NovelToon NovelToon
Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Lari Saat Hamil / Berbaikan
Popularitas:46.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nagita Putri

"Bisakah kita segera menikah? Aku hamil." ucap Shea Marlove dengan kegugupan ia berusaha mengatakan hal itu.
Tak ada suara selain hembusan nafas, sampai akhirnya pria itu berani berucap.
"Jangan lahirkan bayinya, lagipula kita masih muda. Aku cukup mencintaimu tanpa perlu hadirnya bayi dalam kehidupan kita. Besok aku temani ke rumah sakit, lalu buang saja bayinya." balas pria dengan nama Aslan Maverick itu.
Seketika itu juga tangan Shea terkepal, bahkan jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelum ia gugup mengatakan soal kehamilannya.
"Bajingan kau Aslan! Ini bayi kita, calon Anak kita!" tegas Shea.
"Ya, tapi aku hanya cukup kau dalam hidupku bukan bayi!" ucapnya. Shea melangkah mundur, ia menjauh dari Aslan.
Mungkin jika ia tak bertemu dengan Aslan maka ia akan baik-baik saja, sayangnya takdir hidupnya cukup jahat. ......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nagita Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 16

Nafas Shea memburu saat ciuman kasar Aslan terlepas darinya. Aslan begitu pemaksa.

Tubuh Shea saja langsung jadi lemas, kalau tidak Aslan topang maka tubuh itu akan luruh jatuh ke lantai seperti jelly.

“Aku sangat mencintaimu Shea.” Ucap Aslan membuat kepala Shea terangkat, mata keduanya tampak saling bertemu.

Cinta? Kenapa Aslan harus mengungkit masalah cinta setelah semuanya berakhir? Apa Aslan tak sadar kalau luka yang Shea miliki datang dari Aslan.

“Shea, sejak awal aku tak mau hubungan kita selesai. Kau yang meninggalkan aku begitu saja.” Ucap Aslan lagi.

Shea tak menyangka Aslan akan berkata seperti itu.

“Aku? Aku yang meninggalkanmu?” Tanya Shea dengan tatapan nyalang.

“Bukankah memang seperti itu?” Tanya Aslan.

Shea menguatkan kakinya, tangannya mencengkram kemeja milik Aslan.

“Kau lupa percakapan terakhir kita apa Aslan? Aku mengatakan bahwa aku hamil dan ingatkah apa jawabanmu padaku? Siapa yang pengecut dan membuatku memilih pergi hahhh?!” Tanya Shea membentak.

Aslan menghembuskan nafasnya dengan kasar, matanya masih menatap Shea bahkan jarak mereka sudah tak ada lagi.

“Ya aku sangat ingat bahwa aku tak menginginkan kehamilanmu. Aku tak memerlukan Anak darimu, aku hanya perlu kau dalam hidupku bahkan hingga saat ini aku hanya ingin kau tanpa harus ada Anak yang hadir di kehidupan kita.” Ucap Aslan.

Air mata Shea menetes.

“Brengsek!” Ucap Shea marah.

Alih-alih menanyakan kabar kandungan Shea di masa lalu, Aslan malah sibuk mengungkap cinta yang ia miliki untuk Shea.

Shea mencoba mendorong tubuh Aslan sampai akhirnya ada jarak diantara posisi mereka.

Namun tangan Aslan malah langsung menahan tangan Shea.

Detik itu juga Shea menepis kuat tangan Aslan darinya.

“Biarkan aku sendiri… Aku bahkan tak punya tenaga hanya untuk marah, kumohon pergilah dan jangan pernah tunjukan wajahmu di hadapanku lagi. Kau hanya pernah jadi masa lalu buatku.” Ucap Shea dengan tegas.

Tatapan Shea terlihat lelah menghadapi Aslan.

Aslan mencoba mendekat lagi, tangan Shea kembali ditahan oleh Aslan.

Shea langsung berontak, berhadapan dengan Aslan membuat Shea muak sendiri.

“Lepas Aslan! Apa kau tak mengerti dengan yang aku katakan? Kita sudah lama berakhir, kalaupun kau masih punya perasaan yang sama maka itu masalahmu. Kau terjebak sendirian, jangan membawaku.” Ucap Shea.

Shea tarik tangannya dari Aslan.

“Kau tak mau pergi, kalau begitu biarkan aku yang pergi.” Ucap Shea.

Aslan mengejar Shea, ia tak mau melihat Shea keluar hanya dengan pakaian seperti itu.

“Aku akan memberimu waktu, kita akan bertemu lagi dan bicara secara lebih baik Shea.” Ucap Aslan.

