Tamara Lourine Aditama, biasa dipanggil dengan tama, dia seorang gadis yang lemah lembut dan cerdas. walaupun selalu di kucilkan keluarga dan tidak pernah di anggap sebagai anggota keluarga aditama tetapi Tamara selalu menjadi gadis yang ceria.
suatu ketika Tamara di fitnah oleh adik kembarnya Tamariska yang merasa iri dengannya. dia di fitnah dan terusir dari rumahnya, menjadi terluntah-luntah namun karena sikapnya yang baik hati dan suka melakukan kebaikan maka iyapun lantas menuai kebaikan itu dengan di tolong oleh sesilia yang merupakan seorang anak yatim piatu yang pernah di bantu Tamara, Sesilia mengajak Tama untuk tinggal dirumah kontrakannya itu.
bersama temannya seusai pulang sekolah mereka bekerja akan tetapi adiknya masih selalu menganggu dan meneror hidupnya bahkan selalu membuat iya di berhentikan dari pekerjaannya berulang kali.
Mampu kah Tamara menemukan kebahagiaannya ?
mampukah Tamara bertahan untuk menghadapi semuanya ?
yuk, ikuti kisahnya...............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hulwund, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
melawan Jambret
"Alhamdulillah... ternyata sudah subuh, terima kasih ya Allah Engkau masih memberikan hamba kesempatan untuk melihat hari ini" do'a Tamara seusai bangun dari tidurnya.
Tamara segera bangun ke kamar mandi membersihkan diri dan wudhu. Selesai dari kamar mandi Tamara pun melaksanakan sholat subuh. Seusai sholat Tamara pun bergegas membereskan tempat tidurnya dan membersihkan seluruh ruangan yang ada di kontrakan yang di tempatinya bersama Sesilia, karena berhubung kontrakan yang di tempati mereka berdua itu kecil, jadi dia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membersihkan semuanya. Selesai bersihkan kontrakan Tamara pun bergegas keluar dari kontrakan membeli sarapan untuk dirinya dan temannya sesilia. Ternyata tidak jauh dari kontrakan ada yang jualan nasi kuning dan aneka gorengan, Tamara pun memutuskan untuk membeli sarapan di warung itu.
"Bu nasi kuningnya dua bungkus ditambah dengan bakwannya dua, sambalnya di pisahkan ya Bu" ucap Tamara kepada penjual nasi kuning itu.
"Baik tunggu sebentar ya neng" jawab ibu penjual nasi kuning
"Iya Bu"
"Sepertinya ibu baru lihat neng, apa neng orang baru ya di sini?"
"Iya bu, aku baru masuk tinggal kemarin siang di kontrakan yang pagar warnah putih di depan sana" jawab Tamara sambil menunjuk ke arah kontrakannya.
"Oh kontrakan ya itu ya neng, itu mah kontrakannya cewek semua dan walaupun kecil tapi kontrakannya bersih dan juga lengkap sih, anak-anak cewek di kontrakan itu biasanya mereka beli sarapannya di sini"
"Oh gitu ya Bu"
"Ini neng pesananannya sudah jadi" seru ibu penjual sambil menyerahkan nasi kuning di lengkapi kerupuk dan bakwan pesanan Tamara.
"Terima kasih Bu, ini uangnya Bu" jawab Tamara sambil menyodorkan uang pecahan seratus ribu rupiah kepada penjual.
"Semua jadinya dua belas ribu saja neng, dan ini uang kembaliannya delapan puluh delapan ribu rupiah dan terima kasih sudah mampir ya"
"Sama-sama Bu, aku juga makasih ya Bu"
Tamara pun bergegas kembali ke kontrakannya, setibanya di depan pagar kontrakan Tamara pun melihat Sesilia yang sudah terbangun dan sedang berjalan keluar dari kontrakan.
"Assalamualaikum.... Sesil Lo mau kemana ?"
"Wa'alikum salam... Lo dari mana? Gue mau keluar membeli sarapannya kita berdua"
"Kalau gitu mari kita masuk kembali ke kontrakan, gue habis dari beli sarapan di depan buat kita, yuk kita sarapan dulu" ajak Tanmara begegas masuk ke dalam kontrakan.
