawa, melihat kedua mertuanya yang masih sangat romantis hingga saat ini. 

“Ayo.” 

Kalimat ajakan itu, membuyarkan lamunan Dhera. “Kemana?” 

“Ada yang ingin Aku bicarakan.” 

Dhera pun berdiri, ia mengekori langkah Danesh, bahkan sudah bersiap menerima jika Danesh memarahinya. 

“Sebelum mengemudi seperti tadi, apa kamu memikirkan keadaanmu, sedikiiiit saja?” tanya Danesh menekankan kalimat terakhirnya. “Kamu sedang hamil, aku bahkan berusaha tenang ketika Dean meneleponku, bersikap santai ketika menjelaskan pada Daddy tentang dirimu.”

“Maaf,” cicit Dhera, ketika mendengar ucapan kekhawatiran keluar dari lisan suaminya yang kadang tengil tersebut. “Aku hanya ingin segera membawa paman Eric ke Rumah Sakit secepatnya, agar segera mendapatkan pertolongan.” 

“Lain kali bisakah Kamu pikirkan dirimu dulu, sebelum kamu memikirkan orang lain!?” Tanya Danesh dengan intonasi sedikit tinggi. 

“Ya tapi kan, Paman Eric segera bisa ditangani dengan baik.” Dhera kembali mencoba melakukan pembelaan diri. Tadinya ia cukup senang ketika daddy Andre mengucapkan terima kasih, bahkan Dhera sangat bangga, berkat kemampuannya tersebut, akhirnya paman Eric bisa ditangani dengan cepat. 

Tapi kini, suara tinggi Danesh seolah meruntuhkan kebanggaan serta Kebahagiaannya sesaat yang lalu. 

“Setelah kejadian Beberapa minggu lalu di Taman Kanak-kanak, Kamu sudah melakukan perbuatan nekat, bahkan tak mau menunggu tim penyelamat. Yang akhirnya membuatmu hampir tertembak, dan pergelangan kakimu cedera. Apa kejadian itu tak cukup untuk Kamu jadikan pelajaran?!” Suara Danesh semakin tinggi, semua karena rasa takut serta kekhawatirannya terhadap keselamatan istri serta anak-anaknya. 

Namun tanpa Danesh sadari mereka kini justru menjadi pusat perhatian, padahal Danesh sengaja membawa Dhera ke taman Rumah Sakit yang agak sepi. 

“Iya, Aku tahu Aku salah, Aku minta maaf.” Kedua mata Dhera berkaca-kaca, ia merasa bersalah, tapi juga kesal karena Danesh membentaknya, hingga di dengar orang-orang di sekitar mereka, walau alasannya cukup masuk akal. 

Melihat kedua mata Dhera yang berkaca-kaca, seketika Danesh menyesali semua kalimatnya, kini ia justru membuat Dhera kembali terluka karena ucapannya yang tajam menusuk, seperti beberapa minggu yang lalu. “M-maaf … Sayang, Aku tak bermaksud memarahimu, tapi … “

“Iya Aku tahu, Aku salah, lain kali Aku akan lebih hati-hati, itu pun jika Kamu mengizinkan aku mengemudi.” Setelah mengatakannya, Dhera berpaling, dan pergi menjauh. 

“Yah, kok pergi?” sesal Danesh, padahal ia hendak mengajak sang istri pergi ke cafe, pastilah Dhera belum makan siang. 

“D-dhera … tunggu.” Panggilan Danesh tak Dhera hiraukan. Karena hatinya sudah terlanjur kesal. 

Dhera kembali ke ruang tunggu Emergency Room. Duduk termenung seorang diri, ia berharap Danesh akan menyusul dan membujuknya, seperti yang kemarin pria itu lakukan ketika merayu serta menggodanya sebelum mereka berhubungan, tapi ternyata … Dhera menganggap angannya terlalu tinggi. 

•••

Danesh keluar dari cafe, ia menatap banyak makanan yang baru saja ia beli, karena tak tahu apa yang istrinya inginkan untuk makan siang. 

Setibanya di ruang tunggu, ia mencari-cari keberadaan Dhera, namun tak ia temukan.

Maka Danesh berinisiatif mendatangi bilik tempat mommy Balla berbaring di Emergency Room, namun sebelum tiba di sana ia dihampiri Daddy Andre. 

“Danesh, Daddy baru saja akan menghampirimu.” 

“Dhera ada di sana, Dad?” 

“Tidak, bukannya tadi Kamu membawanya pergi?” balas Daddy Andre. 