Cup!

Aslan kecup puncak kepala Shea, setelahnya Aslan pergi dari Apartemen itu. Padahal Shea menggeleng tanda tak sudi kalau harus bertemu dengan Aslan lagi, tapi Aslan tampak tak peduli pada respon Shea.

Tubuh Shea langsung terduduk ke lantai.

Air mata Shea makin menetes banyak sekali, dadanya bahkan ia pukul karena rasa sesak itu kembali hadir.

Semua ingatan buruk tentang hubungannya dan Aslan kembali berputar di otak Shea.

“Menjijikan! Ini menjijikan sekali!” Ucap Shea menghapus jejak ciuman Aslan darinya.

Ucapan masa lalu kembali terdengar di telinga Shea. Aslan memang tak menginginkan Anak darinya dan berulang kali Aslan mengakuinya.

Shea berusaha bangkit berdiri, ia melangkah masuk ke dalam kamar mandi lalu mengguyur tubuhnya cukup lama dibawah shower.

Shea jadi mengingat betapa bodohnya ia di masa lalu, padahal ia tahu jaraknya dengan Aslan itu seperti tembok yang sulit digapai.

***

Di sisi lain.

Aslan stress, dia mau merokok tapi tahu bahwa Shea membenci hal itu. Ia mengurangi nikotin yang sering ia hisap.

Bagaimanapun Shea sudah kembali, ada banyak perilaku buruk yang harus Aslan ubah karena ia mau jadi yang terbaik buat Shea.

Rambutnya ia sugar dengan kasar dan Aslan semakin marah saat mengingat penolakan Shea padanya. Ia tak suka Shea marah atas ciumannya.

“Kau kenapa jadi begini setelah sekian lama kita tak bertemu, Shea? Apa kau tak merindukanku sama sekali? Ini benar-benar membuatku akan marah Shea, perasaan cintaku kian membuncah sedangkan kau malah menolak keberadaanku.” Ucap Aslan bermonolog.

Aslan semakin gila, otaknya kacau sekali. Gelas wine yang berada di atas meja ia lemparkan dengan kasar, pikiran Aslan makin teringat dengan tamparan yang Shea berikan untuknya.

Sekalipun wajahnya yang ditampar Shea dengan kuat, tapi hatinya yang terluka.

“Aku merindukanmu Shea, tapi kau membalasku seperti ini.” Ucap Aslan lagi.

Perlahan langkahnya sampai di sofa, tubuhnya ia rebahkan disana lalu matanya mulai terpejam.

‘Apa mungkin cintamu untukku sudah hilang? Mengapa bisa begitu Shea, apa karena suamimu?__Shea kau tak boleh mencintai orang lain selain aku.’ Ucap Aslan membatin.

Tangan Aslan terkepal tumpuannya hanya pada dua pahanya sedangkan matanya terpejam mengingat penolakan Shea untuknya.

Bagi Aslan, Shea banyak berubah, kecuali kecantikan Shea yang tak pernah luntur sejak dulu bagi Aslan.

***

Malam itu.

Matthew baru datang, pertemuan itu selesai di malam hari. Saat ia masuk, ia temukan Shea tertidur di meja makan dengan makanan yang sudah siap.

Langkah Matthew cepat, segera ia menarik kursi lalu menatap wajah Shea yang tidur tapi anehnya wajahnya tampak pucat.

“Love.” Panggil Matthew sambil mengusap puncak kepala Shea dengan lembut.

“Istriku, hei Love.” Ucap Matthew berbisik tepat di dekat telinga Shea.

Perlahan mata itu terbuka, Shea merasa kepalanya sakit sekali. Tampaklah Shea tersenyum tipis dengan bibir yang sudah memucat.

Tangan Matthew terulur untuk menyentuh kening Shea. Terasa hangat membuat Matthew cemas.

“Love, kau sakit hm?” Tanya Matthew.

Shea menggeleng.

“Sebentar ya Matt, aku akan panaskan makanannya lebih dulu. Aku…”

Tubuh Shea hampir tumbang, untungnya Matthew segera menangkapnya.

“Love.” Kaget Matthew yang langsung menggendong tubuh Shea.

“Kita ke rumah sakit ya, aku akan…”

“Matthew, aku tak mau. Aku mau tidur saja, bisakah aku tidur dalam pelukanmu? Aku hanya mau tidur lalu bangun besok.” Ucap Shea.

Shea bersandar di dada Matthew dengan posisi yang nyaman dalam gendongan Matthew.

