"Semenjak kehadiran nya, semua jadi berubah. adik iparku dia menaruh hati pada suami ku, semenjak iparku datang ke kehidupan rumah tangga ku, semuanya kini berubah. dari bunga yang mekar kini menjadi bunga layu yang berjatuhan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuni Ashara Silalahi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16. Bandara.
Azhara yang baru saja menikmati sarapan paginya. Yang di temani bibi Sumi, pelayan parubaya itu sangat setia pada nona mudanya itu.
Dengan expresi wajah yang santai nya, sembari bercanda gurau. Azhara mengajak bibi Sumi untuk menemani nya menonton sebuah film yang berjudul Pelakor Itu Adik Iparku.
"Non, tumben non mau nonton film kesukaan nya nona Alexsa?" tanya heran bibi Sumi. Film yang di tonton Azhara dan bibi Sumi tayang setiap hari, dan memiliki episode yang sampai ratusan, agar para penggemar sinetron itu menyukainya.
"Aku ingin mencari Inti dari pemeran antagonisnya bi!" jelas Azhara.
"Oh, pantesan saja. Setahu bibi nona muda sangat tidak menyukai film sinetron seperti itu!" jelasnya. Yang mengetahui watak dan sifat wanita muda yang berstatus sebagai majikan nya itu.
Tringgggg,,,, tringgggg,,,,, suara dering ponsel milik seorang wanita muda nan cantik.
"Non, ponsel non berdering!" dengan mengambil ponsel nona mudanya yang ada di meja depan TV, bibi Sumi menyerahkan ponsel milik nona mudanya.
"Ini non!"
"Terima kasih bi!" ucap Azhara. Dan menyentuh layar yang berwarnah hijau, untuk mengangkat panggilan dari seseorang.
"Sebentar ya bi!" setelah mengangkat telepon, Azhara langsung menjauh dari pelayan nya itu.
"Halo!" jawab dingin Azhara.
"Nona muda, saat ini dia sedang dalam perjalanan penerbangan ke London!" ucap pria yang bertelepon dari seberang telepon.
"Pantau dia terus, dan beritahu apa saja yang terjadi!" pinta Azhara. Dengan nada dinginya.
"Siap nona muda!
"Apa masih ada yang lain?" tanya nya.
"Tidak ada non, kalau begitu dah dulu ya nona muda! Jika ada kabar terbaru saya akan kabari secepatnya." jelas pria itu.
Panggilan pun sudah terputus secara sepihak.
Setelah mengakhiri panggilan telepon nya, Azhara berjalan menghampiri bibi Sumi yang masih serius menatap layar TV yang menyiarkan sebuah sinetron yang sangat laris bagi kalangan para wanita.
Sementara di London. Saat ini Glen dan Jakson sedang mengurus barang-barang mereka selama tinggal di apartemen mewah milik keluarga William. Dengan menyusun pakaian yang mereja bawa ke dalam lemari pakaian, yang ada di kamar mereka masing-masing.
Setelah merapikan pakaiannya, Glen memutuskan untuk keluar dari dalam kamar nya. Dan berjalan menuju dapur utama yang ada di apart itu.
"Tuan mau ngapain?" tanya heran Jakson. Saat melihat pria dingin itu sedang membuka lemari pendingin, yang di dalam nya sudah lengkap beberapa bahan sayuran, daging, ayam, dan bumbu lain nya. Dan tidak lupa di lemari pendingin juga tersedia beberapa minuman dingin, yang sudah di atur wanita parubaya itu sebelum kedua pemuda itu tiba, dan menempati apart itu.
"Aku ingin memasak!" jelasnya. Sembari mengambil beberapa bahan untuk menu makan malam, Glen memang sedikit mengetahui tentang memasak. Karena, Glen sangat sering sekali memperhatikan sang istri saat memasak berbagai macam menu makanan. Karena itulah dia sedikit pandai dalam memasak makanan.
"Biar saya bantu tuan!" Ucap Jakson. Setelah itu dirinya mengambil sebuah stoples di mana di dalam nya ada beras yang sudah bersih, dan siap di cuci dan di masak ke dalam pemasak nasi.
Setelah mencuci beras di dalam wadah pemasak nasi, Jakson yang tidak terlalu mengerti mengenai sebatas mana air yang harus di gunakan saat memasak pun langsung menghampiri Glen untuk menanyakan di urutan nomor berapa air nya akan di gunakan.
