Alya Revalina merupakan teman sekolah Rangga Setyawan semasa pendidikan SMA. Rangga selalu mengganggu Alya, Ia melakukan hal Itu sebab Rangga sangat menyukai Alya. Namun Alya yang bersikap datar membuat rangga merasa marah. pernah suatu hari, ketika mendekati kelulusan, Rangga memaksa Alya untuk datang ke rumahnya, Hal tidak terduga terjadi. Rangga memaksa Alya untuk melakukan hubungan intim namun Alya menolak. Meskipun Alya menolak, hal tersebut tetap terjadi. Hubungan terlarang itupun terjadi. Semenjak kejadian tersebut Alya pun hilang tanpa jejak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Samuel Christian Sitinjak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berangkat Bersama
"Aku sengaja berbohong agar abang tidak banyak bertanya mengenai diriku dan Rangga," kata Alya.
"Kalian berpacaran ya?," kata Arief.
"Tidak bang, hanya teman lama saja," kata Alya.
"Tapi kalian sampai dinner bersama tadi malam," kata Rangga.
"Kan Rangga sendiri sudah menjelaskan sendiri bang tadi malam. Ia hanya ingin mengembalikan kalung milikku yang tertinggal dikantornya," kata Alya.
"Abang tidak keberatan Al kalau kamu menjalin hubungan dengan Rangga malahan abang memberikan dukungan kepadamu," kata Arief.
"Tidak bang, aku tidak menyukainya. Kami hanya teman lama," kata Alya.
"Dia kelihatannya anak baik, apa salahnya mencoba Al?," kata Arief meyakinkan Alya.
"Sekali tidak, tidak bang," batin Alya.
Apa yang membuat Alya tidak menyukai Rangga. Dia bahkan tidak memberi ruang bagiku untuk memberikan saran. Batin Arief.
Andai saja abang tahu apa yang telah diperbuatnya mungkin abang tidak akan memaafkan dia. Batin Alya.
"Oh iya Al, jangan lupa! pembangunan pabrik yang akan kita bangun dikota x bersama Rangga akan dimulai besok. Seperti perjanjian diawal, Rangga ingin kamu dengannya yang langsung memantau perkembangan pembangunan pabrik tersebut," kata Arief.
"Iya bang, aku paham," kata Alya.
"Sepertinya kamu tidak menyukai Rangga ya Al," kata Arief.
"Kenapa abang bisa berpikir seperti itu?," tanya Alya.
"Buktinya kamu menjawab dengan ketus saran kakak," kata Arief.
"Bukan bang, aku biasa saja dengannya, tapi kalau disuruh menjalin hubungan dengannya Alya keberatan bang,"
"Baik Al, abang paham, itu hak kamu sepenuhnya. Abang hanya berpesan kamu jangan membawa urusan pribadi dalam urusan pekerjaan, tidak baik," kata Arief.
"Baik bang, Alya paham," kata Alya.
"Kamu ada rencana apa hari ini?," tanya Arief.
"Tidak ada bang, Alya mau istirahat saja dirumah hari ini," kata Alya.
"Baiklah," kata Arief.
Diruang keluarga, pak Danu dan bu Riska juga membicarakan Rangga.
"Rangga anak yang baik dan sopan ya pah. Susah cari anak orang kaya seperti dia saat ini," kata bu Riska.
"Iya mah, benar. Papah senang sekali kalau Alya menjalin hubungan dengan anak itu," kata pak Danu.
"Apa perlu kita meminta Alya untuk mendekati Rangga?," kata bu Riska.
"Jangan bu! tidak perlu segitunya juga," kata pak Danu.
"Memangnya kenapa pah?," tanya bu Riska.
"Kita terkesan memaksakan kehendak," kata pak Danu.
"Iya juga ya pah," kata bu Riska.
Disisi lain Rangga sudah berada dirumahnya. Dia menemui kedua orang tuanya sedang tidak berada dirumah. Menurut penjelasan asisten rumah tangga yang bekerja dirumah Rangga, pak Setyawan dan bu Resti sedang ada urusan penting diluar.
Rangga tidak melakukan apapun, dia memilih menghabiskan waktu hari ini untuk beristirahat dirumah.
Pada malam hari Rangga meminta asisten rumah tangga untuk menyiapkan pakaian dan keperluannya didalam koper. Hal itu dilakukan karena ia akan mulai menggarap proyek yang ia tangani bersama Alya.
Sama halnya dengan Rangga, Alya juga sedang membereskan pakaian dan keperluannya. Alya tidak meminta bantuan siapapun untuk melakukannya.
"Kamu sudah mempersiapkan semuanya dengan baik Al?," tulis Rangga mengirim pesan.
"Sudah bang, aku sudah mempersiapkannya dengan baik," tulis Alya.
