Kisah Seorang Dokter Muda dengan segudang prestasi dan kesempurnaan dalam hidupnya, ternyata mempunyai masa lalu dari seorang laki-laki yang menyakitkan, semua itu membuatnya harus pergi meninggalkan kota kelahiran dan keluarganya
Dokter ALENA berasal dari Keluarga Milyarder yang hidup sederhana dengan menutupi identitasnya
Disaat Seseorang yang pernah menorehkan luka di hatinya tiba-tiba muncul kembali di kehidupannya, apa yang akan terjadi ?
Penasaran, yuk ikuti ceritanya ya
cerita ini adalah seri ke 2 dari kisah sebelumnya "POWER OF WOMAN"
Salam kenal dan jumpa dari Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17
Alena terus melangkah tanpa memperdulikan panggilan dan teriakan Exel, hingga akhirnya sampai di tempat parkir mobil dan segera masuk ke dalam mobilnya
"Sial*n, gila mereka berdua, melakukan hal menjijikkan seperti itu di ruang kerja Rumah Sakit, bikin perutku mual"
Kata Alena lirih
TOK TOK
Suara jendela mobil Alena di ketuk oleh seseorang dan ternyata adalah Amaya dengan senyuman lebarnya
"Ada apa ? Mau ikutan mobilku?" Tanya Alena setelah membuka jendela mobilnya
"Nggak, cuman ngasih tau aja, aku bareng sama kak Delia langsung ke apartemen nya, kamu gimana?" Ucap Amaya
"Aku pulang dulu ambil perlengkapan, nanti langsung ke sana"
"Oke Al, hati-hati ya, eh tunggu, kamu sakit, kok pucat banget, badan kamu keringetan dingin lo Al" ucap Amaya sambil memeriksa kening Alena
"Ish, aku gak apa-apa, cuma shock aja!" Tepis tangan Alena menjauhkan keningnya dari tangan Amaya
"Hah, shock kenapa sih Al?
"Shock lihat monyet kawin" jawab Alena asal
"Shock apa pengen ?"
TAK
"Aw, sakit Al, keras banget sih pukulan kamu"
"Biar kapok, mulut tu di jaga, udah, aku cabut duluan ya, daaa!" Ucap Alena langsung melajukan mobilnya
*
Didalam ruang rapat perusahaan Diamond Eagle Company terjadi kegaduhan, apalagi setelah semua bukti-bukti ditunjukkan oleh Edward, para penghianat tidak bisa berkata apa-apa lagi, sementara pegawai yang setia di buat geram oleh kenyataan pahit yang dilakukan oleh para koruptor di perusahaan tempatnya bekerja
"Jadi bagi kalian yang sudah merugikan perusahaan ku, terpaksa aku pecat, akan aku berikan pesangon, tapi ingat segera kembalikan apa yang kalian ambil, aku beri waktu 2 Minggu, jika selama itu tidak ada konfirmasi apapun, akan aku lemparkan kasus ini ke jalur hukum" ucap Edward tegas
Saat ini dalang yang paling banyak mengambil uang perusahaan adalah Rama dan Rani, sementara kelima orang lainya hanya sebagai pelengkap dalam melakukan aksinya, semua yang ikut terlibat langsung gaduh bingung tidak karuan, banyak yang menangis dan memohon kepada kepada Edward untuk tidak diperpanjang ke jalur hukum
"Sial*n, kenapa semua jadi runyam begini, kok bisa si Edward mempunyai bukti-bukti yang lengkap seperti itu ?" Ucap Rama Emosi
"Terus gimana sayang, apa yang akan kita lakukan ?" Ucap Rani panik
"Hus, diam, jangan panggil aku dengan sebutan sayang, ini masih di area kantor, aku tidak mau semua orang sampai tau hubungan gelap kita ini"
"maaf, tapi apa yang akan kita lakukan Ram, aku takut, pak Edward itu orangnya dingin dan tak kenal ampun"
"Aku akan membuat perhitungan dengannya, Beraninya dia bermain-main denganku"
"Apa yang akan kamu lakukan?"
