Evelyn Arasely adalah seorang gadis manis yang periang.putri tunggal Bapak Walikota Sofyan Martadinata. kehidupannya yang serba berkecukupan menjadikannya seorang putri di istana sang Ayah. suatu ketika di kampus yang bergengsi tempat dia mengenyam pendidikan, kedatangan seorang Mahasiswa yang tadinya nonaktif namun kembali melanjutkan kuliahnya satu jurusan dengan Evelyn Arasely di Fakultas Hukum dan Tata Negara. Evelyn Arasely sangat tertarik dengan Seniornya itu. Sagara Abhiseva nama sang Senior pria yang sangat pendiam,dingin dan terkesan angkuh,dengan pesona wajah tampannya,kulitnya yang putih dan postur tubuh yang tinggi menjulang, membuat Sagara Abhiseva sangat menarik perhatian kaum hawa di kampus itu,termasuk Evelyn Arasely. hingga suatu saat Evelyn Arasely berhasil merebut perhatian dan hati Sagara Abhiseva. mereka pun menjadi sepasang kekasih yang nampak bahagia hingga terjadi sesuatu kepada keluarga Evelyn Arasely yang membuat mereka terpaksa harus terpisah jauh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
Sagara Abhiseva terbangun dari tidurnya dengan terkaget,diliriknya jam yang menunjukkan pukul lima lewat tiga puluh menit. dia pun segera bangkit menuju kamar mandi,sengaja berdiri dibawah shower mengguyur tubuhnya dengan air yang dingin.
"Evelyn Arasely" gumamnya
Firma Hukum A & E Partner
Evelyn Arasely sedang memeriksa laporan kasus yang baru masuk. saat Paul Wilson datang menemuinya.
"Nona Eve,apa kau ingin sarapan roti?,aku tak sengaja lewat depan toko roti,dan ini baru matang dikukus lho, dijamin rendah lemak gak bikin gemuk" ucap Paul Wilson
"Hhhmmm... apa kau cukup santai Paul Wilson hingga sempat membeli roti,awas jika kau terlihat oleh Pak Rafael Nelson ya" cibir Evelyn Arasely
"Hahaha... ini masih pagi Nona Evelyn, lagipula aku kesini untuk meminta beberapa file dari kasus PT.Industry Steel Garuda sebelumnya" ucap Paul Wilson seraya duduk didepan Evelyn Arasely
"Ohhh oke,kau bisa menunggu sebentar aku menyelesaikan file Pak Rafael Nelson dulu" ucap Evelyn Arasely
"Nona Evelyn,nanti malam akan ada makan malam kantor,apa kau juga ikut?" tanya Paul Wilson
"Entahlah jika pekerjaanku belum selesai aku mungkin tak bisa ikut dengan kalian" jawab Evelyn Arasely
"Wah sayang sekali kalau kau tidak ikut,kita akan makan malam di restoran mewah seperti biasa Nona Evelyn" ucap Paul Wilson lagi
Evelyn Arasely hanya mengangkat bahunya.
Sagara Abhiseva dan Rafael Nelson memasuki ruangan kerja. Sagara Abhiseva melirik sekilas kearah meja Evelyn Arasely.
"Apakah seluruh file tim pengacara muda dihandle oleh Evelyn Arasely?" tanya Sagara Abhiseva
"Iya Pak betul sekali,tugas utama Paralegal pengacara muda kan untuk menarik file mereka bukan?" jawab Rafael Nelson
"Hhhmmm..." Sagara Abhiseva hanya menarik nafas
"Apakah ada masalah dengan tugas Nona Evelyn Pak?" tanya Rafael Nelson
"Tidak,panggilkan saja Evelyn Arasely kemari,ada yang ingin kutanyakan kepadanya" ucap Sagara Abhiseva
Rafael Nelson pun melangkah menuju ruangan Evelyn Arasely.
"Nona Evelyn,Pak Sagara membutuhkanmu di ruangannya sekarang" ucap Rafael Nelson
"Selamat pagi Pak Rafael" sapa Paul Wilson
"Pagi,bagaimana kasusmu Paul?" tanya Rafael Nelson
"Ini sedang dalam pengembangan pernyataan para saksi Pak" jawab Paul Wilson
"Apakah ada kendala?" tanya Rafael Nelson lagi
"Sejauh ini tidak ada kendala Pak" jawab Paul Wilson
"Baguslah,lanjutkan kerjamu" ucap Rafael Nelson
"Nona Evelyn Arasely segera ikut denganku" ucap Rafael Nelson
"Baik Pak" ucap Evelyn Arasely seraya beranjak
Paul Wilson pun bergegas keluar.
"Selamat pagi Pak Sagara" sapa Evelyn Arasely
"Hhhmmm... ini kantor jangan mencampur adukkan urusan pekerjaan dan urusan pribadi mu" ucap Sagara Abhiseva tanpa membalas salam Evelyn Arasely
Mendengar itu Rafael Nelson pun langsung beranjak.
"Aku... itu..." ucapan Evelyn Arasely terputus
"Duduklah" ucap Sagara Abhiseva lagi
Namun karena kesal duluan,Evelyn Arasely urung untuk duduk.