"Yuk lah,Kebetulan banget nih gue udah lapar banget"
"Biar gue ambil piring sama sendok dulu Sesil"
" Nih sendok dan piringnya, bismillahirrahmanirrahim...." ucap Tamara
Mereka menikmati sarapan dengan penuh rasa syukur, mereka bersyukur walaupun tinggal di kontrakan yang agak kecil tapi mereka dapat merasakan kebahagiaan yang sebenarnya. Selesai sarapan mereka berdua pun bergegas siap-siap ke sekolah, setelah itu mereka pun berangkat bersama ke sekolah dengan menggunakan motor scoopy milik Sesilia.
"Tamara....Sesilia... kalau baru datang?" Sapa Diana.
"Iya Dian tumben banget jam segini lo baru datang, biasanya sih lo sama Nadia datangnya agak pagi"
"Iya gue tadi bangun kesiangan, gue semalam terlambat tidur karena ya gitu deh keluarga gue pada ngumpul-ngumpul di rumah, nyokap gue ulang tahun jadi kita ngerayain dengan membuat pesta kecil-kecilan untuk keluarga" jawab Diana
"Hai guys... " sapa seseorang yang tiba-tiba menyela pembicaraan mereka berdua.
"Oh..eh hai... Rafael tumben Lo sendiri mana yang lain? Biasanya kan Lo gabung sama sohib-sohib Lo? tanya Diana langsung.
"Iya nih gue agak telat, kalau Alvian dan lainnya kayaknya sudah pada masuk kelas masing-masing sih" jawab Rafael.
"Oh gitu, ya udah"
" teman kalian yang satu kemana masa cuman berdua?"
"Kita bukan berdua tapi di sini ada tiga orang" ketus Tamara
"Iya tuh... kayaknya matanya buta jadi nggak bisa ngehitung" timpal Diana
"Maaf... gue kirainnya Lo berdua saja karena biasanya gue lihat Lo, Diana dan Nadia dong kalau yang temannya Lo itu nggak pernah bareng kalian, jadi gue kirainnya dia bukan teman kalian"
"Ya udahlah kalau gitu, dan yah namanya Sesilia dia mulai sekarang sahabat kita juga"
"Iya, lalu di mana sahabat kalian yang satunya?" Tanya Rafael.
"Lo jadi orang kepoan banget sih, apa jangan-jangan Lo naksir ya sama Nadia? Ayo ngaku saja Lo?"
"Idiihhh.... gue mah cuman nanyain doang kok karena kan biasanya kalian jalannya bertiga"
"Ya udah nggak apa-apa kalau Lo nggak mau ngaku, ihhmmm.... romannya malu-malu kucing tapi demen"
"Ya begitulah soal lidah manusia mah bisa bohong tapi soal hati nggak bisa bohong sudah kebaca banget kan, hahahaha....." ledek Diana
"Nadia kayaknya sudah masuk kelas"
"Teman Lo si Sesilia kenapa dari tadi diam banget sih? Apa kamu lagi sakit gigi atau bisu?" tanya Rafael mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Nggak kok, cuman sedang lagi malas ngomong saja" jawab Sesilia cuek.
"Tapi Lo kalau di lihat-lihat muka Lo kayaknya familiar banget, kayak nggak asing gitu"
"Iya gue tahu muka gue pasaran kok" jawab Sesilia cuek
"Tapi benaran gue serius muka Lo kayak anak Om Hermawan teman bokap gue, Om Hermawan itu seorang pengusaha tambang batu bara di kalimantan" ucap Rafael.
Teeettt....!!!!
Teeetttt....!!!!!
Suara bel tanda masuk sekolah berbunyi, Tamara bersama sesilia dan Diana bergegas menuju ke ruang kelasnya.
"Huufftt....huuffttt....huuuftt... alhamdulillah akhirnya sampai di kelas juga" ucap Tamara bersyukur.
"Lah kalian memangnya dari mana kenapa sampai pada ngos-ngosan kayak gitu? Tanya Nadia bingung melihat tingkah kedua sahabatnya.
"Kita dari parkiran lah memangnya Lo pikir kita dari mana Nad?" Ucap Tamara sewot.
"Kalian terlambat? Kenapa bisa berbarengan lagi?
