NovelToon NovelToon
Aku Anakmu

Aku Anakmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Kantor
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Jordi Vandanu

tentang seorang anak yang lahir dari seorang ibu, yang ditinggalkan oleh sang suaminya sejak dari dalam kandungan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jordi Vandanu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Entahlah.

Pertemuan berlangsung sampai empat hari, dan Dian menjalani dengan profesional, Melati yang sudah sehat, bahkan ikut tidur di hotel tempat Dian menginap, mereka bahkan satu kamar.

"besok meeting terakhir Yan, biasanya hanya berlangsung setengah hari, dan kita bisa jalan jalan, mau kemana kita? " tanya Melati, beliau sedang memakai skin care, mau tidur.

"Dian kurang tahu di Dubai ini bu. "

Melati tersenyum.

"kalau begitu kita jalan jalan sehabis Dian meeting ya, kita saja, pak Yudi dan Putra biar saja terserah mereka mau kemana. "

Dian tersenyum kaku, ketika Melati menyebut pak Yudi, beliau sangat menghargai panggilan itu, tak hendak memaksa memanggil ayah pada sang ayah atau mama pada dirinya.

"iya bu, beli oleh oleh buat sahabatku di Turki, coklat viral itu kali bu. "

Melati memberikan jempolnya. Dian tertawa.

Dika menghela nafas lega, dadanya terasa plong ketika Putra mengabarkan, kalau mereka bertemu Dian di Dubai.

"bangga mas sama kamu dek, masih muda, cerdas, bisa menembus masuk ke perusahaan ternama, bisa kebayang kalau perusahaan kamu yang pegang. " gumam Dika. Sementara Cia di Belanda, malah akan pulang, ingin bertemu dengan adek satu ayahnya itu.

"anak mbak masih bayi mbak, Dian juga masih di Turki. " kata Dika.

"kalau begitu kita bertemu di Turki saja semua ya, kan tante Melani juga ada disana, besok kakak bikin paspor Kal, kalau Emily sudah punya paspor. " jawab Cia bersemangat. Dika tak bisa berkata apa apa lagi. Cia adalah Melati kedua, keras hati, baik hati dan pemaaf.

Desas desus kalau Dian adalah anak Yudi, mulai berhembus di kantor, Jelita dan Kinan adalah yang diberi tahu pertama kali oleh Dika, keheranan atas tidak masuk.

"pantesan dari awal Dian masuk, kok udah berasa familiar dengan mata dan hidungnya, sudah ketemu Dian pak? " tanya Jelita.

"sudah mbak Jel, dia utusan rekanan kerja kita dari Turki. " jawab Dika tersenyum. Kinan melongo.

"astaga pak, Dian emang sangat cerdas, teringat saya ketika dia baru masuk, dikasih pekerjaan awal, dengan gampang di menyelesaikan. "

"perusahaan ini dan cabang di Bali itu, sebenarnya punya Dian, kebayang kan mbak Kin? Mbak Jel, gimana melesatnya perusahaan kalau di tangan Dian, baru beberapa bulan saja di Turki, sudah jadi utusan dia. " jelas Dika dengan bangga.

"waaah besok kalau Dian disini, kita panggil bu Dian dong ya, hehe. " tawa Jelita lirih. Dika ikut tertawa.

"ruangan saya akan direnovasi mbak, menjadi lebih bagus, biar nanti Dian masuk, sudah suasana baru, untuk sementara saya pindah ke ruangan Dian dahulu. " kata Dika lagi. Jelita dan Kinan mengangguk, mereka membantu Dika beberes.

"kita gak pernah tahu jalan hidup orang lain ya Jel. " ucap Kinan.

Sementara itu, Jeni yang mendengar kalau Dian sudah tidak bekerja lagi, dengan riang gembira dia menuju ke kantor Dika. Seperti biasa, etika bertamu di lewatkannya saja. Tak ada senyum ramah dan permisi pada reception, Jeni melenggang membuka pintu ruangan Dika.

"loh kok kosong? " tanya Jeni entah pada siapa. Ruangan Dika benar benar kosong, bahkan meja kerja Dika pun tak ada. Lorong pun terlihat sepi.

"apa mungkin semua di pantry ya? Tapi belum jam makan siang. " gumam Jeni. Mau melongok ke ruangan depan, malas, ruangan bekas Dian. Mau bertanya ke Jelita dan Kinan, gengsi. Akhirnya Jeni melangkah menuju ke ruangan Putra.

"Put, kenapa.... " Jeni melongo, ruangan Putra juga kosong. Jeni bingung. Dide keluar dari ruangan Yogi.

"eh pak Dide, Putra dan Dika kemana? "

"wah saya juga kurang tahu mbak, permisi. " Dide pun berlalu dari depan muka Jeni. Jeni terlihat kesal, dia membuka pintu ruangan Yogi.