Sejak bertemu dengan Aslan, pikiran Shea kacau sekali. Aslan yang dulu punya sikap yang begitu lembut, kini tampaknya pria itu jadi pria yang pemaksa.

Shea masih mengingat bagaimana Aslan menciumnya dengan penuh tuntutan.

Matthew mulai melangkah ke kamar.

“Apa yang membuatmu sakit seperti ini Shea? Apa kau belum makan, kalau memang belum makan aku akan…”

“Matthew.” Ucap Shea saat posisi Matthew masih membawa Shea menuju kamar.

Sampai di kamar, terlihat Matthew letakan Shea ke ranjang.

Shea langsung mengambil posisi duduk, ia raih tangan Matthew.

“Ada apa?” Tanya Matthew menatap wajah pucat Shea.

“Apa aku egois kalau memintamu untuk terus bersamaku hingga akhir? Aku hanya tak mau sendirian.” Ucap Shea.

Matthew berjongkok di hadapan Shea, tangannya menggenggam tangan Shea.

“Hmm, aku akan selalu disisimu Shea. Aku akan menemanimu hingga kita menua bersama.” Jawab Matthew.

Air mata Shea menetes, tatapan mereka saling bertemu.

“Sekalipun aku bukan lagi wanita yang normal? Aku tak akan bisa memberikanmu keturunan Matt, namun jika suatu saat kau merasa bosan atas hubungan ini maka tolong katakan padaku, beritahu aku agar aku tidak terlalu bersedih. Aku akan sadar bahwa…”

Cup!

Matthew kecup bibir Shea yang hangat itu dengan lembut.

“Aku tak akan pernah meninggalkanmu Love, sudah aku katakan bahwa aku telah jatuh cinta padamu. Aku tak akan meninggalkanmu.” Ucap Matthew begitu yakin.

Matthew kembali berdiri, tubuh Shea ia peluk dalam posisi Shea yang masih duduk di ranjang.

“Kita sudah punya Sean, bagiku itu sangat cukup.” Ucap Matthew.

Shea balas pelukan Matthew, Shea merasa nyaman saat Matthew memberikan elusan di kepalanya.

“Matt, ayo besok ke panti temani aku. Setelahnya aku mau kembali ke Houston. Los Angeles, bukan tempat yang baik untuk mentalku.” Ucap Shea dengan pelan namun terdengar jelas di telinga Matthew.

“Hmm, okey Love. Apapun maumu, aku akan menurut.” Ucap Matthew.

“Terima kasih Matthew.” Ucap Shea.

“Ya, sekarang aku akan mengambil makanan untukmu Shea.” Ucap Matthew.

Shea menggeleng.

“Tak perlu Matt, aku hanya mau tidur dalam pelukanmu.” Ucap Shea.

Shea merasa bersalah, tapi ia juga tak bisa mengatakan kebenaran kalau Aslan berani masuk ke Apartemen itu.

“Baiklah, ayo kita tidur sambil memeluk.” Ucap Matthew setuju.

Shea mengangguk, terlihatlah dua orang itu tidur di ranjang sambil memeluk satu sama lain.

Shea tampak nyaman menyembunyikan wajahnya di dada bidang Matthew.

Cup!

Matthew mengecup puncak kepala Shea.

“Selamat tidur Love.” Ucap Matthew.

Shea hanya semakin memeluk Matthew tanpa membalas apapun.

'Maafkan aku Matthew, maaf kalau aku tak bisa berkata jujur padamu.' Ucap Shea membatin.

Bersambung…

1
Chuzaefah Chuzaefah
Luar biasa
Widi Widurai
padahal anaknya lg dia siksa sendiri wkwk
Widi Widurai
kl dia tau trnyata shea anaknya. wah betapa nyesal
Widi Widurai
padahal shea anak dia sendiri
Widi Widurai
matthew. shea uda ada rasa sama matt
Widi Widurai
beh jahat bgt yumnaa..
Widi Widurai
ahh pasti sumber masalah hidup shea itu yumna
Hafizah Aressha R
tetep gantung pdhl uda sekian bab
Anik Ekawati
jangan ke panti shea jika itu orangtuamu biar mereka yg mencarimu
Bandar Jayalampung
aku jd bingung . klo Mathew anaknya athur artinya shie sodara kandung sama matew ya 🙏
Bandar Jayalampung
smga shea slmt
Bandar Jayalampung
hRusnya kalian sadar she hanya untuk aslan
Lee Mba Young
lanjutt
Epijaya
pasti mommy Aslan yg memintak penjahat td utk mencelakankan Shea dgn memfitnah Aslan.
muna aprilia
lanjut
LISA
Aq mampir Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!