Terlahir dengan tubuh fisik yang sangat lemah, Satria selalu di intimidasi oleh orang-orang sekitarnya. Namun kebangkitan kekuatan merubah segalanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Simpatict, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Satria sangat terkejut dengan perkataan Shinta, bagaimana dia bisa mengetahui penyamarannya.
"Bibi mengetahui penyamaranku?," tanya Satria.
"Kamu kekasih ku sekarang,tidak boleh memanggilku bibi saat berdua,aku sangat mengenalmu,mana bisa ditipu hanya dengan penyamaran,aku mengetahui kemampuanmu dengan baik," jelas Shinta.
Satria menghela nafas lega. "Shinta,kamu sangat baik padaku dan aku mulai menyukaimu sebagai pasangan setelah mengetahui keseluruhan cerita nya,tapi apa kamu sabar menunggu aku dewasa dan kuat untuk menghancurkan Alam Rahasia tingkat S,yang mengorbankan orang tua kandungku?." Ucap Satria sembari memegang tangan Shinta.
"Maaf jika aku egois karena menyukaimu dengan usia selisih 13 tahun,tapi aku benar-benar tidak ingin kamu dimiliki oleh orang lain, setidaknya aku harus menjadi kekasihmu yang pertama," kata Shinta.
Mobil berhenti tepat di depan gedung tinggi markas besar guild Jiharki, Shinta membawa Satria memasuki ruangannya sebagai pemimpin guild, dengan terbang langsung ke lantai 12.
Kemudian Shinta duduk di meja kerjanya, sementara Satria duduk di sofa.
"Shinta,kamu melakukan ini,bukan karena tidak ingin aku bersedih kehilangan seseorang sahabat?," tanya Satria.
"Tentu saja tidak,aku sudah kembali ke rumah orang tuaku,tapi hanya dalam beberapa hari aku sadar,tidak bisa jauh darimu, awalnya aku mengira perasaan itu akan hilang dengan sendirinya,tapi malah semakin menjadi-jadi," bantah Shinta.
"Ruangan ini sangat luas, pemandangan kota juga sangat indah,bersama dengan wanita yang sangat indah, rasanya sempurna," ucap Satria.
Shinta tersenyum manis dan berjalan menuju tempat Satria. "Kamu ini,aku sudah lama tidak ke kota ini,sudah banyak hal yang berubah,tapi aku tidak menyesal,karena aku bersamamu."
Satria bangkit dan memeluk Shinta dengan erat. "Hidup ini adalah milikmu,jika kamu memintanya,aku akan menyerahkan nya." Ucap Satria sembari mengelus rambut Shinta.
"Aku tidak menginginkan hidupmu,tapi dirimu sepenuhnya,jadi jangan pernah berfikir untuk mengorbankan diri demi aku." Kata Shinta setelah mengecup Satria.
"Permisi,nyonya Shinta,aku sudah bersiap untuk bertugas." Ucap seseorang dengan terbata-bata,kerena melihat Satria sedang berpelukan dengan bosnya.
"Lili,kalau memasuki ruangan itu ketuk pintu dulu." Tegur Shinta setelah melepas pelukannya.
"Maaf,aku tidak tahu jika Satria sedang berada di ruangan anda," jawab Lili.
"Cukup memalukan ketahuan pacaran dengan siswa akademi,tapi sudahlah, lagian sudah terlanjur cinta," batin Shinta.
"Kemari lah Lili,ada yang harus kamu lakukan,karena alam rahasia kelas A ditutup sementara,kamu pergi ke lokasi alam rahasia kelas B yang berada di wilayah selatan kota," perintah Shinta.
"Baik Nona Shinta,tapi sejak kapan anda mengenal Satria?," tanya Lili.
"Mau tau saja,sudah sana bekerja,nanti saya kasih bonus untukmu." kata Shinta.
Lili meninggalkan ruangan dengan gembira karena bonus yang dijanjikan oleh Shinta.
"Shinta,kenapa kamu mempekerjakan anak dibawah umur?," tanya Satria.
"Di kota ini,bahkan seluruh dunia,tidak masalah jika orang berusia 16 tahun bekerja paruh waktu,asalkan memiliki kesaktian,jika orang biasa maka tidak di ijinkan," jawab Shinta.
Terdengar suara gemuruh dari perut Satria. "Aku lapar,ayo makan dulu, dari tadi di ajak pacaran mulu,tidak dikasih makan." protes Satria.
Shinta tersenyum kecil. "Ya sudah ayo makan malam bersama,tapi ganti seragam kamu, nanti jadi pusat perhatian kalau aku jalan dengan siswa akademi."
Setelah Satria berganti pakaian, mereka berdua keluar dari ruangan kerja lalu pergi menuju restoran menggunakan mobil.
"Shinta, daripada pergi ke restoran,lebih baik cari warung pinggir jalan saja,kelamaan nunggu makanan siap," kata Satria.
"Oke,kita cari warung cepat saji,kebetulan ada warung di depan," balas Shinta.
Berdua makan malam dengan gembira,setelah itu Shinta mengantarkan Satria kembali ke rumahnya. "Satria,besok aku akan menjemputmu lagi,kamu beristirahat yang cukup," kata Shinta.
"Baiklah,aku masuk dulu,kamu berhati-hati lah,tuan kota sepertinya sangat galak." Balas Satria seraya mengecup kening Shinta.
Shinta tersenyum manis lalu mengangguk.
"Maafkan aku kakak Liana,aku mencintai putramu, berbahagialah disana ibu mertua." Batin Shinta saat melihat Satria berjalan memasuki rumah.
.....
Keesokan harinya.
Seluruh siswa baru telah berkumpul di depan portal alam rahasia.
