NovelToon NovelToon
To Be Your Mistress

To Be Your Mistress

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Angst / Kehidupan alternatif / Romansa
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: moonwul

Ketika ketertarikan yang dihiasi kebencian meledak menjadi satu malam yang tak terlupakan, sang duke mengusulkan solusi kepada seorang gadis yang pastinya tidak akan direstui untuk ia jadikan istri itu, menjadi wanita simpanannya.

Tampan, dingin, dan cerdas dalam melakukan tugasnya sebagai penerus gelar Duke of Ainsworth juga grup perusahaan keluarganya, Simon Dominic-Ainsworth belum pernah bertemu dengan seorang wanita yang tidak mengaguminya–kecuali Olivia Poetri Aditomo.

Si cantik berambut coklat itu telah menjadi duri di sisinya sejak mereka bertemu, tetapi hanya dia yang dapat mengonsumsi pikirannya, yang tidak pernah dilakukan seorang wanita pun sebelumnya.

Jika Duke Simon membuat perasaannya salah diungkapkan menjadi sebuah obsesi dan hanya membuat Olivia menderita. Apakah pada akhirnya sang duke akan belajar cara mencinta atau sebelum datangnya saat itu, akankah Olivia melarikan diri darinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moonwul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16: Seperti Kamu Mencintai Saya

Simon benar-benar mengacaukan pikiran Olivia.

Tangan Simon yang telah melesak dibalik blus yang dipakainya, mengelus bagian belakang tubuhnya yang polos. Suhu hangat pria itu dan kelembutan yang diberikannya, Olivia merasa pusing dengan badan yang melemas.

Setiap akal sehat yang tersisa menyuruh Olivia untuk menolak lebih keras, namun tubuhnya malah berkhianat dengan tidak tahu malu. Pergolakan antara otak dan tubuhnya itu sungguh membuat frustrasi.

Sejak lidah Simon melesak masuk saat ia membuka bibir, Olivia menemukan tubuhnya bergerak mengikuti irama sang duke yang menuntut juga memabukkan.

Ia terlihat menerima setiap kecupan dan sentuhan yang diberikannya, mendesah saat pagutannya meninggalkan gigitan pelan di bibir, mencuri oksigen saat Simon menarik diri barang hanya sebentar.

Hal itu tentu saja ditangkap Simon sebagai tanda bahwa Olivia juga menginginkannya.

Kini, suara yang hanya terdengar di ruangan luas itu adalah erangan rendah Simon, kecupan dari bibir mereka yang basah, serta desahan Olivia.

Saat sentuhan Simon beralih ke perut gadis itu dengan yang masih mempertahankan ciumannya.

Hal itu membuat jantung Olivia serasa nyaris berhenti. Tubuhnya merespons keterkejutan itu dengan terkesiap dan menegang. Ia lantas membuka kedua matanya.

Dapat Olivia lihat betapa Simon bertekad dengan setiap sentuhan yang dia berikan. Sementara tangan pria itu semakin bergerak lembut naik ke arah dadanya, kedua matanya sontak berkaca-kaca. Air mata yang terkumpul dalam waktu cepat itu akhirnya tumpah.

Saat itulah semua sentuhan Simon berhenti, namun ia masih belum menarik diri.

Olivia menangis dengan sangat deras meski bibirnya masih berada dalam pagutan pria itu.

Simon yang menyadari ada cairan hangat yang turun membasahi pipi Olivia terdiam dengan harga diri yang tergores. Setelah beberapa saat ia masih enggan melepaskan bibir gadis itu, perlahan ia jadi menarik diri mengambil satu langkah mundur.

Simon menunduk untuk melihat wajah Olivia yang sengaja ditundukkan gadis itu dalam-dalam.

Kedua alisnya bertaut dan ia mengeraskan rahangnya. “Kenapa kamu menangis?”

Mendengar suara berat itu bertanya pelan, Olivia buru-buru menghapus air matanya dan menggeleng. “Izinkan saya pamit, Yang Mulia Duke.”

Tanpa harus mendengar balasan sang duke, Olivia melangkah pergi, setidaknya untuk beberapa langkah karena Simon segera mencengkeram pergelangan tangannya.

Pria itu menahannya dan menarik tubuhnya supaya kembali bertatapan. “Jawab dulu pertanyaan saya. Kenapa kamu menangis?”

Pandangan Olivia memburuk karena air matanya, namun masih jelas dapat dilihatnya kilatan penuh amarah di kedua mata hijau emerald itu.

Tidak. Meskipun kukatakan perasaanku sebenarnya, orang sepertinya tidak akan mengerti.

“Saya pamit dulu, Yang Mulia.” Olivia berucap, menelan semua pendapatnya bagai pil pahit.

Kernyitan di dahi Simon semakin terlihat jelas. “Apa maksudnya itu? Bukankah kamu menikmatinya?”

