Sahabat mu adalah Ular. Itulah yang terjadi pada Ashila yang sudah bertahun-tahun berteman dengan perempuan yang dia anggap saudara
Lolita merebut kekasih yang sangat di cintai oleh Ashila untuk kesekian kalinya dan sayangnya gadis itu baru menyadari seberapa buruk perilaku sahabatnya itu
Tapi kehidupan mempertemukan mereka kembali, seperti sebuah karma kekasih Lolita menyukai Asila bahkan terkesan Obses dan mengunci wanita itu dalam lingkup kekejaman nya
akan kah wanita itu menghindar atau memberi pelajaran pada Lolita?
Namun sayang nya gadis itu sudah membuat pria itu terpesona hingga tidak melepaskan dirinya lagi
"Lepaskan saya Tuan Leus!".
"Mau kemana? kemarilah dan balaskan dendam mu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tinggal di Mansion
Devan mendengarkan cerita dari Ashila hanya bisa mengangguk untuk peristiwa yang baru dia dengar, di sisi lain dia juga memahami apa yang di rasakan oleh Ashila pastilah gadis itu merasa sangat kesusahan apa lagi dia akan pergi dari rumah untuk pertama kali.
Aku tidak bisa menyalahkan pria itu sepenuhnya, karena jika aku di posisinya aku juga akan melakukan hal yang sama. Devan bergumam sambil menatap wajah sendu Ashila, ya pria itu membayangkan jika kesalahan yang Bajha lakukan akan sama saat dia berhadapan dengan Ashila .
Di depan sana Ashila makan dengan lahap membuat pria itu tertawa kecil, Ashila makan tanpa peduli lagi image nya bahkan Devan sengaja membei sebagaian miliknya agar gadis itu makan dengan puas
"Aku akan membantu mu, banyak tempat yang bisa kau tinggali di sini Ashila aku akan memilihkan tempat yang benar-benar aman untuk mu".
Ashila tersenyum dengan manis saat mendapat bantuan dari pria itu, senyum nya begitu manis hingga membuat Devan terpana untuk kesekian kalinya . "Makasih pak".
"Pak?".Tanya Devan "Kenapa masih memanggil ku seperti itu? ini bukan di kantor, panggil aku kakak".
"ah baiklah, hahaha padahal kakak hampir seumuran paman Bajha".
"Kau mau memanggil ku Paman?".
"ahahahah mungkin...".
Kedua orang itu kembali tertawa bercanda ria satu sama lain, Ashila yang nampak pendiam ternyata sangat ceria dan Devan bisa melihat itu saat ini dia menyukai gadis itu
Dari arah berlawanan dengan Ashila tiba-tiba Agharna muncul dengan wajah yang datar menghampiri mereka berdua.
"Ehhem...".
Pria itu dengan tidak tahu malunya duduk di samping Ashila menatap kesal pada gadis itu dan juga pada Devan yang sudah mengacaukan rencananya
"Agharna... untuk apa kau ke sini?".
"Karena aku lapar".
"Ck tidak mungkin hanya kebetulan".Agharna dan devan mulai berdebat dan gadis muda di sana hanya bisa melongo karena perdebatan dua insan itu "Kau pasti sedang merencanakan sesuatu iyakan?!".
"Ini restoran umum bukan rumah mu Devan, wajar jika aku berada di sini dan satu lagi kau terlalu membuang waktu mu padahal di kantor banyak pekerjaan yang harus kau lakukan!".
"Ini hari libur bro, kau harus memanusiakan kariawan".
Kedua insan itu sibuk berargumen tanpa menyadari Ashila yang kini mulai merasa geli hingga tertawa kecil karena tingkah mereka berdua
"Heh gadis kecil, kau tahu apa yang baru saja kau lakukan?!".
Ashila sontak menutup mulutnya karena tatapan tajam kedua pria itu, seperti melakukan kesalahan dia memalingkan wajah nya tidak berani menatap kedua pria yang tengah berdebat itu.
Ibaratkan anak ayam yang berada di antara elang dan juga musang mungkin seperti itulah Ashila sekarang, tanpa menyadari jika kedua pria itu sedang memperebutkan dirinya sekarang dia sudah tidak lelah tapi setidaknya dia harus segera istrahat dan mencari tempat tinggal yang bisa dia tinggali sampai masalah Bajha dan juga Sino selesai.
