menceritakan seorang gadis yang memiliki sifat ceria dan keluarga yang bahagia. seketika hilang dan sirna begitu saja setelah kepergian dari mamahnya. kasus misterius yang membuat mamahnya harus merengut nyawa secara tidak wajar. dan bernekad ingin mencari siapa dalang pembunuhan mamahnya yang misterius
"Mah". Panggilnya dengan suara bergetar
"Mamah,.... Mah bangun mah". Tangis Aerin mulai pecah dia langsung mengambil alih kepala mamahnya dan ditaruh diatas pangkuan nya
Baju seragam putih nya pun mulai berubah menjadi merah karna darah.
"Mah bangun... MAMAHH!!". Teriak histeris Aerin
Tubuhnya begitu gemetar saat melihat dengan dekat darah segar yang terus mengalir dari tangan dan dadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bungapoppy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
...Selamat datang dicerita ku, mohon dukungan kalian. jangan lupa like,komen dan vote nya yah teman-teman. Selamat membaca😚...
"Mami sama Deddy pulang aja, kan ada teman² Gavi yang jagain disini".
Jam sudah menunjukan pukul 12.00 malam itu sebab nya Gavi menyuruh orangtuanya untuk pulang agar bisa beristirahat.
"Tapi mami mau jagain kamu". Ucap Sarah
"Bener Tante, Tante sama om mending pulang aja kan ada kita, biar kita yang jagain Gavi disini". Sahut Gerry
"Sayang bener kata mereka, kan besok kita bisa kesini lagi lagian besok hari libur jadi Deddy bisa anter mami kesini". Ucap Burhan
Sarah terdiam sejenak sampai dia luluh dan akhirnya mau pulang setelah beberapa kali dibujuk.
"Yaudah deh, tapi janji kalo ada apa-apa hubungin mami".
"Siap mih"...
"Siap Tante, Tante gausah khawatir"...
"Yaudah Tante sama om pulang dulu, nanti besok pagi-pagi sekali Tante kesini sama bawain kalian makan". Ucap Sarah membuat mereka bersorak girang.
"Wiiih, boleh Tante yang banyak ya". Kata Aidan tak malu.
"Makan aja melek lu". Cibir Alvin menyonyorkan kening Aidan
Semua yang ada diruangan terkekeh kecil melihat perdebatan Alvin dan Aidan
"Yasudah kalo gitu om sama Tante pulang dulu ya". Kata Burhan "Gavion Deddy sama mami pulang dulu ya". Sambung nya lagi mengelus lembut kepala Gavi
Mereka menatap Burhan dan Sarah hingga keluar dari ruangan. Lalu mereka langsung merapat ke sisi ranjang Gavi.
"Ehh Gav lu belum cerita soal tadi". Ucap Alvin
"Cerita apa?" Gavi bingung
"Dih lupa ingatan beneran mampus lu". Seru Aidan
"Ya soal nyokap lu bisa kenal sama Aerin dan sampe lu bisa disuruh nganter dia, tadikan gak sempet gara² bokap lu keburu Dateng". Sambung Aidan lagi
•
•
•
Diperjalanan pulang Burhan dan Sarah berbincang-bincang didalam mobil. Mereka memang sudah lama menikah tapi hubungan mereka seperti orang baru pacaran dan tak kenal usia untuk bermesraan.
"Mih, menurut mami gimana kalo ada laki-laki seusia Deddy perpacaran sama anak ABG seusia Gavi?" Tanya Burhan walau tatapannya fokus dengan menyetir.
"Loh kenapa Deddy tanyain kaya gitu? Jangan² Deddy mau cari istri lagi yah?!" Sarah yang berfikir negatif langsung menuduh suaminya.
"Ya enggak lah mih, kan mami adalah wanita yang paling Deddy cintai dan sayangi".
Sarah menggulum bibirnya menahan senyum, wajahnya berubah merah
"Terus ngapain Deddy nanya gitu?"
