Gadis cantik dari desa yang ambisius dengan segala lika liku kehidupannya, dimulai dari keluarga, karir, percintaan, hingga terbentuk "Selintas Imajinasi" yang seumur hidup akan terus menghantuinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAYYA , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5
Kini aku sudah tumbuh menjadi anak remaja. Aku di sekolahkan di sekolah yang terletak di desa.
Tetangga dan teman - temanku yang lain lantas heran kepadaku. Aku yang terlahir dari keluarga terpandang namun tidak melanjutkan sekolah di sekolah favorit yang terletak di Kabupaten.
Ada 2 kemungkinan untuk bisa sekolah di sekolah favorit tersebut. Satu, dari keluarga kaya raya yang bisa memberikan sumbangan besar kepada sekolah. Dua, memiliki prestasi.
Aku yang dulu memiliki keduanya, kini samar - samar. Bagaimana tidak, ibuku memiliki trauma berat dalam hidupnya karena Ayahku, dan kini memutuskan untuk tidak melanjutkan bekerja sebagai seorang guru.
Sedangkan Ayahku? Entah kemana.
Aku yang seharusnya mendapatkan hak dan fasilitas sekolah sebagai seorang anak, namun sekarang tidak dapat menuntut banyak, dan ya pada akhirnya kekayakan hilang, kepintaran pun ikut hilang karena kurangnya apresiasi dan motivasi di kehidupanku.
Entah sampai kapan...
"Sampai kapannnnnnnnn???" Aku berteriak sembari bercermin dan sesekali menjambak kepalaku sambil menangis.
"Tidak enak ya, hehe"
"Sakit..."
"Sakit..."
"Sakit sekali menjadi aku..." Ucapku sembari memukul - mukul dada karena rasanya begitu sakit jika di diamkan.
Aku pun tertidur.
●●●
Hari pertama aku sekolah,
"Ayu, kok kamu sekolah di sini? Aku kira kamu sekolah di Kabupaten" Ucap Dini sembari penasaran.
"Eh iya loh, aku pikir juga Ayu sekolah di Kabupaten, kan Ayu orang kaya di desa" Jawab Tata sembari melirik sinis.
Aku bingung...
Aku tidak bisa menjawab pertanyaan dari mereka. Tanpa basa basi, akupun langsung masuk kelas tanpa menghiraukan apa yang mereka pertanyakan.
"Dih sombong banget, tidak menjawab sama sekali" Ucap Tata yang merasa kesal kepada Ayu.
"Iya, mentang - mentang anak orang kaya, kita lihat saja nanti" Jawab Dini sembari menggerutu.
Pembelajaran sudah mulai kondusif, guru masuk kelas, dan semuanya siap mengikuti pembelajaran, Bu Linda yang jeli sekali kepada anak - anak yang tidak kondusif, tanpa berlama - lama langsung tertuju pada Ayu.
"Ayu" Tanya bu Linda.
Ayu tidak sadar karena dirinya sedang melamun,
"Ayu" Tanya bu Linda yang ke 2x nya.
Ayu tetap dengan tatapan kosongnya.
"Ayu" Tanya Bu Linda sembari menghentak meja hingga membuat semuanya terkejut.
"i i iyaaa bu, saya?" Jawab Ayu sembari menggeleng - gelengkan kepalanya.
"Jika memang belum siap untuk belajar, keluar dari ruangan saya" Ucap bu Linda kepada Ayu.
"Maaf bu, maaf, saya memohon maaf" Jawab Ayu sembari memelas.
Semua orang yang ada di kelas, lantas menyoraki Ayu,
"Huuuuuuuuuuuuu"
Namun Ayu tidak memperdulikan mereka, karena rasa sakit yang Ayu miliki saat ini jauh lebih besar ketimbang suara receh dari teman - teman yang Ayu sadari bahwa mereka itu memiliki latar belakang di bawah Ayu.
●●●
Tringgggggggg...
(Bel berbunyi, menandakan waktunya pulang).
"Ayy, tunggu Ayy" Ucap Rifal.
"Mau pulang bareng tidak? Aku antar sampai depan rumah deh, jalan menuju rumah kita kan searah" Tanya Rifal dengan penuh perjuangan.
Rifal merupakan anak kepala desa di wilayah kediaman Ayu, dan Rifal pun merupakan kaka kelas Ayu di sekolah.
Ayu tampak bingung,
"Udah naik" Tangan Rifal meraih tangan Ayu untuk mengajaknya naik motor pulang bersama.
Ayu dan Rifal pun pulang bersama.
"Ayy, kamu kok diam saja sih?" Tanya Rifal sembari sesekali melirik Ayu melalui spion kaca motornya.
"Ayy, Ayy, Ayy, kenapa sih di singkat - singkat seperti itu? Nama aku Ayu, panggil Ayu saja jangan Ayy" Jawab Ayu dengan muka kesal.
"Hehe, maaf deh Ayy, eh Ayu, suka salang tingkah nih aku jika bicara dengan orang cantik seperti kamu, merasa mimpi juga sih bisa satu motor sama kamu, apalah aku di desa ini, kamu kan anak keluarga terpandang" Ucap Rifal dengan serius.
"Berhenti... Berhenti" Ucap Ayu dengan memasang muka kesal.
"Kenapa Ayy?" Jawab Rifal yang sontak terkaget.
"Iiiiiiiih, Ayu wey!!!" Sontak Ayu.
"Eh iya Ayu, kenapa Yu kok berhenti?" Tanya Rifal dengan penasaran.
"Kalo kamu kepo dengan semua kehidupanku, antar aku sampai di sini saja" Jawab Ayu dengan tegas.
Ayu pun turun dari motor Rifal kemudian berjalan perlahan meninggalkan Rifal.
"Ayy, eh yuuuu, Ayuuuuu, maaf, maafin aku, iya deh iyaaa maaf yaaa, tidak akan lagi bertanya yang mungkin menyinggung kamu, maaf yaaaa maaf" Ucap Rifal dengan memelas.
Ayu pun menerima permintaan maaf Rifal dan mereka pulang bersama. Rifal sudah mengantar Ayu sampai di depan rumahnya, kemudian Rifal pulang kerumahnya.