NovelToon NovelToon
Istri Kedua Tuan Vi

Istri Kedua Tuan Vi

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Nikah Kontrak
Popularitas:57.1k
Nilai: 5
Nama Author: Hany Honey

Season 2 Pengganti Mommy

Pernikahan Vijendra dan Sirta sudah berusia lima tahun lamanya, namun mereka belum dikaruniai momongan. Bukan karena salah satunya ada yang mandul, itu semua karena Sirta belum siap untuk hamil. Sirta ingin bebas dari anak, karena tidak mau tubuhnya rusak ketika ia hamil dan melahirkan.

Vi bertemu Ardini saat kekalutan melanda rumah tangganya. Ardini OB di kantor Vi. Kejadian panas itu bermula saat Vi meminum kopi yang Ardini buatkan hingga akhirnya Vi merenggut kesucian Ardini, dan Ardini hamil anak Vi.

Vi bertanggung jawab dengan menikahi Ardini, namun saat kandungan Ardini besar, Ardini pergi karena sebab tertentu. Lima tahun lamanya, mereka berpisah, dan akhirnya mereka dipertemukan kembali.

“Di mana anakku!”

“Tuan, maaf jangan mengganggu pekerjaanku!”

Akankah Vi bisa bertemu dengan anaknya? Dan, apakah Sirta yang menyebabkan Ardini menghilang tanpa pamit selama itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 16

Mobil mewah Vi sudah memasuki basemen gedung yang berdiri kokoh menjulang tinggi. Vi keluar dari dalam mobil dengan santainya, membuat Alex yang menyambut kedatangannya tercengang melihat penampilan bosnya sesantai itu. Biasanya Vi ke kantor menggunakan pakaian formal, tapi pagi ini Vi menggunakan pakaian santai yang membuat wajah Vi terlihat lebih muda dan lebih fresh.

Setiap karyawan yang berpapasan dengan Vi selalu memberikan sapaan dan salam hormat. Bahkan karyawan wanita yang ada di kantor tampak terkesima melihat penampilan Vi pagi ini. Yang biasanya super angkuh, tegas, formal, pagi ini terlihat santai, senyumnya sumringah pada siapa pun.

Sekarang Vi dan Alex sedang berada di dalam lift khusus. Pintu lift terbuka, Alex terus mengikuti langkah kaki Vi sampai ke dalam ruangan Vi.

“Ini kamu kelihatan santai sekali, Bos! Sumringah sekali, wajahmu fresh, gak ditekuk sama sekali, seperti tidak ada beban. Tidak seperti biasanya, kamu tegas, gagah, sombongnya keluar, gak mau menyapa semua karyawan yang menyapamu. Sepertinya bau-bau cinta pada istri muda sudah kelihatan nih? Semalam di kasih jatah berapa ronde? Terus tuh baju, kenapa ke kantor pakai baju sesantai itu sih? Apa mau aku ambilkan baju yang pas dan cocok?”

Vi hanya mendengarkan asisten sekaligus sahabatanya itu bicara panjang dan lebar. Vi malah kesal dengan Alex karena kemarin membawakan baju ganti kaos semua, padahal Vi meminta Alex membawakan baju untuk ke kantor juga. Untung saja, saat Vi keluar dari rumah malam itu dia pakai kemeja dan celana yang sekarang ia pakai untuk ke kantor hari ini.

“Ini juga karena kamu! Aku minta dibawakan baju untuk ke kantor juga, malah bawakan kaos semua sama celana santai?” ucapnya.

“Ya kali saja kamu mau santai di rumah istri muda, biar lebih fresh. Baru dua hari saja sudah seperti sekarang, apalagi kamu sama dia terus?” ujar Alex.

“Sudah gak usah banyak bicara, sekarang  siapakan dokumen yang harus aku tandatangani, terus jangan lupa jadwal meeting hari ini,” pinta Vi.

“Sudah aku siapkan, terus tuh baju mau ganti gak? Yakin mau menemui klien dengan baju sesantai itu?” tanya Alex.

“Iya, aku pakai baju ini. Baju yang pertama kali disetrikain oleh istri. Nyaman ya dipakai?” ucap Vi dengan membayangkan wajah Ardini tadi saat menyetrikakan bajunya. Saat membantu Vi memakai bajunya juga. Vi senyum-senyum sendiri membayangkan kejadian tadi pagi, apalagi saat di kamar mandi, Ardini langsung nyelonong masuk saat dia sedang berendam.

“Idih malah senyum-senyum sendiri! Awas nanti lama-lama jatuh cinta kamu?”

