valerie agtha colla yang harus mengulang hidupnya karena sebuah kesalahan dimasa lalu. penyesalan yang ia kira hanya untuk sementara nyatanya membuatnya terpuruk, hingga tuhan memberinya kesempatan untuk merubah jalan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilan sastia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 16
*****
"itu tak bisa mengubah apa pun maria" suara renta terdengar jelas sedang melayangkan protesnya.
"ibu tolong beri aku kesempatan, aku menyanyanginya bu." maria kembali bermohon pada ibu mertuanya.
"maria kamu tahukan alasan ibu tidak memberikan restu padanya?" wanita tua itu menatap dalam kearah menantunya.
"maaf kami terlambat" ucap valerie merasa bersalah ia menundukkan kepalanya. Sedangkan axcel ia cuek saja dengan keadaan tanpa kata ia langsung menarik kursi kosong.
"duduk" setelah mengatakan hal itu ia segera menarik kursi kosong lainnya dan mendudukkan badannya disana. tanpa menghiraukan berapa pasang mata yang terus menatap kearahnya.
Valerie duduk dengan canggung ia tahu jika nenek dari axcel akan datang namun, tidak dengan anggota keluarga lainnya. Jika shopia dan kedua anak kembarnya ia sudah tahu dari kehidupan lalu jika shopia adalah wanita yang baik hati. Namun, tidak dengan wanita yang disebelahnya yang terus menatap valerie dengan tajam seakan memusuhinya padahal valerie tidak mengenalinya.
"gak papa saya ayo kita mulai makannya." jawab maria tersenyum manis lalu ia berdiri dan meraih piring suaminya lalu mengambilkan makan untuknya.
"xcel sini biar ku isi piringmu" ucap gadis yang disamping shopia sambil tersenyum manis. Namun, axcel tidak menggubrisnya ia tetap diam.
"eh, nadia sayang. Axcel sudah punya istri sekarang jadi itu sudah menjadi tugas valerie." ucap mommy maria lembut.
"ah, maaf aunty. Nadia terbiasa" ucap nadia sedikit kesal ia melirik dan menatap tajam kearah valerie. Namun, sayang itu tidak berpengaruh sama sekali untuk valerie. Ia segera berdiri dan mengisi piring axcel dengan nasi dan lauk. Tidak lupa pula ia bertanya pada axcel ia tak ingin salah mengambil lauk yang tidak disukai olehnya.
"aku tidak pemilih makanan val" ucap axcel lembut dan mendongak menatap wajah manis istrinya.
Mendengar suara lembut dari axcel semua orang yang sedang fokus dengan makananya teralihkan dan menatap lelaki itu.
Mereka kaget mendengar suara emas axcel muncul begitu saja. Biasanya lelaki itu hanya akan mengangguk dan menggeleng jika sedang ditanya. Kedua kakaknya tidak bisa untuk tidak kaget melihat hal itu. Dan yang paling utama adalah sang nenek, ia kaget namun, sejurus kemudian ia kembali fokus dengan makanan yang ada didepannya.
Setelah selesai makan malam mereka semua berkumpul diruang keluarga. saling mengobrol satu sama lain valerie hanya diam menyimak saja sesekali ia melirik kearah nadia yang tengah mencuri curi pandang kearah axcel.
"bagaimana menurutmu valerie?" untuk sesaat ruang keluarga terasa hening. Karena mereka semua tengah menunggu jawaban dari valerie. Dan valerie sendiri yang tangah sibuk melamun tak tahu apa pun. Ia bingung mengapa tatapan semua orang mengarah kepadanya ada apa?.
"valerie melamun yah?" tanya nadia dengan suara yang lembut dibuat buat.
"ah, maaf" valerie menunduk malu bahkan wajahnya sudah memerah.
"oma tanya val, misalnya nadia berangkat bareng axcel ke kampus apa kamu keberatan?" ucap shopia mengulang pertanyaan neneknya.
Valerie tidak langsung menjawab ia menatap kearah nadia lalu menoleh kesamping dimana axcel yang tengah duduk sambil bermain ponsel. Merasa dipandangi axcel mendongak dan menatap mata valerie.
"nadia adalah anak dari sepupu daddy, sayang. Dia akan pindah tinggal bersama kita disini dan akan belajar dikampus yang sama dengan kalian" ucap mommy maria lagi.
