Tragedi, kematian, dendam, hingga keserakahan seorang ayah mulai terungkap pada kasus kematian sejoli yang penuh misteri hingga melibatkan banyak pihak, bahkan terjadinya korban salah tangkap.
Akankah dalang utama dalam kasus ini terungkap?
Jangan lewatkan cerita lengkapnya di Noveltoon.
Terimakasih🙏🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gubuk Baca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia Bukan Pelakunya
“Saat itu, aku yang menangani kasus itu dan kami bahkan sudah menangkap sorang psikopat”, jelas Putra.
“Lalu kenapa kau_”, ucap Bagas terputus setelah mencerna apa yang terjadi.
“Oh, jangan katakan kalian curiga dia bukan pelaku utamanya!”, tebak Bagas.
Bagas mencerna semua kemungkinan yang ada, dan menebak pasti ada sesuatu yang mereka curigai setelah menangkap pelaku yang terdakwa sebagai pembunuh pada korban yang ia perkosa saat itu.
“Kau benar. Namun, orang yang di tangkap saat itu memang benar seorang psikopat”, jelas Cindy.
“Ya, bahkan dia telah membuh 10 orang korban. Hanya saja, dia tidak memiliki ciri-ciri ketertarikan pada seksualitas”, tambah Putra.
Pernyataan Putra itu membuat Bagas kebingungan, apa mungkin itu terjadi di saat semua hal mengarah pada dirinya yang memang dinyatakan psikopat oleh ahli psikologi?
Pikir Bagas, bagaimana jika di mengelabui semua orang? Bukankah seorang psikopat itu ahli dalam hal berpura-pura?
Semakin ia mendengar penjelasan mereka, semakin pusing pula ia mencoba mencerna segala informasi yang ia dapatkan saat ini.
Pikirnya, serumit itukah dunia psikopat?
Yah, mungkin saja sebab banyak psikopat yang masih berkeliaran di luar sana yang mereka menyembunyikan cakar dan taringnya sebaik mungkin agar mereka tidak ketahuan.
Namun sebaik apa pun mereka menyembunyikan diri, suatu saat pasti akan memperlihatkan wujud aslinya.
Jika dia tidak muncul sendirian, maka butuh seseorang untuk menjadi pemicunya.
“Hah, apa maksudmu? Dengan cara apa kalian mengetahui dia tidak memiliki ketertarikan pada seksualitas. Bisa saja dia mengelabui kalian kan!”, jelas Bagas.
“Ya, dia bisa mengelabui kami. Tapi, apa dia bisa mengelabui ahli psikologi?”, jelas Putra.
Putra yang saat itu mendampingin dan menanyai kondisi pelaku langsung pada sang ahli psikologi yang melakukan pemeriksaan jiwa saat itu, mendapati bahwa terdakwa tidaklah memiliki ketertarikan pada seksualitas.
Ia hanya tertarik pada penyiksaan yang membuat para korbannya berada dalam dunia keputus asaan, hingga mereka mengemis ampun dan pembebasan dengan sangat amat menyedihkan.
Hal itu lah yang membuat Putra saat itu, ingin mengadili tersangka. Namun, ia tidak pernah menuntut atau memutuskan bahwa terdakwa adalah dalang dalam kasus pemerkosaan.
“Lalu bagaimana mungkin semua bukti mengarah padanya?”
“Hal itu lah yang membuat kami bingung, hanya korban terakhirnya yang mengalami pemerkosaan!”, jelas Putra.
Semua kasus mulai mengarah padanya saat itu, di karekan korban terakhir yang ia bunuh mengalami pemerkosaan.
Akan tetapi, Putra tidak bisa menyimpulkan bahwa pemerkosaan itu benar-benar di lakukan olehnya.
Terlebih lagi, setelah di bandingkan dengan 9 jasad sebelumnya, tidak terlihat ciri-ciri kejadian serupa yang terjadi pada 5 gadis muda lainnya.
“Maksudmu?”
“Korban terakhir saat itu mengalami pemerkosaan namun, setelah di bandingkan dengan para korbannya, tidak terlihat cara pembunuhan yang sama”, jelas Putra.
Ia yang saat itu membandingkan 9 korban si terdakwa dengan 5 jasad gadis yang di temukan terdapat ciri-cir pembunuhan yang berbeda.
Para gadis terlihat melakukan perlawanan sebelum di bunuh, namun para korban terdakwa terlihat tidak memiliki perlawanan. Bahkan, sebagiannya memiliki bekas dari ikatan tali tambang.