"Kamu mau dijemput atau tidak besok kerumah?," tanya Rangga.
"Tidak perlu bang," kata Alya.
"Kenapa Al?," tanya Rangga.
"Aku tidak mau merepotkan abang," kata Alya.
"Aku tidak merasa direpotkan," kata Rangga.
"Kita lebih baik bertemu dibandara saja bang," kata Alya.
"Baiklah," kata Rangga.
Kenapa kamu selalu menolakku Alya?. Batin Rangga.
"Baiklah, segeralah tidur!," tulis Rangga.
"Iya bang," tulis Alya.
Pagi pun tiba, Alya sudah bersiap untuk berangkat.
"Kira-kira kamu berapa hari disananya Al?," tanya bu Riska.
"Alya juga tidak tahu mah," kata Alya.
"Biasanya paling cepat tiga hari mah," kata Arief.
"Ya sudah, yang penting kamu baik-baik disana. Selalu berhati-hati dan kalau ada apa-apa hubungi kami," kata bu Alya.
"Ia mah, pasti," kata Alya.
"Lakukan pekerjaan kamu dengan baik Al!," kata pak Danu memberi nasihat.
"Iya pah," kata Alya.
Pak Ali memasukkan barang Alya kedalam bagasi mobil. Mereka pun berangkat menuju bandara.
Rangga juga sudah menyiapkan seluruh barang bawaannya dan bersiap menuju bandara.
"Al, kamu sudah berangkat belum?," tulis Rangga.
"Sudah bang, aku sudah dalam perjalanan," tulis Alya.
"Aku juga sudah dalam perjalanan," tulis Rangga.
Disisi lain, Tania merasa tidak tenang. Tidak biasanya Rangga tidak memberikan kabar. Sudah dua hari ini kekasihnya itu tidak memberi kabar kepadanya. Ia memutuskan untuk menghubungi Rangga.
Namun sayang, Rangga tidak dapat dihubungi. Rangga memang sengaja mematikan ponselnya karena baterainya sedang lowbet.
"Kenapa dia tidak bisa dihubungi?," gumam Tania.
Karena Rangga tidak dapat dihubungi, Tania memutuskan hendak pergi kekantor Rangga hari ini.
Setelah menempuh perjalanan, akhirnya Rangga dan Alya tiba dibandara bersamaan.
Para supir menurunkan barang majikan mereka masing-masing.
Alya dan Rangga segera menuju ruang tunggu. Pesawat yang akan mereka naiki akan berangkat pada pukul 08:30, sedangkan sekarang masih pukul 07:30.
"Kamu sudah sarapan belum Al?," tanya Rangga.
"Belum bang, aku tadi terburu-buru kesini," kata Alya.
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita sarapan dulu. Kebetulan aku juga belum sarapan Al," kata Rangga.
"Iya bang, boleh," kata Alya.
Alya menggunakan kelemah lembutannya dalam berbicara dengan Rangga. Dia tidak lagi bersikap ketus sebab saat ini bertemunya dia dengan Rangga karena urusan pekerjaan.
Alya dan Rangga menikmati sarapan pagi mereka. Alya hanya memesan bubur ayam saja. Ia tidak suka mengkonsumsi makanan berat saat akan bepergian. Rangga juga ikut memesan makanan yang serupa dengan Alya.
"Al, aku ingin bertanya sesuatu kepadamu," tanya Rangga.
"Abang ingin menanyakan apa?," tanya Alya.
"Setelah lulus SMA, kemana kamu melanjutkan pendidikan?," tanya Rangga.
Alya sebenarnya tidak ingin mengingat hal-hal yang lalu tapi karena ia sedang memiliki urusan pekerjaan yang penting dengan Rangga, terpaksa Alya harus menjawab Rangga dengan baik.
"Aku kuliah disalah satu universitas di Singapura bang," kata Alya.
"Benarkah?," kata Rangga.
"Iya bang. Aku mengambil jurusan management disana. Kalau abang sendiri melanjutkan kuliah dimana?," tanya Alya.
"Aku melanjutkan kuliah di Amerika Al," kata Rangga.
"Iya bang," kata Alya.
Sebenarnya aku sempat takut bertanya tentang kehidupan Alya sebelumnya tapi aku juga bingung mau membahas apa untuk dapat mencairkan suasana. Tapi aku senang Alya menjawab pertanyaanku dengan baik tanpa menunjukkan perasa kesal. Apa mungkin Alya sudah bisa memaafkanku? Kalau iya, aku akan sangat bahagia. Teruslah bersikap seperti Al, aku merindukan sosok Alya Revalina yang dulu. Alya yang penuh dengan kelemah lembutan dan tidak acuh kepadaku. Batin Rangga penuh harap.
takut khilaf aja Thor 🙏