NovelToon NovelToon
My Toxic Boyfriend AIDEN

My Toxic Boyfriend AIDEN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos
Popularitas:68.5k
Nilai: 5
Nama Author: Yutantia 10

Spin off DELMAR

Gadis baik-baik, bertemu dengan badboy sekolah. Sepuluh kali putus, sepuluh kali juga balikan. Seperti itulah hubungan cinta antara Naomi dan Aiden. Perbedaan diantara mereka sangar besar, akankah cinta mampu mempersatukan mereka?

"Naomi hanya milik Aiden. Tidak ada yang boleh miliki Naomi selain Aiden. Janji," Aiden mengangkat kelingkingnya.

"Janji." Tanpa fikir panjang, Naomi menautkan kelingkingnya pada kelingking Aiden.

Janji gila itu, membuat Naomi selalu gagal move on.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

COWOK PENGUNTIT

Kepulangan Nayla, membuat Naomi lebih banyak meluangkan waktu untuk kakaknya tersebut. Ujian akhir sudah selesai, hanya tinggal menunggu hasilnya saja. Nayla sudah tidak mondok lagi setelah lulus SMA, dia mendapatkan beasiswa S1 di Mesir, dan akan segera berangkat kesana.

Selama di rumah, Nayla yang tidak ada kegiatan, mengantar jemput Naomi ke sekolah dengan motor. Hal itu membuat Naomi tak ada kesempatan untuk bertemu dengan Aiden, apalagi, sekarang Aiden sudah tidak sekolah.

Jika biasanya tiap malam Naomi dan Aiden akan VC sampai hampir tengah malam, hal itu juga terkendala saat ada Nayla. Naomi tidur sekamar dengan kakaknya itu, membuat dia mustahil VC dengan Aiden. Nyari tempat lain buat VC, itu lebih mengkhawatirkan lagi, takut ketahuan orang tuanya.

Mendengar ponsel adiknya terus berbunyi, Nayla yang sedang membaca novel, jadi terganggu. Meletakkan novel di atas meja, lalu berjalan menuju ranjang untuk melihat siapa yang terus-menerus menelepon Naomi.

"Ai," Nayla membaca nama yang ada di layar. Gambar profilnya sebuah motor sport, membuat dia langsung berfikiran jika Ai, adalah laki-laki. Mendengar suara pintu dibuka, Nayla meletakkan kembali ponsel di tempat asalnya. "Nom, dari tadi HP kamu bunyi terus. Ada telepon dari Ai."

Jantung Naomi rasanya mau copot mendengar Nayla menyebut nama Ai. Buru-buru dia mengambil ponsel yang tergeletak di atas ranjang.

"Kakak jawab?" tanyanya panik.

"Enggak."

Naomi lega mendengar itu. Dia mengecek ponsel, ada 5 panggilan tak terjawab dari Aiden. Padahal dia sudah mewanti-wanti cowok itu agar tidak telepon sebelum konfirmasi melalui pesan WA, tapi....ah sudahlah, Aiden memang sekeras kepala itu. Saat mengecek pesan, ternyata ada 10 pesan dari Aiden.

[ Aku kangen berat, Yang ]

Kesepuluh pesan yang dikirim Aiden, kurang lebih intinya sama, yakni cowok itu kangen. Segera Naomi membalas pesan Aiden, meminta cowok itu untuk tidak telepon dulu, nanti dia yang akan telepon jika ada kesempatan.

"Ai itu, siapa kamu, Nom?" tanya Nayla.

"Temen."

"Laki-laki?"

"Perempuan," Naomi terpaksa berbohong. "Ai-Aira, namanya Aira, tapi aku sukanya manggil Ai," sedikit gugup, namanya juga lagi bohong. Rasa takut, membuat seperti itu.

"Kirain cowok, soalnya PP nya gambar motor sport." Nayla kembali ke kursi belajar, melanjutkan baca novel.

"Cewek kok." Naomi meletakkan ponsel ke atas nakas, lalu mendekati Nayla. "Lagi baca apa?" dia berdiri di sebelah kakaknya tersebut.

Nayla menunjukkan novel yang dia baca, novel yang baru datang hari ini setelah 2 hari yang lalu dia pesan di market place. "Kamu tahukan, di pondok gak boleh bawa novel. Biasanya cuma bisa baca pas pulang, sekarang, aku mau puas-puasin baca sebelum nanti mulai kuliah dan mungkin gak sempat."

"Tapi harus sempat telepon aku," sebelah tangan Naomi merangkul bahu Nayla.

"Pastilah. Gak akan pernah lupa buat banyak cerita ke adik aku yang super pinter ini," Nayla memelototi Naomi. "Yang saking pinternya, saking cerdasnya, sampai bisa kabur dari pondok 3 kali dalam kurun waktu 6 bulan," dia sampai geleng-geleng. Tak habis fikir dengan adiknya itu, dirinya saja, yang di pesantren 6 tahun, sekalipun tak pernah ada niat kabur.

