NovelToon NovelToon
Bianglala Negeri Impian

Bianglala Negeri Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:berondong / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Agung Riyadi

kisah cerita Randu, seorang anak korban musibah tanah longsor di kampungnya dan hanya dia satu satunya yang selamat, kemudian mendapatkan anugerah kesaktian yang tiada taranya dari jiwa leluhur, menjalani liku liku kehidupannya dan berusaha menggapai semua impian dan cintanya.
berhasilkah Randu, please check it out the story

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agung Riyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah konspirasi

"Apakah anak ini sedang eror otaknya?" timpal salah seorang murid kelas sembilan yang lain sementara yang lain hanya manggut manggut.

"Apa kamu pikir hanya karena bisa ngalahin Ega kamu jadi merasa memenangkan segalanya?" lanjut Arkan lagi.

"Kenapa tidak kita coba saja, kebetulan aku ada duit sejuta nih, bagaimana kalo kita taruhan masing masing sejuta dan yang menang berhak ambil semuanya," ujar Randu sambil tersenyum meremehkan.

Mendengar tantangan seperti itu jelas Arkan langsung naik pitam.

"Cok, pinjem dulu duit kamu gopek tar sore aku ganti," ujar Arkan sambil menatap Coki yang merupakan sahabat karibnya sejak dari taman kanak kanak sampai SMP terus bersama sama satu sekolah.

Randu hanya tersenyum simpul saja sambil memperhatikan dua sahabat karib yang tengah asyik terlibat bisnis itu.

"Ayo ke aula !" ujar Arkan sambil menatap tajam pada Randu yang kemudian hanya tersenyum tipis saja itu.

Serentak saja semua anak anak itu mengikuti Arkan yang terlihat antusias dan penuh semangat dengan jalan duluan mendahului yang lainnya.

"Mana duit kamu?" ujar Arkan begitu mereka semua telah berkumpul di aula olahraga.

Randu segera mengeluarkan dompetnya dan mengambil empat ratus ribu dari lipatan duit dalam dompetnya yang kemudian ia sisihkan di sampingnya sementara sisanya yang telah ia hitung pasti ada satu juta ia berikan pada Arkan.

Oleh Arkan uang yang terkumpul itu ia titipkan pada Andre yang ia tunjuk untuk menjadi pengadil buat mereka.

"Kita anggap ini sebagai latihan sebelum studi banding, yang apapun hasilnya akan kita jadikan sebagai evaluasi," ucap Andre sebelum ia akan memulai pertandingan antara kedua juniornya itu.

Wajah Arkan tampak berseri seri karena ia yakin akan segera memiliki sejumlah uang yang terkumpul itu, Dan benar saja begitu Andre memberikan aba aba untuk memulai, Arkan dengan beringas langsung menerjang Randu.

Namun seperti Ega, Arkan pun terlihat sangat kesakitan begitu tangannya melayang dan menerpa wajah Randu, sama seperti Ega tadi Arkan pun terlihat sangat panik dan ketakutan saat melihat Randu dengan santainya berjalan menghampirinya.

"Selesai... bossku," ucap Randu sebelum tamparan telapak tangan kanannya menerpa pelipis kepala Arkan yang membuat siswa jagoan kelas delapan itu berputar putar sejenak sebelum tumbang dengan dunia yang seolah berputar sangat cepat rasanya.

"Satu..dua..tiga...empat... lima... delapan !!" ujar hampir seluruh siswa yang hadir kecuali Coki yang hanya menggelengkan kepalanya tak percaya temannya yang paling kuat itu dipecundangi oleh siswa kelas tujuh dengan begitu mudahnya.

Randu segera merebut semua uang yang dipegang oleh Andre kemudian pergi begitu saja sambil berkata lirih pada Andre, "Berikutnya adalah giliranmu," sebelum kemudian dengan santainya melangkah pergi dari aula olahraga itu lalu melenggang ke kantin sekolah dengan wajah berseri seri.

Randu sudah tak tertarik mengikuti pelajaran yang tersisa sebelum bel jam istirahat kedua alias terakhir berbunyi. Namun saat melintas di parkiran guru Randu tertegun ketika melihat sebuah mobil rusa lawas yang sangat ia kenali telah terparkir di halaman itu.Randu jelas mengenali mobil itu karena itu adalah mobil milik bapak angkatnya.

Sejenak kemudian ia memilih tidak berpikir untuk urusan apa bapak angkatnya hadir di sekolahnya karena rasa lapar akut diperutnya lebih menyita perhatiannya.

