Rubby tokoh antagonis dalam sebuah novel,terkenal sebagai bangsawan yang tak punya kekuatan dalam bidang apapun termasuklah sihir yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang.
Daripada itu ia lebih dikenal wanita tak tau malu karna menjadi tunangan putra mahkota.Setiap hari hanya menempel pada putra mahkota dan mempermalukan dirinya sendiri karna setiap saat putra mahkota hanya akan memberinya penolakan dan penghinaan.
Sebagai antagonis ia selau berupaya menyakiti pemeran utama wanita yang begitu dicintai putra mahkota dan banyak orang,termasuk Ayah dan tiga saudara laki-lakinya.Ia juga iri pada female lead yang begitu sempurna dalam bidang apapun tanpa ada celah.
Hingga Rubby sang antagonis berakhir dipenggal dihadapan semua anggota kerajaan termasuk ayah,ketiga saudaranya,putra mahkota dan juga didepan rakyat.Semua itu terjadi karna tuduhan meracuni pemeran utama yang tak pernah dilakukannya.
Hingga novel berakhir dengan Happy ending karna kematiannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hantari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Duke Harley
Makan malam di kediaman Duke Harley
"Besok kau akan pergi ke istana?"
"Sepertinya tidak,aku terlalu sibuk", jawab Alana datar dan akan kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
David langsung menyela."Tidak biasanya"
"Bukan urusan mu!",sarkasnya cepat membungkam kakak ketiganya itu, menatapnya dingin.
"Apakah ada masalah dengan hubungan kalian Ruby, sehingga kau tidak ingin pergi ke istana?",tanya Amelia dengan gaya bahasanya yang pelan dan lembut.
"Siapa maksud mu?,kalau maksud mu adalah pangeran Felix,kau juga paling tahu bagaimana hubungan kami selama ini,"sinisnya yang membuat Amelia seketika bungkam."Dan jika kau ingin pergi,kau saja yang pergi sekalian kau bisa menggantikan ku untuk bertunangan dengan pria itu"
"Ruby!!"
Duke Harley segera di pancing emosinya dengan kata-kata Ruby sejak tadi."Jaga bicara mu,kau tahu apa yang sedang kau bicarakan?"
Ruby tak menjawab,ia lebih memilih terus mengisi perutnya setelah melakukan banyak aktifitas hari ini di akademi.
Sementara itu semua orang di meja makan tidak ada yang berani makan selagi Duke belum reda amarahnya,hingga melihat Ruby tak menghiraukan kemarahannya dan mengabaikan ucapannya membuat Duke Harley semakin marah besar.
"Bagaimana kau bisa tumbuh menjadi anak pembangkang seperti ini dalam waktu singkat!",geram Duke yang kini sudah bangkit dari duduknya, menunjuk-nunjuk wajah Ruby dengan begitu marahnya.
Ruby menjatuhkan sendoknya hingga menimbulkan suara detingan yang keras,kemudian menunduk dan terkekeh menyeramkan seperti seorang iblis.
"Apa yang kau tertawakan?!",tanya David geram karena merasa Ruby tidak memperhatikan ayahnya yang saat ini sudah kelewat emosi.
Ruby tiba-tiba berhenti tertawa kemudian bangkit dari duduknya dan menatap wajah ayahnya itu dengan tatapan dingin,"Memangnya jika aku bukan anak yang pembangkang apa yang aku dapatkan?,pujian,kasih sayang,cinta,rasa peduli kalian semua,atau semua orang akan bersikap baik padaku,atau ayah yang akan menganggap ku sebagai putrimu?"
Hening,sang Duke hanya menatap wajah putrinya itu tanpa tahu menjawab apa.
Mereka yang ada di sana juga diam, tidak ada yang berani bersuara sebenarnya mereka bertanya-tanya kenapa Ruby yang mereka kenal tiba-tiba berubah seperti itu dalam waktu singkat, bahkan perubahannya bukan hal kecil tapi begitu besar bahkan dia bukan seperti Ruby lagi.
Amelia segera mengambil tindakan,ia berjalan ke arah Duke dan menyenangkannya."Ayah sudahlah jangan marah lagi,ayah bisa terkena penyakit jika terus marah seperti ini."Ucapnya mengusap-usap lengan pria paruh baya itu, setelahnya ia menoleh ke arah Alana dengan tatapan memohon dan berkaca-kaca."Ruby aku tahu kau pasti merasa kalau aku merebut segalanya dari mu,aku minta maaf jika kau berfikir seperti itu,tapi tolong percaya padaku aku sama sekali tidak mempunyai niat demikian.Aku juga tidak pernah menginginkan pangeran mahkota,karna aku tahu kalau dia adalah tunangan adik ku dan aku sama sekali tidak seburuk yang kau pikirkan Ruby,"ucapnya dengan air mata yang berlinang hingga terlihat begitu menyedihkan.
