NovelToon NovelToon
Pelukan Mantan Ketua Gangster

Pelukan Mantan Ketua Gangster

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Model / Romansa / Gangster / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lyaliaa

Florin, yang baru saja mengalami patah hati, secara tidak sengaja bertemu dengan Liam, mantan ketua gangster yang memiliki masa lalu kelam. Dia terjebak dalam hasrat cinta semalam yang membuat gairah itu terus berlanjut tanpa rencana. Namun saat hubungan mereka semakin dalam, masa lalu Liam yang gelap kembali menghantui, membawa ancaman dan bahaya dalam kehidupan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyaliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Malam akan segera datang saat senja pergi, cahaya matahari terbenam membuat jendela Florin tampak indah di pandang. Liam duduk di tepi ranjang menunggu matahari terbenam, Florin meninggalkan nya saat ia mengantar Dean yang akhirnya pergi setelah melewati perbincangan panjang.

Klek. Florin berdiri di ambang pintu kamarnya, melihat Liam yang tampak sedang menunggu dirinya. Florin tersenyum saat Liam melihat ke arahnya, dia menutup pintu dan bergegas mendekati pria itu.

Suasananya menjadi lebih canggung dari sebelumnya, ini pertama kalinya seorang pria selain Dean berada di kamarnya. Bahkan mantan pacarnya, Alex tak pernah masuk kamarnya.

"Kau sungguh akan tinggal denganku?" tanya Florin saat jarak mereka sudah dekat.

Liam tak langsung menjawab, dia menarik tangan Florin dan membuat wanita itu berada dalam pangkuannya. "Kenapa? Kau tak ingin aku disini?" balas Liam bertanya balik, nada bicaranya penuh dengan kesedihan namun juga tuntutan agar dia bisa tinggal disana.

"Tidak, bukan begitu. Aku hanya punya satu kamar," ucap Florin merasa bersalah sambil memainkan jarinya di dada Liam.

"Itu bahkan sangat bagus, kita bisa tidur bersama—."

"Tidak," tegas Florin cepat, membuat Liam sedikit terkejut. "Ah maksudku, kita baru dekat. Kurasa jika kedepannya kita harus tidur bersama itu—sepertinya kurang baik." lanjutnya penuh kehati-hatian tak ingin ucapannya menyakiti hati orang lain yang mendengar penolakannya.

"Kalau begitu kita menikah saja."

"Ehh?" mata Florin langsung melebar, tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Nafasnya seperti berhenti saat itu juga, dan jantungnya memompa dengan sangat cepat. Berdebar-debar karena perkataan Liam.

Orang yang baru dikenalnya, lalu tidur dengannya. Kemudian mengatakan dia miliknya, dan sekarang—menikah. Florin tak bisa menerima kejutan yang beruntun seperti itu, terlalu banyak hal tak terduga yang dia terima beberapa hari ini. Berawal dari hal menyakitkan yang dimulai sejak dia kembali.

Kkrttk..

"Kau lapar?" tanya Liam saat mendengar bunyi yang sangat nyaring dari dalam perut Florin. Sontak membuat Florin langsung bangun dari pangkuannya dan berdiri. Dia tampak gugup dan—malu..

"Maaf, biasanya dia tak berbunyi sekeras itu." jawab Florin menunduk.

"Tak apa, itu bukan masalah. Aku akan memasak untukmu," Liam ikut berdiri di depannya dan hendak pergi dari sana, tapi Florin menahannya.

"Itu—aku belum berbelanja, hehe." Florin berusaha tersenyum semanis mungkin menutupi betapa malunya dia.

"Ya sudah, kita makan diluar saja."

"Oke. Aku akan mandi dulu," Florin melepas genggamannya. Dan beranjak pergi ke kamar mandi. Dia melangkahkan kakinya, namun dia tiba-tiba berhenti karena merasa ada yang sedang mengikutinya, Liam berdiri tepat di belakangnya saat dia ingin membuka pintu kamar mandi.

"Kau sedang apa?"

"Ikut mandi," Liam menjawab dengan ekspresi datar, membuat Florin menjadi terheran-heran.

"Hah? Tidak," Florin mendorong Liam menjauh darinya. "Gantian, aku akan mandi dulu." dengan langkah cepat Florin masuk ke kamar mandi. Klek, dan mengunci pintunya.

Kamar mandi dengan pembatas transparan di dalamnya, lampu di langit-langit memancarkan sinar terang membuat kamar mandinya tampak bersinar. Florin berdiri di depan cermin dekat wastafel, dia menatap pantulan dirinya didalam sana. "Apa pilihanku benar, aku jadi takut dia hanyalah pria mesum. Tapi perlakuannya padaku, dia pria.. baik."

Florin tersenyum saat kran wastafel menyala, dia mencuci tangannya dengan bahagia. Dia mengingat bagaimana Liam memperlakukannya sejak di rumah pria itu dan juga di rumahnya. Terlepas dari hasrat cinta penuh gairah yang mereka lakukan.

Tak pernah dia merasa sangat diperhatikan seperti itu, dia jadi merindukan pamannya. Meskipun mereka jarang bertemu namun pamannya selalu menunjukkan kasih sayangnya tiap berjumpa, meski hanya sebentar. "Sepertinya aku harus memberitahu paman tentangnya, aku ingin restunya jika aku akan menikah."