Sementara itu dalam waktu yang sama di tempat lain, Heru Keling yang setelah selesai pertemuan dengan rekan rekannya memilih untuk ngacir dari sekolah bersama tiga rekannya yang lain guna menemui sahabat karibnya yang telah duduk di bangku SMA, sahabat yang dulunya juga pernah menjadi siswa terkuat yang belum pernah dikalahkan oleh siswa manapun juga.

Bram begitulah nama sahabat karibnya luar maupun dalam itu, meskipun sebelum bersahabat karib mereka juga pernah saling baku hantam sekali kalinya dimana Bram lah yang keluar sebagai pemenangnya dengan kemenangan mutlak dimana Heru Keling sampai mendekam di rumah sakit selama tiga minggu karena cedera parah yang ia derita di kepalanya.

"Tumben Elu mau keluar sarang Her, hahaha," ujar Bram yang saat itu ditemani oleh cewek pacarnya yang termasuk kakak kelasnya yang sudah duduk di kelas dua belas yang ia dapatkan dengan merebutnya dari pacar cewek itu sebelumnya.

"Iya nih bro, sudah lama kita nggak kongkow bareng jadi kangen juga hehehe,"

"Ah mukamu itu Her, sudahlah bilang saja ada perlu apa elu ingin ketemu gue ?" ujar Bram sambil dengan cueknya membelai rambut pacarnya yang duduk disebelahnya itu lalu mencium pipinya, tanpa rasa malu dilihat Heru dan kawan kawannya.

Heru lalu memberikan amplop berisi duit lima ratus ribu hasil patungan bersama teman teman dan sedikit memalak dari para murid kelas tujuh.

"Wah apa ini ?" ujar Bram sambil tersenyum yang kemudian memasukkan amplop yang ia terima ke sakunya tanpa basa basi.

"Aku ingin kau habisi anak SMP negeri kosong satu," ujar Heru tanpa basa basi.

"Dimatiin maksud elu ?" tanya Bram.

"Nggak lah cukup dibuat cedera parah aza patahkan tangannya misalnya," jawab Heru Keling.

"Memang elu ada dendam sama dia ?"

"Nggak juga Bram, tapi aku tidak ingin anak itu menyulitkan kami pas studi banding nanti."

kata Heru Keling mengatakan alasan sebenarnya.

"Siapa namanya?"

"Itu yang belum kami ketahui Bram, tapi ada ciri khusus anak itu memiliki tahi lalat di atas dagunya,"

"Ada fotonya nggak ?"

"Nggak ada tapi kata Ryan anak itu sering antar jemput kakaknya yang les komputer di graha studi dekat kantor pos simpang empat,"

"Heh, sepertinya agak agak ingat, kalo yang ada tahi lalat di dagunya aku kenal juga dia bahkan ambil kelas di sasana bokap juga tapi anaknya itu sangat pendiam anak SMP negeri kosong satu kelas tujuh namanya Randu kalo nggak salah, kalo benar anak itu yang kau maksud susah lah bro kita satu perguruan soalnya," ujar Bram mengatakan analisa sekaligus kesimpulannya.

"Masa sih anak kelas tujuh mampu ngalahin Danar dan Ryan begitu saja, Danar bahkan dilemparkan ke selokan begitu saja seperti sampah," ujar Heru Keling sedikit kurang percaya dengan analisa dari Bram.

"Coba nanti aku konfirmasi dulu sama Randu, besok jumat ada kelas dia di tempat bokap,"

"Lalu kalo beneran anak itu yang kita maksud kamu berpihak kemana Bram ?"

"Kalo beneran dia yang ada masalah sama kalian aku tentu ga bisa turun tangan sendiri, tapi nanti aku bisa minta temanku yang lain, terus terang aku juga penasaran sama Randu soalnya bokap selalu muji muji dia terus, kau paham kan maksudnya jika bokap gue memuji seseorang ?"

"Ah kok jadi berbelit gini, takutnya Bram nanti kalo kita apa apain anak itu dia ngadu ke bokap elu kan,"

"Iye juga sih, tapi itu belum tentu Randu juga kan yang kau maksud bisa saja yang lain,"

"Nggak, soalnya setauku anak terkuat di SMP negeri kosong satu itu hanya Andre sama Arkan yang lain sampah semuanya,"

1
Agung Riyadi
luar biasa
Laelia
Ngangenin deh ceritanya.
Agung Riyadi: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Phoenix Ikki
Bingung mau baca apa lagi sekarang. 🤷‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!