“Apaan sih! Ya lucu saja ingat tadi,” ucap Vi.

“Berapa ronde tadi? Awas istrimu sedang hamil muda, jangan keseringan, kamu ingin anak, jaga tuh baik-baik!”

“Aku tahu! Gak aku gak berani menyentuhnya, meski dia baik-baik saja kandungannya gak lemah. Aku gak mau menyakiti anakku. Sayang sekali, bukan Sirta yang hamil,” ucap Vi.

“Hah ... kalau masalah itu, aku gak ikut-ikutan deh. Berhadapan dengan Istri tuamu saja aku takut? Sudah nih dokumennya, nanti satu jam lagi kita harus menemui klien. Sudah fokus kerja!”

Alex keluar dari ruangan Vi. Ada rasa senang melihat sahabat sekaligus bosnya itu ada perubahan. Vi terlihat fresh dan terlihat tidak memikirkan banyak beban di pagi ini. Bahkan Vi ramah sekali dengan karyawannya pagi ini, biasanya disapa saja gak merespon apa pun. Tadi Vi terlihat begitu ramah sekali, merespon sapaan karyawan yang memberikan salam hormat padanya.

Alex sudah berada di ruangannya, tapi setelah mendapat notifikasi pesan dari klien, ia langsung  bergegas kembali ke ruangan Vi. Alax langsung masuk ke ruangan Vi dan segera memberitahukan hal penting pada Vi.

“Ada apa, Alex? Kenapa kamu langsung nyelonong begitu saja?” tanya Vi.

“Ini ada kabar dari klien. Satu jam lagi kita kan meeting, tapi klien malah mengutus orang lain yang dipercaya di perusahaannya,” jawab Alex.

“Apa maksudmu? Mereka mengutus orang lain begitu?”

“Iya, Vi.”

“Enak sekali dia mau menemuiku tapi malah menyuruh orang lain yang menemuinya? Batalkan saja kalau begitu!” perintah Vi.

“Oke, baiklah Pak Bos!”

Alex langsung memutuskan pertemuannya saat itu juga. Lalu ia kembali membacakan jadwal pertemuan selanjutnya dengan klien. “Vi jam dua siang, kita harus bertemu klien dari perusahaan Z di restoran yang ada di jalan Y,” ucap Alex.

“Oke, siapkan semuanya dengan baik,” jawab Vi.

“Siap, Tuan Vijendra yang terhormat, saya permisi,” ucap Alex dengan membungkukkan tubuhnya, memberikan hormat pada Vi sebelum keluar dari ruangan Vi.

“Hah tumben sekali kamu begitu?” sindir Vi.

“Sesekali lah!” jawabnya sambil terkekeh.

Vi langsung memeriksa beberapa berkas yang harus ia tanda tangani, yang tadi pagi diberikan oleh Alex. Meskipun Vi mempercayai cara kerja Alex, tetap saja Vi harus kembali memeriksanya ulang. Ia tidak mau ada kesalahan, yang pastinya akan fatal akibatnya. Apalagi jika berkaitan dengan saham perusahaan yang sudah berdiri puluhan tahun.

Vi meletakkan penanya ke tempatnya setelah semua berkas selesai ia tanda tangani. Vi langsung beranjak dari kursi kebesarannya dan melangkahkan kakinya mendekati kaca jendela. Dari atas ruangan kerja Vi, tentu saja bisa terlihat bagaimana padatnya kota.

Vi memasukkan kedua tanannya ke dalam kantong celana yang ia gunakan. Pikiran Vi kembali melayang, mengingat istriny. Lebih tepatnya ia mengingat Ardini, istri mudanya. Senyuman Vi kembali terbit di sudut bibirnya saat mengingat lagi bagaimana merahnya pipi Ardini sejak tadi pagi, saat mereka bertemu pandang. Sepertinya, kejadian di dalam kamar mandi membuat Ardini merasa sangat malu pada Vi.

Vi menoleh ke arah pintu, saat ia mendengar pintu ruangannya dibuka seseorang. Seketika senyuman yang baru saja terbit itu luntur dari wajah tampannya. Dia tahu siapa yang masuk ke dalam ruangan kerjanya saat ini. Jika Alex, meski tanpa mengetuk pintu langkah kakinya berbeda. Sekarang ia paham siapa yang memasuki ruang kerjanya.

“Masss ....” Suara manja dan mendayu itu terdengar, Vi mengembuskan napasnya kasar saat tebakannya benar, siapa yang memasuki ruangan kerjanya. Sirta yang datang saat ini, membuat Vi kembali badmood. Sirta langsung memeluk tubuh lelaki yang dicintainya itu dari belakang, dengan tangannya mengusap lembut dadanya.