"Tuan, tadi saya mencuci beras dan saya memakai sebuah mangkuk ukuran beras, tetapi saya tidak mengetahui batas mana air untuk memasak berasnya?" tanya Jakson dengan polosnya. Hal itu membuat Glen tersenyum miring, melihat tingkah bawahan nya itu.
"Berapa wadah kau beri berasnya? Tanya Glen. Sembari menatap sebuah kuk pengukur beras yang sudah di siapkan oleh nyonya Naura William. Kuk berasnya sangat berbeda dengan kuk beras di negara Glen dan Jakson.
"Dua tuan!" jelas Jakson. Yang mengingat betul, kalau dirinya memasukkan beras hanya dengan 2 kuk saja, tidak lebih dan tidak kurang."
"Kau buat saja di urutan nomor xx itu, dan jangan lebih atau kurang!" jelas Glen.
"Baik tuan!" jelas Jakson. Dan mengikuti arahan sang bos, dengan perasaan bangganya ini kali pertama Jakson memasak nasi, dan tidak terlalu sulit baginya. Hanya perlu belajar saja, dan setelah itu dia akan semakin paham.
Setelah memasukkan wadah yang khusus untuk tempat pemasak nasi, Jakson langsung mencolokkan kabel pemasak nasi itu ke colokan yang sudah ada.
"Tuan, tugasku sudah selesai! Apa saya perlu membantu tuan untuk memblender beberapa bahan yang akan di pakai untuk bumbu masakan?" tanya Jakson. Yang melihat di sebuah lemari dapur ada sebuah blender.
"Apa kau mengerti memakai alat itu?" tanya Glen.
"Ya, saya juga sering membantu mamah saya! Tetapi hanya memblender saja." jelasnya dengan senyuman cerahnya.
"Baiklah, lakukan apa yang kau bisa!" ucap Glen. Sembari memotong beberapa daging yang di ambil nya dari lemari pendingin. Setelah itu Glen memotong beberapa sayuran untuk membuat tumis sayur bayam.
Bandara.
Di mana sebuah pesawat yang berukuran besar sudah mendarat di bandara International London. Ada beberapa penumpang yang sudah keluar dari dalam pesawat, termasuk seorang wanita yang baru saja tiba di negara orang.
Hah,,, "Aku sangat lelah!" ucapnya. Sembari meraih ponsel miliknya dari tas jinjing miliknya.
Dengan menggeret koper miliknya, Alexsa berjalan cepat untuk masuk ke dalam bandara. Karena cuaca di luar sangat panas sekali.
Tring,,,, tring,,,,, suara dering ponsel milik seorang pria, yang masih sibuk dengan beberapa pekerjaan memasak nya.
"Tuan ponsel anda berbunyi!" beri tahu Jakson. Saat mendengar suara dering ponsel milik bos nya itu, yang ada di meja dapur dekatnya.
"Tolong ambil kan Jek!" pinta Glen. Saat dirinya masih fokus pada masakannya.
"Tidak ada nama si penelepon tuan!" jelas Jakson. Yang melihat layar ponsel dengan nomor negara itu. Sebelum menghubungi Glen, Alexsa sudah terlebih dahulu mengganti nomor miliknya. Agar dapat di pakai.
"Kemari!" sembari menerima ponsel miliknya dari sang bawahan.
Dengan cepat Glen menyentuh layar yang berwarnah hijau untuk mengangkat panggilan dari orang yang tidak di kenal nya.
"Halo, maaf ini dengan siapa?" tanya Glen dengan nada dinginya.
"Ka, ini aku Alexsa!" jelasnya.
"Al?" Glen yang heran pun langsung melihat kembali layar ponsel miliknya, dan di situ hanya tertulis nomor angka negara itu.
"Ka, tolong jemput aku di bandara! Aku di sini sudah cukup lama." jelasnya.
"Dari mana kau mendapat nomor ponsel ku?" tanya heran Glen.
"Tadi aku membeli kartu di dekat bandara ini. Dan aku melihat nama pembeli kartu lain nya dari negara kita, dan nama itu persis dengan nama kaka. Jadi aku meminta pelayan toko ponsel itu untuk memberikan nomor ponsel kaka padaku, dan mereka memberikan nya." jelas Alexsa tampa berbohong sama sekali.