NovelToon NovelToon
Cerita Inspiratif Di Sudut Kota Tangerang

Cerita Inspiratif Di Sudut Kota Tangerang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: mugiarni

Alinah seorang guru SD di kampungnya. Tidak hanya itu, Bahkan Alinah mengajak turut serta murid muridnya untuk menulis buku Antologi Alinah DKK. Alinah tidak memungut biaya sepeserpun atas bimbingan ini. Selain itu sosok Alinah juga sebagai seorang istri dari suami yang bernama Pak Burhan. Bagaimana aktivitas Alinah dalam keseharian itu akan terutang dalam buku ini. Alinah sebagai pendamping suami begitu sayang pada Pak Burhan. Bagaimana Alinah menjalani hari - hari selanjutnya tanpa ada Pak Burhan disisinya? Bagaimana pula Alinah meniti karir sebagai penulis novel? Simaklah buku ini untuk menatap dunia di luar sana .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mugiarni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16: Alinah Singgah di Warteg

Sumber gambar: dokumen pribadi Mugiarni

Alinah terus menangis di dalam kamarnya. Sementara di luar sana gerimis pun masih terus membasahi bumi. Di sela-sela isak dan tangisnya terdengar bunyi SMS masuk. Alinah segera meraih ponselnya.

"Bu maaf, SMS Ibu baru sampal, ini contoh deskripsinya."

Alinah membaca SMS dari Fariz, namun apalah artinya SMS itu. Tangis Alinah telah pecah. Hatinya sudah tersakiti oleh percakapannya yang masih terngiang-ngiang. Bahkan untuk saat ini, dia merasakan kepalanya begitu berat, terasa nyeri. Sementara hatinya begitu remuk redam. Fariz masih terus mengirim SMS nya yang berulang kali dari Fariz tak mampu membuat isak tangis Alinah mereda. Justru dia mengirim SMS balasan.

Ada kalanya seorang Ibu harus menangis. Tak lama kemudian ada balasan SMS nya.

Bu saya mohon maaf. Tadi saya belum tahu saja.

Alinah membalasnya.

Kamu tidak salah apa-apa. Ibu bersyukur karena Ibu masih bisa menangis.

Alinah benar-benar merasakan kesedihan yang teramat dalam. Bagaimana tidak coba? Seorang anak yang begitu disayanginya kini telah melukai hati dan perasaannya.

Pak Burhan masuk ke kamar, menyaksikan wajah Alinah bermuram durja. Tapi Pak Burhan hanya memandang dari kejauhan. Dia tak mengatakan suatu hal apapun. Pak Burhan sangat memaklumi kondisi istrinya. Pak Burhan paham, saat-saat di mana Alinah bisa disapa ketika dalam kesedihan. Pak Burhan pun mengerti saat dimana Alinah harus dibiarkan dalam kesendirian. Pak Burhan membiarkan Alinah dalam kesendirian. Alinah butuh sendiri.

Pak Burhan pun kembali ke ruang tengah setelah mengambil gunting yang tersimpan di laci meja di kamarnya.

***

Alinah benar-benar merasakan kesedihan

Kedua mata Alinah sembab. Dia sedang merenungi nasib. Kalau dirinya saat ini sedang mendapat suatu perlakuan yang kurang nyaman. Membuat dirinya teramat sedih.Alinah menatap ke langit-langit di kamarnya. Alinah mengenang kembali memorinya saat awal mula perjumpaannya dengan Fariz. Saat itu Alinah dalam perjalanan pulang di Citayam menuju ke pondok aren, Persis di sektor IX Pondok Aren, Mobil angkot yang ditumpanginya ternyata berhenti karena akan memutar balik ke arah Jombang.

"Ibu mau ke mana?" tanya Pak Sopir angkot itu. Alinah mencermatinya.

"Saya mau ke Pondok Aren" Alinah sudah mendengar kalau sopir itu akan balik ke Jombang. Karena penumpangnya hanya dirinya saja,

"Bu saya mau ambil arah balik saja Bu, soalnya saya mau makan, lapar banget" jelas sopir angkot itu. Alinah sama sekali tidak heran jika sopir angkot itu berkata demikian.

"Oh ya Bang, saya juga mau ke warteg cari teh manis" sopir itu melajukan mobilnya setelah Alinah turun.

Alinah membuka ponselnya. Waktu menunjukan pukul. 21 WIB. Kemudian Alinah menyimpan ponselnya ke dalam kantong bajunya.

"Sudah menjadi kebiasaan kalau penumpang lagi sepi, seenaknya saja memutar arah balik" gumamnya. Alinah mengedarkan pandangan dengan maksud untuk mencari warteg. Alinah pun berjalan melangkah kaki perlahan menuju warteg.

Fariz. Saat itu Alinah dalam perjalanan pulang di Citayam menuju ke pondok aren, Persis di sektor IX Pondok Aren, Mobil angkot yang ditumpanginya ternyata berhenti karena akan memutar balik ke arah Jombang.

"Ibu mau ke mana?" tanya Pak Sopir angkot itu. Alinah mencermatinya.