"Mami masih inget kan pak Tama?"
"Inget lah. Kenapa emang sama pak Tama?" Tanya Sarah menatap suaminya yang sedang fokus menyetir
"Pak Tama itu sekarang lagi pacaran sama gadis seusia Gavi, yang Deddy pikirin itu gimana tanggapan anaknya".
Sarah sedikit terkejut dengan apa yang baru saja suaminya ucapkan.
"Deddy bener? Awas nanti malah fitnah lagi".
"Deddy bener lah orang pak Tama sendiri yang cerita".
"Loh kenapa pak Tama cerita ke deddy?" Heran Sarah
"Ya gara-gara itu dia sama putri nya bertengkar karna anak nya gak suka, putrinya kan seusia Gavi. terus pak Tama minta nasihat dari Deddy harus gimana. Ya Deddy bilang aja kalo dia harus bisa berfikir dan memilih antar anak atau pacar kan pak Tama sudah menjadi orang tua bukan anak kecil lagi Deddy yakin pasti pak Tama tau mana yang baik dan gak nya". Jelas Burhan yang sesekali menoleh ke arah istrinya
Sarah mengangguk dan sangat paham. "Mungkin pak Tama juga butuh pendamping kali ded, dia kan sudah kehilangan istrinya pasti dia juga pengen ada yang ngerawat dia, ada yang merhatiin dia, cuman dari dia memilih seorang pasangan yang salah, apalagi pacarnya seusia anaknya. Di usia² mereka itu memang masa pubernya jadi wajar kalo putri nya marah".
DUK!!...
"Akkhhh".....
Keduanya spontan berteriak kaget saat tiba-tiba seperti ada yang melemparkan sesuatu mengenai jendela mobilnya.
Spontan Burhan mengerem mobilnya dadakan hingga membuat tubuhnya keduanya memaju akibat rem dadakan.
"Astaga Deddy apa tadi?" Kaget Sarah
"Kurang ajar!, mami tunggu disini biar Deddy periksa keluar".
Sarah mengangguk dengan raut wajah panik. "Hati-hati ded".
Diluar Burhan melihat kesekitar, jalan yang sepi serta cahaya yang minim. "Siapa sih!" Kesal Burhan
"Deddy ada apa?" Tanya Sarah dengan menonggolkan kepalanya keluar jendela
"Gak tau mih, gak ada apa-apa".
Tiba-tiba pandangan Sarah tertuju dibawah dekat pintu masuknya.
"Deddy, sini". Burhan langsung menghampiri sang istri saat memanggil.
"Ada apa mih?" Tanya Burhan
"Liat ini". Sarah menyodorkan sebuah gumpalan kertas putih yang sedikit kotor
"Apa ini mih?" Heran Burhan
"Gak tau, tapi kaya nya ini deh yang ngenain mobil tadi".
Burhan langsung membuka gumpalan kertas tersebut yang dibalut dengan batu
*Masa bahagia mu akan berakhir dan aku akan membuat mu menyusul sahabat mu*!!!....
Tulisan singkat dengan cat merah itu yang dibalik gumpalan kertas tersebut. Mata keduanya membulat sempurna tanda terkejut.
"Ded maksudnya ini apa? Mami kok jadi takut,ini udah kedua kalinya loh ded surat kaya gini muncul". Ucap Sarah sedikit merinding
Burhan melempar kertas itu kesembarang tempat lalu mengambil tubuh sang istri kepelukannya. "Mami tenang ya gak usah takut, Deddy bakal cari cara supaya bisa ketemu pelakunya. Sekarang kita pulang ya". Burhan membukakan pintu mobilnya lalu dia berlari kecil kepintu mengemudi disebelahnya.
Mereka kembali perjalanan pulangnya. Tanpa sadar ada sosok hitam bertopeng berdiri menatap mereka ditengah-tengah kegelapan.
\*\*\*\*\*
Kringggg.......
Alarm dari sebuah ponsel berbunyi, dan ayam jantan pun sudah berkokok.
