NovelToon NovelToon
Jodoh Sang Pewaris

Jodoh Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Kehidupan di Kantor / Office Romance
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Diana Putri Aritonang

Reta Cahya Pariwara. Terlahir sebagai pewaris tunggal kerjaan bisnis sang Kakek, membuat Reta sudah harus memahami dunia usaha sejak dari usia muda.

Karena memiliki tanggung jawab yang begitu besar terhadap perusahaan, membuat kehidupannya selalu disetir oleh sang Kakek yang berwatak tiran, termasuk dalam urusan Jodoh. Reta bahkan dipaksa untuk menerima sebuah perjodohan yang Kakeknya lakukan.

Dan saat perjodohan sudah terjalin. Reta malah kembali dipertemukan dengan Rio-Pria yang merupakan cinta pertamanya. Pertemuan yang sebenarnya sudah didambakan ke-duanya hingga mereka tanpa sengaja melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan, sampai mengakibatkan janin tumbuh dirahim Reta.

Akankah Reta memilih bersama Rio setelah mengetahui dirinya yang tengah mengandung? Atau lebih memilih tetap bersama dengan Pria yang telah dijodohkan padanya karena begitu banyak halangan yang datang menghalangi mereka agar tidak bisa bersama. Penasaran? Langsung baca yuk!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 16. Papih berbeda dengan Ayah.

Suasana restoran terlihat ramai. Di meja yang di tempati Reta dan Rio juga mulai terlihat perbincangan. Terutama dari Max dan Rio. Rio terlihat lebih responsif saat beberapa kali Max melempar pembahasan mengenai bisnis. Entahlah apa yang di rasakan Pria itu sebenarnya, tetapi ia terlihat menahan diri. Menampilkan kesan yang biasa-biasa saja saat bertemu Reta.

Bagaimana dengan Reta? Wanita itu terlihat fokus pada makanannya, sesekali ia membuka suara bersama asistennya-Susan.

"Aku seperti pernah melihat Tante?" Suara kecil nan menggemaskan itu terdengar. Mengambil alih perhatian semua orang yang ada di meja makan. "Tapi di mana?" kata Hani lagi dan kali ini ia menatap pada Rio yang ada di sampingnya.

"Benarkah?" Kali ini Max merespon perkataan Hani. "Di mana? Apa mungkin dia mirip dengan ibumu?" Max sedikit tertawa dengan tebakan spontan yang ia katakan.

"Ya! Dia mirip Mamih." Hani tiba-tiba menegakkan duduknya. Wajah menggemaskan itu berbinar menatap Reta yang mematung sebelum akhirnya Hani mengalihkan pandangan pada Rio. "Apakah dia Mamihku, Pih?"

Rio tersenyum, tangannya mengusap pelan kepala bocah perempuan yang berhasil membuat semua orang tercengang dengan perkataannya.

"Ya. Dia Mamih Hani."

"Prang!"

Alat makan Reta terlepas dari tangannya. Membuat Max yang berada di sisi Wanita itu segera menoleh.

"Apa maksud Anda, Tuan Rio?" Setelah melihat wajah Reta yang juga terkejut dengan pernyataan rekan bisnis beserta putri kecil yang ada di hadapannya, membuat Max dengan segera mempertanyakan maksud Rio sebenarnya.

"Putriku sangat merindukan Mamihnya. Karena sedari dia lahir, sama sekali belum pernah bertemu."

Hani yang duduk di samping Rio mengangguk polos, tanda menyetujui perkataan Rio. Bocah kecil itu segera beranjak turun dari kursinya dan segera menghampiri Reta.

"Aku benar-benar merindukan Mamih." Bocah kecil itu bahkan dengan segera memeluk Reta yang masih membeku. Tak bisa dibohongi saat ini Reta masih sulit untuk mencerna semuanya.

Max memperhatikan dan kemudian menatap pada Rio yang kini tersenyum melihat Hani yang memeluk Reta.

"Saya turut prihatin Tuan Rio. Semoga Anda bisa segera menemukan pengganti dan bisa membuat Hani bahagia."

Alis Rio sedikit terangkat saat mendengar perkataan Max, namun akhirnya ia mengangguk dan tersenyum kecil tanpa ada yang menyadari.

Dan apa yang dilakukan oleh Rio membuat Nolan menahan mati-matian rasa tawanya. Asisten Rio itu membuang pandang bermaksud untuk tak terjebak dengan kebohongan konyol yang sedang atasannya lakukan. Tapi sayang netranya malah bertubrukan dengan tatapan Susan yang saat ini memicing ke arahnya.

Nolan segera mengubah ekspresi, ia bahkan menaik turunkan alis ke arah Susan. Serta memberi kedipan mata yang mana membuat Susan menggeleng jengah.

"Bisakah aku pergi bersama Mamih untuk membeli ice cream, Pih?"

Rio tak langsung menjawab pertanyaan Hani. Ia lebih memilih menatap Reta yang terus saja membeku. Seakan meminta kesediaan pada Wanita itu untuk menemani Putrinya.

"Kau lelah?"

"Baiklah." Reta membuka suara bersamaan dengan Max yang ingin memastikan keadaannya. "Ahh... Tidak. Aku akan menemaninya untuk mencari apa yang ia inginkan."

Max menganggukkan kepala saat Reta dengan cepat berdiri dan disusul oleh Susan. Reta meraih tangan mungil Hani dan menggenggamnya seraya mulai membawa langkah ke luar restoran. Meninggalkan Rio serta Max yang masih mengawasi hingga sosok Reta hilang di balik pintu.

