Inilah cerita cintaku yang gagal bersamanya... Cinta Terlarang, Terhalang Status
Perempuan biasa yang sempat mendapatkan cinta dan kasih sayang dari seseorang yang dia kagumi sejak lama.. Akankah cinta terlarang ini kembali dan berlanjut ke jenjang yang lebih serius atau berhenti di tengah jalan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bellasdc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak Pertamaku
Pekerjaan ini sudah hampir kulakukan selama lebih dari 6 bulan mungkin. Kadang merawat pasien, lalu membuat laporannya, melakukan beberapa tindakan darurat sesuai kompetensiku, mengisi dokumen penting rumah sakit, terus saja seperti itu. Aku sudah melupakan kejadian yang terjadi kemarin yang menimpaku, aku bisa melupakan saat bersama dengan Kak Arka, suami bohonganku itu. Aku sedang mulai menjalani hidupku yang bahagia sekarang.
Drt... ada pesan masuk ke handphoneku. Pesan dari Kak Arka, kaget sekali aku menerimanya, tahukah dia aku sedang berpikir akan melupakannya?
Isi pesannya, Kak Arka mengajakku bertemu di sebuah cafe. Aku mengiyakan untuk bertemu dengannya. Aku bergegas pergi ke cafe itu. Aku masuk ke cafenya, di sebuah meja aku melihat ada seorang laki-laki dengan seorang anak dipangkuannya yang sedang bercanda dan bersendu gurau sambil tertawa di sana. Aku menghampirinya, benar saja itu Kak Arka dan Ical.
“Kak Arka, maaf sudah menunggu lama. Tadi macet di jalannya” Aku duduk di kursi yang ada di depan mereka.
“Tidak apa-apa. Kamu mau pesan apa?” tanya Kak Arka.
“Engga usah, Kak, saya harus segera pulang soalnya masih ada yang harus di kerjakan di rumah” tolakku.
“Baiklah. Aku meminta kamu ke sini, aku mau meminta pertolonganmu. Aku tahu pasti akhir-akhir ini kamu sibuk dan repot dengan pekerjaannmu, aku tidak enak jika membicarakannya lewat telpon jadi aku mencoba untuk mengajakmu bertemu saja, kebetulan aku sedang berada di kota ini karena pekerjaan. Itu juga kalau kamu bisa membantuku. Aku kasihan melihat Ical, dia terus menerus memanggil-manggil Mamahnya. Dia lebih dekat dengan sosok seorang Ibu, daripada aku karena aku sering bekerja meninggalkannya bersama mamahnya. Aku khawatir sama Ical” Kak Arka menceritakan hal itu aku yang mendengarnya jadi ikut sedih.
“Aku akan menikah lagi tapi calon istriku tidak bisa menerima Ical, aku kira dia akan menerima aku apa adanya karena aku punya Ical, namun tidak. Tapi di sisi lain aku juga sayang sama Ical. Aku tidak bisa merepotkan Mamah dan Papah lagi karena aku tahu hubunganku dengan Nabilla saja sudah salah dari awal. Jika boleh dan kamu tidak keberatan apakah boleh Ical tinggal dengan kamu dahulu untuk sementara sampai calon istriku bisa menerima Ical, aku akan perlahan-lahan membujuknya. Nanti aku akan menjenguk Ical dengannya mereka menjadi lebih dekat. Calon istriku juga tidak sering berada di rumah, karena dia mempunyai pekerjaan sama sepertiku” Lanjut Kak Arka
“Apakah Icalnya akan betah jika tinggal sementara sama saya? Soalnya saya juga tidak dekat dengannya. Tapi kalo memang tidak ada pilihan lain, tentu saja saya tidak akan menolaknya, Kak, malahan saya senang sekali, hanya saja sebenarnya saya sibuk akhir-akhir ini.” Tanyaku antara ragu tapi tidak enak hati jika menolaknya karena selama ini Kak Arka sudah baik kepadaku
“Aku yakin dia pasti mau, kamu itu bisa membuat siapa aja yang berada dekat denganmu menjadi nyaman untuk tinggal bersamamu. Tapi jika kamu keberatan atau merasa tidak nyaman dan kamu juga pasti sibukkan. Baiklah, Aku akan berusaha untuk menjaga Ical saja. Maaf Kak Arka sudah ganggu kamu.”