"Itu adalah portal alam rahasia tingkat D,kalian bersama tim masing-masing memasukinya untuk berburu monster sebanyak mungkin,alam rahasia sungguhan sangat berbeda dengan simulasi waktu itu,jika salah satu dari kalian terbunuh,itu akan benar-benar berakhir,jadi berhati-hati lah," ucap Alia.
"Sekarang kalian semua memasuki portal,setelah kalian mendapatkan peralatan,yaitu satu bilah pedang dan setelan perisai kelas D,jika ada yang belum mengetahui cara mengenakan setelan perisai,kalian hanya perlu menggunakan kekuatan mental untuk terhubung dengan armor,setelah terhubung,armor akan dikenakan oleh kalian secara langsung,tanpa perlu repot-repot berganti pakaian," jelas Alia.
Semua siswa mendekati setelan perisai yang melayang di udara,setelah semuanya mengenakan armor,para siswa mulai memasuki alam rahasia satu persatu.
Satria,Bayu, Luna dan Ani dalam tim yang sama,mereka berempat bergerak cepat menuju kedalaman hutan di alam rahasia. "Luna,kamu lacak keberadaan monster dan siswa lain yang terdekat,jika ada siswa lain,kita harus menjauh,supaya tidak terjadi keributan yang tidak perlu," kata Satria.
"Tapi,aku merasa jijik melihat kelabang," keluh Luna.
"Kamu tidak akan merasa jijik,kelabang sepanjang tiga meter tidak membuat jijik,tapi malah menyeramkan," jelas Ani.
"Kenapa sih kita harus berlatih di alam rahasia yang dihuni oleh kelabang,kenapa bukan yang berisi macan saja," ujar Luna.
Krusuk!!! krusuk!!!! suara binatang melata melintasi dedaunan kering,mereka berempat menoleh secara bersamaan. Seekor kelabang sepanjang tiga meter bergerak cepat dan menyerang Satria dan lainnya menggunakan kakinya yang tajam. "Awas." Kata Satria sambil mendorong Ani menjauh, kemudian menggunakan pedangnya untuk memotong salah satu kaki kelabang.
Satria berteleportasi ke kiri dan kanan kelabang secara bergantian, memotong satu persatu kaki kelabang,hingga habis tanpa sisa. "Ani,habisi kelabang itu,supaya kamu mendapatkan poin terlebih dahulu," kata Satria.
Ani menurut dan menghabisi kelabang dengan pedangnya. "Terimakasih," ucapnya.
Satria yang memimpin tim kali ini,karena Luna masih ketakutan melihat kelabang yang begitu besar.
Satria melakukan tindakan yang sama pada kelabang lainnya sepanjang waktu. "Luna,kali ini giliran mu untuk mendapatkan poin,kamu seharusnya tidak takut pada apapun sebagai kesatria wanita." Ucap Satria sembari melingkari pinggang Luna, membawanya mendekati kelabang yang sudah tidak berdaya.
Dengan takut-takut,Luna menebas kelabang,hingga akhirnya terpotong menjadi dua bagian.
Untuk menghindari kecurangan,akademi menyiapkan perangkat yang dapat mendeteksi siapa yang menghabisi kelabang,jadi meskipun memiliki banyak cangkang kelabang,itu tidak dihitung sebagai poin.
Perjalanan dilanjutkan,Luna yang awalnya takut kini sudah mulai menggunakan kemampuan spiritual nya untuk mendeteksi keberadaan kelabang,hingga perburuan tim Satria menjadi semakin efisien.
"Satria,ada tim Mimi dan Arvan yang bergerak ke arah kita,apa yang harus kita lakukan?," tanya Luna.
"Biarkan saja mereka ke sini, sepertinya ada yang mengejar mereka, setidaknya kita bisa membantu," jawab Satria.
"Bagaimana kamu tau kalau ada kelabang tingkat B yang mengejar mereka?," kata Luna.
"Itu rahasia,jadi ayo persiapkan diri,Ani sebaiknya mundur untuk menghindari situasi yang berbahaya," perintah Satria.
Beberapa saat kemudian,Arvan dan Mimi tiba di posisi Satria dan lainnya berada,terlihat di belakangnya ada seekor kelabang sepanjang 10 meter yang mengejar.
"Satria,bantu aku melawan monster itu." Reflek Mimi ketika melihat Satria berada di depannya.
Satria tidak menjawab, hanya berteleportasi menuju ke atas kepala monster kelabang dan menusukkan pedangnya. Kelabang raksasa meronta dan melemparkan Satria ke atas. "Kamu pikir bisa melahap ku setelah aku terlempar ke udara,jangan mimpi!." Teriak Satria sambil berteleportasi menuju perut kelabang dan menebasnya.
Roarrrrrr!!!! kelabang menggeliatkan tubuhnya untuk menimpa Satria yang berada di bawahnya. "Luna,tusuk bagian terlemah dari monster itu!." Ucap Satria setelah muncul di samping Luna.
Luna mengangguk dan segera menggunakan pedang terbang,namun bukan Luna saja yang bergerak,Bayu dan Mimi juga ikut melawan.
Arvan masih terengah-engah kehabisan energi.
"Kerjasama antara mereka masih sangat bagus,sayang sekali yang satu memilih orang bodoh itu." Gumam Satria dalam hati.
"Satria,apa kamu tidak ingin mendapatkan poin lebih banyak,kenapa diberikan kepada orang lain?," tanya Ani.
Satria terkekeh. "Apa gunanya poin,aku lebih suka terlihat biasa saja,lagipula aku sudah mendapatkan apa yang aku inginkan," jawab Satria.
Pernyataan Satria hanya membuat Ani menjadi penasaran.
.....