NovelToon NovelToon
TEROR SEKOLAH

TEROR SEKOLAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / spiritual / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / hantu / Roh Supernatural
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sefty A. E.

Dalang di balik teror sekolah akhirnya diketahui Jefri dan Mira. Untuk mendapatkan bukti, mereka mencurigai semua orang terdekat dan menganggap mereka terlibat dengan pelaku utama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sefty A. E., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chap 8

Mira hanya bisa menatap punggung Juan sambil bersandar di wastafel cuci piring.

"Langsung tanya aja jangan berbelit-belit."

Tidak mungkin Mira mengikutinya sampai dapur secara cuma-cuma.

Beberapa kali Juan memergoki dirinya menginginkan sesuatu, Mira masih kaget dari mana dia tahu ada yang mau dipertanyakan.

Suara dentingan sendok mendominasi dapur menunggu pertanyaan Mira. Sebetulnya tanpa pertanyaan Mira, Juan tahu ke mana arah obrolan ini.

Juan membalikkan badan mengamati tiap reaksi Mira agar memahami perasaannya.

"Kita kenal cukup lama. Apa pun tanggapan lo gak akan mengubah pendirian gue. Bahkan suatu saat lo memperlakukan gue kayak Jefri sekarang, gak akan mengubah apa pun."

Alis Mira menyatu kenapa Juan menyeret nama Jefri sekarang. Jadi benar tujuannya datang ada hal lain.

"Bisa tolong bawain ke meja? Gue mau ke kamar mandi."

Bisa-bisanya setelah mengucapkan itu menyuruh Mira bawa teh.

"Gue gak peduli lo ngurus apaan di sana!" geramnya cari nampan di rak.

Sama seperti lelaki pada umumnya. Mereka merasa paling benar memutuskan sesuatu sendirian dan keras kepala. Akhirnya tidak ada yang minta maaf walaupun keputusan yang diambil berakibat fatal.

Kembali duduk setelah menghidangkan teh, Mira jadi sorotan utama Jefri dan Awan.

"Muka lo ngapa dah?" tanya Awan.

Jefri diam.

"Gapapa."

"Lo selalu bilang gapapa tiap ditanya tapi muka lo cemberut. Jadi cewek jangan ribet kek.

Ngomong biar kita ngerti."

Plak!

"Aduh!" Awan kena tampar, pelan tapi sakit.

"Mira." Jefri memanggilnya refleks namun buang muka pas ditatap balik.

Tepat Juan balik dari kamar mandi. Dia bertanya, "Kenapa lagi?"

"Kalian bertiga ..." Mira beri mereka peringatan terakhir. "Kalau ada yang bertindak tanpa sepengetahuan gue, apa pun itu gue bakal turun tangan."

Awan mengasihaninya. "Lo ngomong apaan sih? Siapa yang bertindak buat apa?"

"Jangan pikir gue gak tau apa-apa. Gue tau kelakuan kalian bertiga di belakang gue. Gue mohon ..." Tidak bisakah Mira hidup tenang sekarang tanpa masalah yang dipicu mereka.

Juan menundukkan kepala. "Terus gue harus diem liat keprihatinan lo, hah?"

"Juan." Jefri menggeleng pelan. Dia mendadak lelah hadapi mereka berdua. Selama ini Mira mengabaikannya, lebih baik begitu ketimbang ribut karena masalah itu lagi, itu lagi.

"Jangan dibahas," bisik Awan agak keras.

"Iya. Mending kalian duduk liat keprihatinan gue daripada liat kalian sekongkol dua kali."

Awan tidak tega Mira menahan tangis. "Pulang aja ayo." Dia gandeng tangan Mira."

"Kita semua sepakat gak bahas ini lagi," pungkas Jefri.

"Hidup gue gak tenang semenjak Mirza meninggal, Jef. Dibahas atau nggak, gue pantang mundur. Terlanjur jauh."

