NovelToon NovelToon
Our Wedding Dream

Our Wedding Dream

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: ann

Hanya karena logam mulia dan wasiat yang di punya oleh kakek masing-masing membuat Nathan dan Tiffani berakhir di jodohkan. Tiffani tak menyangka bahwa dia harus menikah dengan laki-laki terpandang yang terkenal dari keluarga sendok emas. Sedangkan Nathan hanya bisa pasrah dengan masa depannya setelah dia mendapatkan garis keturunan sebagai calon penerus perusahaan Kakeknya, salah satunya dengan menikahi gadis yang tak pernah dia duga sebelumnya. Bahkan perjodohan ini membuat Nathan harus menyerah untuk menikahi sang pujaan hatinya yaitu Elea.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wedding Day (1)

Hari yang tak pernah Tiffani duga telah tiba. Saat ini perempuan tersebut tengah duduk di ruang tunggu pengantin sudah cantik dengan di balut gaun pernikahan berwarna putih. Air matanya yang akan jatuh membasahi pipi berkali-kali Tiffani tahan di pelupuk matanya.

Puluhan untai bunga mawar putih dia remas erat-erat untuk menahan perih hatinya mengingat ini bukan hal yang dia mau, seharusnya tidak seperti ini, bukan pernikahan mewah dan juga gaun berharga jutaan serta tidak seharusnya dia menjadi mempelai dari laki-laki yang sama sekali tidak dia inginkan. Berkali-kali pula di benak Tiffani mengatakan kata ‘Andai’.

‘Andai kakeknya tidak mewariskan logam tersebut kepada ibunya’

‘Andai keluarganya tidak terlilit hutang, dan membuat Nenek melunasi hutangnya’

‘Andai orang yang akan bersamanya hari ini, merupakan seorang laki-laki yang dia dambakan’

Bahkan Tiffani sampai berdo'a kepada Tuhan untuk mengirimkan seorang laki-laki lain yang bisa menyelamatkannya dari pernikahan ini. Pintu ruangan terbuka, Tiffani yang tadinya menunduk langsung mengangkat kepalanya berharap mungkin saja muncul seorang Pangeran dan Tuhan mengabulkan do’anya secepat kilat.

Bukan seorang pangeran yang muncul melainkan dua perempuan cantik. Melihat kehadiran dua perempuan Tiffani mengukir senyum senang, air mata yang susah-susah dia tahan sudah deras membasahi pipinya.

Dua perempuan tersebut adalah Sandra dan Talitha, setelah mereka mengabaikan Tiffani keduanya masih punya hati dan tidak ingin membuat sahabatnya itu sedih di hari pernikahan. Selain itu mereka juga ingin merasakan bagaimana rasanya menghadiri acara pernikahan keluarga kaya.

Sandra dan Talitha berjalan perlahan melihat ke arah mempelai pengantin dengan senyuman kagum akan kencantikannya. Sesampainya di dekat sahabatnya mereka langsung berpelukan memeluk Tiffani. Tangis Tiffani semakin terisak saat melihat kedua temannya juga ikut menangis.

“Jangan menangis Tif, nanti make up kamu luntur.” Tutur Sandra sembari mengusap air mata Tiffani yang membasahi pipi sahabatnya.

“Maafkan aku, aku belum sempat menjelaskan ini kepada kalian. Aku... sebenarnya tidak ingin dengan pernikahan ini.”

Talitha langsung menggeleng dan mengarahkan wajah Tiffani untuk melihat ke arahnya. “Kamu harus bahagia dengan pernikahan ini, karena hal ini adalah impian dari hampir semua perempuan di kampus atau mungkin satu Indonesia untuk menikah dengan Nathan.”

“Benar, termasuk kita.” Cetus Sandra dengan nada bercanda.

Sandra mengarahkan tangannya menggenggam kedua tangan Tiffani. “Kamu tidak perlu menjelaskan semuanya sekarang kenapa kamu bisa secepat kilat naik takhta menjadi seorang putri yang bersanding dengan Nathan Airlangga, karena kami akan selalu menjadi temanmu.”

