Menurutku dia adalah wanita hebat, di lihat dari segi sudut yang tepat. Tapi tidak semua orang memandang dari segi yang sama. Karena keberadaannya yang di takdirkan lahir dari seorang ibu yang merupakan germo di sebuah club malam.
Membuat semua orang memandang remeh, dan rendah. Namun, atas kemampuannya dalam bermain billiard cue, ia aman dari keinginan laki-laki untuk meraup tubuhnya yang sexy. Bahkan mereka hanya mampu mengelap ludah melihat kecantikan Aneska.
Begitu pun dengan lelaki yang akan menjadi calon suaminya yang selalu memandang buruk tentangnya.
Lelaki yang kaya dan juga dingin, banyak wanita yang tergila-gila dengan ketampanannya. Tuan muda Arya Brasetyo, yang terlahir dari keluarga Kaya se- Asia harus bertemu dengan wanita serendah Aneska, menurutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Riskiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah Viona and Rey
" Kamu akan pergi kemana?" Tanya Rey melihat Viona sudah tampil rapi dan cantik sepagi ini. Tepat di depan pintu Apartement Viona, Rey berniat untuk menekan bel namun Viona telah terlebih dahulu membuka pintu.
" e..ke rumah Arya!" Ucap Viona sambil memutar bola matanya dengan lengah. Tidak senang dengan kehadiran Rey.
" Lalu dimana waktu untukku Vio? Kamu terlalu sibuk dengannya. Apakah kamu tidak memiliki waktu untukku?" Tanya dokter Rey sambil memegang kedua tangan Viona.
" Rey, lepaskan! Kamu tau benar kan. Arya adalah masa depanku, dan itu tidak pernah berubah, beribu-ribu kali kamu bertanya, jawabanku akan tetap sama!" Jawab Viona menepis tangan Rey yang selalu memohon kepada dirinya.
" Jangan usik dia lagi Vio, dia sudah mempunyai istri. Biarkan mereka menjalankan rumah tangganya dengan baik." Jelas Rey menatap Viona.
" Apa? Bagaimana denganku? Aku tidak bisa membiarkan istri palsunya memiliki Arya. Arya hanya milikku!" Ucap Viona.
"Ada aku Vio, aku sangat mencintaimu." Ucap Rey memperjelas perasaannya lagi.
" Dan aku tidak pernah bisa mencintaimu Rey." Ucap Viona melipat kedua tangannya di depan dada. Dan membuang muka.
" Kamu tidak akan kemana-mana hari ini!" Ucap Rey mengangkat barang yang Viona sukai. Yaitu tas brended keluaran terbatas.
Dan hanya sekitar dua atau tiga di dunia. Membuat Viona yang mendengar tuturan Rey menoleh ke arahnya. Dan benar saja, Viona langsung menyunggingkan senyumnya dengan lebar. Matanya langsung membulat.
" Kamu, kenapa kamu bisa mendapatkan tas ini?" Ucap Viona tak percaya, kelemahannya selalu membuat dirinya masuk ke dalam jurang yang sama.
Walaupun Viona tidak menginginkan kedatangan Rey, namun Rey mengetahui titik kelemahan wanita yang membuatnya tergila-gila.
" Apa yang tidak untukmu sayang!" Ucap Rey tersenyum senang karena telah berhasil menghasut Viona lagi.
Rey langsung membawa masuk kembali Viona ke dalam Apartement mewahnya. Dengan hanya sebuah tas brended limitid edition berhasil membuat Viona tidak pergi dan menetap di pelukan Rey.
Nyatanya Rey mengetahui semua keinginan Viona. Yaitu menyukai semua barang-barang brended yang terbatas. Bukan Viona tidak mampu membelinya sendiri, namun Viona selalu di dahului oleh pelanggan lainnya. Dan entah mengapa Rey mempunyai cara untuk terlebih dahulu mendapatkan barang brended tersebut.
Dengan cepat Rey mengantar Viona masuk ke dalam kamarnya. Rey hafal betul letak kamar Viona, disana tempat biasanya dia melepaskan nafsu bir*hinya bersama Viona.
Bagaimana Rey tidak mencintai Viona, bahkan keperaw*nan Viona terlebih dahulu ia miliki. Bahkan tubuh Viona yang sempurna tidak dapat Rey lupakan. Rey yang terkenal pendiam dan tidak memiliki sosialita dengan wanita lain, membuat Rey menetapkan hati hanya kepada Viona. Yaitu kekasih sahabatnya sendiri.
Viona membiarkan Rey menyentuh tubuhnya, Viona sudah mendapatkan barang yang ia sukai, apa salahnya di balas dengan kepuasan kepada Rey.
Rey mer*up bibir Viona dengan rakus, bahkan tanpa barang terbatas yang ia sulit dapatkan tersebut, ia tidak bisa menyentuh tubuh Viona, bahkan Viona tidak akan mau meluangkan waktunya untuk Rey.