Cermin disana merefleksikan wajahnya yang basah, ekspresi nya langsung berubah begitu mengingat apa yang sudah dilakukan mantan kekasihnya dan mantan sahabatnya. Dia tak menyangka akan mendengar ajakan untuk menikah dari mulut pria yang baru dikenalnya beberapa hari lalu. Alex bahkan tak pernah membahas itu dengannya meski mereka sudah menjalin hubungan lima tahun lamanya.

Satu hal lagi yang mengganggunya, cincin itu—jari manusia. Florin menjadi penasaran akan kehidupan Liam sebagai seorang gangster. Dia memikirkannya saat mandi, menebak-nebak apa yang akan dilakukan pria itu jika dia melakukan kesalahan, "Apa mungkin dia akan membunuhku?" gerakan tangannya yang berbusa berhenti di lengannya, "ah tidak mungkin kan."

Florin keluar dari kamar mandi dengan berbalut handuk di badan dan kepalanya, dia melihat sekitar dan tak ada Liam disana. Dia bertanya-tanya kemana pria itu pergi. Kamarnya terasa sepi lagi, sepi seperti biasanya saat dia sendiri di rumah itu.

Diluar terdengar berisik, Florin sedang mengeringkan rambutnya. Dia berjalan ke arah jendela dengan blush merah muda dan celana jeans ketat. Tampak sebuah pickup mengangkut banyak barang dan menurunkannya tepat di depan rumah. "Apa yang—."

Belum selesai, Florin bergegas keluar dengan rambut yang belum kering dan hair dryer di tangan. Dari tangga, dia melihat Liam bersama dengan pria yang dia temui di rumah Liam, Reiga. Mereka tampak bercakap-cakap dan seperti sedang merencanakan sesuatu.

"Liam, ada apa ini?" suara Florin dari dalam rumah membuat Liam dan Reiga melirik padanya.

"Oh, kau sudah selesai. Aku memindahkan barang-barang ku." Liam menghampiri.

"Sebanyak itu?" lanjut Florin ragu saat menunjuk satu pickup penuh dengan barang-barang yang akan di turunkan. Dia tak yakin semua itu akan cukup di dalam rumahnya.

"Tidak, hanya beberapa. Sisanya ingin kubuang."

"Oh begitu." Florin melirik pada Reiga, pria itu tiba-tiba tersenyum padanya. Membuatnya merinding, sangat berbeda dengan saat terakhir kali mereka bertemu. Florin membalas senyumnya, "ada apa dengannya," batin Flo.

"Aku akan mandi dulu, keringkan rambutmu. Kau bisa kena flu berkeliaran seperti itu." ucap Liam sebelum berlalu pergi dengan tote bag berwarna cream menggantung di tangan kanannya.

"Aku akan membantumu mengeringkannya," Reiga merampas hair dryer dari tangan Flo dengan mudah selagi dia menatap kepergian Liam di ujung tangga dan hanyut dalam perhatian singkat yang dia terima.

"Tidak usah, terimakasih. Aku bisa sendiri," Flo mencoba untuk mengambilnya kembali tapi tak bisa. Reiga mengangkat nya tinggi sekali, dia menggeleng sebagai tanda bahwa dia tak akan mengalah.

"Baiklah," Flo menghempaskan nafasnya berat ke udara dan berjalan menjauh, Reiga mengikuti dibelakang.

Bunyi hair dryer memenuhi ruang tamu, Flo duduk membelakangi Reiga di kursi bulat yang berada di dekat sofa. Pria itu mengeringkan rambutnya dengan lembut.

"Apa kalian berteman?" tanya Flo mencoba mengusir kecanggungan antara mereka.

"Aku dan Liam? Mungkin untuk sekarang bisa disebut begitu."

"Oh. Bagaimana dengan pacar?"

"Bukankah kalian sedang berpacaran sekarang?" Reiga menghentikan gerakan tangannya, penasaran akan hubungan yang terjalin antara Liam dan Florin. Sementara Florin ingin mengetahui lebih jauh tentang pria itu.

"Ya, maksudku sebelum ini. Apa dia punya pacar?"

"Setahuku dia tak punya, tapi aku tak tahu waktu dia sekolah. Aku baru mengenalnya 8 tahun lalu."

"Sudah lama juga ya, berapa usianya sekarang?"

"Kau tidak tahu? Kau tak bertanya padanya.. Ckck, berapa ya, sepertinya dia berusia 32 tahun ini."

"Apa? Sungguh?" Florin terkejut dan langsung berbalik menatap Reiga tak percaya.

"Ya, untuk apa aku berbohong. Kenapa? Kurasa umurnya tak setua itu hingga membuatmu terkejut."

"Bukan begitu, aku kira dia 20-an."

Reiga tertawa kecil mendengar ada seseorang yang menganggap Liam masih seusia itu. Dia tidak akan bisa duduk disana jika bertemu Liam yang berusia 20-an. Mungkin dia tak akan ada di dunia ini lagi. Reiga sangat mengetahui bagaimana Liam, dia tak suka ada wanita didekatnya selain hanya untuk seks sesaat.

Dan apa yang terjadi saat ini sangat mengejutkan baginya, mengetahui sisi lain dari Liam yang berubah drastis. Dia masih belum tahu apa yang membuat bos nya memilih untuk keluar dari dunia nya setelah semua yang telah mereka lewati. Entah itu hidayah—Tuhan, atau ada alasan lain..

...----------------...

1
Luka Ingin Mencintai
mampir kak...🙏, folow aku balik ya kak.../Smile/
Agus Tina
kayaknya bagus ... cuus
ros
Luar biasa
LxyHa
kasian nya si flo🥹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!