“Oh mungkin masih di taman, tadi Aku meninggalkannya untuk membeli makan siang,” jawab Danesh, mencoba mengalihkan kekhawatirannya. “Ada apa, Dad?” 

“Daddy dan Mommy akan menginap di hotel, sekalian menemani Bibi Manda, Kamu bawalah Dhera pulang dan beristirahat.”

“Baiklah, Dad.”

“Oh, iya, satu lagi, Mommy bilang, Dhera belum makan siang, kasihan istrimu pasti saat ini sudah kelaparan.” 

Deg

Sebersit penyesalan tiba-tiba hinggap, Danesh memejamkan mata, geram pada diri dan sikapnya sendiri. Karena tadi langsung memarahi istrinya, terlepas dari maksud sesungguhnya yang justru mengkhawatirkan keadaan wanitanya tersebut. 

Danesh menyerahkan semua paper bag yang ia bawa dari cafe pada Daddy Andre. Kemudian berjalan cepat menyusuri tiap-tiap koridor Rumah Sakit, berharap menemukan istrinya yang sedang duduk menunggu kedatangannya. 

Ia menggaruk rambutnya dengan gelisah, langkah kakinya semakin cepat, seiring dengan kegelisahan hatinya. Karena ia tak kunjung menemukan keberadaan Dhera di manapun, padahal setiap sudut Rumah Sakit sudah Danesh telusuri, hingga ke toilet sekalipun. 

Danesh mengeluarkan ponsel dan mencoba menghubungi Dhera, namun sialnya panggilan tersebut tak mendapatkan jawaban, sepertinya ponsel Dhera mati, karena kehabisan daya. 

“Duh, Kamu dimana sih, Sayang,” gumam Danesh dalam gelisahnya. 

Hendak bertanya namun ini bukan di Indonesia yang masyarakatnya ramah, serta perhatian pada orang-orang di sekitarnya. Ini Singapura, Negara kecil yang kebanyakan masyarakatnya acuh pada orang-orang yang tidak mereka kenal. 

1
Marsiyah Minardi
Ga usah takut Marco, segalak galaknya Bu Rita ga bakalan makan manusia
Paling mulutnya yang rame macam petasan
Nar Sih
semagatt marco tunjukan rasa cinta mu buat dhesi ,dan terus lah berjuang dpt kan restu dri calon ibu mertua mu👍💪
Zahraputri Putri
kadang masih ingin ngakakk kalau ingat nama asli Marco🤭😂😂
Hasanah Purwokerto
Hihihiii...Skrg,,,hadapilah bu Rita Qomar,,tanpa perlu banyak drama...
Kamu msh cinta Dhesi kan...? Ayo benjuang lagi....
Cemungutz Qomar....😂😂😂😂😂
Hasanah Purwokerto
Typo ya kak...🤭🤭🤭
Alhamdulillah,,akhirnya Bu Rita sadar juga...
Eh....siapa gerangan yg diruangan dokter Gadisha...?
Sh
telur ceplok...besok mau bikin telur ceplok next Carlos ah... mumpung di kulkas ada jamur
Abz
jangan lari kamu Marco 😂
airhy_10
semoga Bu Rita merestui hub.mu qomar😁
Chusnul Zazah
Nah Marco pasti lgsg ciut itu nyali, padahal kemaren dah semangat saat ketemu bapaknya Dhesi??
Tenang saja Qomar atawa Marco Bu Rita kan gak tahu kalau kamu polisi yg hebat , anak buahnya kapten Danesh??🤔😇😇
Zeni Supriyadi
Jgn lari Marco Bu Rita pasti merestui kamu sm Desi soalkan kamu sdh jadi polisi dan temannya Danesh pula/Facepalm//Facepalm/
Rahmawati
hahaha Qomar langsung ciut liat mama rita
EmakKece
Qomarudiiiiiiiin ... /Joyful//Joyful//Joyful/
🌺🍃yeyeeen🥀🌹☘️
jngn lari kamu Qomarudin,ayo sungkem sm Bu Rita biar bisa balik sm Dhesi lagi.
Yayuk Bunda Idza
😅😅😅😅 sampai aq mengingat -ingat nama si Marcopolo ini, oh Qomarudin...bikin gemes kamu
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
penasaran dengan pertemuan Qomar dan bu Rita😂
winda
oalaaahh marco kena apes🤣🤣🤣
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
lagi melow melow..nongol lah si qomar thor 🤣🤭
Anjellita
lanjut thor
chloe
lanjut kak
Nur Azizah
jadi mewek kak author ikut sediihhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!