NovelToon NovelToon
Kansha

Kansha

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Dunia Lain
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nico Queen

Mereka menyebutku misterius, setelah aku bertemu dengan sosok misterius yang berada di hutan misterius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nico Queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Legenda Juga Bisa Mati

Aku tidak bisa membayangkan betapa luasnya hutan ini, aku tidak dapat menemukan ujungnya seberapa jauh pun mataku memandang hanya hutan dengan pohon-pohon besar dan tinggi sekali.

Sepertinya ini sudah sangat jauh sekali, hutan ini terlihat bercahaya dan banyak sekali batu sihir.

Semakin jauh kami pergi, semakin lebat dan tua pepohonan di sekitarnya. Aku bisa merasakan kehadiran hutan yang semakin kuat dan kuno. Akhirnya, setelah dua hari perjalanan yang panjang dan melelahkan, kami tiba di sebuah lembah tersembunyi yang dipenuhi dengan cahaya lembut dan hijau.

Di tengah lembah itu, aku melihat apa yang awalnya kukira sebagai bukit besar yang ditutupi lumut dan tanaman. Namun, ketika kami mendekat, aku menyadari bahwa 'bukit' itu mulai bergerak perlahan. Itu adalah makhluk yang kami cari, kura-kura raksasa dengan cangkang yang penuh dengan pohon-pohon besar.

"Elarion, apakah itu...?" tanyaku dengan kagum.

Elarion mengangguk. "Ya, Kansha. Itulah dia. Makhluk legendaris yang telah menjaga Eldoria selama jutaan tahun."

Kami mendekat dengan hati-hati, dan aku bisa melihat makhluk-makhluk magis lainnya berkumpul di sekitar kura-kura raksasa itu, seolah-olah mereka sedang memberikan penghormatan terakhir. Makhluk-makhluk itu terlihat sedih, namun damai. Ada rusa dengan tanduk bercahaya, serangga berwarna-warni yang bersinar, dan makhluk-makhluk lainnya yang belum pernah kulihat sebelumnya.

Kura-kura itu membuka matanya yang besar dan bijak, menatap kami dan menyambut kami. "Selamat datang, Elarion. Selamat datang, anak muda," katanya dengan suara yang dalam dan bergema, seperti suara bumi itu sendiri.

"Terima kasih telah datang," lanjutnya. "Aku telah lama menunggu kalian."

Aku merasa sangat kecil di hadapan makhluk sebesar itu. "Kami datang untuk belajar darimu," kataku, mencoba mengendalikan suaraku yang gemetar. "Elarion bilang waktumu sudah hampir habis."

Kura-kura itu mengangguk perlahan. "Ya, waktuku di sini sudah hampir habis. Aku telah melihat banyak hal, mengalami banyak peristiwa di hutan ini. Sekarang saatnya aku beristirahat. Namun, sebelum aku pergi, ada banyak hal yang ingin kusampaikan kepada kalian."

Kami duduk di dekat kura-kura itu, mendengarkan dengan saksama setiap kata yang diucapkannya. Dia bercerita tentang asal mula Eldoria, bagaimana hutan ini terbentuk, dan bagaimana keseimbangan antara cahaya dan kegelapan selalu menjadi inti dari keberadaannya. Dia juga berbicara tentang ancaman kegelapan yang semakin mendesak dan pentingnya menjaga keseimbangan itu.

"Kenapa kau harus mengakhiri hidupmu? Bukankah kemungkinan kegelapan akan lebih merajalela dengan perginya engkau, wahai makhluk Legendaris"

"Anak muda, kalau tidak salah namamu Kansha. Semua Makhluk hidup akan menghadapi kematian, entah cepat atau lambat. Mungkin menurut beberapa orang Aku adalah makhluk yang beruntung karena berumur panjang, namun sebenarnya itu adalah siksaan. Seperti yang kamu ketahui Kansha, Aku telah berumur jutaan tahun, atau lebih tepatnya 67 juta 572ribu 999 tahun. Meskipun banyak orang bilang bahwa Legenda tidak pernah mati, tapi sesungguhnya mereka salah. Legenda juga seharusnya perlu waktu untuk beristirahat. " ucap kura - kura Legendaris itu dengan lembut dan bergema.

