NovelToon NovelToon
Our Love Journey

Our Love Journey

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:637
Nilai: 5
Nama Author: Renjana

Membahagiakan memiliki sahabat yang baik dan seorang crush yang sangat perhatian. Tapi dibalik itu semua, perjalanan cinta tak selalu bahagia. Masa lalu yang belum usai menjadi ujian disaat mereka memutuskan ke jenjang yang serius.
Masa lalu yang hadir diantara mereka, juga cobaan yang silih berganti. Akankah mereka bisa mengatasi dan melaluinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

"uhuuukkk..." Verlie terbatuk memuntahkan sedikit air. Mata dan hidungnya perih.

"Sudah Ok?" tanya Kefin, wajahnya terlihat cemas. Verlie mengangguk lemah.

"Kamu tidak bisa berenang?" tanya Jimy. Verlie menggeleng.

"Astagaaaa... Kenapa tidak bilang? Malah ikut ke sini," Kefin menggaruk kepalanya.

"Terus aku di rumah aja? Sama Naja dan Lea?" protes Verlie.

"Uhmmm... Ya sudah istirahat. Itu ada teh hangat diminum dulu," ucap kefin. Verlie menyesap tehnya, seketika hangat mengaliri tubuhnya.

Mereka berdua berdiam diri melihat Jimy yang kembali berenang.

"Sudah baikan?" tanya Kefin.

"Sudah, I'm ok." jawab Verlie.

"Aku kira kamu bisa renang, maafin aku," kata Kefin.

"Hahaha tidak apa-apa, seharusnya aku bilang dari awal," kata Verlie, sedikit senyum terukir di wajahnya.

"Aku bercanda berlebihan," ucap Kefin

"Tidak! Berhentilah menyalahkan dirimu. Aku sudah baik-baik saja. Daripada di rumah, entah aku harus bagaimana," ucap Verlie.

"Kamu masih kepikiran Naja?" tanya Kefin. Verlie mengangguk.

"Lea itu siapa?" tanya Verlie.

"Dia teman kami, seperti kamu. Dia pernah ada bersama kami bertahun-tahun,"

"Dia juga sering menginap di rumah Naja? Sepertiku?" tanya Verlie.

"Iya, bahkan Lea menetap di rumah itu. Kemana-mana kami selalu berempat. Dan yang paling dekat dengan Lea adalah Naja. Naja yang selalu memperhatikan Lea. Lea itu manja, dia sulit melakukan beberapa hal. Jadi kami sering membantunya," ucap Kefin.

"Pantas saja Naja begitu," ucap Verlie terdengar sedih.

"Kamu menyukainya?" tanya Kefin. Verlie terdiam tak berani menjawab.

"Gadis mana yang tak menyukai Naja? Wajahnya, sifatnya, kekayaannya," ucap Kefin.

"Entahlah, aku tidak menyukainya," jawab Verlie pelan dan sedikit ragu.

"Benarkah?" tanya Kefin.

"Ya, aku sadar aku siapa. Dan lagi kita juga belum lama kenal. Aku rasa aku hanya mengaguminya," jawab Verlie sambil tersenyum. Kefin menyipitkan mata menatap Verlie.

"Hei! Kau tidak mempercayaiku?" tanya Verlie sambil memukul bahu Kefin.

"Sedikit!" jawabnya sambil tersenyum, ia lalu meraih handuk dan kembali mengusap rambutnya.

"Jika diantara kami, siapa yang kamu sukai?" tanya Kefin. Jimy yang baru naik dan duduk bergabung bersama terlihat tertarik dengan ucapan Kefin.

"Jangan memberikan opsi sulit," kata Verlie.

"Hanya tebakan permainan,"

"Aku suka kalian bertiga," jawab Verlie tanpa ragu.

"Kalau harus memilih?" tanya Jimy.

"Aku pilih kamu!" jawab Verlie sambil tertawa. Jimy mengangguk senang.

"Aku tahu kamu pasti pilih aku, nanti ku traktir es krim!" katanya sambil tertawa.

Verlie menyukai ketiganya, tentu saja sebagai teman. Mereka lucu, mereka perhatian, mereka melindunginya. Verlie merasa bahagia karena ia jauh dari keluarga. Dan bertemu ketiganya serasa ia menemukan keluarga baru yang menyayanginya. Itulah sebabnya ia tak mau berpangku tangan saat di rumah Naja. Sebisanya ia mengerjakan yang disukainya dan tak mau merepotkan si empunya rumah.

Hari telah beranjak siang, Verlie memutuskan untuk pulang setelah berendam di kolam. Ya berenang versi Verlie adalah mencebur-ceburkan diri dan berendam diam di kolam. Membuat Jimy dan Kefin tertawa dan mengejeknya.

Sesampainya di rumah, Verlie segera masuk ke kamar dan membaringkan tubuhnya di kasur. Tapi bertahan hanya lima menit, karena setelahnya datang Jimy yang mengeluh lapar, tidak ada cemilan saat bermain game.

Verlie bangkit dan membuat pizza. Sesaat setelah ia mendiamkan adonan agar mengembang, Naja datang dan meraih pisau.

