Novel ini adalah sekuel dari Novel pertama ku yang berjudul Suami Penyembuh Luka.
Dimas yang akhirnya merelakan wanita yang sangat di cintainya menerima tawaran Ibunya untuk menikah lagi dengan wanita yang sudah di pilihkan untuknya.
Adalah Kasih Permata, seorang gadis yang ceria yang sedikit centil. Kasih yang awalnya menolak pun akhirnya menerima tawaran untuk menikah dengan laki-laki yang sejak awal sudah menyatakan tidak akan pernah memberikan dirinya pada Kasih.
Mampukah Kasih membalut luka yang masih basah di hati Dimas. bagaimana Kasih melindungi keluarga kecilnya saat keluarga mantan Istri Dimas ingin membalas dendam pada Dimas.
Bagaimana juga jika mantan istri Dimas kembali datang dan mengusik rumah tangganya?
Apakah ketulusan Kasih bisa menggerakkan hati Dimas dan membuka hatinya menerima kehadiran Kasih...?
Happy reading ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunis WM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Setelah Dimas pergi, Kasih masuk ke kamarnya dan terus mengoceh dan memberi sumpah serapah pada Dimas. Tapi meskipun merasa sangat kesal pada Dimas, entah kenapa ada yang lain di dalam hatinya mendengar Aurel sakit setelah dia pergi. Gadis kecil itu pasti merasa kehilangan dirinya karena hubungan mereka memang mulai dekat.
Kasih mondar-mandir di dalam kamarnya memikirkan apa yang harus dia lakukan. Jika dia dan Dimas sama-sama mementingkan egonya, maka yang terluka adalah Aurel. Gadis itu baru saja menemukan kembali seseorang yang bisa membuatnya mau membuka hatinya. Jika Kasih meninggalkannya begitu saja, hatinya pasti akan terluka lebih dalam lagi dan mungkin dia tidak akan percaya siapapun lagi.
“Kasihan Aurel,” bisik Kasih pada dirinya.
Kasih menghela nafas, dia mengingat dengan jelas bagaimana tatapan Aurel padanya saat pertama kali mereka bertemu. Lalu perlahan tatapan dingin itu berubah menjadi lebih ramah seiring berjalannnya waktu.
Sekali lagi Kasih menghela nafas. Setelah berperang dengan pikirannya sendiri, Kasih memutuskan untuk merendahkan egonya demi Aurel. Meski tidak ada hubungan darah dan mereka pun juga belum terlalu lama saling mengenal, tapi Kasih sudah menganggap Aurel seperti anaknya sendiri. Dan juga dia bukan seseorang yang egois dan tidak punya perasaan.
Masalahnya dengan Dimas akan Kasih pikirkan saat keadaan Aurel membaik nanti.
“Ayah, antar Kasih dong ke rumah Kak Dimas,” pinta Kasih pada Ayahnya.
“Kamu yakin?” tanya Darna.
“Iya, Bu. Aurel sakit.” Ujar Kasih yang terlihat cemas dengan keadaan Aurel.
“Ini baru anak Ibu.” Darna tersenyum. Sementara Bayu yang masih kesal pada Dimas pun akhirnya mengikuti kemauan anaknya. Dia yakin Kasih pasti punya pertimbangan hingga mau kembali ke rumah itu meski tadi sempat bertengker dan menolak saat Dimas sendiri yang datang menjemputnya.
***
Kasih keluar dari kamar Aurel saat gadis itu sudah tertidur. Di depan kamar Aurel ternyata Dimas sudah menunggunya.
“Ayo kita bicara.” Dimas berjalan lebih dulu ke kamar mereka, Kasih mengikutinya dari belakang tentu masih dengan bibirnya yang komat kamit entah mengatakan apa.
“Aku minta maaf,” Kasih yang tadinya memalingkan wajahnya langsung menoleh menatap Dimas saat laki-laki itu mengucapkan maaf.
Kali ini kata maafnya terdengar lebih tulus dari saat tadi di rumahnya.
“Aku memang Papa yang egois yang hanya memikirkan diriku sendiri. Aku tidak menyadari kalau ada seoang gadis kecil yang masih sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Aku sudah memisahkannya dari Ibunya, tidak seharusnya aku juga membuatmu pergi dan melukai hatinya.”
Kasih tercengang, benarkah yang berdiri di depannya ini adalah Dimas. Manusia yang memiliki bongkahan es di dalam hatinya.
Tapi mungkin Dimas sudah memahami bahwa Aurel adalah harta yang paling berharga baginya sehingga dia bisa mengabaikan egonya dan memilih kebaikan untuk anaknya.
“Aku juga minta maaf, aku juga sudah egois.” Ujar Kasih yang akhirnya kembali tersenyum hangat pada Dimas.
“Terima kasih.” Ujar Dimas lagi-lagi dengan tulus.
Yah, meski gunung es mulai mencair tapi itu bukan berarti Dimas sudah membuka hatinya untuk Kasih. Perjalanan Kasih baru saja di mulai untuk membuat Dimas memberikan seluruh hatinya padanya.