"Umh maafkan aku sebelum nya, karena aku sudah merepotkan kalian... tapi sepertinya aku harus segera pergi untuk mencari penginapan aku juga harus mempersiapkan beberapa barang untuk bertahan hidup"
"Tinggalah di apartemen ku Ashila". Sergap Agharna
"Bro dia seorang gadis, jangan main-main dengan nya kau mengajak nya untuk tinggal berdua"
"Apa salahnya? tidak ada yang menempati apartemen itu Devan seharusnya aku yang bertanya kepada mu kau membawanya ke mana? jangan pikir aku tidak tahu akal busuk mu"
"Aku akan membawanya ke tempat tinggal aman".
"Aparteen ku adalah tempat yang aman, aku juga bisa mengawasinya"
"Cih terakhir kali kau membawa wanita ke mansion mu dan dia tidak selamat. Devan berguman kesal, Agharna benar-benar menghalaginya mendapatkan Ashila dan sekarang keputusan ada di tangan gadis itu apa dia akan tetap ikut dengan salah satu dari mereka?
"Ah baiklah aku tidak suka menunggu, tapi...". Agharna menatap lekat pada Ashila "Sekarang aku butuh asisten yang harus menuruti perintah ku dan Nona kecil kau tahu apa maksud ku bukan?".
"Pak saya anak magang, kenapa bapak menyerahkan tanggung jawab sebesar itu kepada saya?". Ashila bergumam kesal pada pria itu "Saya akan mencari tempat tinggal sendiri". Gadis itu akhirnya mengambil sebuah keputusan yang membuat kedua pria itu menatap lekat kepadanya terutama Agharna
Rasa kesal menjadi satu di kepala pria itu dia harus membawa Ashila yang keras kepala untuk ikut bersama nya
"Dan Terimakasih untuk bantuan kalian berdua".
"Heh mau ke mana kau?". Agharna menjentikan jarinya pada Ashila melakukan jurus terakhir untuk membuat gadis itu tunduk padanya tentunya akan mempengaruhi pikiran Agharna
"Saya mau pergi pak, permisi".
Agharna hanya tersenyum miring dia harus melakukan sesuatu untuk membuat gadis itu tunduk kepadanya dan itu adalah dengan memaksa mengunakan program magangnya
"Kau harus ikut aku, karena kau adalah asisten ku sekarang".
"Pak saya hanya seorang magang kenapa bapak memberi saya tanggung jawab sebesar ini dengan karyawan bapak yang luar biasa banya?!".
Kekesalan Ashila akhirnya meledak lelah dan jenuh membuat gadis itu berani melawan Agharna.
"Ah benar kau anak magang, tapi aku adalah CEO yang memimpin perusahaan tempt kau bekerja dan ya... jika kau tidak bersedia terpaksa aku mengeluarkan mu dari perusahaan"
"Ghar! Jangan keterlaluan jangan memanipulasi dia".
"Ini adalah kemauan ku Devan, dan kau tahu sendiri bagaimana aku!".
Seperti tidak ada opsi lain Agharna melangkahkan kakinya pergi dari kedua insan itu, Ashila mengepalkan tangannya dia termanipulasi oleh Agharna menarik kopernya yang berat untuk ikut dengan Agharna
"Maafkan aku kak, tapi aku tidak mengacaukan studi ku hanya sebentar saja sampai masa magang berakhir". ucap Ashila meninggalkan Devan sendiri di dekat bagasi mobil
Kenapa hati ku menjadi tidak tenang. gumam Devan menyentuh dadanya yang terasa nyeri . Tidak Agharna bukan tipe pria brseng seperti itukan, dia tidak akan melakukan itu.*
Sementara itu di sisi lai Ashila terdiam dan hanya memandangi keluar jendela mobil Agharna tanpa berniat untuk mengobrol dengan Agharna dia tidak canggung melainkan kesal dengan sikap pemakasa Agharna
"Hmm ini bukan jalan ke apartemen bapak". Ashila bertanya pada pria di sampingnya
Jalan yang mereka lalui kini sedikit sepi di tambah satu rumah dengan rumah yang lain sedikit berjarak gedung fasilitias pun tidak terlihat lagi di sekitar mereka membuat gadis itu sedikit panik "Pak..."
"Kita ubah planing aku tidak suka tempat sempit, jadi kau bisa menumpang di Mansion sekaligus bekerja dari sana".
Ashila hanya mengangguk mematuhi pria di samping. Tidak ada gunanya melawan, toh dia akan berbuat sesuka hati ya Tuhan kapan aku akan selesai magang, pria ini membuat ku muak