Pria, 30 tahun. keturunan gelap dari pewaris utama klan, terpaksa menikah untuk memangkas opini keluarga tentang kehidupannya dan demi kesepakatan-kesepakatan lainnya demi menjaga kehormatan klan.
"Bagian mana dari tubuhku yang membuatmu tak pernah berselera untuk menyentuhnya," protes Dorrota sambil menanggalkan seluruh pakaiannya.
"Aku bukannya tak berselera, tapi..."
"Jadi benar kabar yang kudengar, kamu memiliki wanita lain. Ah, bukan! tapi Pria lain!"
"Aku tidak peduli apapun yang kamu pikirkan, kesepakatan tetaplah kesepakatan. Ingat batasanmu!" ucap tegas Math Male meninggalkan Dorrota yang terisak dalam kemarahan dan kekecewaannya.
mampukah Dorrota mengambil hati Math Male?
ataukah Math Male akan menemukan hati yang lainnya?
.......
Hallo reader, karya ini hanya berdasarkan imajinasi author sepenuhnya. jika ada kesamaan nama tokoh, latar atau kejadian, hanya merupakan kebetulan yang tidak disengaja.
selamat membaca,
Salam, author Yoshua,
Semoga Semua Bebahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 07
Mattew Male tak ingin lagi menyia-nyiakan waktu. Kerjasama bisnis dengan keluarga Boen, yang sempat tertunda, akhirnya akan terwujud. Bagusnya, keluarga Boen tak mempermasalahkan Taddeus yang pernah melakukan pernikahan silang dengan ras timur.
"Kallida, aku akan menerima seluruh hidupmu, jika kamu pun menerima seluruh hidupku," ucap Taddeus saat pertemuan tersembunyinya diatur Mattew di ruangan khusus, tanpa ada orang lain di sana.
"Apa yang kamu maksudkan, Taddeus?" kalimat malu-malu dari bibir Kallida Boen, putri kedua keluarga Boen.
Keluarga Boen terkenal sebagai pebisnis obat-obatan terkenal. Mereka memiliki banyak tenaga medis dan ilmuwan kesehatan. Hal itulah yang diincar Mattew Male yang sangat membutuhkan banyak suplier obat-obatan untuk istri pertamanya yang menderita penyakit aneh, dimana jika kambuh, Zicha akan tertidur beberapa hari. Mattew begitu mencintai istri pertamanya sejak pertama melihatnya dalam perjodohan.
Mattew tentu juga memikirkan anak-anak dan pengikutnya, ia ingin semua keluarga dan orang-orang yang tinggal disekitarnya, mendapatkan manfaat kesehatan, walaupun terkadang ia berlaku keras dan arogan. Namun di sisi lain, terkadang Mattew tak tega ketika melihat ketidakadilan menimpa orang-orang miskin.
"Aku telah melakukan pernikahan sebelumnya," Taddeus melanjutkan inti pertemuannya dengan Kallida. "Dan aku sangat mencintai Hellena."
"Iya, aku tahu hal itu, tapi itu tak mengurangi rasa hormatku padamu, Taddeus."
Kallida memang perempuan yang cantik, anggun dan penuh kasih sayang. Hanya saja, ia memiliki satu ketidaksempurnaan, yaitu ia memiliki tanda lahir berupa lingkaran hitam yang lumayan lebar di seluruh punggungnya, yang membuatnya tak pernah bisa memakai pakaian seksi dan terbuka seperti wanita-wanita lain di jamannya. Ditambah dengan jatuhnya Kallida sewaktu masih balita, membuat pinggulnya sedikit bergeser, sehingga Kallida tumbuh sedikit tak sempurna, kakinya yang kanan sedikit lebih pendek, jadi ketika berjalan, kaki kanan Kallida tampak jinjit.
"Dan satu lagi, Kallida, aku memiliki putra yang tampan dari pernikahanku dengan Hellena," ucap jujur Taddeus.
