Kristal Hati EGI

    "Bang kenapa melamun terus?" Ferry mendekati sambil tersenyum , wajahnya masih memar sedikit karna belum pulih secara keseluruhan.

" nggak , abang hanya rindu mamah dan papah, Btw gimana masih sakit?" Egi menyandarkan kepala Ferry di pundak lelah nya. Kedua matanya berkaca - kaca , sebetul nya ia bukan rindu saja pada kedua orang tua nya tapi rindu juga dengan manja nya Arin. Ia tau bukan hal gampang untuk berpura manis , karna semua kenangan itu terus menghantui pikiran dan hatinya. Terkadang ia sering lupa akan gumam nya yg di dengar secara pelan oleh Aura . Seakan tidak ada yg mendengarkan nya.

" sedikit sih bang, aku juga rindu , karana aku belum sempat untuk berziarah ke makam mamah dan papah." Ferry mengusap pipi Egi dengan sedikit tersenyum.

     " Ferrrr"suara keras Auly dari arah pintu utama,gadis gendut itu berlari sambil membawa plastik berisi buah dan kue buatan mama nya.

   " Apaan sih Ol?aku kaget tau" Ferry membalikan badannya , Auly pun memberikan plastik itu sambil nyengir . Membuat Ferry makin cinta.

  " Aku bawa buah dan kue untuk mu dari mama, Btw aku mau manggung lagi, tapi nggak seru rasanya tanpa kamu, hahahaha" tawa Auly menghiasi hati Ferry seakan hidupnya lebih berwarna lagi, keseruan mereka itu membuat nya bahagia.

   " Ly thank ya, kita jalan yuk, abang mau makan bakso di langganan. " Egi memberikan senyuman manis nya seakan tidak terjadi suatu kerapuhan .

   "Asik bakso........yam.....Hehehe mantap bang" Auly membayangkan bakso itu sambil nyengir , tangan besar itu .merengkuh Ferry yg tengah asik menikmati obrolan itu sambil menatap penuh cinta gadis itu.

    " yuk nunggu apa lagi, mari kita jalan" Egi mengambil kunci mobil nya tak lupa menutup pintu terlebih dahulu, wajah nya berseri - seri.

     Mereka dengan bahagia telah sampai di sana karna tempat nya tidak jauh. Di sana juga ada Arin sedang makan bakso bersama Arga. Dengan mesra. Egi seketika langsung mundur dan memutar lagi, pantas hatinya sangat kacau karna dia bertemu gadis yg telah menyakitinya .di tambah hal mesra di lihatnya semakin sakit hati itu, rasanya luka itu terbuka lagi.

   " loh bang napa kok balik lagi?" Ferry dengan penuh tanya menghiasi wajah nya . Egi hanya termangu dalam diam nya dua butiran bening terjun menghangatkan pipi nya.

  " Ah tidak kok, ramai ada wartawan , nggak seru , lebih baik makan bakso di dekat rumah kak Aura saja sekalian main ke rumah nya boleh ya?" Egi berusaha menyembunyikan air mata nya sambil fokus ke arah jalanan.

  " ini pasti karna ada kak Arin dan pacar barunya ya bang?" Auly menatap dengan penuh penasaran karna dia juga melihat nya walau sekilas.

" iyah, abang rasa luka ini terasa lagi, meski berusaha tegar, semua itu jelas apa lagi dia bermesraan tadi, jujur sangat perih, ketika mengingat masa indah dulu bersama nya " Egi berusaha menutupi sakitnya dengan senyuman manis yg nyata nya pahit .

" sabar ya, kita jalan - jalan aja, biar seru, aku sedih loh ngeliat abang yg seperti ini " Auly menyandar ke pundak lelah Egi. Ferry berpura manyun membuat Auly semakin cinta.

" cemburu ya ? Tenang aku hanya milik mu Fer, " Auly menarik hidung nya sambil tersenyum menggoda agar Ferry tergoda.

" hahahahah" tawa Ferry meledak membuat Auly menggelitik perut nya , seketika Ferry langsung lemas.

" kamu ya Fer " tangan Auly makin cepat menggelitik perut Ferry sampai lemas dan batuk.

" Ampunnnnn Ol Ampunnnn uhukkk " Ferry lemas menyandar ke kursi . Egi hanya tertawa sambil menyeka sedikit air mata nya, hiburan kecil mereka membuat nya sedikit terhibur.

