NovelToon NovelToon
"My Love...." LILY

"My Love...." LILY

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Aku membacanya di sebuah buku, bunga Lily memiliki pesona yang manis dan lugu, mungkin itulah yang membuat dia jatuh cinta padaku.
Lily biru memiliki arti kesetiaan dan kepercayaan, mungkin inilah yang menginspirasinya untuk selalu menungguku.

Takdir mempertemukannya dengan Reiner.
Lily dan Reiner saling mencintai, namun takdir juga yang memisahkan mereka.
"Apa salah kita Li, kita hanya jatuh cinta".
"Kamu dan aku tidak salah, yang salah adalah waktu, karena kita bertemu diwaktu yang salah".

Disaat itulah Leo datang mengobati Lily.
"Dulu kamu menungguku bertahun tahun untuk aku datang padamu, kali ini maafkan aku membuatmu menunggu lagi...."

Tiger Lily memberi makna kepercayaan diri.
Lily, I dare you to fall in love.
And, I dare you to love me.

Full of love from me,
Author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16: Kembali ke Jakarta

Leo dan orangtuanya baru akan pulang ke Jakarta lusa, jadi kami memiliki tambahan waktu bersama selama 1 hari lagi.

Leo sudah mengajakku jalan dari pagi, lalu kami bermain bowling, makan siang di salah satu cafe dekat area bowling, lalu pergi untuk mengobrol santai, ke salah satu cafe dipinggir pantai.

Kami bergandengan tangan, saling bercerita tentang banyak hal, bercanda, kadang ia juga memelukku.

Keluar dari cafe itu, langit sudah berubah warna menunjukkan mulai malam hari.

"Li aku masih ingin bersamamu, besok aku sudah pulang ke Jakarta", kata Leo memelas.

Aku tersenyum menanggapinya dan mengikutinya berjalan jalan di pinggir pantai, lalu duduk di pinggir pantai sambil bermain pasir.

"Li kita sudah resmi berpacaran jangan memanggilku kakak lagi".

"Lalu aku harus panggil apa?".

"Babe, honey, sayang, sweetie, banyak pilihannya Li", katanya sambil tersenyum.

Aku tertawa mendengarnya,

Lalu Leo menatapku tertawa, memegang wajahku dengan kedua tangannya, dan mencium bibirku. Dia berkata,

"Panggil aku sayang", lalu mencium bibirku lagi.

Kali ini aku membalas ciumannya, kami berciuman cukup lama. Lalu kami berdua tersenyum sambil saling menatap.

"Hei sayang, boleh aku panggil namamu saja Leo?".

"Kenapa Li, aku akan memanggilmu sayang Li".

"Maaf bukan begitu, aku merasa canggung jika memanggilmu seperti itu, dari dulu aku bukan tipe yang suka dengan pangggilan mesra seperti itu".

"Aku akan tetap memanggilmu sayang", kata Leo kepadaku.

"Baiklah cuma pelan pelan ok, lagipula ini baru hari pertama kita", kataku lagi.

"Hari kedua sayang".

"Akhhh ya ... , untuk hari ini setidaknya panggil aku Lily dulu, aku merasa canggung".

"Lily, kamu selalu membuatku serba salah", keluh Leo.

Aku lalu memeluknya sambil berkata,

"Tapi kamu senang dibuat pusing oleh tingkahku kan", candaku pada Leo.

Kami tertawa dan berciuman lagi.

Aku mengantar Leo dan orangtuanya kembali ke Jakarta esok harinya. Selain aku, tentu saja ada Mayra dan Michael disana.

Mama Leo berkata padaku,

"Tante senang kamu mau menerima Leo", aku tersenyum mendengarnya.

Leo memelukku dan mencium pipiku sebagian tanda perpisahan, aku malu menerimanya, saat ia menciumku pipiku, aku refleks mundur ke belakang 1 langkah, tapi dia memelukku lagi.

Mayra menggodaku habis habisan, aku merasakan wajahku panas karena malu, mungkin saat ini warnanya sudah merah seperti kepiting rebus.

Aku dan Mayra memutuskan untuk menyewa apartemen bersama, dengan 2 kamar, sambil aku masih mencari cari pekerjaan di Jakarta. Sedangkan Mayra memutuskan untuk mencari pekerjaan di Sydney.

Mayra berkata suatu saat ia akan menikah, ia akan mengikuti Michael. Ia pernah membicarakan hal ini dengan orang tuanya, dan mereka mengijinkan Mayra menetap di Sydney.

Aku tau hubungan Mayra dan Michael serius, cuma aku tidak menyangka sudah seserius itu.

Akhirnya aku mendapatkan tawaran pekerjaan di Jakarta.

Aku sudah mulai membereskan barang-barangku, mengajukan pengunduran diri dan meminta tolong Leo untuk mencarikan aku apartemen dekat kantor kerjaku nanti.

Saat malam biasanya Leo akan meneleponku.

"Li, kenapa ga tinggal dirumahku aja sih? Kan dirumahku ada 2 kamar kosong, kamu juga hemat biaya", Leo berkata padaku.

Rumah Leo memang berukuran lumayan besar, selain kamar Mayra yang kosong, mereka juga memiliki 2 kamar tamu. Meskipun papa Leo seorang karyawan swasta, tapi memiliki karir yg cukup baik, sehingga bisa dibilang mereka cukup berada.

"Leo, ya masa aku tinggal sama kamu, bisa bisa orangtuamu berpikiran negatif tentang aku".

"Ga akan, pertama mereka suka keramaian mangkanya aku punya 2 kamar tamu, kedua kamu calon istriku, ketiga Mayra juga akan tinggal bersama pacarnya begitu kamu pergi, jadi tidak akan ada masalah apapun".