“Benar Tif.” Sahut Talitha.

Pintu ruang tunggu mempelai perempuan kembali terbuka, menampilkan staff weeding organizer dengan Pak Dion yang sudah rapi di balut setelan jas berwarna hitam beserta bunga yang bertengger di saku jas bagian kanan.

“Oh rupanya ada teman Tiffani yang datang.” Pak Dion senang melihat anaknya tidak kesepian karena kehadiran temannya.

“Halo om.” Sapa Sandra dan Talitha kompak dan langsung menyalami Ayah dari Tiffani.

“Makasih kalian sudah mau datang.” Ungkap Pak Dion.

Selanjutnya Pak Dion memandang putrinya yang masih duduk di kursi, pria paruh baya tersebut tersenyum penuh arti ke arah Tiffani. Raut wajahnya tampak campur aduk, perasaan sedih dan senang bercampur menjadi satu.

Pak Dion menghampiri Tiffani. “Ayo kita keluar.”

Jantung Tiffani berdegup lebih cepat dari yang tadi, apalagi mendengar suara para tamu lebih keras dari yang tadi. Sandra dan Talitha tak diam saja keduanya membantu Tiffani berdiri.

“Tif ingat kamu harus senyum.” Sandra memperagakan bagaimana senyuman manis yang harus di perlihatkan di hadapan ratusan tamu.

“Benar Tif, kalau kamu gugup lihat kami saja. Kami akan ada di tengah-tengah tamu undangan.” Tambah Talitha. “Tapi jika kamu dapat menemukan kami.” Imbuh Talitha diakhiri dengan tawa.

Pak Dion mengenggam tangan anaknya, untuk keluar menuju keluar gedung. Kedua tangan anak dan perempuan tersebut saling menggenggam dan menguatkan.

“Ayo sayang.” Pak Dion melangkah mengajak anaknya keluar dari ruang tunggu.

“Tif kami akan tunggu kamu disana.” Pamit Sandra.

Kedua teman Tiffani ikut pergi menuju dimana acara diadakan. Acara pernikahan di gelar di outdoor namun dengan tertutup sehingga para tamu yang tak di undang tidak bisa menyaksikan saat acara berlangsung. Namun acara pernikahan ini di siarankan langsung di portal web SUN Group.

***

Beberapa tamu banyak yang mengenakan mobil mewah, tapi ada satu mobil yang menarik perhatian media, dan berkali-kali wartawan mengarahkan lampu blitz saat tamu tersebut keluar dari mobil. Tamu tersebut yang merupakan masih termasuk anggota keluarga Yudistira, mereka adalah adalah Santi dan Reymond.

Bu Santi melambai ke arah kamera, sedangkan anaknya Rey cuek dan memilih berjalan lurus. Mereka masuk ke dalam area dimana acara diadakan.

“Seharusnya hari ini kamu yang menjadi pangeran di acara ini.” Bisik Bu Santi pada anaknya.

“Ma!” Protes Rey pada ucapan Mamanya.

Ibu dan Anak itu mencari kehadiran orang tetua di keluarga mereka yaitu Nenek. Melihat Nenek yang masih sibuk menyapa para tamu yang lain, Bu Santi dan Rey mendekat perlahan ke arah Nenek.

Nenek yang tengah menyapa para tamu kaget begitu melihat dua orang yang selama ini dia rindukan, yaitu melihat menantu dan cucunya.

“Bu sudah lama sekali saya dan Rey tidak berkunjung.” Sapa Santi.

Nenek bergantian memeluk Bu Santi dan Rey. “Akhirnya kalian berdua datang, Nenek amat merindukan kalian berdua.”

Bu Santi tersenyum mendengar penuturan Nenek, “Kami juga sebenarnya rindu, namun saya masih banyak pekerjaan di Singapura selain itu Rey juga harus fokus dengan kuliahnya mendengar Nathan akan menikah kami memutuskan untuk datang ke Indonesia.”

