Satu psikopat mampu menebar teror pembunuhan berantai, bagaimana jika ada enam psikopat berkumpul dalam satu tempat?
Sekelompok mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari kota Jakarta memutusan untuk liburan semester ke sebuah kota Kyoto dinegara matahari terbit, Jepang.
Mereka diajak oleh salah satu teman mereka, yang merupakan seorang blasteran Jepang bernama Ayana dan adiknya Yuki. mereka kemudian bertemu dengan seorang pemuda tampan asal Jepang yang mengajak mereka untuk mengunjungi sebuah kabin mewah ditengah hutan, kaki gunung Kurama.
Sekelompok remaja tersebut tidak tahu bahwa terdapat sebuah misteri dari hutan lebat tersebut, penduduk sekitar percaya bahwa pada saat kabut tebal turun dan menutupi isi hutan maka saat itupun para tentara Jepang jaman dulu keluar untuk mencari potongan tubuh mereka yang terpisah akibat terkena ledakan sebuah bom, penduduk desa meyakini hutan tersebut telah dikutuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SemyAngelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Malam pun semakin larut, terlihat tiga orang laki-laki tengah sibuk menyeret beberapa tubuh manusia kedalam sebuah ruangan yang berbeda-beda, didalam ruangan tersebut pun sudah ada yang menunggu. Dua orang perempuan yang bertugas untuk mengikat orang yang dibawa oleh para laki-laki sebelumnya, mereka tidak lain adalah Genji,Yamada,Kabuya,Tsubasa dan Yukana.
Setelah selesai membawa para korban, mereka berlima pun menempatkan para korbannya kedalam sebuah tempat yang telah disediakan, kemudian tinggal menunggu hingga para korbannya sadarkan diri.
......................
“Tidak biasanya Ryu menempatan korbannya didalam kamar tidurnya, ia juga biasanya tidak suka memilih seorang perempuan karena dianggap terlalu lemah” ujar Yukana.
“Bukankah sudah jelas. Ryu tertarik pada gadis cantik itu, sehingga dia ingin menikmatinya sendirian” ujar Kabuya.
“Jatuh cinta? Itu tidak cocok untuk orang seperti kita, yang benar adalah rasa saling membutuhkan, berguna dan sepemikiran. Seperti halnya hubungan antara kalian berdua bukan? Kabuya dan Yukana” ujar Genji.
“Aku hanya khawatir, karena Ryu agak berbeda dengan kita dan ia juga memiliki tujuan yang tidak masuk akal. Kemungkinan dia ingin gadis tersebut menjadi bagian dari kita atau ada sesuatu yang lain?” ujar Yukana kembali.
“Jika itu adalah sesuatu yang lain, apa kalian akan takut? bukankah kalian bukanlah tipe orang yang punya rasa takut?” ujar Ryu yang datang tanpa mereka sadari, dan sontak membuat mereka pun terkejut.
“Takut? Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh seorang perempuan seperti dia” ujar Kabuya ketus, lalu pemuda itupun meninggalkan tempat tersebut, diikuti oleh Yukana yang memberi sebuah seringai menggoda pada Ryu.
“Kau merasa tersinggung dengan ucapan mereka berdua?” tanya Genji pada Ryu.
“Tidak, tapi apa yang kalian bicarakan tadi cukup menarik. Selamat bersenang-senang” ujar Ryu sambil menepuk pelan pundak dari Genji lalu berjalan pergi.
“Aku juga yakin ada sesuatu yang tengah direncanakan oleh kak Ryu secara diam-diam” ujar Tsubasa yang terlihat tengah sibuk mempersiapkan senjatanya,
Ditempat lain.
seorang wanita berambut pendek, memakai sebuah kaus putih. Terlihat duduk dengan kedua tangannya yang diborgol kebelakang disebuah kursi kayu, sedangkan kedua kakinya diikat oleh sebuah tali tambang dikaki kursi tersebut.
Wanita itu tidak lain adalah seorang detektif polisi bernama Akira, beberapa menit kemudian kesadarannya pun kembali dan secara refleks wanita tersebut pun berusaha untuk melepaskan ikatannya. Ruangan dimana polisi wanita tersebut tengah disekap nampak minim cahaya, karena hanya di terangi oleh sebuah lampu bohlam kecil berwarna orange.
Setelah wanita tersebut tenang, ia pun mulai menyadari bahwa ada dua orang wanita lainnya yang berada didalam ruangan tersebut, satu orang tengah terikat pada dinding ruangan, sedangkan satunya lagi berada didalam sebuah kurungan besi. Kurangan tersebut adalah sebuah kandang yang cukup besar dan berada dibelakang polisi wanita tersebut.
Akira pun berusaha untuk membangunkan kedua wanita yang posisinya berada disamping dan belakangnya tubuh itu, beberapa saat kemudian seorang wanita yang kedua tangannya tengah dirantai ditembok pun akhirnya tersadar, wanita tersebut pun panik dan Akira pun berusaha untuk menenangkannya.
“Jangan membuat kegaduhan! atau mereka akan mendengar kita”
“Apa yang terjadi, dimana ini?”
Akira pun tersadar jika wanita yang tengah terikat didinding tersebut bukanlah orang Jepang, lalu sebelum dia akan memakai bahasa inggris untuk memperingatinya, tiba-tiba muncul suara dibelakangnya.