"Eve,haruskah kutarik tanganmu untuk duduk" ucap Sagara Abhiseva kali ini dengan tatapan tajam kearah Evelyn Arasely
Evelyn Arasely pun duduk dengan wajah cemberut
"Aku akan bertanya kepadamu tentang hal yang berkaitan dengan kasus Ayahmu" ucap Sagara Abhiseva
"Hal apa itu?" tanya Evelyn Arasely
"Ponselmu yang kau gunakan saat masih kuliah dulu,apakah kau masih menyimpannya?" tanya Sagara Abhiseva seraya menatap wajah Evelyn Arasely
"Hhhmmm... ponselku,itu diambil oleh Ayah sebelum aku berangkat ke Inggris... " ucapan Evelyn Arasely terputus saat melihat reaksi wajah Sagara Abhiseva yang berubah
"Apa kau tahu untuk apa Ayahmu menyita ponselmu itu?" tanya Sagara Abhiseva lagi
"Ayah... ayah... itu... aku..." Evelyn Arasely terbata-bata
"Jawab saja,itu tak lagi mempengaruhiku Evelyn Arasely " ucap Sagara Abhiseva dengan senyum tipisnya
"Anu... Kak Saga aku... aku tidak bisa mengatakan apapun... aku... merasa bersalah" ucap Evelyn Arasely lagi seraya menunduk, tangannya meremas ujung blazer yang digunakannya
Sagara Abhiseva sangat paham jika Evelyn Arasely seperti itu berarti dia merasa sangat tidak nyaman untuk bercerita
Sagara Abhiseva menarik nafas panjang.
"Jadi,ponsel itu diambil oleh Ayahmu?" tanya Sagara Abhiseva mempertegas kembali
Evelyn Arasely hanya mengaguk pelan.
"Baiklah,seluruh berkas pribadi milik Ayahmu sudah kami ambil dari kantor Kejaksaan,hanya saja ponselmu sebagai salah satu bukti kuat dalam kasus ini dinyatakan hilang oleh pihak Kejaksaan,dan laporan hilangnya tidak diproses karena tidak ada laporan dari pihak keluargamu, Nyonya Grace,Ibu tirimu itu,apa kau tahu dimana keberadaannya sekarang?" tanya Sagara Abhiseva
"Mama Grace?... aku tidak tahu dimana,sejak aku berada di Inggris,Mama Grace hanya menghubungiku sebanyak dua kali,terakhir saat Ayahku divonis bersalah oleh Pengadilan dan di penjara,Mama Grace memintaku untuk tetap bersembunyi dan harus bisa hidup mandiri di negara orang,Mama Grace melarangku untuk menghubungi siapa pun di negara ini,termasuk... Kak Saga..." jawab Evelyn Arasely pelan
Sagara Abhiseva berusaha mengatur emosi yang bergemuruh didalam dadanya. berkali-kali dia membuang nafasnya kasar.
"Saat Ayahmu dimakamkan? apakah Ibu tirimu hadir?" tanya Sagara Abhiseva lagi
"Tidak,hanya adik tiriku saja,anak dari Mama Grace yang hadir,tapi kami tidak terlalu bicara banyak hari itu,dia hanya datang mengucapkan salam perpisahan untuk Ayah dan menyapaku sekilas" jawab Evelyn Arasely
"Baiklah,sudah cukup,kembalilah ke meja kerja mu, ingat untuk tetap profesional Evelyn Arasely" ucap Sagara Abhiseva lagi
"Aku profesional" jawab Evelyn Arasely seraya beranjak kembali dengan wajah murung
Evelyn Arasely menghempaskan tubuh dikursinya
dengan kesal
"Apa maksudnya sih,kapan aku tak profesional" sungut Evelyn Arasely
Sagara Abhiseva terlihat berpikir.
"Ponsel Evelyn diminta oleh Ayahnya sesaat sebelum berangkat ke Inggris itu saat tahun 2017 silam dua tahun sebelum vonis Pak Sofyan Martadinata diputuskan pengadilan ditahun 2019
dalam rentang dua tahun tentu saja kasus ini masih dalam penyelidikan,ponsel itu bisa saja berada di dua tempat,antara kantor pengacara atau kantor Kejaksaan,tapi kantor Kejaksaan menyatakan tidak pernah menerima ponsel itu, berarti kemungkinan besar ponsel itu tertahan di Firma Hukum Arthur Partner saat itu" gumam Sagara Abhiseva
Dia pun meraih telpon ruangannya
"Rafael segera keluarkan arsip kasus Sofyan Martadinata dan juga rekening koran perbelanjaan Firma Hukum ini selama dibawah kepemimpinan Pak Arthur Hasibuan,termasuk tim pengacara yang menangani kasus itu" ucap Sagara Abhiseva
"Baik Pak" jawab Rafael Nelson
"Apa yang kau sembunyikan Pa,ada apa dengan kasus Ayahnya Evelyn Arasely" gumam Sagara Abhiseva seraya melihat Evelyn Arasely dengan tajam