Seperti malam ini setelah mereka saking memberi maaf, Dimas kembali tidur di sofa seperti biasa dan tidak ada lagi pembicaraan dengan Kasih selanjutnya.
Kasih pun demikian. Dia kembali tidur di kamar Aurel untuk menemani gadis itu.
***
Kesehatan Aurel sudah mulai membaik, hari ini dia bahkan sudah kembali masuk sekolah. Tentu Kasih sangat berperan penting dalam kesembuhan gadis itu. Seperti biasa Kasih membantu Aurel bersiap-sipa ke sekolah setelah menyiapkan pakaian untuk suaminya.
Meja makan pun kembali terasa hangat meski tidak ada interaksi yang berarti antara Kasih dan Dimas.
“Hati-hati,” ujar Dimas pada Kasih setelah memberi kecupan di kening Aurel.
Kasih lalu melajukan mobilnya membelah jalanan yang cukup padat di pagi yang sejuk. Sampai di sekolah, Kasih mengantar Aurel sampai di depan pintu kelasnya dan bicara pada gurunya sejauh amna Aurel ketingalan pelajaran selama sakit.
“Hai…” Kasih berbalik dan mendapati Lucas sedang berjalan ke arahnya. Kasih tersenyum hangat pada Lucas.
“Hai…” balas Kasih ramah. Keramahan dan seyum Kasih selalu berhasil menarik perhatian Lucas hingga membuat laki-laki itu selalu ingin berada di dekatnnya.
“Aku dengar dari Leon kalau Aurel sakit, apa dia sudah baik-baik saja?” tanya Lucas memberi perhatian pada Aurel.
“Iya, dia sudah lebih baik.” Jawab Kasih.
“Mau minum kopi?” Lucas menawarkan. Jujur beberapa tidak melihat Kasih membuatnya merindukan wanita itu.
“Aku tidak mau meninggalkan Aurel,” tolak Kasih dengan halus. Sebenarnya Kasih sedang berusaha menghindari Lucas agar tidak ada kesalahpahaman lagi antara dirinya dan Dimas.
“Baiklah, kau akan menunggu di sini saja?” tanya Lucas lagi. Kasih mengangguk dengan ramah.
“Waktu itu aku bertemu dengan suamimu, dia sepertinya sangat tidak ramah.” Cerita Lucas pada Kasih saat dia di abaikan oleh Dimas waktu itu. “Aurel juga seperti Papanya, bagai mana kau menghadapi kedua orang itu?” tanya Lucas lagi.
“Dia memang seperti itu, tapi dia baik. Dan Aurel hanya kurang bergaul saja. Tahu kan dia itu dari luar negeri” Ujar Kasih yang tidak mau orang-orang berfikir yang buruk tentang suami dan anak sambungnya.
Lucas mengangguk mengerti, tapi dia tahu ada yang Kasih sembunyikan dari dirinya.
“Kau sendiri, bagaimana keadaanmu. Kenapa hari itu bukan kau yang mengantar Aurel?” tanya Lucas lagi yang selalu penasaran apapun tentang Kasih.
Kasih terlihat berfikir, alasan apa yang akan dia berikan pada Lucas.
Tapi untuk apa juga aku memikirkan alasan yang masuk akal, memangnya hubunganku dengannya apa?
“Aku sedang ada urusan hari tiu.” Jawab Kasih asal.
“Pak Lucas tidak sibuk? Biasanya kamu selalu terburu-buru.” Tanya Kasih yang tidak ingin berlama-lama dengan Lucas.
“Sepertinya kau tidak ingin di ganggu, atau jangan-jangan suami marah aku mengajakmu bicara,” tebak Lucas. Kasih hanya memasang wajah imutnya dan enggan menjawab karena memnag seperti itu kenyataannya.
“Baiklah, aku pergi dulu kalau begitu.” Kasih masih dengan wajah imutnya dan melambaikan tangan pada Lucas padahal laki-laki itu masih ingin bicara dengannya.
Tapi Lucas tidak ingin membuat Kasih merasa tidak nyaman dengannya dan akhirnya nanti sama sekali menjauhinya.
Lucas masuk ke dalam mobilnya, dia mengetuk-ngetukkan jari telunjuk pada kemudi mobil. Dia sangat penasaran dengan Dimas. Laki-laki itu terlihat sangat dingin dan sombong. Bagaimana bisa laki-laki seperti itu menikahi seorang gadis muda yang ceria seperti Kasih.
“Apakah Kasih di paksa menikah dengannya? tapi Kasih kelihatan baik-baik saja.” Ujar Luca bermonolog dengan dirinya.
“Aku yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres di dalam pernikahan mereka.” Ujarnya lagi.
Lucas kemudian melajukan mobilnya dan kembali ke kantornya.
jgn tunggu diancam...
jgn serakah atau monika akan menyesal seumur hidupnya....