“Ririn kumohon jangan panik, mereka bisa mendengar kita”
sebuah suara dengan bahasa asing membuat wanita yang tengah diikat didinding tersebut pun akhirnya diam.
“Apa yang terjadi?” ujar Yuki memakai bahasa Jepang pada Akira.
“Aku juga tidak tahu, tetapi yang jelas kita tengah diculik oleh seseorang”
“Ryu, dia adalah seorang pemuda yang mengundang kakak dan teman-temanku yang berasal dari lndonesia, kesebuah kabin ditengah hutan ini” ujar Yuki kembali.
“Baiklah, sekarang yang terpenting adalah berusaha untuk melepaskan diri terlebih dahulu, cobalah untuk membebaskan dirimu tanpa membuat suara gaduh dan tetap tenang. Jika ada yang masuk maka berpura-pura lah untuk tidak sadarkan diri” ujar Akira.
Yuki pun menerjemahkan perkataan Akira pada Ririn dan berusaha untuk meyakinkannya, bahwa semua akan baik-baik saja. Tiba-tiba terdengar suara kunci pintu yang dibuka, lalu masuklah seorang lelaki tampan masuk kedalam ruangan tersebut. Seperti yang diperintahkan oleh Akira, mereka semua pun berpura-pura untuk tidak sadarkan diri, perlahan terdengar langkah kaki mendekat pada sebuah kandang tempat Yuki berada, dan tak lama disusul oleh sebuah suara benda yang terbuat dari besi yang jatuh kelantai.
Lelaki tampan tersebut tidak lain adalah Ryu, dan tak lama kemudian, terdengar suara jeritan dari seorang laki-laki menggema di seluruh ruangan tersebut. Ryu pun segera meninggalkan ruangan tersebut kemudian menguncinya kembali, Yuki yang mengintip pun tahu bahwa yang masuk kedalam ruangan, tempat mereka disekap adalah Ryu dan lelaki tersebut ternyata sengaja menjatuhkan sebuah kunci didepan Yuki.
Tidak membuang waktu Yuki pun segera meraih kunci tersebut, yang jaraknya sekitar satu langkah kaki dan akhirnya ia pun dapat menjangkaunya, karena Yuki tidak diikat sama sekali.
Suara jeritan dari seorang laki-laki tadi, berasal dari ruangan sebelah tempat dimana Akira,Ririn dan Yuki dikurung. Beberapa menit sebelumnya tiga orang lelaki tengah terikat disebuah ruangan, mereka berdua terikat pada sebuah kursi kayu dan satu lagi seorang pria Jepang terikat pada sebuah ranjang besi, kedua lelaki tersebut adalah Doni dan Rizal sedangkan pria Jepang yang terbaring pada ranjang besi tersebut bernama Kendo.
Doni pun tersadar dan ia pun panik saat dirinya tidak dapat bergerak karena tengah terikat pada sebuah kursi kayu, setelah melihat ada Rizal disisinya lelaki itupun bergegas membangunkan temannya dan setelah tersadar, Rizal pun panik dan berteriak meminta untuk dilepaskan dan malah menganggap bahwa dirinya tengah dikerjai, Kendo pun akhirnya turut sadarkan diri.
Tiba-tiba pintu ruangan tersebut dibuka dan masuklah dua orang lelaki yang merupakan kakak beradik yakni Genji dan Yamada, mereka terlihat membawa sebuah gergaji mesin dan sebuah pisau dapur, Genji pun berjalan mendekati sebuah ranjang besi.
“Aku melihatmu pada malam itu, harusnya aku juga membunuhmu pada saat itu” ujar Genji pada Kendo.
“Malam yang kau maksud adalah saat aku berjaga dengan rekanku yang bernama Yakamura bukan? Apa kau yang telah membunuhnya?”
“Sial, apa yang sedang mereka bicarakan? disini bahkan tidak ada subtitle nya” ujar Rizal.
“Kau bahkan masih bisa bercanda dalam situasi seperti ini?” ujar Doni heran.
“Bukan aku yang membunuhnya tapi kakakku, tugasku hanya untuk menghilangkan bukti saat itu” jawab Genji.
“Hey! can you let me go, from here please?” potong Rizal.
“Kau sebut itu dengan bahasa inggris?” ujar Doni menahan tawa.
Yamada lalu menatap tajam kearah mereka berdua sambil menyalakan gergaji mesinnya, sontak keduanya pun terdiam karena ngeri. Bukan hanya karena sosoknya yang tinggi dan besar, tapi juga senjata yang dibawanya mirip seperti pembunuh dalam film thriller.
“Kali ini giliranmu kak” ujar Genji, Yamada pun maju dan langsung saja mengarahkan senjata berupa gergaji mesin tersebut ke arah tubuh Kendo, suara jeritan dan darah pun mencuat menjadi satu di udara, melihat itu tentu saja membuat Doni dan Rizal sontak ikut berteriak karena ngeri.
Mereka berdua pun berusaha untuk melepaskan diri dan ternyata ikatan dari Rizal dapat dilepas, perlahan ia pun segera melepas ikatan dari kakinya lalu turut melepaskan Doni, keduanya pun langsung memutuskan untuk menerjang kedua kakak beradik psikopat tersebut secara bersamaan.