Duke Armand sama sekali tak menyangka jika istri yang selama ini dia sakiti dan abaikan adalah penyelamat hidupnya.
Begitu Duke Armand sadar, semuanya sudah terlambat.
Sang istri sudah pergi meninggalkan dirinya bersama anak semata wayangnya dalam penyesalan yang dalam.
Akankah Duke Armand berhasil mendapatkan cinta dan kepercayaan sang istri kembali....
Ataukan dia harus kembali jatuh terperangkap dalam kebohongan wanita yang menjadi cinta pertamanya....
Penasaran....
Ikuti kisahnya dalam cerita baruku ini....
HAPPY READING...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MCI - 16
Suasana tegang yang menyelimuti semakin mencekam ketika asisten pribadi Marco memberi laporan jika menantu dan cucunya diculik hingga membuat wajah Duke Armand pias seketika.
“Apa benar istri dan anakmu diculik!”
“Bagaimana bisa penculik itu masuk saat kamu ada dimansion ini!”
“Katakan Armand, jangan diam saja !!!”, bentak Marco penuh amarah.
Duke Armand tampak kesulitan bersuara karena dia juga tak tahu bagaimana bisa para penculik itu masuk dan membawa istri serta anaknya dibawah pengamanan ketat anak buahnya.
Ucapan sang ayah seakan menampar wajah Duke Armand yang menyadari jika dirinya kembali kecolongan setelah pembunuh bayaran yang tempo hari menyerang istri dan anaknya gagal menjalankan aksinya.
“Saya akan membawa mereka berdua kembali ayah, mohon bersabar”, hanya itu yang bisa Duke Armand ucapkan saat ini karena dia tak memiliki jawaban yang tepat untuk pertanyaan sang ayah.
“Dimana kamu akan mencari mereka ?”
“Apa kamu sudah bisa menebak siapa yang menculik keduanya ?”
“Atau memang semua ini sudah kamu rencanakan seperti penyerangan yang terjadi pada istri dan anakmu beberapa waktu lalu ?”, tanya sang ayah curiga.
Bagaimana Marco tidak curiga jika para penyusup itu bisa masuk dengan mudah kedalam mansion Bernard yang terkenal ketat tanpa ada seorang pun yang tahu jika itu tak ada andil orang dalam.
Kecurigaannya semakin kuat terhadap sang anak karena Duke Armand tak bertindak apapun atas kejadian buruk yang hampir merengut nyawa istri dan anaknya tersebut.
Padahal Duke Armand terkenal sebagai orang yang tegas dan tak akan membiarkan hal seperti itu terjadi, terutama di wilayah kekuasaannya.
Bukan hanya tak melakukan tindakan apapun, Duke Armand bahkan sibuk menghabiskan waktu bersama Dunchess Liona dan anaknya daripada mencari dalang percobaan pembunuhan istri dan anaknya.
Mendapatkan tuduhan seperti itu dari ayahnya sendiri tentu saja membuat hati Duke Armand merasa sakit.
Duke Armand masih belum bertindak meski sudah mengantongi nama penyusup yang berusaha menghilangkan nyawa istri dan anaknya karena itu berkaitan dengan wanita yang dicintainya
Dia masih ingin mengumpulkan alasan yang tepat agar hatinya bisa menerima seandainya fakta yang ada memang benar adanya.
Melihat sang ayah masih menatapnya tajam menunggu jawaban. Duke Armand pun pada akhirnya membuat janji yang tanpa dia tahu jika apa yang akan dia ucapkan saat ini tak akan pernah bisa dia penuhi.
“Kali ini percaya padaku ayah. Aku akan membawa kembali Roselyn dan Nathan secepatnya”, Duke Armand kembali berjanji membuat wajah Marco yang tadinya mengeras kini sedikit melunak.
“Baiklah, karena kamu sudah berjanji akan membawa menantu dan cucuku pulang maka aku akan menunggunya dan aku harap hari ini juga kamu sudah bisa membawanya kembali”, ucap Marco datar.
"Dan bagi kalian, siapapun yang berkhianat maka aku tak akan segan untuk memenggal kalian, siapapun itu", ucap Marco penuh peringatan.
Para pelayan hanya bisa saling tatap sambil bergetar ketakutan mendengar ancaman dari tuan besar Bernard tersebut.
Setelah mengatakan smeua hal yang dirasa perlu, Marco pun segera membubarkan para pelayan dan pengawal yang tadi dikumpulkan oleh Duke Armand agar kembali beristirahat.
Begitu semua orang bubar, Duke Armand bergegas mengajak Jonathan untuk menemui salah satu orang yang bisa menjelaskan mengenai Dark Eagle karena dia sangat yakin jika yang menculik istri dan anaknya adalah mereka karena pola yang dipergunakan hampir sama, hanya menyerang para pengawal yang berjaga didepan pintu kamar dan tak melukai siapapun serta jejaknya tak terendus oleh para prajurit yang biasa berpatroli didalam mansion.
Sementara itu orang yang membuat kekacauan didalam mansion Bernard kini tengah bersantai diatas kereta kuda yang sudah berjalan keluar dari wilayah kekaisaran Apollo dan memasuki wilayah kekaisaran Andromeda.
Dunchess Roselyn yang melihat jika dia dan Nathan sudah keluar dari wilayah kekaisaran Apollo merasa lega.
Hatinya merasa plong telah berhasil keluar dari mansion Bernard yang selama ini telah memenjarakan dan merampas kebahagiaan dia dan anaknya.