"Gi! " sapa Jeni, masuk dan duduk di depan Yogi.

"mmm kenapa Jen? " tanya Yogi, melihat Jeni sekilas.

"Dika kok gak ada ya? Bahkan ruangannya kosong melompong, terus ruangan Putra juga kosong, pada kemana? Eh beneran ya kalau anak kampung itu kabur? " tanya Jeni tanpa filter. Yogi menegakkan badannya.

"Dika ada di bekas ruangan Dian, ruangannya mau di renovasi. Putra sedang ke Dubai, ada pertemuan antar pengusaha. Kamu ngapain ke sini? " tanya Yogi.

"mamaku buka butik baru, di samping spbu sana, jadi aku stay disana setiap hari. "

"hah? Kapan? Kok gak mengundang kami pas launching? " tanya Yogi.

"nggak ada acara launching Gi, langsung buka aja, promo lewat media sosial dan banner serta pasang iklan billboard. " jawab Jeni. Yogi mengangguk.

"ke sanalah Gi, ada pakaian buat laki laki juga, merk ternama, aku ke sini mau bilang itu sama kalian. " kata Jeni.

"beneran Jen, okelah nanti aku ajak Dika ke sana, udah lama juga gak beli baju. "

Jeni mengangguk.

"eh kenapa si kampungan kabur Gi? "

Yogi mendelik.

"namanya Dian lo Jen, "

Jeni memutar bola matanya.

"dia diterima kerja di perusahaan besar di Turki, sudah 4 bulan ini kalau gak salah. " jawab Yogi.

Jeni tercengang.

"yang bener kamu Gi? Masa sih? "

Yogi mengangguk.

Tak lama Jeni pun keluar, mau menuju ke ruangan Dika. Tapi Dika gak ada dalam ruangan.

"sepertinya kekuar tadi bu. " jawab seorang cs ketika Jeni bertanya. Jeni mendengus kesal, entah kenapa orang orang selalu memanggilnya ibu, padahal usianya baru 26 tahun.

Jeni memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah, tak ada yang aneh.

Perlahan Jeni berjalan menuju lift, dan turun.

Ting!

Jeni segera keluar lift, mengedarkan pandangan ke seluruh lobi. Dan senyumnya merekah, ketika melihat Dika duduk di sofa tunggu sambil main hp.

"Dik." sapa Jeni. Dika menoleh cepat.

"eh Jen, sudah lama? " tanya Dika, memberi kode untuk Jeni duduk disebelahnya.

"udah dari tadi Dik, kamu gak ada, ketemu Yudi aku. "

Dika mengangguk.

"kamu buka butik baru gak ngomong ngomong ya Jen. "

Jeni tersenyum.

"kamu tahu? Kok gak mampir, ada baju baju branded merk kamu pakai lo Dik. "

"nantilah kalau agak senggang, ayah gak ada, Dian sudah resign. " jawab Dika antusias.

"ayah kemana? "

"ke Dubai, mendampingi Putra. "

"si kampung kenapa resign Dik? " tanya Jeni santai.

Dika menatap tajam ke arah Jeni. Jeni tergidik ngeri melihat itu.

"kok marah sih Dik? Kan kamu tahu kalau aku tak suka sama dia. " kata Jeni lagi.

Dika hanya diam saja.

"kamu sudah makan Dik? " Jeni seolah tak peduli dengan wajah tak suka Dika.

"sudah." jawab Dika pendek.

"o iya, tante Melati dimana ya Dik? "

"ada di Dubai bersama papa dan Putra, mau langsung ke Turki "

"ketempat tante Melani ya? "

"nggak, ke tempat Dian, mama mau tinggal disana beberapa hari. " jawab Dika santai.

Jeni mengerut dahi.

"ke tempat Dian? Ngapain?? " Jeni berkata dalam hati.

Entahlah.

1
Rhu-dhiee
bagus
Jordi Vandanu: terimakasih sudah mamoir..
🙏🙏
total 1 replies
Mochika mochika
sebanyak apapun harta yang kau berikan,tidak akan mampu memutar kembali waktu ke puluhan taun yang lalu!!nyawa yg hilang pun tidak bisa kembali bangkit🙄🙄
sepusing2nya mereka mencari plngan pake orang suruhan😂
Mochika mochika
Luar biasa
Jordi Vandanu: terimakasih kaka.. 😘
total 1 replies
Dewi Georgeous
lanjut
Jordi Vandanu: iya kakak.
total 1 replies
yukio_gchs
Aku sudah berulang kali membaca dan ceritanya masih belum bosan untuk dinikmati. Terus bertahan thor! ❤️
Jordi Vandanu: terimakasih kakak.
total 1 replies
Setsuna F. Seiei
Terinspirasi banget sama karaktermu, thor! 👍
Jordi Vandanu: terimakasih yaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!