"Mengenai Sisi gelap yang semakin merajalela, sebenarnya peranku tidak lebih besar daripada Lord Of Eldoria. Meskipun beliau jauh lebih muda dariku, beliau lebih mengerti tentang hubungan hutan ini dengan semua makhluk yang ada. Seharusnya dengan kepergianku, tidak akan berdampak besar terhadap keseimbangan. Dengan bergabungnya kamu anak muda di pihak kami, tentu saja lebih berpengaruh daripada peranku disini"sambungnya.

Aku merenungkan kata-katanya, merasa lebih memahami peranku di hutan ini. "Engkau terlalu merendah, dan sejak kapan kegelapan itu ada? Bagaimana kita bisa mencegahnya menyebar?"

"Kegelapan telah ada sejak awal waktu, selalu berdampingan. Namun, belakangan ini, kekuatan kegelapan semakin besar. Kalian harus menjaga keseimbangan dengan tetap waspada dan berani. Jangan biarkan kegelapan menguasai cahaya. Sederhananya kita harus menghancurkan penghalang yang menghalangi sinar matahari ke area kegelapan" jawab Kura-kura itu.

Aku merenung, "Wahai makhluk Legendaris, tentu saja engkau akan mengajariku senua yang engkau ketahui bukan?" tanyaku dengan sopan.

"Tidak perlu seperti itu, jika kamu memanggil Lord Of Eldoria sebagai Nenek, panggil saja Aku sebagai Kakek. Tapi sebenarnya panggilan kakek terlalu muda untukku." ucapnya dengan lembut.

"Tidak, Kansha rasa itu cocok. Baiklah Kakek, kansha harus mulai dari mana?" tanyaku dengan semangat.

Kura-kura itu kemudian mulai berbicara tentang celah-celah sihir. "Ada dua jenis sihir yang mungkin berguna bagi kalian. Yang pertama adalah sihir instan, sihir yang dapat digunakan tanpa mantra. Ini membutuhkan konsentrasi dan pemahaman mendalam tentang elemen yang kalian gunakan. Yang kedua adalah sihir pelintas dimensi, memungkinkan kalian untuk berpindah dunia. Ini adalah sihir yang sangat kuat dan berbahaya jika tidak dikendalikan dengan benar."

"Maaf sebelumnya, Kansha tidak pernah menggunakan mantra sama sekali. Dan Elarion juga tahu akan hal itu" ucapku memotong.

"(tertawa) Kau benar - benar anak yang menarik. Jika kamu telah menguasai sihir tanpa mantra, Kakek rasa saatnya kamu mempelajari tingkat lanjut" ucap Kura - kura itu dengan lembut.

"Elarion, kau tidak perlu canggung begitu. Bukankah kita itu sangat akrab?" tanya Kakek dengan heran melihat Elarion.

"Tidak, tidak apa-apa. Aku hanya ingin mencari udara segar" Elarion pergi terbang meninggalkan kami.

"Sepertinya ia belum siap kehilangan Kakek"

Kakek merenung mendengar ucapanku, "Dia tidak pernah berubah" gumam Kakek namun aku mendengarnya jelas.

Aku mendengarkannya selama berjam-jam, merasa seperti tenggelam dalam lautan kebijaksanaan. Saat matahari mulai terbenam, kura-kura itu tampak semakin lelah. Aku bisa merasakan kesedihannya, namun juga rasa damai yang mendalam kemudian dari atas kembalilah Elarion dengan sayapnya yang anggun.

"Aku akan segera pergi," katanya dengan suara yang semakin lemah. "Ingatlah apa yang telah kalian pelajari. Jaga Eldoria dengan baik. Kalian adalah harapan terakhir hutan ini. Dan Kansha, terimalah ini."

"Kenapa secepat ini, kita baru saja bertemu dab apa itu?" tanyaku dengan sedikit melangkah maju.

