S U G I H Ronggeng

Sati pun sudah sadarkan diri. Eman yang menunggu kesadaran Sati langsung terkena tamparan Sati.

"Plakkkkk"

(Tangan Sati dengan keras menampar Eman).

Eman pun langsung memeluk Sati dan mencoba menenangkan amarah Sati. Sati pun tak henti - hentinya memukuli Eman dengan kondisi menangis.

Sedangkan Kinasih yang merasa bersalah langsung meninggalkan kediaman Eman dan Sati.

"Akang... Akang meni tega ka Nyai" (Akang, Akang tega sekali sama Nyai) Ucap Sati kepada Eman.

"Nyai kirang kumaha ka Akang? Naon kakirangan Nyai sampe Akang berhianat ka Nyai?" (Nyai kurang apa sama Akang? Apa kekurangan Nyai sampai Akang berkhianat kepada Nyai?) Tanya Sati sembari menangis lemas.

Eman pun tak banyak berkata, Eman terus menerus memeluk Sati seolah - olah meminta maaf yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata - kata, alih - alih menyesali dan meminta maaf, Eman malah mencumbu Sati istrinya.

Sati pun tak memberikan perlawanan, karena bagaimanapun Eman adalah suaminya.

Malam itu pun Eman bercinta dengan Sati meneruskan sesuatu yang tanggung.

"Nyaiiiii..." Eman pun sudah mencapai puncaknya.

Eman tertidur pulas setelahnya. Sedangkan Sati menuntut dendam kepada Kinasih.

Sati berpikir bahwa Kinasih membawa petaka di dalam rumah tangganya. Kinasih wanita penggoda itu tidak boleh di biarkan tenang.

"Teu boga ka era, teu ngaji diri, di bere hate malah nyegag" (Tidak punya malu, tidak berkaca diri, di kasih hati malah menerkam) Ucap Sati sembari menggerutu.

"Tingali wae isukan Kinasih!" (Lihat saja nanti Kinasih) Ucap Sati dalam hati dengan amarah ber api - api.

Sore menjelang malam, posisi Kinasih tanpa arah.

Kinasih berjalan menyusuri sungai yang jaraknya belum jauh dari rumah Sati dan Eman.

Terlihat samar - samar ada gubuk di sekitaran sungai dan Kinasih pun berjalan menuju kesana.

Kinasih mencoba mengetuk pintu, siapa tahu ada orang di dalamnya. Namun ketika Kinasih mengetuk pintu, pintu tersebut terbuka dengan sendirinya. Kinasih pun tak banyak berpikir, Kinasih langsung memasuki gubuk tersebut dan beristirahat disana.

Ke esokan harinya, Eman mencari - cari Sati.

"Nyaiiiii, nyiii dimana?" Ucap Eman kebingungan.

Eman pun bergegas meninggalkan rumah dan berangkat kerja menuju rumah Jaya.

Tak pernah terbayangkan sebelumnya. Sati istri Eman ternyata sedang berada di kediaman Jaya.

Muka - muka tegang yang Eman lihat kian mencekam.

Jaya, Acum dan juga Sati, semua ada di sana.

Jaya yang terlihat ingin menerkam Eman, Acum yang terlihat ber api - api sedangkan Sati merasa puas dengan pekerjaannya hari ini.

"Punten Tuan, Nyonya, Nyai nuju naon di dieu?" (Maaf Tuan, Nyonya, Nyai sedang apa di sini?) Tanya Eman.

Jaya sudah mengetahui bahwa Eman pesuruhnya ini sudah berani menyetubuhi Kinasih, Ronggeng cantik miliknya.

Sedangkan Acum sudah mengetahui bahwa pada malam itu, Kinasih bercinta dengan suaminya Jaya, bukan dengan Eman pesuruhnya.

Suasana semakin keruh, Sati pun meminta izin kepada Acum dan Jaya untuk bergegas pulang.

Sati pun pulang tanpa menyapa Eman suaminya.

Eman yang kebingungan lantas meminta izin kepada Acum dan Jaya untuk menyusul Sati, istrinya.

Alih - alih diberikan izin. Eman di hadang oleh pesuruh Jaya yang lain dan memberikan perintah untuk memenjarakan Eman. Eman pun di seret paksa.

"Tuan, naha Tuan maksadna kumaha?" (Tuan, kenapa Tuan, maksudnya bagaimana?) Tanya Eman.

Jaya pun tak menggubrisnya, Eman di seret oleh pesuruh yang lain dan di masukan ke dalam penjara bawah tanah.

Sedangkan Acum menugaskan pesuruh yang lain untuk mencari keberadaan Kinasih.