"Udah dong, jangan ngeledek mulu," rengek Naomi.

"Habisnya, kamu terlalu pemberani," Nayla tersenyum.

"Kan kelebihanku cuma itu, pemberani, gak seperti Kakak, pinter, nurut, sholehah, pokoknya kebanggaan deh."

Jarak usia mereka hanya 2 tahun. Sama-sama perempuan, membuat keduanya sering dibandingkan. Bukan orang tua, melainkan orang sekitar. Terkadang, hal itu yang membuat Naomi insecure saat di dekat Nayla. Pertama kali dia masuk pesantren, ekspektasi orang disana sangat tinggi, menganggap Naomi seperti Nayla, tapi sejak Naomi kabur, dia jadi bahan bullyan. Entah siapapun itu, selalu membandingkan dia dan Nayla.

"Apaan sih, kamu juga punya banyak kelebihan. Lebih cantik contohnya," Nayla terkekeh pelan.

"Lebih cantik apaan, buktinya Del sukanya sama Kakak, bukan aku," Naomi membuang nafas berat.

"Jangan bilang, kamu suka sama Del?" Mata Nayla membola. "Ambil aja dia buat kamu, Kakak ikhlas," dia tertawa cekikikan.

"Ogah! Aku hibahin tuh berandal sama Kakak."

Keduanya tertawa bersama. Kalau saja saat ini sedang makan, Delmar pasti keselek karena dighibahin dua kakak beradik.

"Nom, jalan-jalan yuk, mumpung minggu, pengen beli novel," ajak Nayla.

Naomi langsung garuk-garuk kepala, padahal hari ini, dia rencana mau ketemu Aiden. Sebenarnya, bukan hanya cowok itu yang kangen, dia juga kangen berat. Tapi tak mungkin dia menolak ajakan Nayla, sebentar lagi kakaknya itu ke Mesir, mereka tak akan punya waktu sama-sama lagi.

Selepas dzuhur, Naomi dan Nayla jalan ke salah satu mall yang tak jauh dari rumah mereka. Disana ada toko buku besar yang biasa Nayla datangi saat liburan pesantren. Tapi sebelum ke toko buku, Nayla mengajak Naomi makan, dia ingin menikmati kuliner Indonesia yang mungkin sebentar lagi akan sangat dia rindukan.

"Aku nanti pasti sangat merindukan ini, Nom," ujar Nayla saat dia dan Naomi menikmati soto betawi di food court mall.

"Mumpung masih di Indonesia, puas-puasin deh," Naomi terkekeh pelan.

"Nom, kamu gak pengen kuliah di luar juga setelah lulus SMA?"

Pertanyaan Nayla langsung mengingatkan Naomi pada Aiden. Hari itu, selepas Aiden menyelesaikan ujian akhirnya, cowok itu melamarnya, mengajaknya menikah setelah dia lulus SMA. Sekarang, sedang apa cowok itu? Dia rindu sekali.

Disaat rindu berat, tiba-tiba matanya melihat Aiden. Cowok dengan celana jeans dan kaos putih itu terlihat sangat tampan, berjalak kearahnya.

Naomi sampai mengucek mata. Sepertinya gara-gara penyakit malarindu, dia sampai berhalusinasi melihat Aiden.

"Nom, ditanya kok malah bengong sih?" Nayla kembali bicara.

"A-apa? Tadi nanya apa?" Naomi kehilangan fokus.

Orang yang terlihat seperti Aiden itu, tersenyum padanya, sebelum akhirnya menarik kursi lalu duduk di meja yang posisinya berada di depan mejanya. Membuat posisi mereka saat ini, saling berhadapan.

Kling

Naomi melihat ponselnya.

[ Akhirnya bisa ngeliat kamu lagi, Yang. Sumpah, kangennya sudah setengah mati ]

Naomi mengangkat wajah, menatap ke arah Aiden. Cowok itu tersenyum sambil menunjukkan HP.

Astaga! Naomi sampai senyum-senyum sendiri. Bisa-bisanya, tadi dia mengira jika Aiden, hanya halusinasinya. Tadi dia memang sempat mengirim pesan pada Aiden, bilang jika dia mau ke mall, tapi tak mengira, jika cowok itu bakal nyusulin.

"Dih, malah senyum-senyum," Nayla membuang nafas kasar. Sudahlah, dia tak mau nanya lagi, mending lanjut makan.

"Nom," Nayla menepuk paha Naomi. "Kamu ngerasa gak, cowok di depan itu, ngeliat ke arah kita terus?" wajah Nayla tampak cemas.

Naomi yang tahu siapa cowok yang dimaksud, hanya menanggapi santai, bahkan tak melihat, sibuk makan soto. "Perasaan kamu aja kali, Kak."

"Enggak, Nom, dia ngeliat kesini terus, sambil senyum-senyum. Kamu liat dulu dong orangnya." Karena dipaksa Nayla, akhirnya Naomi mengangkat wajah, melihat ke arah Aiden.

"Kamu kenal?"

"Enggak. Udah, biarin aja."

