Pernikahan Arika dan Arian adalah pernikahan yang di idam-idamkan sebagian pasangan.
Arika begitu diratukan oleh suaminya, begitupun dengan Arian mendapatkan seorang istri seperti Arika yang mengurusnya begitu baik.
Namun, apakah pernikahan mereka akan bertahan saat sahabat Arika masuk ke tengah-tengah pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~Part 16 ~Mengizinkan menikah lagi~
"A-pa maksud perkataanmu, sayang?"
Arika mengerutkan keningnya. Padahal ia hanya ingin bercanda dengan suaminya.
"Astaga mas kamu kenapa?" tanya Arika memegang pipi sang suami. "Aku hanya bercanda."
"Mas enggak suka," ucap Arian terlihat kesal, tetapi hatinya sudah merasa lega.
"Maafin aku ya, sayang." Arika berdiri dan memeluk tubuh suaminya.
Arian membalas pelukan istrinya, hatinya benar-benar khawatir dengan setiap ucapan istrinya yang tertuju kepada pengkhianatannya.
"Yaudah mas mandi dulu sana." Arika melepaskan pelukannya.
"Cium dulu." Arian mencium bibir istrinya dan memperdalam ciuman mereka.
Mereka sama-sama menikmatinya hingga tak sadar akan situasi masing-masing. Mereka seakan lupa dengan dunia.
Arian mendudukan sang istri di meja tanpa menghentikan ciuman mereka. Saat hendak menurunkan handuk Arika tiba-tiba saja Arika menahannya.
"Mas gak bisa."
"Kenapa, sayang?" tanya Arian dengan suara penuh hasrat.
"Aku haid." Arika jadi merasa bersalah kepada suaminya.
Arian seketika terlihat kecewa, ia menurunkan Arika dari atas meja.
"Maaf."
"Enggak apa-apa." Padahal Arian sudah berpikir jika istrinya hamil sebab Arian mengatahui Arika sudah telat datang bulan satu minggu lalu.
"Mas kamu marah?" tanya Arika menahan tangan suaminya.
"Marah buat apa?"
"Kamu kecewa, kali ini kita gagal lagi."
"Mau gimana lagi?"
"Kamu bisa menikah lagi, mas." Ucapan itu membuat Arian menatap lekat istrinya.
Tangan Arika mulai terlepas dari genggam Arian. Arian menatap dalam istrinya.
"Kamu menyuruh mas nikah lagi?"
"Iya mas, a-ku enggak bisa memberimu keturunan. Aku mengizinkan mu menikah, tapi dengan syarat kamu menceraikan-"
PLAK!
"STOP MENGATAKAN HAL YANG MEMBUATKU MARAH ARIKA!" teriak Arian saat melayangkan tamparan untuknya.
Arika memegang pipinya yang baru saja di tampar. Ia menatap Arian dengan mata berkaca-kaca.
Tangan Arian bergetar sangat hebat saat menyadari perbuatannya.
"Sayang? Maafin mas." Arian meraih tangan Arika, tetapi di tepis kasar.
Air mata Arika turun membasahi pipinya. Ia tidak pernah menyangka Arian akan menamparnya.
"Kamu benaran nampar aku mas?" tanya Arika, wanita itu terduduk di lantai.
"Ma-s kebablasan, sayang. Mas marah dengan ucapan kamu. Mas enggak suka saat kamu mengatakan hal itu. Mas hanya ingin anak dari rahim kamu bukan dari wanita lain, dan jangan pernah menyuruh mas untuk menikah lagi." Arian ikut duduk dan mengenggam tangan istrinya, menciumnya.
"Kamu bisa menyiram tanganku pakai air panas, Arika. Lakukan hal itu sayang, tangan ini yang menamparmu." Arian menuntut istrinya berdiri dan ingin mengajaknya ke dapur.
Arika menghentikan langkahnya membuat Arian juga berhenti.
"Sayang?"
"Jangan melakukan hal bodoh, mas." Arika memeluk suaminya dengan erat.
Hal itu membuat Arian tersenyum dan membalas pelukan istrinya.
"Maafin aku mas sayang." Arika menatap keatas.
"Mas yang seharusnya minta maaf. Tapi mas minta jangan bicara seperti itu lagi, mas enggak suka."
Arika mengangguk dan tersenyum.
Arian berulang kali mencium pucuk kepala istrinya.
"Mas akan mandi dan berangkat ke kantor."
Arika mengangguk dan mengizinkan suaminya untuk mandi. Ia pun memakai pakaiannya.
Menurutnya ia tidak bisa keras kepala saat bertengkar. Jika ia memakai ego dan Arian juga berpikir dengan ego maka masalah tidak akan pernah selesai.
Selesai berpakaian, ia membuatkan sarapan untuk mereka.
...----------------...
Siang hari, Arian mendatangi apartemen di mana Ema tinggal.
"Akhirnya kamu datang juga mas." Ema langsung memeluk Arian.
"Aku capek Ema." Arian langsung merebahkan badannya di sofa.
"Kenapa? Apa banyak pekerjaan di kantor?" Ema sengaja perhatian dan tak marah-marah hari ini, ia memijat bahu Arian.
"Aku habis bertengkar dengan Arika tadi pagi."
Senyuman Ema langsung mengembang mendengarnya. Ini lah momen-momen yang ia tunggu-tunggu.
"Kenapa kalian bertengkar?"
"Ini masalah anak. Ia menyuruhku menikah lagi. Dan aku tak sengaja menamparnya."
"Bagus dong."
Arian mengerutkan keningnya dan menatap ke samping. "Apanya yang bagus?"
"Ma-ksud aku, bagus jika Arika mengizinkanmu menikah lagi. Kita tak perlu sembunyi-sembunyi lagi."
"Tidak akan, kamu gila? Arika memang mengatakan hal itu, tapi dia hanya menguji kesetiaanku. Dia tidak benar-benar mengizinkan ku menikah lagi. Dia memberi syarat jika aku menikah lagi, Arika menyuruh aku menceraikannya dan aku tak ingin."
Ema merasa kesal dengan lelaki tersebut. Apa yang telah Arika berikan kepada kekasihnya? Hingga secinta itu Arian kepada Arika.
Memberikannya anak saja Arika tidak bisa. Dan dari sudut pandang pun ia masih di atas wanita itu, tapi mengapa Arian sangat mencintainya.
"Aku buatin kopi, ya? Biar capeknya mereda. Nanti aku pijetin juga."
Arian memejamkan matanya dan hanya mengangguk saja.
"Makasih, sayang," ucap Arian membuat Ema senang. "Arika."
jangan sampe ya ansk2 Arka jatuh cinta ke ank Ema, kr mereka satunya cuma beda ibu/Cry//Cry/
hari ini juga dobel up, ya.
Arian memang oon dan tak punya hati
rasain, siapa anak yang dilahirkan Ema bukan anakmu. Ema dan Arian makin bagai neraka rumah tanggamu, ternyata Arika memiliki anak, tuduhan ibumu dan a jika dia mandul tak terbukti bahkan menganding anakmu Arian, selamat menikmati penderitaan yang kai ciptakan sendiri bersams Ema Arian.