Lelaki Pilihan Papa

"Anna.. An..." panggil Rayyan yang tidak menemukan Anna di kamar.

'Anna kemana sih, di tinggal bentar malah menghilang'

Tak lama kemudian Rayyan mendengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi. Sepertinya Anna sedang mandi. Bahkan hidung Rayyan bisa merasakan aroma wangi shampo Anna yang tercium sampai keluar.

Lima belas menit berlalu namun Anna belum juga keluar dari kamar mandi. Rayyan mulai khawatir apalagi sudah tak terdengar lagi suara gemercik air seperti tadi. Namun Anna belum keluar juga, apa terjadi sesuatu dengannya, mengingat Anna sekarang sedang sakit.

Tok...tok.. tok..

"An, kamu nggak apa-apa kan..?" tanya Rayyan sambil mendekatkan telinganya ke daun pintu.

"Iya aku nggak apa-apa. Aku hanya lupa membawa baju ganti, bisa kah mas mengambilkan baju ganti untukku..?" sahut Anna dari dalam. Sungguh sekarang dia sangat kedinginan. Namun terlalu malu untuk keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk. Tadi Anna hanya berniat buang air kecil, namun dia berubah pikiran karna merasa tidak nyaman dengan baju yang di kenakannya. Tadi kebanyakan muntah membuat baju Anna sedikit kotor, dan dia merasa badannya juga bau.

'Ya ampun An, hanya karna lupa membawa baju ganti kamu malah nggak keluar dari kamar mandi'

"Iya, tunggu sebentar.." Rayyan kemudian bergegas menuju ke kamar untuk mengambilkan baju ganti untuk Anna.

Rayyan tidak tau pakaian apa yang akan di gunakan istrinya itu. Dia kemudian langsung menarik beberapa lembar pakaian Anna dari dalam lemari. Kemudian terlihat kertas putih terjatuh dari dalam lemari itu. Sepertinya kertas itu tadi berada di antara baju-baju Anna.

"Kertas apa itu..?" ucap Rayyan penasaran.

Rayyan kemudian mengambil kertas itu, dan membukanya perlahan. Seketika matanya langsung menyipit membaca isi kertas itu. Yang ternyata adalah surat keputusan dari pihak kampus yang menyatakan jika Anna di skors karena telah melakukan tindakan kekerasan yang menyebabkan salah seorang mahasiswi di kampus itu terluka.

"Apa? Anna di skorsing?" Rayyan terbelalak kaget. "Jadi ini alasan Anna berhenti kuliah, bukan karna bosan dan ingin mencari pekerjaan..?"

"Alfahri Sadiq, kenapa kau sangat curang? aku pikir kau akan membebaskan Anna setelah aku menuruti permintaanmu. Aarrrrggg..." Rayyan meremas kertas itu dengan kasar, dia sangat marah sekarang. "Aku akan membuat perhitungan denganmu..!" kecamnya.

Rayyan kemudian berjalan menuju kamar mandi dan menyerahkan pakaian itu kepada Anna. Walau Anna hanya membuka pintu kamar mandi itu sedikit, namun dia bisa melihat wajah Rayyan yang sedang di selimuti amarah yang begitu besar.

"Mas Rayyan kenapa sih, kok mukanya kesal gitu. Apa dia marah padaku? ini lagi kenapa banyak banget ngasih bajunya. Nggak sekalian aja tuh mindahin lemarinya ke sini.." gumam Anna.

Anna kemudian memilih salah satu piyama yang di bawa Rayyan. Piyama merupakan style utama Anna sejak tinggal di kontrakan itu. Apalagi dia hanya berdiam diri di rumah. Tak lama kemudian Anna pun keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Terlihat Rayyan sedang duduk di kursi tamu sambil sibuk dengan ponselnya.

Tak ingin mengganggu Rayyan, Anna kemudian membuka paperbag yang berisi makanan yang ada di meja. Dari aromanya sudah tercium wangi seafood kesukaannya. Sebenarnya Anna tidak selera makan, tapi karna perutnya yang sudah kosong dan juga akan segera minum obat Anna pun terpaksa mengisi perutnya.

Anna mulai menyendokkan makanan itu ke mulutnya. Seketika Anna langsung tau jika seafood yang di makannya itu berasal dari Ryn Resto. Karna rasanya yang khas dan selalu bikin ketagihan.

'Ini kan seafood yang di Ryn Resto, mas Rayyan tau aja kesukaanku?' Anna makan begitu lahap.

"Kenapa nggak bilang jika kamu di skors dari kampus..?" tanya Rayyan yang tiba-tiba datang.

Seketika Anna langsung menghentikan aktifitas mengunyah makanan di mulutnya. Dan langsung menatap Rayyan penuh tanya.

"Dari mana mas tau..?"

"Kamu tidak perlu tau aku tau dari mana. Kenapa kamu nggak jujur dari awal? kenapa kamu merahasiakan masalah sebesar ini dari ku?" cecar Rayyan.

'Apa mas Rayyan menemukan surat yang aku simpan? aduuh.., kenapa sih aku bisa lupa? Harusnya aku tidak menyimpan surat itu sembarangan' Anna merutuki kebodohannya sendiri.

"Kenapa kamu diam..?" tanya Rayyan lagi.

"Aku...aku.. hanya tidak ingin menambah beban pikiranmu.." jawab Anna asal.

"An.., berapa kali aku harus bilang, aku ini suamimu. Dan kamu itu adalah tanggungjawab ku. Gimana jika papa tau kamu berhenti kuliah, papa pasti akan kecewa padaku. Seandainya dari awal kamu cerita, kamu tidak akan berhenti kuliah seperti ini.."

"Aku tidak akan berhenti kuliah, aku akan melanjutkan kuliahku di Jerman.." ujar Anna mantap. Sesungguhnya dia tidak sudi lagi belajar di kampus yang sama dengan Elsa.

Rayyan tersenyum miring. "Kamu pikir papa akan setuju..? jika memang kamu harus kuliah di Jerman, dari awal papa pasti akan membawamu ke sana dan dia tidak perlu repot-repot menikahkan kita. Papa ingin kamu berubah, dan belajar hidup mandiri. Sudahlah, cepat habiskan makananmu setelah itu minum obat. Besok aku akan akan datang ke kampus, agar kamu bisa kuliah lagi.." ujar Rayyan sambil berlalu meninggalkan Anna.

****