“Dua malam kamu ke mana sih, Mas? Aku bingung cariin kamu, Mas? Di rumah Mama gak ada, Oma gak ada? Kamu gak main perempuan, kan?” ucap Sirta dengan manja.

Vi memejamkan matanya, merasakan kembali bagaimana sentuhan tangan Sirta yang merayapi dada bidangnya. Perempyan yang jelas sangat jeli dan sudah paham cara melumpuhkan amarahnya. Vi menarik napasnya dalam-dalam, lalu membuka kedua matanya, dan menyingkirkan tangan Sirta dengan cepat, sebelum semakin parah sentuhannya.

“Aku dua malam menenangkan diri, di Vilaku!” jawab Vi ketus.

Vi langsung menyingkirkan tubuh Sirta yang menghalanginya, lalu ia langsung menuju ke kursi kebesarannya, dan duduk di sana. Sirta tidak habis akal, ia langsung mengikuti Vi dan langsung duduk di pangkuan suaminya dengan merayunya.

“Kenapa gak ngajakin aku sih, Mas? Kan kita bisa senang-senang di Vila. Kita bisa bercinta sepuasnya?” ucapnya dengan kembali menggoda suaminya.

“Stop, Sirta! Ini masih jam kerja! Lagian untuk apa ajak kamu? Untuk apa bercinta, kalau benihnya dibuang sia-sia!” bentak Vi dengan tatap sengit, saat Sirta berusaha mencumbui leher Vi dan rahang tegasnya.

“Vi, kamu kenapa sih?”

“Pulanglah! Aku masih banyak pekerjaan!” perintah Vi.

1
Ma Em
Sirta itulah akibatnya kamu tak mau hamil dan selalu bersenang senang dgn teman sosialita kamu akhirnya kamu kehilangan cinta Vi yg begitu besar mencintaimu.
afaj
surta percayaalsh kamu mendapatkan yg lbh awuwo nnt , semoga nnt sakinah mawadah warahmah ya
Sunaryati
Segera ceraikan saja, mungkin rahim juga sudah kering, minum penunda kehamilan selama 5 thn, padahal belum pernah hamil
Sunaryati
Itu memang kesalahan besar Sitta, alasan tak mau punya anak , trauma nasib ibunya, seharusnya dibicarakan sama suami, ini malah kurang ajar sama mertua
Iin Marinta
jangan lama2 ya vi ceraikan sirta nya 😂
siti umi khusnul khotimah
bagus
Ma Em
Semoga Sirta tdk berbuat macam macam sama Ardini dan kandungannya dan Ardini dilindungi dari segala macam yg membahayakan Ardini dan bayi yg dikandungnya
afaj
wadaw
afaj
emang msh bs punya anak dia
Sunaryati
Jangan sampai terjadi sesuatu yang buruk terhadap Ardini dan bayinya, jika Sirta benar mencelakai Ardini harus ditindak tegas, jangan karena cinta kamu jadi bodoh Vi
Ma Em
Akhirnya Ardini bertemu dgn omanya Vi semoga keluarganya Vi baik sama Ardini
afaj
hore Dapat restu
Ma Em
Semoga kehamilan Ardini tdk apa apa dan selalu sehat jgn sampai ada gangguan lagi agar Vi dan Ardini bahagia
Sunaryati
Bagus
Sunaryati
Jangan cuma gertakan saja, Vi benar realisasikan ucapanmu tunjukkan Ardini pada keluargamu, jika perlu Ardini untuk sementara sampai lahiran, tinggal di rumah orang tuamu agar Ardini dan anakmu ada yang mengawasi sekaligus melindungi
Siti riyanah Quin
Luar biasa
Susi Marwiyah
bagus pgn tau cerita selanjutnyq
Ma Em
Lagian Vi istri seperti Sirta masih dipertahankan untuk apa punya istri kalau tdk mau punya anak lebih baik diceraikan saja sdh tdk mau mengurus suami kerjanya cuma kelayaban yg ga jelas.
Sunaryati
Beri tahu orang tua dan oma jika kamu sudah beristri lagi dan akan punya anak, agar banyak yang melindungi Adin
Ma Em
Biarkan mama, papa dan omanya Vi tau bahwa Vi sdh punya istri lagi dan sekarang sedang mengandung anaknya Vi semoga orang tuanya Vi serta omanya baik dan sayang sama Ardini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!