"Dia tampak bahagia," kata Max.

Rio tersenyum mendengarnya. "Benar. Dan terimakasih karena telah mengizinkan Nona Reta menemani Hani."

"Tidak masalah. Tunanganku memang suka berkeliling."

Rio mengangguk kecil atas perkataan Max. Namun tiada siapa yang tahu tangan Pria itu sedikit mengepal saat Max menyematkan panggilan tunanganku pada Reta.

*

*

*

"Terimakasih, Tante." Hani meraih cup ice cream yang Reta berikan padanya. Kini mereka terlihat duduk di meja bundar yang ada di tengah jalan dengan deretan pertokoan yang saling berhadapan.

Reta menatap lekat wajah cantik bocah perempuan itu. Rambut panjang yang tergerai dengan banyaknya pita menghiasi kepala.

"Siapa yang memakaikan ini?" Reta menyentuh rambut Hani. "Apakah Pria yang kau panggil papih yang melakukannya?"

"Maksud ku... Apakah Papih mu yang melakukannya?" Ralat Reta atas pertanyaan sebelumnya.

Hani mengangguk dengan tangan yang terus bergerak menghantarkan ice cream ke dalam mulut kecilnya.

"Kau tampak sangat menyukainya?"

"Of course, karena hanya bersama papih aku bisa menikmati ice cream sepuasnya."

Reta tersenyum melihat tingkah Putri Rio, meski netranya terlihat sendu. "Jika Mamih mu masih ada, dia juga pasti akan mengizinkan mu untuk menikmatinya."

Hani menghentikan gerakannya. Ia menatap Reta dengan mengerjap beberapa kali. Membuat wajah itu semakin menggemaskan. "Bukankah Tante Mamih ku? Wajah Tante ada di dalam kamar Papih. Begitu besar. Sangat besar." Hani meletakkan cup ice cream nya karena ingin mengangkat ke-dua tangan untuk menggambarkan sebesar apa yang ia maksud.

Reta terpaku dengan perkataan bocah perempuan yang memiliki usia hampir 6 tahun itu. Ia menatap pada Susan yang sedari tadi juga telah mendengarkan semua cerita Hani.

"Sudah. Sebaiknya habiskan ice cream nya, sebelum Papih mu berubah pikiran dan memberikan larangan." Susan berusaha menghentikan agar tidak ada lagi cerita yang mampu membuat Nona Reta terasa sulit.

"Papih tidak akan melarang ku." Suara Hani terdengar. "Papih tidak seperti Ayah yang hanya akan memberikan ice cream saat aku berulang tahun."

Lagi. Ocehan Hani berhasil membuat Reta tercekat. Tapi kali ini dengan segudang tanda tanya yang ada di benaknya. "Ayah?" tanya Reta pelan.

Hani mengangguk. "Ya ayah. ayah Langit."

Ayah Langit. Perkataan itu berputar di kepala Reta. Tatapan nanar nya kini mengarah lurus ke pada Hani. Tanpa perintah netranya dengan lebih seksama memindai seluruh wajah bocah perempuan itu. Menelisik lebih dalam hingga ia mampu mengingat seseorang.

"Kau...Kau..." Reta terasa sulit membuka suara. "Apa...kau putri...Clara?"

"Bersama Langit Putra Nugraha."

Suara itu menyeruak masuk ke dalam pendengaran Reta. Ia mengarahkan pandangan pada Rio yang ternyata kini telah berdiri tidak jauh dari meja mereka. Reta menutup mata. Tanpa sadar wanita itu menangis.

***

Jangan lupa tinggalkan jejak 😉

1
Zerro..BL
hhe...manja kali sebutan ortunya😍
ora
/Rose//Rose//Rose/untuk Kakak.....
ora
Tapi apa iya, akan semudah itu untuk menikah jika sudah di Indonesia?🧐😔
ora
Arghhh/Angry/
Di getok aja dari belakang, Reta. Bisa kan?
Si Kakek nyebelin banget. Kalau merintah seenaknya. Kasar lagi😔🤧🤧🤧
Upi Raswan
semoga rencana Reta berjalan lancar,selamat dari nikah paksa
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
🌹🌹 buat Rio Reta...smg ekspektasi sesuai realita
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
tida?
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
gak penting ya Re?
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
mengandung gula x
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
mudah²an ketemu babang Agam sm Hena, biar dikasih tahu caranya menjinakkan singa 🤭
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
iiih, dasar aki², kasar bener jd orang tua, minta dihormati tp gak bisa ngehargai yg muda...
Zerro..BL
sukses bpakny...😍😍
Zerro..BL
semoga makin semangat nulisnya...good
F.T Zira
boleh jadi kembalinya mereka ke tanah air untuk menemukan jln keluarnya...semoga aja sih... gak lucu kan kalo mereka berdua kawin lari.. kan capek🤧🤧

🌹 buat kaka Queen...
F.T Zira
misal si kakek dikasih tau bakal punya cicit, luluh gak ya🤔🤔
F.T Zira
Hani dapet dedek baruuu😆😆
F.T Zira
papih??? waooww...🤭🤭🤭😆😆😆
F.T Zira
duhhh... dapet perintah sana sini dong dirimu sus🤭🤭🤭
ora
/Rose//Rose/4iklan untuk Kakak......
ora
Si Kakek kalau ngomong enak banget, ya. Reta nggak mau sama Maxim, Kek😑😑😑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!