"Yaelah mana gue tahu Nad, tiba-tiba saja di parkiran bertemu dua anak ini dan ketika kita mau masuk ke kelas kita di hampiri Rafael salah satu dari kelompok most wanted yang namanya Rafel terus tanpa ada angin ataupun hujan ehh... tahu nggak dia tiba-tiba aja nanyai Lo ke kita mana tanyainnya dua kali lagi" ujar Diana
"Eh...nanyain gue? Ngapain dia nanyain gue sih"
"Lo itu gimana sih Nad, biasanya Lo cepat konek kok hari ini Lemot banget sih, asal Lo tau ya Si Rafael itu kayaknya naksir sama Lo deh, please deh Lo peka dikit napa sih"
"Nggak mungkin, jangan ngaco kamu dia nggak mungkin suka to mungkin aja dia lihatnya biasanya kita bertiga tapi kalian jalan berdua doang"
"Nggak konek banget sih"
"Bukannya nggak konek cuman gue nggak mau baper ataupun berharap apalah itu namanya pokoknya ya jalani saja"
"Udah jangan pada berdebat mulu, dan ingat kita bukan bertiga lagi kita sudah berempat karena Sesilia sudah jadi bagian dari kita, Pak Damian udah masuk tuh" ucap Tamara melerai kedua sahabatnya.
Mereka semua, mengikuti pelajaran sampai jam terakhir pelajaran. Pukul tiga belas lewat tiga puluh menit mereka semua keluar dari kelas karena memang jam pelajaran telas usai. Tamara segera bergegas jalan untuk bersiap-siap menuju ke tempat kerjanya, yups Tamara ingin kembali bekerja lagi supaya tetap punya penghasilan untuk menyambung hidup dan juga dia tidak mau menjadi beban bagi Sesilia.
"Tama Lo mau berangkat kerja ya?" tanya Sesilia.
"Haah... benaran Lo mau balik kerja Tama"
"Iya, emang kenapa kalau gue mau kerja lagi?" tanya balik Tamara
"Yuk kalau gitu ikut gue ajalah, soalnya Lo kan nggak bawa sepeda dan lagian gue mau ke suatu tempat dan itu melewati tempat kerja Lo" jawab Sesilia.
"Lo tahu tempat kerja gue?" tanya Tamara kaget
"Ya ampun... Tama apa Lo lupa? Kita kan pertama bertemu dan Lo nolongin gue posisinya di restoran tempat kerja Lo itukan" jawab Sesilia.
"Oh iya gue ingat.... bolehlah kalau gitu, lumayan kan bisa ngirit ongkos"
"Hahaha.... dasar orang kaya ngirit" ledek Diana
"Biarin kalau gue ngirit, nanti jika nggak ngirit mah gimana dengan makan gue kedepan nantinya, yang kaya itu orang tua dan adek kembar gue bukan gue"
"Ayo kita berangkat sekarang saja Tama" ajak Sesilia.
"Ya udah kita pamit jalan duluan ya guys" pamit Tamara.
"Iya kalian hati-hati di jalan ya dan semangat kerja Tama!" Seru keduanya.
Tamara dan Sesilia pun bergegas pergi ke tempat kerja Tamara dengan mengendarai motor milik Sesilia.
"Tama gimana kalau kita mampir sebentar buat makan siang di warung bakso dan es buah itu, lo tenang saja gue yang traktir Lo makan siang ini"
"Boleh juga sih Sesil, hanya saja gue merasa nggak enak sama Lo gue merasa kok gue kayak jadi beban banget sama Lo"
"Husst... nggak usah ngomong nggak enak segala, kita ini teman jadi jangan sungkan dan lagian gue kan punya rejeki kelebihan jadi nggak salahkan? Lagian jika suatu saat pasti gue juga akan di traktir sama Lo kalau Lo punya rejeki kelebihan juga" seru Sesilia.
"Baiklah kalau gitu, terima kasih ya Sesil"
" sama-sama, nah gitu dong baru teman gue, ya udah yuk kita masuk makan gue lapar banget" ajak Sesilia
"Pak kita pesan bakso urat 2 porsi dan es buah dua porsi sama es jeruknya juga dua" ujar Sesil kepada penjual.
"Baik neng, silahkan duduk dan mohon di tunggu"
Setelah mengisi perut yang keroncongan dan mereka membayar makan siang mereka.
"Aduuh Tama, maaf sepertinya gue harus ke toilet dulu ya, Lo nggak apa-apa kan gue tinggalin bentar"
"Iya gue nggak apa-apa, udah sana Lo ke toilet saja, gue tungguin di depan ya"
"Oke"
Sesilia pun menuju ke toilet sementara Tamara bergegas menunggu di depan tempat parkiran. Tamara pun melihat seorang Ibu-ibu yang di jambret.