Bibir Rey menyapu bergiliran, dari bibir hingga ke jenjang leher Viona. Sambil tangan yang terus menyelusup dan mencengkram gundukan sintal yang menggair*hkan. Melempar tubuh Viona ke spring bad bersamaan dengan dirinya yang ikut menindihnya. Membuka baju Viona dengan k*sar hingga di lempar ke sembarang arah.
Rey tidak akan membuang kesempatannya untuk menikmati tubuh yang membuatnya tidak bisa lupa hingga tergila-gila. Memberi pemanasan dengan menyapu bib*rnya dengan lembut ke semua tubuh Viona yang menimbulkan sensasi menggelitik hingga menimbulkan des*han kecil dibibir Viona.
" *h Rey...euh!! " Des*h Viona menikm*ti setiap sentuhan Rey.
Setelah pemanasan, akhirnya Rey menyatukan diri yang membuat Viona melenguh hebat dan cengkraman berpindah kepada bahu kekar Rey.
" *hhhhhhhhhh! " meleng*h hebat.
Menghent*kknya hingga menimbulkan lenguhan-lenguhan di kamar yang sebelumnya sunyi dan decitan ranjang tidur Viona. Sambil bib"r yang selalu menyapu dan saling memaut. Sekitar sejam mereka menikmati hubungan intim panas itu. Yang di akhiri dengan erangan kuat dari keduanya karena klimaks terakhir. Nafsu mereka terpenuhi.
Viona menarik selimut dan membelakangi Rey, setelah membuang nafasnya yang terengah-engah Rey memeluk Viona dari arah belakang.
" Ada apa sayang?" Tanya Rey melihat Viona membelakanginya.
Viona selalu menyesal karena perbuatannya yang telah terlanjur itu, Yaitu terlanjur memberikan keperaw*nannya dengan Rey. Yang membuat dirinya tidak berani menyentuh Arya lebih dari sekedar ciuman. Itulah ketakutan terbesar Viona jika Arya mengetahui kebenarannya.
" Ini salahmu Rey, andai saja saat itu kamu tidak merayuku. Aku tidak mungkin terlena di pelukanmu! Mengapa kita di pertemukan. Aku berharap tidak pernah mengenalmu! Kamu mempersulitku dalam hubunganku bersama Arya!" Teriak Viona frustasi dan menepis tangan Rey yang berusaha untuk menyentuhnya.
" Vio, apa kamu menyesal? Kamu juga ikut menikmati. Coba tanyakan sekali lagi kepada hatimu, apakah kamu benar-benar mencintai Arya atau hanya sekedar terobsesi saja." Ucap Rey ikut memanas dengan perkataan Viona yang selalu mengiris-ngiris hatinya.
" Ia, aku sangat mencintai Arya. Kamu pun sudah mengetahuinya sudah dulu. Kamu yang menjebakku." Ucap Viona tidak mau disalahkan. Pasalnya, mereka melakukan karena saling terhanyut dalam kenikmatan tersebut.
Namun Rey tidak pernah menyerah merebut hati Viona, Rey tidak pernah lelah walaupun beribu- ribu kali penolakan dari Viona. Beribu- ribu kali penghinaan dan sudah biasa bagi Rey jika Viona terus mempersalahkan dirinya. Itu pun tidak membuat Rey menyerah.
" Andai kamu mencintainya, kamu pasti menolakku untuk mengambil mahkotamu. Dan juga bukankah aku sudah menjadi pria baik, karena masih mau mempertanggung jawabkan perbuatanku. Sampai saat ini aku masih menginginkanmu menjadi teman hidupku! Tapi kamu malah menginginkan Arya yang bahkan belum menikm*ti tubuhmu! Lihatlah, apakah Arya bisa menerimamu jika tau kamu sudah tidak virgin lagi, apalagi jika keperawanmu terenggut oleh sahabatnya sendiri. Aku yakin jika Arya tau, sesuatu yang tidak kamu inginkan akan terjadi. Dan yah, kurang baik apa aku, masih mau menutupi semuanya demi permintaanmu!" Jelas Rey sambil berdiri mengambil pakaiannya dan bergegas meninggalkan Viona. Sambil membanting pintu kamar Viona.
Dimana itu hanya kalimat ancaman, Rey juga takut jika sampai hubungannya terbongkar. Takut jika Arya tau, takut jika Brasetyo tau. Dimana kedua orang tersebut, orang yang sangat berjasa bagi hidupnya. Dimana dirinya malah mengkhianatinya dan mengecewakannya.
" Brengs*k..!!! Arghhhhhhhhhhhhhhhhhh" Viona mencengkram rambutnya sendiri. Dia benar-benar frustasi mendengar kalimat yang selalu menghantui fikirannya. Rasa bersalah yang tidak bisa ia perbaiki. Dimana Viona begitu takut kehilangan Arya, jika Arya sampai tahu kebenarannya.