Valerie menghela nafas pelan. "mengapa harus bersama axcel?" tanya valerie menatap nadia.
Cukup dikehidupan lalu ia bodoh namun, tidak untuk sekarang ia akan mempertahankan miliknya. Sekali pun axcel hanya suami diatas kertas.
"kan searah valerie" jawab nadia.
"gak bisa!! Dirumah ini memiliki mobil yang banyak dan supir juga. Berangkat sendiri saja" jawab valerie ia tak mau lagi kecolongan kali ini.
"valerie nadia itu sepupu axcel tidak masalah jika dia berangkat bareng dengan sepupunya" ucap oma yang ikut menimpali.
valerie menoleh kearah omanya ia tersenyum manis. "tapi aku keberatan oma, maaf" jawab valerie tanpa rasa takut.
Jika mereka tahu valerie bukan lagi anak kecil yang umur 19 tahun namun, wanita dewasa yang terjebak di tubuh mungilnya dimasa lalu. Jadi kalau hanya berhadapan dengan manusia manusia seperti ini bukanlah masalah besar baginya.
"jangan berlebihan valerie" sahut fahira yang sejak tadi menyimak.
"dia hanya menumpang saja apa masalahnya. Dan lagi mereka sepupuan sudah sepantasnya axcel menjaga sepupunya." sambung fahira lagi.
"ah, menumpang? Baiklah. maksud kakak menjaga yang pantas dan mengabaikan kewajiban?" tanya valerie lagi.
"mengapa harus ribet sih, cuman masalah kecil gini kok diperbesar" sarkas fahira ia tak menyangka jika valerie yang terlihat polos memiliki sifat keras kepala seperti ini.
"jika begitu biarkan kak ansel yang mengantar jemput nadia" usul valerie tersenyum riang.
"hah, kok jadi ansel sih. Gak bisa dia punya kesibukan dikantor." jawab fahira semakin tak bersahabat.
"sama dong kak, axcel juga memiliki kesibukan" jawab valerie sentai semua yang ada disana saling melirik.
"emang axcel sibuk apa val" tanya mommy maria ia penasaran karena setahunya axcel tidak memiliki kesibukan lain selain berkuliah. Apakah ada yang terlewatkan pikir mommy maria.
"sibuk sama aku bun, kan kami pengantin baru" valerie terkekeh dengan jawabannya sendiri yang terdengar konyol namun, ia sengaja bahkan menekan kata pengantin baru agar nadia sadar dengan posisinya. sebagai manusia yang telah hidup 2 kali valerie sangat tahu gerak gerik nadia tidak seperti sepupu pada umumnya. Nadia memiliki perasaan yang lebih terhadap axcel dan lagi mereka adalah sepupu jauh.
"dasar valerie. Baiklah dan untuk kamu nadia, mobil ada digarasi tinggal pilih yang mana akan kamu pakai. Jika membutuhkan supir bilang ke mommy" putus mommy maria sebelum mereka bubar menuju kamar masing masing.
Tanpa valerie sikap keras kepalanya dapat merubah sudut pandang orang orang yang berada disana. Terutama axcel dan sang oma, yang awalnya tidak menyukai perilaku valerie.
*******
"apa ini" tanya axcel saat ia melihat valerie meletakkan 2 buah guling panjang di tengah tengah ranjang.
"ini guling axcel" jawab valerie.
"ia aku tahu ini guling, mengapa kamu menaruhnya disini?" tanya axcel lagi ia menatap wajah valerie yang polos tanpa make up sama sekali.
"ini pembatas dan siapa yang melangkahi garis ini akan mendapat denda" ucap valerie merebahkan badannya.
Axcel tak menjawabnya ia segera menyusul valerie untuk berbaring dibagian sisi kiri ranjang. Pria itu terus menatap langit langit kamar dengan dalam entah pikirannya melayang kemana.
15 menit berlalu axcel menoleh saat mendengar deru nafas teratur dari sampingnya. Rupanya valerie sudah terlelap masuk kedalam mimpinya.
axcel merasakan badannya sesak seperti sedang tertimpa beban. Dengan perlahan ia membuka matanya dan melihat ada kepala yang menempel sempurna didada bidangnya.
Lelaki itu melirik jam dinding waktu telah menunjukkan pukul 6 pagi. Saat mersakan pergerakan kecil dari valerie ia segera menutup kembali matanya dengan erat.