“Para wanita muda yang saat itu terbunuh dalam kasus pemerkosaan, sepertinya sudah di targetkan dan bahkan cara membunuhnya terbilang sama. Namun, cara pembunuhan yang di lakukan oleh terdakwa tidaklah sama”, tambah Putra.
Hasil visum et repertum atau laporan tertulis yang dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan dokter terhadap korban kekarasan saat itu menyatakan bahwa bentuk dan jenis korban berbeda.
Dengan kata lain, pelaku tidak pernah menargetkan para korbannya, setiap korban dipilih secara acak baik lelaki maupun perempuan, baik tua mau pun muda.
Selama ia ingin membunuh dan ingin menyiksa orang, maka ia akan menangkap para korbannya dimana pun ia berada, yang kemudian di kurung dalam ruangan gelap selama 2 atau 3 hari sebelum di bunuh.
“Para korban yang dikurung saat itu mengalami penyiksaan yang mengerikan, bahkan ada korban yang tangannya di setrika”, lanjut Putra.
“Yah, lebih tepatnya lagi di membunuh hanya untuk memuaskan hasratnya”, tambahnya.
Begitulah hal yang disampaikan oleh sang ahli yang mengamati kelakuan tersangka saat itu. Mulai dari kesimpulan itu pula, Putra yakin bahwa dia bukanlah pelaku utama dalam kasus para gadis muda saat itu.
“Apa??? Dia membunuh hanya untuk memuaskan hasratnya. Ck, psikopat yang pantas mati!”, komentar Bagas.
Darahnya mendidih, perasaanya kian ngilu mendengar para korban yang mati karena penyiksaan oleh orang yang tak bermoral pula.
Oleh karenanya pula orang-orang seperti itu di sebut psikopat, lantaran bertingkah diluar akal sehat manusia pada umumnya.
“Em, karena itu dia di sebut Psikopat keparat. Namun demikian, ia tidak terlihat berhubungan dengan kasus para gadis. Lebih tepatnya, dia seperti terjebak dalam dua kasus yang berbeda”, jelas Putra lagi.
...Flashback...
Waktu penangkapan terdakwa saat itu.
Putra dan rekannya yang tengah menyelidiki kasus para gadis yang di duga terbunuh dalam kasus pemerkosaan yang marak terjadi pada tahun itu, sedang memantau di jalan Melati.
Hal itu di karenakan jalan tersebut banyak di lewati oleh para mahasiswi, lantaran lokasinya berdekatan dengan salah satu universitas yang ada di pinggiran Kota J.
Terlebih lagi, jalan itu cukup sepi dan remang-remang di malam hari hingga cocok untuk melakukan aksi kejahatan.
Namun, disaat Putra dan para rekannya bersiaga di berbagai tempat di jalan tersebut, sebuah panggilan menghimbau mereka dengan segera menuju ke jalan Mawar.
“Bubar dari sana, segera menuju ke jalan Mawar”
“Ha? Memangnya ada apa?”
“Seorang wanita menghubungi pihak kita dan meminta tolong”
“Ck, sialan!!”
Tanpa Bertanya lagi, mereka semua pun berhamburan pergi ke jalan Mawar, lantaran mereka tau bahwa malam ini sang pelaku melakukan aksinya di jalan tersebut.
Dalam waktu 15 menit mereka pun tiba di jalan Mawar, mereka yang terdiri dari 15 orang ini pun berpencar ke berbagai arah untuk mencari wanita yang meminta tolong tadi.
Mereka semua berlari sambil berharap tidak ada korban berikutnya, lantaran kasus ini sudah cukup mengemparkan Negera I.
Namun sayangnya, wanita yang meminta tolong itu telah dihabisi oleh pelaku yang masih berdiri disana. Ke dua tangan pelaku dilemuri darah merah nan kental yang membuat mual setiap mata yang memandang.
Namun, pemandangan yang lebih gila lagi, si pelaku malah tertawa puas melihat jasad gadis yang berusia 19 tahun itu bersimbah darah di sekujur tubuhnya.
“Ck, si sialan ini!!”, ucap Putra yang mengancang-ancang untuk menghajar si pelaku.
Mana mungkin tidak, darahnya cukup mendidih melihat si pelaku yang masih berdiri dengan santai dan ekspresi wajah yang puas itu, tentunya minta di pukul hingga mati.
2 kopi meluncur
jangan buat masalah baru ya thorrrr..
misteri laura dan david harus selsai, jangan kayak kasus pacar bagas yg hilang authr buat/Sob//Sob//Sob/
terus kema*** nya yang memar itu gimana????