Cahaya matahari yang sudah menembus masuk mengenai seorang gadis yang tengah tertidur menutupi dirinya dengan selimut. Sinar pagi hari yang mengenai nya membuatnya terbangun dari alam mimpinya.
Gadis itu mulai membuka matanya dan menggulat tubuhnya. Perlahan dia bangun dan terduduk dengan kepala menunduk. Gadis itu mengucek ngucek matanya dan menatap kearah luar jendela.
Dia mulai mengangkat dan menggerakan kakinya ke kamar mandi dengan tergontai. Beberapa menit dia selesai dengan ritual mandinya dengan tubuh yang sudah segar.
Handuk yang terbalut ditubuhnya hanya sampai atas lutut dia mulai mencari pakaian yang ingin dia pakai hari ini. Karna ini libur jadi dia memilih pakaian santai aja.
Drt....
Aerin yang sedang duduk dikursi meja rias nya menoleh pada ponsel yang berbunyi terletak diatas ranjang.
Tertera nama Claudia yang menelpon. Sepagi ini buat apa Claudia menelpon fikir Aerin.
"📞Halo Rin selamat pagiii...." Heboh suara Claudia di sebrang telpon.
Aerin sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga akibat suara cempreng dari Claudia.
"Hmm, apa?" Singkat Aerin
"📞Emmm btw Rin hari ini Lu ada acara gak?"
"Gak, kenapa?"
"📞Pas banget. Gua, Elena sama Dara mau healing nih lu ikut ya, kita jalan² mengelilingi jakarta".
"📞Iya Rin kan kita belum pernah jalan²". Sahut suara Elena dari sebrang telpon yang terdengar oleh Aerin
"📞Diem lu gua lagi ngomong juga sama Aerin, nyambung aja". Celtuk Claudia
"📞Gimana mau gak?"
"Hmm yaudah, jam berapa?" Tanya Aerin
"📞Yess, gitu dong. Bentar lagi kita otw Babay Aerin". Telpon langsung terputus.
Aerin menghela nafas panjang nya dia menaruh hp nya kembali lalu membuka lemarinya untuk mencari baju yang cocok untuk keluar.
Beberapa menit bi Tuti mengetok pintu kamar Aerin dan mengatakan bahwa teman-temannya datang.
Dan tak lama Aerin turun dengan pakaian yang sudah siap. Tidak terlalu ribet dan mencorong namun terlihat elegan. Celana jeans kulot dan berkaos hitam serta dibalut dengan kemeja kancing dibiarkan terbuka dan memakai sepatu sneaker putih serta tas kecil diselempang. Dan balutan make up yang tipis
Ketiga teman Aerin terdiam cengong melihat Aerin. Untuk pertama kalinya mereka melihat Aerin diluar sekolah dengan outfit kece.
Claudia mendekat kearah Aerin dan memutar mutar tubuh Aerin.
"WHATT ini beneran lo Rin? Sumpah ya Lo cantik bangett tau". Puji Claudia
"Iya Rin gak nyangka gue, lu beda banget sama disekolah". Sahut Elena
Hanya muka datar respon dari Aerin. "Biasa aja gak usah lebay". Ucap Aerin
"Udah lah yuk berangkat". Ajak Dara
"Aerin"...
Suara dari arah belakang menghentikan langkah mereka dan menoleh.
"Papah". Ucap Aerin
"Kamu mau kemana pagi-pagi gini?" Tanya Tama
"Eehh pagi om". Sapa ramah dari Claudia
Mereka menyalimi Tama satu persatu secara bergantian dan menyapanya.
"Maaf om kalo emang kepagian tapi kita mau ngajakin Aerin jalan²". Ucap Claudia
"Kalian siapa?" Tanya Tama lagi
Mereka bertiga sempat saling pandang sebentar. "Kita temen sekelas nya Aerin om, saya Dara, ini Claudia dan ini Elena". Kata Dara yang memperkenalkan dirinya juga kedua temannya.