Jaya pun meminta maaf kepada Acum atas ulahnya malam itu sudah berkhianat kepadanya dengan bercinta bersama Kinasih. Jaya berkata bahwa Kinasih lah yang menggoda Jaya.

Acum pun percaya dan memaafkan suaminya. Dan tapi tetap memiliki dendam pribadi kepada Kinasih.

Ke esokan harinya, warga pun berkumpul untuk mengikuti sayembara. Barang siapa yang bisa menemukan Kinasih, maka orang tersebut akan di berikan imbalan.

"Kinasihhhhh... Kinasihhhhh... " Semua warga berseru mencari keberadaan Kinasih.

Kinasih yang pada saat itu mendengar samar - samar dan terbangun dari istirahatnya lantas kebingungan dan merasa takut ketika para warga mencari - cari dirinya.

Badannya gemetar, wajahnya pucat, kondisi Kinasih benar - benar lemah tak berdaya karena dehidrasi tidak ada asupan 2 hari lama nya.

"Aya gubuk tuh, cobian yu tingal ka dinya" (Ada gubuk tuh, kita coba yu lihat ke sana) Ucap warga - warga.

Salah satu warga pun mencoba menyambangi gubuk tersebut dan benar. Kinasih berada di sana.

"Ayaaaaa... Ayaa.." (Ada, adaaaaa) Ucap Warga.

Kinasih yang terlihat lemah langsung di angkat menggunakan tandu dan di bawa ke kediaman Acum dan Jaya.

Warga berpikir bahwa Kinasih akan di obati. Warga pun menyerahkan Kinasih kepada Acum dan Jaya.

Kemudian sesuai janji Acum, semua warga yang sudah berhasil menemukan Kinasih mendapatkan imbalan yang sesuai.

Warga pun bubar, tersisa Kinasih, Acum, Jaya dan pesuruhnya.

Alih - alih di obati. Acum yang melihat Kinasih terbaring lemah di tandu langsung menginjak wajah Kinasih dengan hentakan kaki kanannya.

"Mampus! Paeh wae lah, jalang! (Mampus, mati saja lah wanita penghibur!) Ucap Acum.

Kinasih pun hanya bisa menangis. Sedangkan Jaya tidak bisa berbuat apapun. Di sisi lain merasa kasihan dengan Kinasih, karena selama Jaya bercinta dengannya, hanya Kinasih lah yang bisa memuaskan hasrat Jaya. Namun apa boleh buat, walau bagaimanapun Acum adalah ibu dari anak - anaknya. Jadi Jaya hanya melihat dan membiarkan Acum istrinya melampiaskan amarahnya kepada Kinasih.

Acum pun memberikan perintah kepada pesuruh untuk memindahkan Kinasih ke ruangan bawah tanah.

Selama di sekap, Kinasih benar - benar tidak di berikan makan sedikitpun. Hanya air yang Kinasih dapat.

Acum pun tak ada ampun kepada Kinasih. Rasa - rasanya belum puas dengan perbuatannya, Acum memberikan perintah kepada pesuruhnya untuk merudapaksa Kinasih secara bergiliran supaya Kinasih merasakan sakit bagaimana rasanya menjadi seorang istri ketika suaminya berkhianat dengan perempuan lain.

"Ampun... Ampunnnn" Kinasih merintih kesakitan ketika para pesuruh Acum yang berjumlah 12 orang secara bergiliran merudapaksa dirinya.

Kinasih pun pingsan, 12 orang pesuruh Acum tanpa henti bergiliran hingga mereka puas. Bagaimana tidak, walaupun Kinasih dalam keadaan tidak sehat, tidak berdandan, kemolekan tubuhnya tidak pernah berubah, sama seperti parasnya yang cantik yang tanpa polesan hiasan pun tetap terlihat paripurna.

"Hah, dimana ieu?" (Hah, dimana ini?) Kinasih terbangun di sebuah hamparan sawah.

"Neng...." Ucap Kakek Tua kepada Kinasih.

"Dupi sareng saha nya?" (Dengan siapa ya?) Tanya Kinasih kepada Kakek Tua tersebut.

Belum sempat Kakek tersebut menjawab. Kinasih terbangun kembali dengan ke adaan telanjang bulat dan merasakan nyeri di area kewanitaannya.

Kinasih pun teringat ajian - ajian yang sudah dirinya pelajari. Dimana Kinasih berguru ilmu pengasihan supaya dirinya terlihat menarik di kalangan orang yang Kinasih tuju. Kemudian Kinasih pun mempelajari ajian supaya dirinya awet muda.