"Kamu satu-satunya orang yang berhak mewarisi ilmu dan kekuatan ku yang tinggal setipis kertas ini." ucap Kakek dengan lemah.

Seberkas cahaya muncul melayang dengan cepat masuk ke tubuhku dan aku merasa dicabik-cabik dari dalam, "Kakek apa ini? Sakit!! Kek Ini sakit!"

"Bertahanlah, itu tidak akan berlangsung lama" Tegas Kakek.

Seketika sakit itu hilang..

"Kansha, kamu harus membawa hujan indah yang telah ratusan tahun menghilang ini kembali ke duniamu. Atau hutan ini akan benar-benar menghilang dan sebelum itu, kamu harus menaklukan kegelapan." ucap Kakek dengan lembut.

Aku merasakan air mata mengalir di pipiku. "Terima kasih, terima kasih untuk segalanya."

Kakek itu menutup matanya perlahan, dan seluruh hutan tampak ikut hening bersamanya. Cahaya yang sangat terang, sekali lagi keluar dari tubuhnya, mengisi seluruh lembah dengan kehangatan dan kedamaian. Cahaya itu perlahan mengarah padaku, Aku merasa diselimuti oleh kekuatan yang luar biasa, sesuatu yang belum pernah kurasakan sebelumnya.

Ketika cahaya itu meredup, Kakek itu berubah menjadi sebuah bukit yang penuh dengan kehidupan. Pohon-pohon di atas cangkangnya tetap hidup, menjadi bagian dari hutan yang terus bernafas.

Elarion dan aku berdiri dalam keheningan, merasakan kehilangan yang mendalam namun juga rasa syukur yang luar biasa. Setelah beberapa saat, Elarion berkata, “Kita harus kembali sekarang, Kansha. Banyak yang harus kita lakukan.”

Aku mengangguk, masih bersedih dan tak percaya oleh pengalaman yang baru saja kualami. Kami mulai terbang kembali dengan kesedihan dan keheningan melewati hutan yang tampak lebih hidup dan indah dari sebelumnya.

Hutan ini seolah tak berujung, dipenuhi dengan berbagai macam kehidupan dan keajaiban.

"Elarion," panggilku memecah keheningan dan mengagumi pemandangan di bawah, "Hutan ini sangat luas sekali. Rasanya seperti tak ada habisnya."

Elarion mengangguk. "Eldoria memang luar biasa luas. Hutan ini telah ada sejak awal waktu, dan di dalamnya terkandung banyak misteri dan keajaiban."

Aku terdiam sejenak, merenungkan kata-katanya. "Bagaimana pendapatmu tentangnya, Elarion? Dan bagaimana rasanya hidup selama jutaan tahun?"

Elarion menghela napas panjang. "Kura-kura itu maksudmu? Ia telah hidup selama jutaan tahun, mengawasi hutan ini dan menjaga keseimbangannya. Hidup selama itu memberinya kebijaksanaan yang mendalam, tetapi juga kesepian. Hanya sedikit yang bisa memahami beban dan tanggung jawabnya."

"Dan berapa umur hutan ini?" tanyaku lagi, penasaran. "Dan bagaimana dengan semua roh yang ada di dalamnya, termasuk dirimu, Nenek Seruni, dan Arka?"

"Hutan ini setua dunia itu sendiri," jawab Elarion. "Roh-roh di dalamnya, termasuk aku, Nenek Seruni, dan Arka, telah ada selama ribuan tahun, menjaga dan melindungi hutan ini. Namun, masing-masing dari kami memiliki sejarah dan pengalaman yang berbeda."

Kami terbang dalam keheningan sejenak, membiarkan kata-kata Elarion meresap. Aku merasa kecil di hadapan luasnya hutan ini dan umur panjang para penjaganya.

"Kansha," kata Elarion tiba-tiba, "kau juga memiliki peran penting di sini. Kekuatan dan keberanianmu adalah bagian dari takdir hutan ini. Kita harus menjaga keseimbangan dan melawan kegelapan yang mengancam."

