Kakak Tampan Itu Ternyata Ayahku

"Saya akan memilih Dokter Park Hyun ki dan juga Dokter Kim Seo yeon untuk bekerja di rumah sakit kami yang berada di Jogja" ucap Ayah tersenyum bahagia sembari terus menatap Hyun ki

Hyun ki yang merasa terus di lihatin Ayah menatap tak suka

"Haiiish jinjja dia pasti akan berusaha deketin Seo yeon, awas saja kalau macam macam akan saya kasih pelajaran dia" batin Hyun ki

"Baiklah kalau begitu, Dokter Park? Dan Dokter Seo yeon bisa ikut dengan Dokter Dikto" ucap salah Satu Dokter yang berada disana memisahkan Hyun ki dan juga Seo yeon bersama Ayah

"Hallo perkenalkan nama saya Dokter Dikto, apa kalian mengerti yang saya bicarakan? Saya dengar kalian dari Korea?" Tanya Ayah tersenyum menatap Hyun ki dan juga Seo yeon

"Ah iya Dokter Dikto, kami sudah sedikit mengerti bahasa di Indonesia" ucap Seo yeon tersenyum sopan

"Syukurlah kalau begitu, besok Kalian bisa ikut saya ke Jogja untuk mulai bekerja di sana" ucap Ayah tersenyum pada mereka

"Kalian tinggal di mana?" Tanya Ayah

"Kenapa Dokter ingin tau tentang kami? Ingat ya Seo yeon itu pacar saya, jadi Dokter jangan pernah menatap Seo yeon seperti itu" ucap Hyun ki menatap Ayah tak suka

"Ha.. ha.. tidak, saya juga sudah punya istri yang sangat saya cintai, jadi tidak mungkin saya menyukai Dokter Seo yeon" ucap Ayah tertawa geli mendengar perkataan Hyun ki

"Saya tidak suka saja Dokter sedari tadi terus memperhatikan kami" ucap Hyun ki ketus

"Yak Hyun ki a? Kamu tidak sopan berbicara seperti itu pada Senior, cepat minta maaf" perintah Seo yeon

"Tapi dia sudah..."

"Tidak apa apa, maaf kalau saya membuat kalian tak nyaman, tadi saya memperhatikan kalian karena saya tertarik dengan kalian dan kebetulan sekali saya di minta untuk memilih Dokter residen di sini makan nya saya memilih kalian" ucap Ayah menjelaskan

"Ah iya kami mengerti, maafkan teman saya sekali lagi Dokter Dikto, kami akan bekerja dengan sungguh sungguh bersama dengan Anda nanti nya" ucap Seo yeon membungkuk  hormat

"Iya tidak apa apa, ah pertemuan nya sudah selesai bagaimana kalau kita makan siang bersama sama, sebagai tanda perkenalan kita juga" ucap Ayah berharap pada mereka

"Maaf tidak bisa, mereka akan makan siang bersama dengan saya" ucap Dokter Woo jin menghampiri mereka

"Do... dokter Woo jin?" Ucap Ayah terkejut

"Iya, saya.... kenapa Dokter Dikto?" Tanya Dokter Woo jin

"Jadi Anda bekerja di rumah sakit ini?" Tanya Ayah tersenyum sinis

"Iya, kenapa? Anda puas bertemu dengan Pasien saya?" Tanya Dokter Woo jin

"Oh jelas saya merasa puas, apalagi saya akan membawa pasien Anda ikut bersama dengan saya" ucap Ayah menatap puas Dokter Woo jin

"Haiiish jinjja, apa yang mereka bicara kan? Kajja Seo yeon ah? Kita pergi dari sini" ucap Hyun ki menggandeng tangan Seo yeon keluar dari ruangan tersebut

"Kita bicara di ruangan saya Dokter Dikto" ucap Dokter Woo jin lalu pergi di ikuti Ayah di belakang nya

"Sejak kapan dia di sini?" Tanya Ayah menatap Dokter Woo jin saat mereka sampai di ruangan Dokter Woo jin