“Terima kasih kalian sudah menyempatkan untuk hadir.” Selanjutnya Nenek kembali memandang ke arah Rey dan mengusap pipi cucu dari anak pertamanya tersebut. “Kamu sudah sangat dewasa Rey, nenek harap kamu juga bisa menyusul menikah seperti Nathan.”

“Iya Nek.” Rey mengulas senyum manisnya.

“Kalau mas Renaldi masih ada pasti yang menikah sekarang Rey bukan Nathan.” Sahut Bu Santi diakhiri dengan tawa.

Akibat perkataan menantunya yang terdengar seperti menyindir, tapi Nenek tetap menanggapi dengan senyuman. “Mila kemarilah.” Panggil Nenek begitu melihat menantu keduanya berada di dekat mereka.

Bu Mila langsung menghampiri Nenek dan kaget begitu melihat saudara iparnya.

“Halo mbak apa kabar?” Mila langsung menyalami Santi.

“Baik seperti yang kamu lihat.” Jawab Bu Santi.

“Tante, dimana Nathan?” Tanya Rey, dia sudah tidak sabar ingin bertemu saudaranya tersebut.

“Dia di dalam, di ruang tunggu pengantin laki-laki kamu minta tolong kepada WO untuk mengantarkan kamu ya?” Tandas Mila.

“Baik Tante.”

Setelah mendengar jawaban dimana kiranya Nathan berada, Rey langsung pergi meninggalkan para orang tua untuk menghampiri saudara yang sudah lama dia rindukan. Nathan dan Rey lahir di tahun yang sama namun dengan bulan berbeda, Rey yang lahir terlebih dahulu selanjutnya disusul Nathan dengan selisih enam bulan.

Tapi Nathan mempunyai seorang kakak perempuan, walaupun orang tua Rey menikah terlebih dahulu hal tersebut terjadi karena Renaldi dan Santi belum juga dikaruniai anak. Namun walaupun begitu Nenek tetap menganggap Rey sebagai cucu pertama mereka.

***

Rey sampai di depan ruangan tunggu dimana Nathan berada, tanpa mengetuk pintu dia langsung masuk untuk memberikan surprise kepada Nathan.

“Apa sudah waktunya aku keluar?” Nathan menoleh dan bertanya hal tersebut, namun ternyata yang datang bukan staff dari wedding organizer melainkan seseorang yang bisa dibilang Nathan rindukan.

Nathan membelalak begitu melihat kehadiran Rey. “Kamu?!”

“Surprise.” Seru Rey.

Keduanya saling mendekat dan berpelukan. Dulu semenjak kecil mereka sangat amat dekat. Namun selepas Rey menetap di Singapura mereka masih saling berkomunikasi melalui telepon. Tapi semenjak remaja keduanya jarang lagi berkomunikasi.

Detik berikutnya pintu terbuka, staff dari Wedding Organizer lah yang datang. “Nathan sebentar lagi siap-siap untuk ke acara.”

“Baik.” Jawab Nathan.

Setelah mendengar penuturan WO, Rey membantu Nathan untuk merapikan dasi kupu-kupu dan setelan jasnya. Keduanya sama-sama saling mengulas senyum.

“Ayo aku akan menjadi kakak yang baik, mengantarkan kamu di acara spesial ini.” Tukas Rey.

“Makasih kamu sudah datang.”

Keduanya berjalan keluar menuju ke luar, tempat di mana acara diadakan. Keluarga Yudistira yang melihat kehadiran Nathan dan Rey berjalan beriringan, mereka tampak senang karena hal tersebut. Para tamu undangan juga saling berbisik membicarakan cucu laki-laki dari keluarga Yudistira.

1
Ku Norhafizah
semangat kak
☘☘☘yudingtis2me🍂🍋
Imajinasiku meledak membayangkan adegan-adegannya. 😲
Ryoma Echizen
Jangan berhenti menulis, thor. Karya mu luar biasa!
Aran
Aku suka banget sama karakter di dalam cerita ini, author jangan berhenti yaa!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!