"Tolong...tolong.... hei...jambret..!jambret....! Berhenti kamu jambret....!! Tanpa pikir panjang Tamara pun bergegas berlari mengejar jambret itu seorang diri, sampai di ujung gang jambret itu berhenti, karena tidak bisa melarikan diri lagi sebab dia sudah terjebak karena gang tersebut buntu.
"Mau lari kemana lagi Lo? Udahlah cepat serahkan barang curian Lo, ini jalan buntu dan Lo nggak bisa kemana-mana lagi" seru Tamara.
"Ohh...mau jadi pahlawan kesiangan Lo? Berani juga Lo ngejar gue, udah bosan hidup ya Lo!" Jawab jambret itu murka.
"Nggak usah banyak bacot Lo, cepat sini serahkan tas Ibu itu sama gue!"
"Cuiih... enak banget Lo ngomong, kalau cuman menang mulut untuk jadi pahlawan kesiangan mending Lo sana pulang aja deh!
"Banyak omong Lo, jangan menyesal ya gue sudah berikan Lo kesempatan tapi nggak mau, ya udah gue bakal ladenin Lo! Hiyaa..!
Tamara pun menyerang jambret itu hingga jatuh tersungkur, lalu dengan segera dia bergegas berjalan ke arah jambret untuk mengambil tas tersebut dan segera membawanya kembali kepada pemiliknya. Ternyata jambret itu masih belum menyerah, dia kembali bangun dan menyerang Tamara dengan pisau lipatnya. Untungnya Tamara dapat menghindari serangan itu dan membuat si jambret kembali jatuh tersungkur lalu pingsan. Tamara menggunakan kesempatan tersebut untuk segera pergi meninggalkan tempat itu.
"Ini tas nya Bu, Ibu nggak apa-apakan?" tanya Tamara sambil memberikan tas kepada pemiliknya.
"Oh alhamdulillah.... semuanya baik-baik saja nak, kamu sendiri bagaimana? Siapa namamu?" tanya si Ibu itu balik pada Tamara.
"Alhamdulillah.... saya juga baik bu, nama saya Tamara Bu, ya udah kalau gitu saya pamit Bu karena teman saya sudah menunggu saya Bu, Assalamualaikum..." pamit Tamara.
"Eh astaghfirullah....kenapa sampai aku lupa mengucapkan terima kasih ataupun menanyakan alamatnya tadi ya" ucap wanita itu.
Jika kalian bertanya-tanya siapa wanita yang di tolong oleh Tamara tadi? Yups... benar banget yang tadi di tolong oleh Tamara itu namanya Ibu Tamariska dia adalah Ibu dari Jemmy Van Granbelle seorang pengusaha tersukses di negara ini. Yups... kalau Jemmy pengusaha sukses di negara ini maka ayah dan Ibunya merupakan seorang pebisnis handal yang di kenal hinggah ke mancanegara. Tapi begitulah keluarga Jemmy bukanlah orang yang sombong, mereka menyukai kesederhanaan, dan ibunya bisa mendapatkan musibah karena sengaja jalan tanpa membawa pengawal akibat mau mengikuti chalenge yang sedang viral. Tamara kini telah berada di restoran tempat dirinya bekerja, dia pun segera bergegas menemui owner restoran tersebut.
"Siang Pak bos" sapa Tamara
"Akhirnya kamu datang juga Tama, kamu tahu nggak kami semua khawatir dengan keadaan kamu yang di bawa pulang secara paksa"
"Maaf Pak, ada sedikit masalah dalam keluargaku, jadi saya harus terpaksa cuti mendadak dulu, tapi sekarang Pak Bos tenang saja masalahku sudah aman dan saya nggak akan pernah bakal ada namanya cuti-cuti lagi" jawab Tamara Yakin.
"Akhirnya kamu datang juga Tama, kamu tahu nggak tanpa kamu pekerjaan agak sedikit terbengkalai, baguslah kalau nggak akan ada lagi cuti-cuti mendadak sekarang kamu boleh bergabung dengan yang lain" perintah si owner.
"Siap bos! Terima kasih Bos"
Tamara segera menganti seragamnya dengan seragam restoran tempat dia bekerja. Kemudian dia segera bergabung dengan teman-temannya yang lain, dengan penuh semangat dia segera membantu pekerjaan teman satu profesinya. Untungnya Tamara mempunyai owner yang baik seperti bosnya ini yang pengertian dan suka menolong karyawannya.
"Hai semua...." sapa Tamara saat bergabung dengan yang lainnya.