"Dari 2 bulan yang lalu" ucap Dokter Woo jin cuek

"Kenapa dia di pindahkan ke sini?" Tanya Ayah penasaran

"Saya tidak mungkin mengatakan pada Dokter Dikto tentang apa yang dia alami saat berada di Korea" batin Dokter Woo jin

"Seperti yang Anda tau kalau Hyun ki adalah anak yang sangat membenci dunia medis sedari dulu, apalagi saat dia menjadi Dokter residen di rumah sakit kakek nya, profesor Park memindahkan Hyun ki sementara ke sini karena ingin melihat perkembangan nya karena mungkin saja kalau bekerja di rumah sakit lain, dia akan lebih bertanggung jawab" ucap Dokter Woo jin menjelaskan

"Tapi kenapa dia tidak bisa mengingat ku sebagai Ayah nya?" Tanya Ayah

"Anda jangan pura pura tidak tau Dokter Dikto, sedari dulu Anda tau kalau Hyun ki mengalami hilang ingatan total dan tidak bisa mengingat masa lalu nya termasuk orang tua nya" ucap Dokter woo jin

"Ja... jadi Hyun ki tidak akan pernah mengingat saya?" Tanya Ayah

"Tentu saja tidak, jadi selama Hyun ki berada di Jogja, Anda jangan pernah menyuruhnya mengingat apapun, karena itu akan menyiksa diri Hyun ki" ucap Dokter Woo jin memperingati

"Baik lah, saya tidak akan memaksa Nugi untuk mengingat masa lalu nya" ucap Ayah

"Jangan pernah memanggilnya Nugi, Nugi yang Anda maksud sudah tidak ada, yang ada hanya Park Hyun ki" ucap Dokter Woo jin marah

"Yasudah iya" ucap Ayah tersenyum senang karena akan membawa anak kandungnya pulang ke jogja

....

Hyun ki dan Seo yeon menyiapkan pakaian mereka kedalam koper yang mereka miliki untuk pergi ke Jogja besok

Dokter Woo jin dan juga Sejin berbicara empat mata di ruang tamu

"Kamu harus benar benar menjaga Hyun ki saat di Jogja nanti" perintah Dokter Woo jin

"Baik Dokter Woo jin, saya akan menjaga tuan muda Hyun ki dengan baik saat di sana" ucap Sejin mengangguk mengerti

"Bagus, kamu tau kan tentang masa lalu Hyun ki? Kamu juga ikut menjemputnya ke sini dulu waktu awal mula Hyun ki mengalami Koma dan juga hilang ingatan karena perbuatan orang tua nya sendiri?" Tanya Dokter Woo jin

"Iya saya tau" ucap Sejin

"Besok dia akan bekerja bersama dengan Ayah kandung nya yang sudah membuat Hyun ki amnesia seperti sekarang ini, jadi kamu harus benar benar ekstra mengawasi nya, ah dan satu lagi, kamu jangan pernah memberitahu Profesor Park tentang pindah tugas Hyun ki ke luar kota, bilang saja dia tetap bersama ku di sini" ucap Dokter Woo jin memperingati Sejin

"Baik Dokter Woo jin, saya mengerti" ucap Sejin mengangguk mengerti

....

Keesokan harinya mereka benar benar berangkat menggunakan pesawat supaya lebih cepat sampai di Jogja

"Wah indah sekali pemandangan di sini" ucap Hyun ki tersenyum senang begitu pun dengan Seo yeon yang tersenyum bahagia

"Sini biar Hyung bawa koper nya" ucap Sejin mengambil alih koper Hyun ki

Ayah memperhatikan Sejin yang terus saja mengikuti Hyun ki sedari tadi

"Siapa Dia Dokter Park?" Tanya Ayah memperhatikan Sejin

"A... ah di.. dia Hyung ku Dokter Dikto" ucap Hyun ki tersenyum pada Ayah

"Senyuman itu, senyuman yang sudah lama tidak aku lihat" batin Ayah

"Oh begitu, yasudah ayo kita ke rumah Saya, kalian bisa menginap di sana" ucap Ayah menatap mereka semua