Kendati membawa manfaat, ilmu - ilmu yang dirinya pelajari membawa petaka. Tidak ada yang gratis, tawaran mahal Kinasih untuk mendapatkan ajian tersebut yakni nyawa.

Ya, Kinasih mengorbankan nyawa yang tidak lain darah dagingnya sendiri.

Jika kembali ke masalalu di saat usianya 20 tahun dan di persunting Karman saudagar kaya. Kinasih belum kunjung di karuniai anak.

2 bulan kemudian, Kinasih dinyatakan mengandung. Namun Kinasih bingung, apakah anak yang di kandungnya ini anaknya bersama Karman? Atau Anaknya bersama Damar? Karena Kinasih sendiri secara sadar memang sering bercinta dengan keduanya.

Walaupun Karman sudah memiliki istri yang lebih muda dari Kinasih, namun pesona Kinasih tidak pernah padam di mata Karman. Karman akui hanya Kinasih lah istri satu - satunya yang bisa membuat dirinya puas.

"Aaaaaaa..." Terdengar desahan wanita.

Karman yang pada saat itu akan menuju kamar Sumiati istri muda nya, sontak terhenti di pintu kamar Kinasih.

Tanpa basa - basi, pintu Kamar pun di dobrak oleh Karman. Dan yaaa, Karman melihat Kinasih sedang bercinta dengan Damar anak bungsu dari istri keduanya.

"Ciaaaaa ciaaaat sattttt settttt"

(Karman pun tanpa ampun menepis badan Damar dengan senjata yang di pegangnya).

"Damarrrrrrr" Teriak Kinasih.

Damar pun tersungkur dengan bersimpah darah dan meninggal di tempat. Sedangkan Kinasih yang ketakutan melihat Karman lantas meminta ampun kepada suaminya tersebut atas apa yang sudah dilakukan olehnya.

Karman pun memaafkan Kinasih. Ajian pengasihan Kinasih memang dapat meluluhkan hati seseorang termasuk Karman yang sudah seperti dirasuki setan karena sudah membunuh darah dagingnya sendiri yakni Damar, namun masih bisa luluh kepada Kinasih.

Karman pun tak tertahankan ketika melihat Kinasih yang masih telanjang bulat, tak menunggu lama, Karman melepas pakaiannya dan bercinta dengan Kinasih dengan posisi mayat Damar masih terkapar.

Ke esokan harinya, Karman memberikan perintah kepada pesuruhnya untuk membawa mayat Damar dan menguburkannya tanpa prosesi apapun. Karman meminta kepada pesuruhnya untuk tidak membuka mulut atas apa yang terjadi.

Damar pun di kuburkan di suatu tempat yang mana tidak di ketahui oleh siapapun kecuali Karman, pesuruhnya dan Kinasih.

Kinasih pun melanjutkan hidupnya dengan Karman.

Alih - alih hidup bahagia. Kinasih di mintai janji oleh sesuatu yang tidak lain iblis yang sudah memberikannya ilmu pengasihan.

Kandungan Kinasih pun gugur begitu saja ketika usia kandungan memasuki 4 bulan. Kinasih merasa terpukul, walau bagaimanapun, ternyata dirinya mendambakan sosok seorang anak yang bisa tumbuh di dalam rahimnya.

Waktu pun terus berjalan, Kinasih sering bercinta dengan suaminya, namun tidak kunjung mengandung.

Karman pun merasa kesal, kenapa Kinasih tidak kunjung mengandung? Dirinya merasa rendah karena tidak bisa menghamili Kinasih.

Bahkan pikirannya pun kembali mengungkit apakah ketika Kinasih mengandung adalah darah dagingnya atau darah daging Damar.

Iblis pun ikut marah, karena janji setiap tahun memberikan tumbal anak, namun Kinasih tidak kunjung menepatinya dan ajian tersebut berbalik membawa petaka kepada Kinasih.

Karman yang asalnya menyayangi dan mengasihi Kinasih kini membabi buta selalu menyiksa Kinasih tanpa ampun yang pada akhirnya Kinasih melarikan diri dan tidak pernah kembali kepada suaminya.

Hingga pada akhirnya, Kinasih pun berguru kembali dan menaikan level ilmunya dengan syarat dirinya harus mengabdi kepada iblis ketika hidupnya sudah berada di ambang kematian.

Kini hidup Kinasih kembali makmur. Di usianya yang sudah menginjak 23 tahun, Kinasih terkenal di semua kalangan masyarakat. Walaupun masalalunya kelam, namun Kinasih masih tetap di terima di desa tersebut dan kini terkenal sebagai penari Ronggeng tercantik.