"Leo kita baru berpacaran sekitar 3 bulan itupun jarak jauh, masih jauh dari kata menikah".

"Ya itu kan hitungan kamu yang 3 bulan, bagi aku, kita sudah bersama selama 2 tahun bukan 3 bulan".

"Leo kamu ini".

Lalu aku bertanya lagi karena penasaran tentang Mayra akan tinggal dengan Michael, Mayra sudah mengatakannya kepadaku, jadi saat Leo bilang begitu tadi, aku juga tidak kaget lagi. Tapi mengenai orangtuanya, apa orangtuanya tau juga.

"Leo, kamu bilang tadi tidak masalah aku tinggal di rumahmu, apa karena Mayra juga tinggal bersama Michael. Apa orangtuamu tau Mayra akan tinggal bersama Michael?".

"Entahlah Mayra sudah bilang atau belum ke mereka, tapi mereka juga kan pernah berkuliah diluar, sudah biasa jika pasangan tinggal bersama bukan. Jadi mereka tau Mayra pun akan begitu cepat atau lambat. Mangkanya mereka pernah membicarakan masa depan Mayra saat Mayra minta ijin menetap di Sydney".

"Ayolah Li tinggal saja dirumahku".

"Leo kalaupun orangtuamu tidak masalah soal itu, tapi keluarga besarku hanyalah orang kampung yang tidak mengetahui budaya seperti itu".

Akhirnya Leo menyerah dan akan membantuku mencari apartemen studio.

Aku sudah menempati apartemenku selama 3 malam. Lusa, di hari Senin adalah hari pertamaku di kantor baru.

Karena kesibukan Leo di kantor, ia hanya sempat menjemputku di bandara sepulangnya dari kantor lalu mengantarku ke apartemen. Sejak itu kami belum bertemu lagi.

Sabtu pagi ia sudah didepan pintu apartemenku.

"Li ini ada sarapan dari mama".

"Ya, taro saja di meja, aku sebentar lagi selesai".

Saat Leo datang aku sedang menggunakan masker wajah, jadi setelah aku bukakan pintu aku berlalu ke wastafel membersihkan mukaku.

"Leo, lain kali kamu boleh langsung masuk kamarku, passwordnya ga aku ganti lagi, masih sama seperti kamu masukkan terakhir", kataku kepada Leo.

"Kamu masih perlu membeli barang apa lagi Li?".

"Tidak banyak kok, nanti saja sekalian kita keluar makan siang".

Setelah itu kami sarapan, tidak lupa aku mengirimkan pesan kepada mama Leo mengucapkan terima kasih.

Kami pergi ke supermarket membeli beberapa keperluanku, lalu makan siang.

Karena malas keluar lagi, aku dan Leo sekalian membeli makan malam.

Saat ini aku dan Leo sedang bersantai diatas tempat tidur sambil menonton YouTube.

"Li apa kamu tau kalau The Rose akan manggung di Jakarta?".

"Oya, kapan itu Leo".

"Kalau ga salah 4 bulan lagi".

"Kamu mau menonton Li? aku belikan tiketnya nanti".

"Sungguh?".

"Ya".

Aku memeluknya kesenangan. The Rose adalah salah satu band kesukaanku. Leo juga jadi menyukai The Rose gara-gara aku.

"Hadiah buat aku apa?".

"Barusan aku memelukmu", protesku.

Lalu Leo menciumku, kami berciuman agak lama sampai aku merasa kehabisan nafas, kemudian aku melepaskan bibirku darinya. Kami saling bertatapan dan mulai berciuman lagi. Tangan Leo turun dari leherku menuju dadaku dan mulai bermain disana. Kemudian tangannya turun ke ujung bawah kaosku. Aku tau akan mengarah kemana ini jika dilanjutkan.

Aku menghentikan tangannya saat mulai masuk menyentuh perutku.

"Leo maaf aku belum siap, ini terlalu cepat untukku".

"Tidak apa apa Li, aku juga minta maaf".

Lalu kami berpelukan diatas tempat tidur.

"Leo apa kamu pernah melakukannya? Berhubungan intim maksudku", tanyaku pelan.

"Ya aku pernah melakukannya. Apakah itu penting bagimu Li?".

"Bukan begitu maksudku, aku juga pernah melakukannya, aku hanya ingin jujur dan tidak ingin menutupi apapun".

"Bagiku itu tidak penting, kamu pernah melakukannya atau belum, bahkan dengan siapa, meski aku bisa menebaknya dan itu membuatku kesal".

"Bagiku, yang penting adalah kamu bersamaku, dan kamu mengatakan mencintaiku, aku hanya akan memegang itu, itu saja sudah cukup Li, sisanya aku akan menunggumu. Kamu tau kan kalau aku pandai menunggu", canda Leo.

Aku tersenyum padanya.

"Maafkan aku barusan aku hanya merasa kita berjalan terlalu cepat Leo, tidak berarti aku tidak mencintaimu".

"Jika dipikir pikir kita memang baru berkencan 1 atau 2x kan Li dari jadian resmi kita, hanya memang aku yang kadang lupa dan berjalan cepat, karena aku sudah menginginkanmu sejak 2 tahun lalu".

"Terima kasih karena selalu menungguku Leo".

Lalu kami berciuman lagi.

1
Whyro Sablenk
mkch thor...
crtnya bagus, ending-nya bikin nyesek, harusnya bikin ending mereka bs bersama lg thor...
fien: endingnya diambil dari kisah nyata ditambahkan bumbu2 menjadi karya fiksi kak 🥰
terima kasih kak untuk dukungannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!