Tak dipungkiri, Kallida tetap kaget pada awalnya. Ia terdiam beberapa saat untuk menata hati dan menimbang. Ia menyadari banyaknya kekurangan fisik yang membuat semua pria di kota itu menolaknya. Namun, memiliki putra tiri semenjak awal pernikahan juga bukan mimpinya sejak awal. Kallida benar-benar dilema.
"Aku tidak akan banyak menuntut atau membatasimu, Kallida. Aku hanya memintamu untuk menyayangi putraku, membesarkan dan mendidiknya selayaknya ia adalah putramu." Taddeus berdiri menatap ke luar jendela, membelakangi Kallida yang tengah duduk menghadap sebuah meja, tepat di belakang Taddeus.
Kallida masih bimbang dan menimbang. Ia tak yakin bisa menerima putra dari perempuan asing. Namun di satu sisi, cap buruk mengenai keluarga Boen yang memiliki gadis cacat yang akan menjadi perawan tua, begitu menyiksa batin Kallida.
"Baiklah, aku akan menerimanya. Tapi biarkan juga aku meminta satu syarat?" Kallida memberanikan diri mengajukan keinginannya.
"Katakan, jika bisa akan aku pertimbangkan," sahut Taddeus, berjalan mendekat lalu duduk di seberang Kallida.
Kallida mengepalkan kedua tangannya, meremas rok panjang yang dikenakannya, "Jadilah pria setia, yang tidak akan memiliki istri yang lainnya lagi."
Kallida tahu keinginannya termasuk keinginan tak lazim di jamannya, apalagi putra seorang ketua Klan. Sudah menjadi kebiasaan umum, jika seorang pria kaya bisa memiliki istri lebih dari tiga. Namun, tak ada salahnya jika Kallida pun mengajukan syarat.
"Baik. Itu sangat mudah untuk kulakukan."
Kallida tak menyangka jawaban Taddeus begitu meyakinkan, tanpa perlu berpikir terlalu lama. Dan hal itulah yang membuat Kallida semakin menghormati Taddeus.
"Baiklah, kita sepakat melakukan pernikahan ini dengan syarat masing-masing," ucap Kallida mempertegas.
Taddeus mengulurkan tangan, disambut Kallida. Kedua nya berjabat tangan sebagai pertanda kesepakatan dimulai.
Dua Minggu setelahnya, pernikahan besar dilangsungkan di dua rumah yang berseberangan sungai besar. Kedua keluarga mengadakan pesta tujuh hari tujuh malam, sebagai ucapan syukur masing-masing.
Keluarga Male merayakan keberhasilan kesepakatan mendapatkan kesempatan berbisnis dengan keuntungan lebih besar, dan akan mendapatkan suplier obat-obatan dan tenaga medis dengan mudah dan harga yang jauh lebih murah.
Bagi keluarga Boen yang tinggal di tanah yang kurang subur, akan mendapatkan keuntungan dengan pasokan bahan baku obat-obatan yang melimpah, juga bahan pangan lainnya. Seperti itulah cara kerja sama di wilayah itu pada jamannya. Pernikahan merupakan salah satu cara untuk mengikat sebuah kesepakatan.
Dalam perjalannya, kedua belah pihak, tidak boleh melanggar kesepakatan. Jika ada yang melakukannya, maka hukuman cambuk, dan dipermalukan di seluruh wilayah, serta akan mendapatkan gelar sebagai 'PENIPU' akan terus melekat dan sangat sulit untuk dihapuskan dan hanya kan bisa melakukan kesepakatan dengan klan-klan di kelompok ekonomi paling bawah.
.
.
.
Kita kembali ke persidangan Math Male.
Mendengar kalimat Xillas, Math terpancing amarah, "Hati-hati kalau bicara hey Pak Tua!!" ujar Math tak memperdulikan sedang bicara pada siapa.
"Math!! Jaga ucapanmu!!" gertak Mattew lalu berdiri hampir menampar wajah Math, namun dicegah oleh Jhonan, pamannya Math.
"Jangan gegabah Ayah, maklumi Math."