"Astaga ya ampun akhirnya...ternyata Lo bisa balik gabung lagi sama kita Tama" seru satu teman seprofesinya.
"Hahaha..... kalian ini perhatian banget sih, gue sangat terharu guys, makasih ya" ucap tulus Tamara.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mariska baru saja tiba di halaman kediamannya dan melihat mobil sang suami tercintanya sudah ada di garasi, Mariska pun bergegas masuk dan melihat sang suami sedang duduk bersantai di gazebo sambil membaca buku.
"Pa... tumben banget udah pulang jam segini?" tanya Mariska heran.
"Mama ini aneh banget, pulang cepat dikatain tumben, nah giliran pulang malam saja di omelin jadinya semuanya serba salah, nggak tahu harus pulanya kapan supaya benar tidak disalahkan" protes sang suami.
"Assaalamualaikum...." sapa Jemmy saat memasuki mansion orang tuannya.
"Wa'laikum salam..." jawab kedua orang tuanya.
"Oh iya Ma, Mama habis dari mana? Kenapa pengawal Mama nggak di bawah? Mama tahu nggak di luar sana itu berbahaya jika Mama jalan tanpa pengawal dan juga sopir Ma" ujar sang suami
"Haah.... Mama kok bisa nekat jalan sendiri keluar gitu sih, gimana coba kalau sesuatu terjadi sama Mama" timpal Jemmy.
"Maaf Pa, Mama lain kali nggak akan keluar sendirian lagi Pa, tadi Mama itu keluar sendirian karena Mama mau ngikutin chalenge yang lagi viral itu loh Pa, Chalenge itu untuk kalangan kelas atas gimana kita bisa keluar seperti orang-orang pada umunya yang bisa berjalan sendirian tanpa pengawalan dan sopir, nah awalnya semuanya baik-baik saja setelah Mama berbelanja lalu ke taman dan akan segera pulang, tiba-tiba tas Mami di jambret seseorang Pa huhuhu.....! Ucap Mariska mengadu.
"Terus Mama nggak apa-apa kan?" tanya Jemmy langsung.
"Mama nggak apa-apa nak, untungnya tadi Mama di tolong oleh seorang gadis namanya Tamara dia gadis pemberani yang dengan begitu berani mengejar dan memukul penjambret itu sampai pingsan dan dia mengembalikan tasnya Mama" jelas Mariska.
"Serius Ma, itu orang yang tadi nolongin Mama seorang cewek dan namanya Tamara" tanya Jemmy tidak percaya.
"Serius nak, dia itu cewek dan namanya Tamara tapi sayang Mami lupa nanyain nama panjangnya ataupun alamatnya, jangankan bertanya itu Mama saja sampai lupa mengucapkan terima kasih" jawab Mariska
"Berarti Mama berhutang jasa sama gadis pemberani yang bernama Tamara"ucap suaminya.
"Iya Pa, Kalau suatu hari nanti Mama bertemu dengannya Mama akan mengucapkan terima kasih, Mama juga nggak akan sungkan untuk memberikan dia hadiah, dan juga Mama akan menanyakan alamat dan nama lengkapnya, dia gadis yang pemberani dan juga cantik tipe menantu idaman Mama" jawab Mariska.
"Aku kok jadi penasaran ya Ma, bagaimana bisa ada cewek yang seperti itu, yang bisa mengalahkan seorang jambret dengan begitu mudahnya" ucap Jemmy heran.
"Kalau kamu nggak percaya ya udah" kesal Mariska pada sang anak.
"Dih Mama kok jadi marah sama aku sih, oke! Jemmy mengalah" pasrah Jemmy.
"Kok namanya mirip banget sama Tamara yang gue kenal, tapi ah masa sih Tamara bisa melawan jambret dianya saja begitu lembut dan anak yang baik" guman Jemmy tapi masih bisa di dengar Mamanya.
"Wah...wah...wah... ternyata anak Mama sedang berguman tentang seorang cewek yang namanha juga sama dengan penolongku, wah bentar lagi kita bakal punya mantu Pa" ucap Mariska dengan girang.
"Nggak tahu Ma, aku pergi dulu, oh iya lain kali Mama jangan pergi-pergi keluar sendirian lagi" ucap Jemmya.
Jemmy pun bergegas ke kantor sambil diam-diam menyuruh orang untuk mencari tahu tentang kejadian yang menimpa sang Mama tercintanya.