Aku mengangguk, merasa beban tanggung jawabku yang semakin besar dengan kepergiannya. "Aku akan melakukan yang terbaik, Elarion."

Kami melanjutkan perjalanan kami, melintasi hutan yang tampak semakin hidup dengan setiap hembusan angin. Saat malam tiba, kami berkemah di tempat yang aman, menyiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan keesokan harinya.

Di tengah malam, aku terbangun dan melihat bintang-bintang yang bersinar terang di langit. Aku merasa damai dan tenang, tetapi pikiranku masih penuh dengan pertanyaan dan rasa ingin tahu.

Aku duduk di atas sebuah batu besar, memandang ke arah bintang-bintang. Elarion, yang sedang tidur, terbangun dan mendekatiku.

"Apa yang kau pikirkan, Kansha?" tanyanya lembut.

Aku tersenyum kecil. "Aku hanya tidak sabar bertemu adikku yang kemungkinan nanti sudah berusia 5-6 tahun ketika aku bertemu. Meskipun aku tidak tahu kapan itu, itu hanya perhitunganku saja. Dan ia akan memanggilku Kakak, dan ketika itu aku mungkin sudah berusia 13-14 tahun. Tapi sebelum itu, aku harus menerima kemarahan ibu dan ayahku terlebih dahulu.. Cih."

Elarion tertawa ringan," Kansha, ketika waktu itu tiba. Bisa kau kenalkan kedua orang tuamu dan adik tercinta mu padaku?" tanya Elarion dengan lembut.

"Ya, tentu saja dengan senang hati. Mereka pasti akan mengagumi mu Elarion. Aku tidak sabar melihat wajah mereka yang kaget ketika menyadari bahwa aku masih sehat dan kini aku bersamamu"

"Ya, aku turut semangat" ucap Elarion.

Kami berbicara sepanjang malam, berbagi cerita dan kenangan. Elarion bercerita tentang masa lalunya, bagaimana dia menjadi salah satu penjaga hutan dan tantangan yang dihadapinya selama ribuan tahun. Aku merasa terhubung lebih dalam dengan Elarion, memahami bahwa kami semua adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar.

1
Bening
semangat untuk mu
Teteh Lia
1000 tahun 😱
Teteh Lia
kebayang indahnya...
Tini Timmy
jiwa petualangan kansha sangat lah kental


lanjut.
semangat nulis nya kk/Smile/
Tini Timmy: sma"/Smile/
Nico queen: Tentu,
Makasih kak dukungannya
total 2 replies
Tini Timmy
semangat nulisnya kk
Tini Timmy
lanjut kakak/Smile/
Bening
semangat up nya..
2 iklan za sayang
Nico queen: Siap, makasih kak
total 1 replies
Bening
pengen punya nenek kayak nenek seruni
Bening
semoga harapan khansa menjadi kenyataan
Bening
penasaran dgn identitas nenek seruni sebenarnya
Tini Timmy
lanjut kakak/Smile/
Tini Timmy
waduhh
Tini Timmy
nenek seruni baik banget/Smile/
Tini Timmy
wahh nenek seruni bisa baca pikiran kali ya
Tini Timmy: maklum kalau nenek" mah/Facepalm/
Nico queen: Hanya insting seorang nenek kolot😅
total 2 replies
Aegis Aetna
di buat layar tempat dipisah kak, di bawah, di sini.
Aegis Aetna: yoi, sama-sama.
Nico queen: Siap kak, makasih masukannya🙏.
total 4 replies
syro
matap tetap semangat menulisnya
Aegis Aetna
subcreb dulu, nampaknya seru.
Nico queen: Siap kak, makasih udah mampir
total 1 replies
Tini Timmy
semangat nulis nya kk/Smile/
Nico queen: Siap kak/Drool/
total 1 replies
Bening
3 iklan + 1 bungga
semangat...
Nico queen: Woa makasih banyak kak
total 1 replies
Bening
suara siapa ini ?
Nico queen: Kira-kira siapa kak/Grin/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!