"Saya mau ke Pondok Aren" Alinahh sudah mendengar kalau sopir itu akan balik ke Jombang. Karena penumpangnya hanya dirinya saja,

"Bu saya mau ambil arah balik saja Bu, soalnya saya mau makan, lapar banget" jelas sopir angkot itu. Alinah sama sekali tidak heran jika sopir angkot itu berkata demikian.

"Oh ya Bang, saya juga mau ke warteg cari teh manis" sopir itu melajukan mobilnya setelah Alinah turun.

Situasi saat itu di warteg tidaklah terlalu ramai dan juga tidak terlalu sepi. Hanya ada pemilik warteg itu dan tampak seorang pemuda yang sedang meminum kopi.

Alinah merasa senang bila dirinya hendak makan di suatu tempat tetapi tidak mengantri. Karena kondisi seperti itu lebih leluasa untuk memilih menu makanan. Lebih leluasa dalam menyantap makanan. Citarasa makanan itu lebih sedap terasa.

"Permisi Bu..., tolong teh hangatnya Bu!" Alinah memesan teh hangat. Kemudian duduk di samping pemuda yang sedang meminum kopi. Sosok pemuda yang pendiam. Pembawaan nya tenang.

"Minum kopi!" kata pemuda itu berbasa-basi pada Alinah

"Oh ya. Terima kasih. Ibu sudah pesan teh manis!" Alinah mencermati pemuda itu.

"De..., saya sedang menunggu ojek. Biasanya di sini suka banyak tukang ojek yang sedang mangkal" Alinah mulai membuka percakapannya.

"Oh..., mungkin tukang ojeknya ada yang sedang mengantar orang. Atau sudah pada pulang. Soalnya sudah sepi Bu! Tadi hujan lebat Bul." jelas pemuda itu panjang lebar.

"Bisa jadi! cuaca sekarang ini memang tidak menentu." Alinah meraih gelas minumnya. Karena masih terasa panas. Sakinah meletakkan gelas minumnya.

Setelah memperhatikan gerak-gerik pemuda itu Alinah menangkap pesan kalau pemuda tu memiliki sebuah daya tarik tersendiri. Sangat berbeda dengan pemuda-pemuda yang selama ini dikenalnya. Karena dari percakapan singkat dan bahasa tubuhnya sangat mencerminkan sebagai anak yang beradab dan memiliki etika moral yang tinggi.

Suasana hening sesaat. Mereka larut dalam pikiran masing-masing. Fariz sedang menikmati minum kopinya. Demikian pula Alinah mulai menyeruput teh hangatnya. Beberapa tiupan di atas gelas minumnya untuk mengurangi kadar panasnya. Tak sengaja Alinah dan Fariz beradu pandang karena di luar hujan turun dengan tiba-tiba. Rupanya hujan deras kembali mengguyur kawasan Bintaro. Ini sama sekali di luar dugaan mereka.

"Wah, hujan!" kata Alinah dan Fariz hampir bersamaan. Alinah h dan Fariz mengamati keadaan di luar halaman warteg itu. Hujan lebat secara tidak langsung membuat percakapan antara Fariz dan Alinah berlanjut. Setidak-tidaknya mereka berdua akan keluar dari warteg setelah hujan reda kembali. Alinahh terdiam. Fariz pun terdiam. Keduanya pun membisu. Sesekali pandangan matanya menatap ke langit di luar sana. Sesekali mereka melihat orang yang berteduh di tempat lain yang masih terpantau dari dalam warteg itu. Suara mobil menderu yang kebetulan melintas di depan warteg itu terlihat melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang. Dan arus kendaraan terlihat lengang.

Sesaat Alinah terbayang dengan suaminya di rumah. Entah sedang makan, atau sedang apa Pak Burhan saat ini di rumah. Pak yang dikenal sebagai seorang yang perhatian. Seorang yang penyantun kini di rumah seorang diri. Sementara Alinah. saat ini tengah berteduh di warteg.

Tak lama kemudian Fariz membalikkan badan. Lalu tangannya mengisyaratkan untuk memanggil pemilik warung itu.

Ucapan Fariz membuyarkan lamunannya.

"Bu, mari Bu. Lauknya ikan tongkol sama orek tempe!" Fariz memesan nasi di samping memang dia belum makan malam, dia juga sebenarnya iseng sambil menunggu hujan reda. Alinah mencermatinya. Tapi rupanya Fariz tidak merasakan kalau dirinya sedang diperhatikan oleh Alinah. Kemudian Alinah menempati tempat duduk di sisi Fariz.

"Ini nasinya!" Fariz meraih piring yang di sodorkan oleh pemilik warung itu.

Sementara Alinah masih terkesima dengan pemuda itu. Baru kali ini Alinah berkenalan dengan anak muda dan ingin mengenal lebih jauh.

1
Choi Jaeyi
Aku udah mampir dan ninggalin like & komen.
Mampir juga ya kak ke cerita aku, mari saling mendukung sesama penulis baru. Jangan lupa like & komen nya🤗🤗💋
Black Jack
Pengalaman yang luar biasa
mugiarni: terimakasih
total 1 replies
Ritsu-4
Maafin aku udah nunda untuk membaca nih novel, penyesalan banget!
mugiarni: terimakasih, salam kenal
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!