Turnamen antara Zodiak Barat dan Timur di mulai, beberapa manusia terpilih mewakili Zodiaknya.
Berbagai intrik dilakukan demi mendapatkan 4 Mustika Naga, meskipun beberapa peserta tidak berminat mengikuti pertarungan itu, tetapi mau tak mau mereka harus terlibat karena situasi yang memaksa mereka turut terseret.
4 Mustika Naga, yang mewakili 4 elemen alam, yang di jaga 4 Naga, yaitu Naga Merah, Naga Hijau, Naga Biru, dan Naga Putih menjadi incaran semua Zodiak yang ada di dunia Astro-Geo.
Lalu apa maksud dari itu semua?
Ikuti saja Novel ini sampai tamat, Ok?!
Selamat Membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tenth_Soldier, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Buyung, Viona Mendez & Ardian
Buyung masih sibuk menghadapi Faun dan Ghū-Tháu, dia tak terlalu kesulitan menghadapi kedua lawannya itu.
Tetapi lain halnya dengan Faun yang seperti telah kehabisan tenaga, Luigi Lorenzo medium Faun benar-benar kepayahan menghadapi serangan Byakko.
"Faun, rasanya aku sudah tak kuat lagi, musuh kita terlalu kuat!" keluh Luigi Lorenzo pada Faun.
"Kau ingin menyerah begitu saja, Nak?" sahut Ghū-Tháu.
"Hey, Luigi bukankah kau seorang anggota KPD?" Makisig Alab, "Ayolah kau belum terlalu berjuang dengan serius." lanjutnya.
"Aku, selalu sadar di atas langit masih ada langit, kau harusnya menyadarinya Makisig, lihatlah sendiri luka-lukaku bertebaran di sana-sini, aku sudah kehabisan banyak darah dan tenaga." kata Luigi Lorenzo.
"Baiklah, Luigi mundurlah biar aku saja yang menghadapi Byakko," jawab Makisig Alab.
Faun menuruti perkataan Makisig Alab dan melompat ke belakang sedang Ghū-Tháu menahan serangan Byakko dengan perisainya.
Twank! Twank!
"Bagus Nak, musuh kita sudah mundur satu, tinggal Ghū-Tháu yang harus di bereskan." ujar Byakko pada Buyung.
"Dia lamban tapi baju zirahnya sangat kokoh sekali," ucap Buyung sambil melancarkan tendangan bayangannya.
Duk dak duk dak!
Ghū-Tháu tak bisa banyak menyerang dan masih tetap bertahan menghadapi Byakko.
Sementara Faun menghimpun tenaga sambil berusaha menyembuhkan diri.
Buyung berusaha keras mencari titik kelemahan Ghū-Tháu. Satu hal yang ingin dicobanya.
Buyung melompat mundur sangat jauh. Ghū-Tháu agak terheran dengan gerakan Byakko namun dia menduga pasti Byakko akan berlari dan menerkamnya. Ghū-Tháu pun mempersiapkan dirinya dengan perisai dan kampaknya.
Dan benar saja Byakko terlihat berlari dengan sangat cepat ke arahnya....
*****
Sementara itu Bai Suzhen sudah mengeluarkan kecapi saktinya. Scorpius tak mudah dibelit dengan selendang sutranya.
Dengan lihai jari-jarinya memetik dawai kecapi saktinya ke arah Scorpius.
Triiiiiing...!
Alunan suara dawai yang disertai hawa kematian menerpa Scorpius.
"Aarrgh..!" Scorpius menutup kedua telinganya. Nada kecapi sakti Bai Suzhen tak hanya melukai tubuhnya, tapi juga merusak pendengarannya.
"Scorpius kurasa kita harus pindah dulu ke Astro-Geo." tukas Fausto Fazzio
" Baiklah!" sahut Scorpius.
Fausto Fazzio melemparkan bom asap.
Bum! poff!!
Dan menghilang menuju dimensi Astro-Geo.
"Dasar pengecut! jangan lari kau!" seru Bai Suzhen ketika menyadari Scorpius telah kabur.
Cepat! susul dia! seru Viona dalam hati.
Dan Bai Suzhen pun menjentikkan jarinya.
cetiik!
Portal menuju Astro-Geo pun muncul, Bai Suzhen dan Viona Mendez dengan cepat memasuki portal itu.
Dan seluruh rangkaian pertarungan itu sudah terekam anak buah Mushaka.
*****
"Maaf, sampai membuang waktu dan tenagamu, kurasa aku sudah yakin dan percaya dengan kemampuanmu." kata Wong Fei Pong.
"Aku ke sini untuk satu milyar itu, jadi cepat katakan apa yang harus aku lakukan." sergah Ardian.
"Baik, baik ini lembar-lembar kontraknya, silahkan baca dulu serta isi juga yang ini." Wong Fei Pong memberi selembar kertas lain yang berisi tentang garansi atas hidup Ardian.
"Aduuh ribet amat sih!" gerutu Ardian yang mau tak mau harus membaca surat kontrak itu.
Tapi untungnya hanya dua lembar saja. Secara garis besar isi dari surat kontrak itu adalah Ardian harus menuruti perintah Zhu Bajie selama berada di Astro-Geo.
Lalu disebutkan, di situ bahwa Mustika Naga Shenlong yang menjadi targetnya.
Tapi yang membuat Ardian bingung adalah dia harus menculik medium dari perwakilan zodiak kelinci jika gagal mendapatkan Mustika Hijau milik Shenlong.
"Tunggu, kenapa aku harus menculik medium dari zodiak kelinci?" tanya Ardian.
" Itu sebenarnya target utama kami," kata Wong Fei Pong.
"Oh tidak lagi, aku tahu apa yang kau inginkan sekarang," Fenrir menyahut.
"Setelah gagal mengacak-acak roda waktu sekarang kau ingin menyandera anak buahnya ya?" sambung Fenrir.
" Hey! itu urusan pribadiku, kau bisa memiliki Mustika Shenlong aku hanya menginginkan dia saja!" Zhu Bajie meninggikan nada suaranya.
Selama percakapan itu berlangsung Mushaka tetap menyembunyikan aura keberadaannya, dan Zhu Bajie masih belum menyadarinya.
"Apa tidak ada gadis lainnya, Huh! sudah ribuan tahun berlalu, masih saja kau mengharapkan cintanya," ujar Fenrir.
"Apa kau terlalu takut melakukannya?" tukas Zhu Bajie, "Kalau tidak sanggup, aku cari yang lain saja." Zhu Bajie mencoba memprovokasi Fenrir.
Zhu Bajie juga paham karakter Fenrir yang angkuh itu dan benar saja triknya berhasil.
"Takut? Kalau perlu ku bawa sekalian saja Dewi Chang E -mu itu," Fenrir terpancing ejekan Zhu Bajie.
"Wah pandai membual juga rupanya?" Zhu Bajie masih memanas-manasi Fenrir.
"Cepat Nak! kau tanda tangani kontrak itu!" Fenrir makin geram mendengarnya, dia tidak sudi direndahkan Zhu Bajie.
"Tunggu dulu, aku masih mempelajarinya!" tukas Ardian yang masih sibuk membaca kondisi dan persyaratan di surat kontrak itu.
Bersambung...
Buyung adalah MC dalam Novel karya Mirwan Chaniago
Viona Mendez MC dalam Novel karya (medusa) VIRGO GILR
Dan Ardian adalah MC dalam Novel karya Eko Arifin