Wajah Tama mengukir senyum. "Loh kok Aerin gak pernah cerita kalo udah punya temen".
"Mungkin dia malu om".
"Terus kalian mau kemana ini?"
"Kita mau jalan² aja kok om mumpung weekend kan". Seru Elena
"Oh yaudah hati-hati ya kalian". Pesen Tama
Mereka kembali menyalimi tangan Tama. "Kami permisi dulu ya om".
Giliran Aerin menghadap dan menyalimi tangan papah nya. "maaf pah tadi Aerin sempat gak izin dikira tadi papah masih tidur". Ucap Aerin datar
"Gak papa. Kamu hati-hati ya".
Tama menatapi anak gadisnya juga teman-temannya yang keluar rumah dengan tersenyum.
"Semoga dengan ini Aerin bisa seperti dulu lagi". Mohon Tama dengan diri sendiri
•
•
•
Tempat pertama mereka datangi yaitu kesebuah pantai yang terkenal akan keindahan nya. Sesampainya mereka disana terlihat ramai sekali para pengunjung ke pantai ini.
"Wwaahhh bagus banget tempatnya". Seru Claudia dengan riang saat keluar dari mobil.
"Gaes kesana yuk poto²". Ajak Claudia
"Ayok". Sambung Elena
Mereka berdua jalan berdua terlebih dahulu ketempat yang ditunjuk oleh Claudia tadi.
"Ayo Rin". Ajak Dara pada Aerin
Mereka berdua menyusul Elena dan Claudia yang sudah pergi duluan.
Saat Claudia, Elena dan Dara sedang asik berfoto namun justru Aerin menatap air ombak dengan hembusan air laut hingga menerbangkan rambutnya.
"Eh Rin ayo sini kita foto bareng". Ajak Elena memanggil Aerin
"Gak usah kalian aja". Seru Aerin
"Iihh gak ayo". Paksa Claudia dengan menarik pelan tangan Aerin
Mereka menghabiskan senang-senang nya dipantai ini, mereka berfoto bareng tertawa bareng. Dan disini Aerin pun tampak bahagia selain tempat yang indah Juga karna Kehebohan Claudia dan Elena yang selalu membangunkan suasana dengan tingkah mereka berdua.
Beberapa jam sudah berlalu mereka akhirnya memutuskan untuk pergi kesebuah resto untuk mengisi perut mereka.
Diperjalanan didalam mobil pun tampak rame dan heboh, Claudia dan Elena yang sedang berkaraoke didalam mobil karna musik yang mereka nyalakan.
Aerin hanya menatap mereka berdua dengan tersenyum kecil, lalu dia membuka ponselnya untuk melihat lihat foto yang tadi.
Didalam foto Aerin tampak tersenyum bahagia. Jujur dia pun merindukan dirinya yang dulu.
Senyum lebar itu sudah lama Aerin sembunyikan dibalik wajah kakunya dan kesedihannya.
Wajahnya seketika berubah saat ada notif masuk.
Grup sekolah 40 bandung tiba-tiba rame, karna dia masih menjadi anggota jadi dia masih bisa mendapatkan notif masuk dari grup tersebut.
Karna penasaran dia membuka grup tersebut.
(Turut berduka cita atas meninggalkan temen kita).....
(Gak nyangka Melda udah pergi secepat itu)...
(Keadaan Melda sebelum meninggal bener² bikin merinding)
(Iya bener, bisa stragis itu keadaan Melda)
(Semoga aja dia diterima disisi yang terbaik)
Deg!!
Tiba-tiba tubuhnya Aerin kaku tangan nya gemetar bahkan hp nya pun terjatuh. Elena yang menyadari karna disampingnya pun menoleh pada Aerin dan ponsel nya yang jatuh.
"Eh Rin Lo kenapa?" Tanya Elena kaget
"Clau² kecilin dulu volume nya". Pinta Elena
Dengan cepat Claudia menurunkan suara musik nya dan menoleh kebelakang menatap Aerin yang bengong namun terlihat cemas dan takut.