"Ruby hentikan amarah mu,kau juga tidak boleh menuduh Amelia seperti itu.Dia mempunyai hati yang baik juga tulus untuk mu, seharusnya kau juga demikian bukan malah menuduh dengan sembarang", Pattinson yang angkat bicara.
Sementara David langsung ambil posisi berdiri di sebelah adik tercintanya dan mengusapnya dengan lembut."Ruby jaga ucapan mu,"
Sementara itu Chairul memang lebih sering jadi pengamat,ia menghembuskan nafas ingin pergi karna biasanya mengerti kalau Ruby pasti akan menangis karena merasa tidak ada yang menyayanginya dan tidak ada yang membelanya,ia selalu menganggap adiknya itu penuh drama.
Ruby benar-benar tidak habis fikir, memangnya ada keluarga yang lebih membela anak angkat dibandingkan anak kandung,bukankah memang wajar jika di dalam novel Ruby selalu marah dan semakin membenci Amelia karena mendapatkan semua kasih sayang Keluarganya.
"Wow perlindungan adik yang sangat luar biasa,aku terkesan di saat adiknya menangis semua kakaknya turun tangan untuk menenangkannya,"Ruby bahkan tak sedikitpun merasa sedih atau cemburu melihat hal itu,ia bukan Ruby yang dulu lagi dimana sebenarnya mempunyai hati yang lembek namun sok keras."Dan kau! memangnya apa yang ku katakan menghina mu,aku hanya mengatakan kalau tertarik untuk bertunangan dengannya kau bisa bersamanya dan jika kau tidak tertarik ya juga tidak apa-apa,aku hanya sering melihat kalian begitu dekat jadi aku berdiri demikian,aku juga tidak mengatakan kalau kau ingin merebutnya dari ku"
Ujar Ruby dengan wajah polos sama seperti yang di lakukan Amelia,tapi ia menunjukkan senyum tipis pada saudara angkatnya itu.
"Sudahlah,apapun yang ku ucapkan kalian semua tidak akan pernah percaya padaku.Semua orang selalu menganggap ku buruk dan seenaknya mengartikan ucapan ku",ucapnya berpura-pura sedih seperti Amelia beberapa saat lalu.
Ruby benar-benar bisa dengan mudah mengatur ekspresinya,lihat saja beberapa saat lalu tertawa seperti iblis, kemudian menunjuk wajah dingin dan kejam, amarah dan sekarang ia terlihat menahan tangis menyedihkan.
yang mengamatinya sejak tadi, diam-diam tersenyum tipis ia baru menyadari kalau adiknya itu sangat pintar dalam membuat ekspresi,dan ia sangat yakin kalau kesedihan yang di buat sekarang itu hanya kepura-puraan."Dia memang seberubah itu,atau aku yang memang tidak begitu memperhatikannya selama ini?", gumamnya hampir tidak percaya kalau itu adalah adik kandungnya.
Kerut di dahi Pattinson sedikit berkurang, tatapan tegasnya pada Ruby perlahan berubah sedikit.Ada helaan nafas terdengar dari mulutnya,tapi ia tidak mengatakan apapun hanya kembali duduk setelah tadi sempat berdiri untuk menegur Ruby.
Sementara itu Amelia menatap wajah Ruby dengan tanpa ekspresi, sementara tangannya yang berada di bawah meja terkepal.
Duke Harley terdiam mendengar bagaimana banyaknya putrinya itu berbicara, padahal selama ini enggan sekali berbicara pada siapapun.Ia memang menyukai perubahan putrinya itu,tapi ia merasa tidak senang karna putrinya itu tak menghormati atau mendengarkan ucapannya lagi bahkan terkesan dingin dan lebih parahnya lagi seperti tak menganggapnya lagi.
"Ruby ikut ke ruangan ku,ada hal penting yang ingin ayah bicarakan dengan mu"
"Apakah ayah akan memaksa ku untuk berubah kembali seperti sebelumnya,aku tidak akan melakukannya ayah karena aku tidak ma di tindas dan di rendahkan lagi oleh kalian,sudah cukup sejak lama kalian memperlakukan ku seperti itu!", ucapnya membuat semua orang di sana terdiam bak patung.
Makan malam berubah menjadi tempat Ruby menumpahkan unek-uneknya dan isi hatinya, setelah mengatakan semua itu ia juga sedikit lega karena tidak lagi menumpukkan kekesalannya itu.
###