Nayla buru-buru menghabiskan sotonya, lalu mengajak Naomi meninggalkan food court, menuju toko buku. Melihat cowok itu tidak mengikuti, Nayla merasa lega. Selanjutnya, dia fokus mencari novel yang menurutnya menarik.

Sreet

Naomi hampir saja teriak saat tangannnya tiba-tiba ditarik seseorang. Untung saja Aiden buru-buru meletakkan telapak tangan di depan mulut cewek itu.

"Ai, ngagetin aja tahu gak?" Naomi mendelik kesal. Dia melihat ke arah Nayla, untung kakaknya itu sedang fokus memilih buku, tak melihat ke arahnya.

Aiden menarik lengan Naomi menuju tempat yang tak terlihat oleh Nayla.

"Akhirnya," Aiden bernafas lega. "Kangen banget, Yang."

"Lebay," Naomi memutar kedua bola matanya malas.

"Iyalah, kamu bisa bilang lebay, karena kamu gak ngerasain kayak aku. Cintaku kan lebih besar daripada cinta kamu," Aiden tersenyum simpul.

"Apaan sih, kok ngomong gitu. Aku juga kangen sama kamu."

"Kangen, tapi gak pernah bisa diajak ketemu. Mau VC juga susah."

Naomi menghela nafas berat. "Sorry, aku tidurnya sama Kak Nay, jadi gak bisa VC."

Aiden merapikan hijab Naomi, menatapnya sambil tersenyum. "Makin cantik aja sih, Yang. Jadi gak sabar pengen buru-buru ngehalalin."

Naomi mencubit lengan Aiden, baper gara-gara omongan cowok ngebet nikah itu.

"Aku ngomong sama Kakak kamu ya, pinjem kamu bentar," lanjut Aiden.

"Jangan macem-macem!" Naomi langsung melotot. Dia mengintip Nayla dari tepi rak. Kakaknya itu tampak celingukan. "Kak Nay, kayaknya nyariin aku. Aku pergi dulu ya." Naomi mau pergi, tapi lengannya ditahan Aiden.

"Entar lagi, masih belum puas natap kamu."

"Ai," desis Naomi. Matanya terus menelisik ke arah Nayla. "Jangan bikin aku kena masalah."

Aiden membuang nafas kasar, dengan berat hati, membiarkan Naomi pergi.

"Dari mana kamu?" Aiden bisa mendengar suara Nayla yang bertanya pada Naomi.

"Lihat-lihat buku disana."

Nayla dan Naomi lanjut mencari buku, sementara Aiden, memperhatikan dari jauh. Saat sedang sibuk memilih novel, tanpa sengaja Nayla melihat Aiden. Jantungnya seketika berdebar kencang. Apa mungkin, cowok itu disana karena mengikutinya? Tapi.... cowok itu tak melihat ke arahnya. Saat dia ikuti tatapan cowok itu, dia akhirnya tahu, siapa yang diperhatikan, Naomi.

1
Magichand01 86
100 bab jg ak bacaaa
༺SMB•panji༻ gaming
bagus
Mrs.Riozelino Fernandez
gpp kk Thor...justru jelas gimana cerita sebenarnya diantara mereka...
dyah EkaPratiwi
naomi kog msh mau SMA Aiden
Esther Lestari
Ternyata emang Sasa lebih bodoh dari Naomi, bodoh karena cinta dan mau2 nya hanya dijadikan budak napsu sama Aiden.
Susi Akbarini
mkasi kak buat triple up hari ini
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
duuhhhh..
sampai segitunya cinta sasa ...
cinta segi 4..
segi rumit..
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
yaa ammpuuunnn..
deg2an..
kasihan banget Aiden kalao gini
❤❤❤❤
ummah intan
semoga Istiqomah ai
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
suka kok thor ama flashbacknya.. kan jd tau alur ceritanya gimana. makasih up nya
mili
satu hal yang selalu ku suka dari author ini,cerita nya gak berbelit²...jd gak bosan bacanya
Nurhidayati
tuh kan nyambung lg..eh sbtr lg putus yaaa🫢 tetap semangat Thor💪💪🙏
airhy_10
cinta remaja memang bodoh...
Sari Kumala
lanjut ka penasaran aku
Wiwin Al Razhaf
bener nom salsa lebih bodoh mencintai Aiden... terlalu baik sih kalau Aiden dapat nomnom... sedangkan Aiden dah rusak luar dalem...
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Kalau mmg jalan ceritanya hrs begitu teruskan aja thor😊👌
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Sasa cinta butaaaaa sampai mau menyerahkan tubuhnya.
Bener kata Naomi Sasa lebih bodoh dari Naomi tapi Naomi.dpt Cintanya Aiden dan masih suci
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
gak apa2..suka kok ceritanya
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Akhirnya nyambung lagi tali percintaan mu Naomi. Semoga Aiden g bikin ulah lagi
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Akhirnya jadian lagi tapi berakhir putus karena Aiden nya nikah sama si Salsa..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!