"Apa maksudnya?" Jefri menghampiri Juan lalu menarik kerah bajunya. "Sampai mana?! Gue mati-matian nunggu kapan kita bisa hidup lagi tanpa bahas Mirza. Lo sadar hubungan kita sekarang gimana!"

Juan mencekal tangan Jefri. Awan lari ke arah mereka berniat memisahkan.

"Lo juga sadar kematian Mirza gak wajar."

Kaki Awan lemas seketika dengar mereka adu argumen. Klimaksnya tepat Juan berucap lirih bersamaan dengan air matanya turun.

"Jef?" Awan kira dia tahu segalanya. Rupanya. sekarang dia yang butuh penjelasan.

Isakan Mira berhenti. Apa maksud Juan barusan? Bagaimana bisa kematian Mirza dianggap tidak wajar?

Jefri menarik kasar tangannya dari leher Juan. "Siapa bilang?" Matanya melotot berusaha menyanggah pernyataan Juan. "Itu dugaan lo, bukan gue."

Awan mendorong pelan bahu Jefri dari depan, menjauhkan mereka supaya tidak berkelahi.

Kalau sampai mereka baku hantam tidak ada yang bisa memisahkan.

"Berhenti," ucapnya melihat Juan yang napasnya tak beraturan.

Mira lebih percaya diri sendiri, dia yang melihat Mirza pertama kali.

Bahu Jefri naik turun meredam emosi. Dia pergi meninggalkan sepupunya yang sama kalut.

Mira menghampiri Awan, menyuruh dia pulang mengikuti Jefri.

"Samperin Jefri, Wan."

Awan sempat memandang Juan membelakangi sambil berkacak pinggang. Temperamennya sangat buruk.

Selesai membereskan dua orang. Tersisa seorang lagi yang terkenal keras kepala.

Mira belum tahu mau bicara apa untuknya. Di satu sisi Juan menduga pasti memiliki alasan, tetapi Mira tak ingin dengar.

Tanpa berbalik Juan akhirnya berkata, "Makasih untuk makanannya. Gak ada yang mau gue jelasin. Pulang aja."

"Gue harap lo berhenti cari apa pun."

Mira ke luar dari kontrakan Juan berbelok ke rumahnya.

Keributan barusan berubah hening dalam waktu singkat. Secepat itu keadaan berubah. Juan sama sekali tak menyesal membahas Mirza dan sekolah mereka. Berkali-kali Juan tegaskan pada mereka, apa pun yang terjadi di masa lalu belum berakhir kecuali kita yang mengakhiri.

Masalahnya adalah ... kematian Mirza bukan yang terakhir.

***

"Dari awal gue gak seneng Juan di sini. Baru sehari pindah bikin persaudaraan terpecah belah!" Awan menggerutu saat jalan di teras sampai tendang pintu supaya terbuka.

Brak!

"Bukan cuma dia yang mau cari tau sekolah.

Tapi gak sekarang juga, gak ada persiapan matang dan rencana-,"

Jebret!

Jantungnya hampir copot dengar Jefri banting pintu kamar.

Awan beralih masuk ke kamar Jefri. Di dalam pria itu membuka jendela lebar-lebar dan berdiri diam cukup lama menghirup udara malam.

Sepertinya menghibur bukan pilihan tepat. Mira pasti mengerti. Awan hendak pergi ke kamarnya sendiri, tapi berhenti karena pertanyaan Jefri.

"Lo berpikiran sama?"

Bola mata Awan bergerak tak tenang mencari alibi kuat. "Hah? Yang tadi maksudnya?"

1
Darmawati
syuka
Darmawati
ceritanya absurd banget 🤣
anggita
👌☝👍👏., top
anggita
introvert.. ?🤔
anggita
👌thor, semoga novelnya sukses.
anggita
like👍+hadiah tonton iklan☝
Hasnah Siti
iyah bener...ada waktunya rasa sakit itu hilang🥺
Hasnah Siti
hai kakak author...aku hadir 🙋🏻‍♀️moga seru yah story nya 😘❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!