"Menakut-nakuti Edward, hingga nanti dia jera dan mati sekalian, aku malah senang, tidak ada lagi yang akan mengganggu rencana ku"
Edward sudah tidak perduli lagi dengan tangisan mereka, asal mereka mengembalikan uang yang telah di ambil dari perusahaan, Edward akan mempertimbangkan kembali untuk tidak menempuh jalur hukum
"Ayo kita pulang pak" ucap Edward ke Hari
"Baik tuan ini juga sudah malam" jawab hari
Memang benar hari ini baik Edward maupun Pak Hari menuntaskan pekerjaanya hingga larut
Sampai di tempat parkir Apartemen, Edward segera turun, diikuti oleh pak Hari
"Maaf tuan, saya mau ke kamar kecil dulu, sudah gak kuat ini" pamit Pak Hari
"Iya, aku langsung naik ke atas pak" jawab Edward
"Ok tuan, nanti aku menyusul"
"Hem" Edward mengangguk
Edward melangkah pelan menuju lif pintu masuk ke arah kamarnya, Rasa lelah Edward karena hari ini bekerja sangat keras membuatnya sedikit kehilangan kewaspadaannya
Dari arah belakang Edward terlihat sebuah mobil yang melaju kencang ke arah Edward tanpa dia sadari, mobil itu semakin melaju cepat sebelum akhirnya hampir menabrak Edward, tapi untunglah ada tangan yang dengan cepat menarik minggir tangan Edwar
BRUG
keduanya kini terjatuh dan saling memandang sejenak
"Alena ?" Kata Edward heran
"Edward ?" Ucap Alena tak kalah terkejut
"Ayo cepat bangun Ed, mereka masih mengejar kita !" teriak Alena segera menyadarkan Edward yang masih tak percaya bahwa yang menariknya tadi adalah Alena
Akhirnya mereka berdua berlari kencang, menghindari mobil yang masih mengejarnya, hingga keduanya sembunyi di antara mobil yang terparkir, sesaat mereka aman sampai tiba-tiba suara tembakan melesatkan peluru yang hampir mengenai bahu Alena, beruntung Reflek Edward masih cepat dan segera menarik dan memeluk tubuhku h Alena untuk melindunginya
"Ah, Sial*n, hampir saja " gumam Alena ditengah keterkejutannya
"Kurang ajar, apa kau baik-baik saja Al ?" tanya Edward masih memeluk Alena
"Hem, ini benar-benar bahaya, apa mereka memburumu Ed ?"
"Sepertinya begitu Al, kita harus hati-hati, mereka membawa senjata api"
"Gila, emang ada apa sih?"
"Aku juga belum tau pasti siapa dan apa motif mereka, sebaiknya kamu tetap disini Al, aku akan melumpuhkan salah satu dari mereka untuk mencari informasi"
"Hah, gila kamu ya, bahaya itu, mereka semua bawa senjata api Ed, hubungi polisi aja Ed!" Kata Alena pelan
Sementara Edward terus bergerak tanpa memperdulikan omongan Alena, sesaat kemudian terdengar suara tembakan berkali-kali, Alena semakin takut dan cemas dengan keadaan Edward, hingga terdengar teriakan Edward terjatuh
"Ah !" suara Edward kesakitan karena lengannya terserempet peluru
Melihat keadaan itu, Alena langsung berlari ke arah Edward dan segera membantunya
"Apa yang kau lakukan Al, kenapa ke sini, ini bahaya !" Teriak Edward makin cemas
"Ish, berisik, ayo berlindung dulu !"
Saat keduanya hendak melangkah pergi tiba-tiba dua orang dengan memegang senjata sudah menodongkan ke arah Edward dan Alena, keduanya sontak terkejut dan diam tidak bergerak, Alena takut luar biasa, bahkan untuk bernafas saja hampir tidak bisa, detik berikutnya dengan gerakan cepat, Edward mengibaskan tangannya dan menghempaskan kedua musuhnya hingga jatuh ke lantai
Melihat apa yang dilakukan oleh Edward, kelima penjahat yang akan membunuhnya segera lari masuk ke mobil dan meninggalkan tempat
Alena bernafas lega, diliriknya Edward yang masih memegang luka di lengannya dan masih mengeluarkan darah
"Kenapa tidak dari tadi kamu menghajar mereka dengan tenaga dalam mu, buang waktu saja" ucap Alena
"Kamu kira menggunakan tenaga dalam itu bisa seenaknya, itu juga_, Akh !" Edward yang sedang berdiri tiba-tiba hampir kehilangan keseimbangan, Alena terkejut dan langsung memapahnya
"Ada apa denganmu, apa ada luka yang lain Ed ?"
"Tubuhku hanya kehabisan tenaga saja setelah aku gunakan tenaga dalam ku tadi, sudah 3 hari aku lembur pekerjaan kantor ,kurang istirahat kayaknya" jawab Edward
"Kau ini, kerja kayak robot aja, sebaiknya gak usah ke rumah sakit, kita ke tempatmu saja, biar aku lihat lukamu nanti disana"
"Hem" jawab Edward sambil terus berjalan menuju lif dengan bantuan Alena
Sementara pak Hari yang sudah sampai duluan di Apartemen, merasa heran karena tidak mendapati Edward di sana
"Kemana tuan Edward, bukannya tadi ke atas duluan" batin Pak Hari sambil celingukan mencari keberadaan Edward
Bersambung
Terimakasih, jangan lupa jejak dukunganya (like komen, vote dll)