“Saya ga apa-apa, Kak. Saya bisa membantu Kak Arka. Saya juga sayang sama Ical, saya sudah menganggap Ical sebagai anak saya sendiri. Walaupun Ical belum dekat dengan saya, tapi saya yakin Ical akan cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya nanti, dan saya akan mencoba untuk tidak pulang terlambat karena pasti saya akan merindukannya setiap pulang kerja, selain itu saya akan mencarikan pengasuh juga atau aku titipkan di tempat penitipan anak kepercayaanku untuk sementara selama saya bekerja nanti” jawabku meyakinkan kembali
“Terima kasih banyak, Shinta. Untuk biaya dan keperluannya nanti aku akan berikan kepadamu. Maaf, aku minta maaf atas apa yang sebelumnya pernah aku lakukan ke kamu dan sekarang aku akan membuatmu repot lagi. Jika ada apa-apa segera hubungi aku ya. Kebetulan istriku orang sini, dan aku akan pindah kota ini, jadi bisa sering bertemu Ical”
Aku menggendong Ical menuju mobilku, saat percakapan kami tadi, kami tidak sadar bahwa dia sudah tertidur pulas. Aku mendudukkan dia di kursi depan, dia sangat nyenyak tertidur di baby car seatnya.
Aku melihat raut wajah Kak Arka ketika menaikkan barang-barang Ical ke mobilku, terlihat sangat sedih, dimana ada seorang Ayah yang tidak sedih melihat anaknya harus jauh dari dirinya walaupun seorang ayah tidak bisa menunjukkan rasa kasih sayangnya secara langsung, tapi ini salah satu hal yang bisa Kak Arka lakukan agar Ical tidak merasa sendirian lagi, ini merupakan salah satu kasih sayang yang dapat dilakukan oleh seorang ayah. Setelah semua barang selesai di simpan ke mobil, aku berpamitan dengan Kak Arka.
“Kak, sebelumnya selamat untuk rencana pernikahannya nanti, semoga Kak Arka bahagia, Kak Arka harus sering-sering menjenguk Ical, ajak main dia sama ajak calon istri Kak Arka ke sini. Ical pasti bahagia. Nanti akan aku berikan alamat rumahku ya, Kak. Saya pamit dulu Kak, nanti Kak Arka pulangnya hati-hati ya..” ucapku.
“Iya terima kasih Shinta. Aku berencana menikah 4 bulan lagi, kalo kamu ada waktu, datang ya? Hati-hati juga di jalan”. Jawab Kak Arka.
“Baik Kak, jika tidak ada halangan saya akan menyempatkan untuk hadir. Permisi Kak.”
Aku pergi ke apartemenku. Setelah sampai, aku menggendong Ical, membawanya ke kamar, dan menyiapkan tempat tidur yang nyaman untuknya. Aku pergi keluar untuk mengambil tas mainan, keperluan, dan pakaian milik Ical di mobilku, lalu langsung aku bereskan agar tidak menunda pekerjaanku yang lain. Setelah semuanya beres, aku pergi mandi dahulu, kemudian beristirahat di samping Ical yang tertidur pulas.
Bunyi alarm pagi ini membangunkanku. Ternyata sudah pagi, aku seperti baru saja tertidur tapi ini sudah terbangun lagi di pagi hari, matahari pagi ini menyinari kamarku lewat sebuah celah kecil gordenku yang tidak tertutup rapat. Aku melihat seorang anak yang sudah membuka matanya, sepertinya dia terbangun karena sudah puas dengan tidurnya.
Aku menggendongnya, memanggil namanya, bercanda tawa, menggodanya, tidak percaya apa yang dia katakan, kata “Ibu” terucap dari bibir kecilnya. Bahagia sekali aku mendengarnya, aku tidak menyangka akan mendengar kata itu dari Ical. Apakah kamu sudah diajarkan mengatakan itu oleh ayahmu Nak?
“Iya, Kakak Ical sayang, anak pintar. Bentar lagi kita mandi yaa.. Sayangku” aku membalas panggilan itu, aku tersenyum dan menempelkan hidungku ke hidungnya, sungguh itu gemas sekali, dia hanya tertawa lepas
Aku menganggap dia sebagai kakak untuk adik-adiknya nanti karena dia anak pertama Kak Arka juga. Kami bermain-main sebentar. Tertawa bersama.
Aku pergi meninggalkan dia dengan mainannya sebentar agar aku bisa menyiapkan air hangat untuk dia mandi. Aku kembali ke kamar menggendong Ical dan memandikannya. Setelah itu, aku memakaikan pakaiannya, betapa lucunya anak ini. Aku mengambil fotonya dan mengirimkan foto itu ke Kak Arka. Kak Arka membalas dengan emoticon senyuman. Ini pertama kalinya aku merasa menjadi seorang Ibu yang bahagia.
gabung yu d cbm..
kita d sn bakal belajar dan bermain bersama
..
caranya follow akun ak dl ya.
nnti aku undang kaka
thx