“Semoga kakak bisa membantuku menyembuhkan Nathan”
“Aku juga akan meminta keluargaku untuk mengurus perceraianku dengan Duke Armand secepatnya agar lelaki itu tak bisa lagi mengusik kehidupanku dan Nathan di masa depan”, batin Dunchess Roselyn penuh tekad.
***
Tap...tap...tap...
Suara derap langkah kaki kuda memecah kesunyian malam, menembus kabut tebal yang ada didepannya dalam satu kali terjang.
Setelah menempuh jalanan yang cukup terjal selama hampir satu jam pada akhirnya Duke Armand dan Jonathan tiba disebuah kedai kecil yang ada dipelosok desa tandus yang berada disebelah tenggara kekaisaran Apollo.
“Apakah ini tempatnya ?”, tanya Duke Armand memastikan.
“Benar tuan, disinilah informan tersebut berada”, jawab Jonathan tegas.
Setelah mengikat tali kuda disebuah pohon besar, Duke Armand dan Jonathan segera masuk kedalam kedai yang tak terlalu besar tersebut dengan perlahan.
Begitu dibuka, kedai yang dari luar terlihat sepi ternyata ramai pengunjung didalamnya dimana banyak meja sudah dipenuhi oleh para pemabuk yang tengah bermain kartu ataupun sekedar bercengkerama dengan rekan diseberang mejanya.
Dengan langkah tegap, Jonathan menghampiri salah satu pelayan dan membisikkan sesuatu sambil memberinya sekantong uang.
“Mari ikut saya”, ucapnya dengan isyarat mata.
Jonathan menepuk pundak Duke Armand yang menatap sekelilingnya dengan waspada untuk mengikutinya.
Keduanya berjalan mengikuti si pelayan yang menuntun mereka masuk kedalam area khusus para pegawai dan berhenti tepat di depan tangga turun.
“Berjalan lurus saja nanti ada ruangan diujung, anda bisa masuk karena tuan telah menunggu anda disana”, ucapnya memberi instruksi.
Duke Armand dan Jonathan segera turun dan masuk kedalam ruangan yang ditunjuk oleh pelayan tadi setelah mendengar sang tuan rumah mempersilahkan.
Begitu masuk, lelaki tambun berkumis lebat menyeringai lebar kearah mereka karena melihat pundi-pundi uang datang kepadanya.
“Apakah ini majikanmu yang ingin bertemu denganku ?”, tanyanya to the point.
“Benar tuan”, jawab Jonathan sopan.
“Kamu sudah tahu aturannya kan, aku akan berbicara sebanyak uang yang kamu berikan kepadaku”, ucapnya menyeringai lebar.
Tanpa basa-basi, Duke Arman segera mengeluarkan beberapa gepok uang kertas membuat lelaki tambun tersebut tersenyum senang.
“Informasi apa yang anda inginkan ?”, tanyanya penuh selidiki.
“Semua hal mengenai Dark Eagle, apapun itu SEMUANYA tanpa ada yang terlewat sedikitpun”, ucap Duke Armand penuh penekanan.
Melihat banyak uang diatas meja maka secara otomatis mulut lelaki itupun bergerak dengan lancar.
Duke Armand terlihat sangat syok akan fakta yang baru saja dia dengar langsung sambil diam-diam mengepalkan kedua tangannya dibawah meja.
“Tidak...itu tidak mungkin”, batinnya syok.
Duke Armand tampak menolak semua fakta yang ada didepan matanya dan berusaha untuk mencari alibi untuk mematahkan semuanya.
Namun sekeras apapun Duke Armand berusaha menyangkal, nyatanya semua hal yang dia khawatirkan benar adanya membuat tubuhnya bergetar hebat karena sedih dan kecewa.
Hatinya berperang mengenai siapa diantara keduanya yang harus dia utamakan karena jujur saja semua sama beratnya.
Duke Armand keluar dari kedai dengan tubuh lunglai karena masih syok atas semua fakta yang baru saja dia dengarnya.
Jonathan yang tak mengetahui jika tuannya sedang galau, begitu berada diluar kedai segera bertanya mengenai tindakan apa yang akan mereka ambil sekarang.
“Tuan, apa yang harus kita lakukan sekarang ?”
“Apakah kita akan menyuruh anak buah kita untuk menyusup kedalam kediaman Count Dominic karena menyerang langsung bukan ide bagus?”, tanya Jonathan penasaran.
“Kirim beberapa orang untuk masuk dan mencari keberadaan istri dan anakku. Jika ketemu, suruh mereka bawa langsung tanpa menimbulkan keributan disana”, ujar Duke Armand datar.
Jonathan hanya bisa terbelalak mendengar perintah yang dikeluarkan oleh tuannya tersebut.
Dia sama sekali tak mengerti mengenai jalan pikiran Duke Armand yang melepaskan musuh begitu saja dengan mudah.
Apakah nyawa istri dan anaknya tak terlalu berharga sehingga dia masih saja tetap abai seperti itu, bahkan terlihat melindungi orang yang jelas-jelas ingin mencelakakan keduanya.
Meski sedikit berat tapi sebagai bawahan Duke Armand, Jonathan yang tak memiliki wewenang apapun untuk menegur tuannya pun menjalankan perintah Duke Armand dengan setengah hati.
"Semoga keputusan yang anda buat ini tak membuat anda menyesal dimasa depan, tuan", batin Jonathan penuh kekecewaan.
akhirnya... masa jaya mu tak selamanya abadi Liona 😜
jadi g berlarut kyak sinetron 🙏🙏🙏😚
updatenya semoga selalu sehat thor biar up selaluu
/Smile//Smile//Smile/
Dan harus menghukum nya sprti apa yg dilakukan nya🥺
dan segera bisa menyingkirkan selir baru .. /Smile/