' Terimakasih , kalian telah membuat abang sedikit terhibur ,meski semua belum bisa sirna begitu saja ,dia masih menghantui pikiran abang' batin Egi memandangi mereka.

Sejauh kapal berlayar, pasti akan kembali ke pelabuhan awal tetapi cinta Arin tak pernah kembali pada Egi , mungkin dia lebih bahagia bersama Arga di bandingkan Egi.

Sekarang hanya sebuah luka yg menemani Egi selain Ferry dan Aura. Hidup nya sangat hancur di kala semua harapan cinta telah tersirnakan begitu perih nya bagi nya, rasa tuk membuka hati begitu berat di kala semua itu terasa lagi .setiap ia melihat sepasang kekasih yg manja - manjaan dengan bahagia . Sedangkan ia hanya duduk termangu dalam seribu kebingungan nya mengapa semua harus terjadi di hidup nya. Perjalanan hidup memang tak selalu mulus, banyak krikil kecil menghadang .

Sementara di rumah, Arin sedang melakukan Gym , setelah sibuk melakukan aktivitas nya sebagai seorang penyanyi muda. lekuk tubuh indah itu semakin membuat para kaum Adam tergila - gila.

Dia berjalan menuju ruang tengah dengan handuk mini di pundak nya , memakai setelan sport berwarna pink , rambut panjang itu di kuncir . Di ruang tamu sudah ada Arga sedang duduk menikmati susu hangat nya buatan Ibunda Arin. senyum itu dia berikan pada gadis yg harus nya menjadi istri Egi.

" Morning say, seru nih kita jalan bareng yuk" Arga merapihkan rambut Arin dengan senyuman itu terus terpasang.

"Morning , aku merasa bersalah sih, diriku meninggalkan Egi di saat dia mencintai ku dengan tulus, semua karna hasrat itu" Arin mengambil segelas susu yg ada di samping kiri gelas susu Arga.

" Kamu jangan pernah tersiksa dengan kesalahan ini, aku tau dia masih belum bisa melupakan hubungan.terlarang kita, aku mau kau fokus pada karir mu terus supaya semakin bersinar, walau aku tau perbuatan kita salah, tapi semua ini sudah menjadi takdir sih, So aku sendiri masih belum berani menemui Egi untuk meminta maaf lagi" Arga menyeka sisa keringat Arin yg jatuh ke pipinya.

" iya sih, aku mau ke kamar dulu ya, mengganti pakaian " Arin mengangkat bokong nya menuju ke kamar nya.

Arga hanya terdiam sambil memandangi gadis cantik itu.

Di kamar , Arin memandangi boneka panda love pemberian Egi dulu, ternyata dia masih mencintai Egi . Tapi dia tau semua salah nya tak mudah bagi nya bisa kembali ke pelukan seorang Eginando.

Hiks Gi, aku masih menyayangi mu, tapi semua tak lagi sama, aku sendiri yg telah menyakiti hati mu, aku hanya memikirkan karir dan hasrat semata nggak pernah memikirkan perasaan mu yg hancur karna ku ini,aku sungguh menyesal ,tapi aku nggak bisa menjadi teman mu lagi, karna nanti aku dan Arga mau melaksanakan pernikahan. Jujur Gi aku pengen nikah dengan mu, tapi kedua orang tuaku dan orang tua nya sudah menyusun semua untuk pernikahan kami, jujur aku minta maaf Gi. Aku harap bisa dateng. " gumam Arin menyeka satu per satu butiran bening yg jatuh ke pipi nya.

" Nak, semua udah telat, sebentar lagi pernikahan mu dengan Arga di laksanakan. Dulu kau mempermainkan perasaan nya Egi , sekarang penyesalan itu datang , Ayah tau kau belum bisa mengikhlaskan semua itu tapi mau bagaimana lagi, sekarang Egi udah bahagia dengan luka nya." Ayah Arin menghampiri sambil tersenyum , menyeka pelan air mata sang putri .

" kau benar yah, aku salah" Arin menyeka air mata nya sambil menatap sendu sang ayah, meski hatinya masih ingin bertemu dengan Egi tapi dia tetap menghargai keputusan keluarga nya .

Ayah Arin hanya tersenyum sambil memeluk sang putri. Senyum itu begitu manis tapi tak semanis luka hati dari Egi. Keputusan Arin menikahi Arga hanya.untuk membalas budi dari pria itu selama.ini dia selalu menghiburnya dan mampu membuat nya berpaling dari Egi.