"Sini kubantu!" ia meraih sosis dari tangan Verlie dan membuka bungkusannya. Verlie hanya diam membisu.

"Aku minta maaf," ucap Naja tapi pandangannya tetap ke arah sosis yang dipotongnya.

"Tidak ada yang salah!" jawab Verlie.

"Ver..."

"Kalau hanya untuk bicara nanti saja!" ucap Verlie memotong pembicaraan Naja.

"Hentikan ini!" Naja meraih tangan Verlie dan menatap Verlie yang menunduk.

"Pergilah!" usir Verlie dengan suara sedikit bergetar. Entah apa yang salah hingga membuatnya hampir menangis padahal hanya berbicara pada Naja.

"Tidak akan," ucap Naja. Verlie berbalik memotong sosis yang tak jadi dikerjakan Naja.

"Ver, kamu marah?" Naja kembali meraih tangan Verlie.

"Tidak!" jawab Verlie. Naja menghembuskan napasnya kasar.

"Ver, sini kubantu!" ucap Kefin yang baru saja datang ke dapur.

"Tolong potongkan sosis ini Fin," pinta Verlie sambil tersenyum. Naja tercengang melihat bagaimana ramahnya Verlie pada Kefin. Berarti benar dugaannya, Verlie marah.

Verlie melihat adonan yang sudah mengembang, lalu mulai memipihkannya ke dalam loyang. Ia juga meletakkan saus tomat diatasnya, bawang bombay, sosis dan taburan keju. Setelah itu ia memasukkan ke dalam oven.

"Sambil menunggu, tolong buatkan aku sirup!" pinta Verlie pada Kefin.

"Siap nona," jawabnya. Kefin dan Verlie sibuk di dapur sementara Naja menatap keduanya tak percaya. Naja semakin panas melihat Kefin menguncir rambut panjang Verlie karena tangan Verlie yang dipenuhi tepung. Lalu kejadian selanjutnya benar-benar membuat Naja tak tahan saat melihat Kefin mengelap keringat di kening Verlie lalu memberikan gadis itu minum.

"Aku perlu bicara!" tanpa menunggu lama Naja segera menarik tangan Verlie dan membawanya ke lantai atas.

"Lepas! Mau apa?" tanya Verlie menghempaskan tangannya.

"Aku..." Naja justru bingung mau mengatakan apa.

"Kalau tidak ada aku permisi," ucap Verlie berlalu melewati Naja. Tapi dengan cepat Naja menarik tangan Verlie dan memeluknya.

"Naja..."

"Aku mau bicara, jangan pergi," bisik Naja. Verlie mengangguk.

"Aku minta maaf soal tadi pagi membentakmu," ucap Naja setelah melerai pelukannya.

"Aku sudah melupakannya," jawab Verlie.

"Aku tahu kamu pasti marah dan kesal," ucap Naja.

"Sudahlah! Aku masih ada pekerjaan,"

"Ver! Aku dan Lea tidak ada hubungan apa-apa," ucap Naja cepat. Verlie menghentikan jalannya dan berbalik.

"Lalu kenapa? Tidak perlu menjelaskan hal itu," ucap Verlie.

"Maksudku... Aku... Hanya berteman dengan Lea," kata Naja.

"Lalu? Sudahlah Naja! Aku tidak perlu pengakuan apapun. Toh kita hanya berpura-pura selama ini kan? Kalau kamu pikir aku cemburu, kamu salah. Aku hanya temanmu. Dan kita hanya sebatas saling membantu," kata Verlie.

"Tapi aku minta..."

"Aku sudah memaafkan kamu," ucap Verlie.

"Ver..." Naja memeluk Verlie tiba-tiba. Verlie segera mendorong.

"Jangan begini, tidak enak dilihat yang lain," kata Verlie melihat ke sekeliling.

"Tidak ada yang akan melihat," kata Naja.

"Ja, aku mau masak! Lepaskan!" Verlie kembali mendorong tubuh Naja yang memeluknya erat. Tapi Naja tak mau melepaskan. Tentu saja Naja pasti lebih kuat tenaganya dibandingkan Verlie. Verlie hanya bisa pasrah saat perlawanannya tak menunjukkan hasil.

"Bisakah kita kembali seperti biasa? Aku tahu aku salah karena membentakmu tadi pagi. Dan aku tidak langsung mencarimu. Aku tahu kamu mungkin sedikit tidak nyaman tapi tolong tetap menginap di sini," pinta Naja. Verlie hanya diam.

"Ver... Aku tidak tahu harus berkata apa. Selain maaf," ucap Naja.

"It's Oke Ja. Aku paham kalian dan Lea sangat dekat. Sementara aku hanya orang baru di lingkup kalian. Mungkin aku yang terlalu terbawa perasaan dan memasukkan dalam hati hanya karena hal sepele," ucap Verlie.

"Tidak, kamu juga bagian dari kami. Maafkan sikapku tadi pagi," ucap Naja.

Verlie menatapnya diam lalu...

"Naja!"

bersembeng

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!