Jhonan adalah adiknya Taddeus yang dilahirkan dari rahim yang sama, yaitu istri tertua Mattew yang bernama Zicha. Jhonan sangat menyayangi Math sejak kecil, sejak Jhonan belum dijodohkan. Selain karena Jhonan memang sangat menyukai anak kecil, namun ia selalu tak tega setiap mengingat bagaimana Math tidak tumbuh dalam pelukan sang ibu kandung.
Jhonan tak pernah bisa marah sedikitpun pada Math. Senakal apapun Math, Jhonan akan datang sebagai pengganti kehadiran Taddeus. Jhonan akan melindungi Math dari kenakalan dan bullyan anak-anak dari keluarga lainnya.
"Jhonan, kamu terllau memanjakan Math, itulah sebabnya dia tumbuh jadi anak tak tahu sopan santun!" seru Redrik tak terima dengan pembelaan Jhonan.
"Terimakasih Paman, tapi percayalah jangan lakukan hal itu lagi. Aku bukan anak kecil lagi," ucap Math merasa tak enak dengan sang paman.
"Jadi, bagaimana tuan Mattew? Saya rasa perjodohan ini tidak bisa dilanjutkan. Saya tidak bisa melepaskan anak gadis saya pada seorang pria yang berasal dari rahim asing," pangkas Xillas.
"Bagus! Aku juga tak berselera dengan perempuan seusia adikku." lagi-lagi ucapan Math membuat geram beberapa anggota yang hadir, terutama Redrik dan Zurick.
"Tuan Xillas, mohon dengarkan dulu apa yang akan aku katakan, jangan gegabah mengambil keputusan." cegah Mattew menahan sabar dengan ucapan Math yang menurutnya tak sopan.
"Ku tak ingin menikahinya Kakek! Jangan memaksa!" seru Math dengan berani.
Mattew beranjak dari singgasananya lagi, lalu menghampiri Math,dari raut wajahnya yang memerah, terlihat jelas kemarahan yang tak bisa lagi ditahan. Mattew menghampiri Math dengan kedua kepalan tangan.
BRUUUUUK....
Tiba-tiba tubuh Dorrota melemah dan ambruk.
...****************...
To be continue...
Lucu yaak tetiba pen jadi istri Math, pdhl kadarnya mereka masih satu turunan dari Mattew. Usstica itu kan dinikahi yaa kna dia dalam keadaan berbadan dua... tapi bkn anak Math, tapi anaknya Miltus.
tak sabar nunggu Mesh yang dinikahi Math terus hamil. Mesh jadi permaisuri utama kan?
bisa kna prank semua kaum hawa di klan Male.
Kallida melakukan cara kotor itu kna pelampiasan semua perasaan kecewanya pada Tedd yang tak pernah bisa mencintai nya dan Usstica just alat bwt Kallida.
Mesh perempuan berbeda Miltus...
jngn terlalu merasa tak enakan, krna kiss bwt Mesh tak seberapa.
berkaitan Math, Usstica, Dorrota, Miltus, Mesh yg notabenenya orang biasa tapi malah yang berkesan bwt Math.
padahal lagi di hotel itu Mesh yang kek judes gituu yaa, alasan minta bayaran itu tak sepenuhnya dia butuhkan kna yg terpenting dia juga menyukai dan menikmati naninuannn sama Math.
Salah Math apa knpa Kesalahan Tedd harus Math yang nanggung?
Terus juga klo tak salah sblom menikah Tedd kan udah ngomong jujur klo dia mencintai Hellena, udah punya anak juga dan Hellena juga minta Tedd menjadikannya istri satu-satunya. aku rasa impas. knp Kallida jadi picik? apa kna kekuasaan?.
catat, Cinta itu tak bisa di paksakan. Tedd mungkinnn tak bisa mencintaimu Kall, tapi sebagai pria Tedd menepati janjinya.
jadi penembakan itu udah direncanakan Tedd? sama kek budirr tapi pake tangan orang lain yaak?
Mungkin Tedd pen nebus kesalahan kna pembantaian yang dilakukan mattew kna dia menikah sama Hellena itu, Tedd lebih terhormat klo yg menembak nya kaka iparnya.
yaa semoga pengorbanan Tedd ada hikmahnya, bwt Math dan dendam dua klan berakhir.