"Rin Lo gak papa kan?" Tanya Claudia
Sesekali pun Dara melihat lewat kaca walaupun dia sedang fokus menyetir
"Aerin". Elena menepuk pelan pundak Aerin hingga membuatnya tersadar
"Eouh".... Bingung Aerin saat temannya
menatapnya.
"Lu kenapa?, nih hp lu jatuh". Ucap Elena sembari memberikan hp nya
"Gak papa, cuman baru dapet kabar aja kalo temen gua yang disekolah bandung meninggal".
Ketiga temannya pun sama syok nya. "Yaampun".....
"Turut berduka ya Rin, yang gua liat ekspresi lu kayanya dia temen dekat lu ya?" Tanya Claudia
"Gak juga,cumann....-" katanya tergantung membuat Elena dan Claudia saling pandang
"Gak kok emang temen sekelas aja". Bohong Aerin
Aerin kembali menatap ponselnya. Sebenernya hal yang membuat dia lebih terkejut adalah sebuah foto yang dikirim digrup oleh salah satu anggotanya.
Memperlihatkan keadaan Melda yang tubuhnya hampir penuh dengan darah juga kulit daging dalam kakinya pun terlihat seperti robekan benda tajam dan sengaja dibuka lebar. Mungkin siapa saja akan mual jika harus melihat keadaan Melda.
Drt....
Tiba-tiba ponsel Aerin berdering tertera Tante Sarah dilayar ponselnya.
"📞Halo tante". Sapa Aerin duluan
"📞Halo sayang, Tante cuman mau ngasih tau kalo Gavi ada dirumah sakit. Waktu habis nganterin kamu ternyata dia mengalami kecelakaan kecil". Ucap Sarah yang langsung to the point
"Yaampun, lalu sekarang gimana keadaannya Tante?" Tanya Aerin walau raut wajahnya datar
"📞Kata dokter butuh dirawat beberapa hari. Oh ya kan hari ini sibuk gak? Kalo gak sibuk kamu jengukin Gavi ya dirumah sakit cempaka putih".
"Iya Tante, Aerin usahain jenguk kok".
"📞Makasih ya sayang". Tut!
Telpon yang langsung dimatikan dari sebrang telpon.
"Eee gaes, si Gavi katanya masuk rumah sakit, bisa gak kita jengukin bentar". Ucap Aerin
"Hah! Sakit apa dia?" Tanya Claudia
"Kata mamah nya sih dia kecelakaan kecil, dan sekrang dia dirawat dirumah sakit cempaka putih".
"Kok lu bisa punya nomor nyokap nya Gavi, keliatannya sih kalian gak Deket ehh tapi malah Udah kenalan sama orang tuanya". Seru Elena
"Gak, cuman waktu itu nyokap nya pernah nolongin gua, dan gak tau nya ternyata dia mamah nya Gavi". Jelas Aerin dengan bohong
"Ohhh gitu.... Yaudah sekalian aja mumpung gak jauh juga kan RS nya". Sahut Dara
*****
Tok tok.....
Sarah mengetuk pelan pintu sebuah ruangan diRS. Karna tidak ada sahutan Sarah dan Burhan langsung membuka pintu nya dan
memperlihatkan beberapa bujang yang masih tertidur pulas disofa yang posisi berbagai macam termasuk putra nya.
Dengan perlahan Sarah dan Burhan memasuki ruangan dan diusahakan tidak mengeluarkan Suara.
Padahal jam sudah menunjukan pukul 10.00 pagi tapi bisa-bisa nya mereka masih nyenyak tertidur disaat orang lain sudah berkelana menikmati masa weekend nya.
BERSAMBUNG....
...Thanks untuk para pembaca aku, see you next bab selanjutkan yah. Jangan lupa vote,like, dan komen yah, biar makin semangat Hehe😁...