Mulut Olivia terbuka kecil, ia menghela tak habis pikir. “Bagaimana Anda—lupakan saja. Seseorang yang selalu mendapatkan keinginannya seperti Anda mana mungkin bisa mengerti.” Ia menggerakkan lengannya keras, berusaha menepis cengkeraman pria itu.

Simon mencoba mencari maksud lain dari penolakan yang tengah dilakukan Olivia, ia terus menahan gadis itu dengan mudah. Namun, kesimpulan yang ia harap untuk dapatkan tidak kunjung terlihat. Ia pun melepas cengkeramannya.

Olivia sedikit mengernyit dan mengelus pergelangan tangannya yang terasa sakit. Ia mendongak dan menatap tepat kepada kedua mata hijau yang terlihat menggelap itu.

Tanpa mengucapkan satu patah kata pun, namun tatapannya berbicara, bahwa dirinya sangat membenci sang duke.

Sementara gadis itu berbalik dan mulai berjalan meninggalkannya, Simon mendengus dengan satu seringai di wajah tampannya.

“Olivia,” panggil Simon. Namun, gadis itu bersikeras tetap berjalan tanpa menoleh atau berhenti.

Simon tertawa pelan. Baiklah, pikirnya, gadis itu tengah bermain sulit ditangkap.

“Saya ingin menjalin hubungan denganmu, Olivia.”

Bertepatan dengan Olivia yang hampir menyentuh gagang pintu, mendengar itu lantas membuatnya berhenti.

Simon membenarkan posturnya, ia kembali memasang mode serius penuh wibawa seorang duke yang sempurna.

Dari seberang ruangan, ia terus menatap belakang kepala gadis itu hingga perkataannya selanjutnya membuat sang gadis cantik berbalik menolehnya.

“Cintai saya, Olivia.”

Perkataan itu terdengar sangat jernih bak sebuah permintaan paling tulus yang ia pernah dengar. Olivia hanya mengerjap karena dadanya mulai bergemuruh dengan pemikiran bahwa sang duke akan menyatakan cinta.

Namun, Olivia seharusnya mengerti, bahwa bukan itu maksud Simon.

“Saya tak ingin hubungan serius, tapi kita bisa bersenang-senang. Pahami ini seperti kamu mencintai saya.” Simon menjeda kalimatnya untuk sekedar menarik napas cukup dalam lantaran pikiran akan betapa menggodanya bibir lembab Olivia yang tampak membengkak. “Apa kamu setuju? Katakan pada saya kalau kamu setuju.”

Olivia membuka kedua bibirnya namun tidak berkata apa pun, ia menghembuskan nakasnya kasar. “Astaga. Bahkan pada akhirnya... ” Ia berbalik dan meraih gagang pintu.

Begitu menariknya untuk terbuka, Olivia tidak segera keluar, melainkan menoleh sekali lagi pada Simon.

“Anda sungguh brengsek.” Olivia berucap rendah dan tertahan seakan lebih rendah dari suara napasnya.

Setelah mengatakan itu, Olivia tidak tahu bagaimana caranya ia bisa sampai di kamar tidurnya.

Mengeluarkan pendapat terjujurnya setelah kejadian barusan, atau fakta bahwa sang duke hanya ingin memanfaatkannya bak seorang wanita murahan. Olivia tidak tahu alasan mana yang menyebabkannya linglung seakan tak sadarkan diri.

Olivia mengingat samar-samar bagaimana dirinya berjalan lemas bak orang sakit di sepanjang mansion. Semua jalan yang ia ambil terasa asing namun ia berhasil hingga bisa duduk di atas ranjangnya.

Beberapa langkah di depannya terdapat cermin di atas meja, ia melihat pantulan dirinya di sana.

Sungguh berantakan.

Olivia mengangkat sebelah lengannya dan mengusap kedua bibirnya dengan punggung tangannya. Gerakan itu sedikit kasar namun ia tidak merasakan rasa sakitnya bahkan ketika bibirnya sedikit robek.

“Aku benci di sini.” Air mata Olivia terjatuh. “Aku benci Tuan Duke.”

...♧♧♧...

1
agnesia brigerton
Jadi duke nih lagi nunggu sampe Olivia lebih dewasa aja?? Setidaknya dia gak pedofil deh :)
agnesia brigerton
Gilakkkkk
agnesia brigerton
Udah manggil ayah mertua ajaa
agnesia brigerton
Aku padamu Olivia 😭😭😭
agnesia brigerton
😭😭😭
agnesia brigerton
Duh pulang kampung nih??😥
agnesia brigerton
Hubungan mereka kerasa sensual banget tapi menegangkan juga duh panas dingin jadinya 🙃
agnesia brigerton
Iya iya pergi aja dari duke obses ituu
agnesia brigerton
Gue tereak terus woiii
agnesia brigerton
What?????? Merk gaunnya terus lagu yang diputar????
agnesia brigerton
Tunangan asli kayak nyadar deh
agnesia brigerton
Benedict selama kerja sama duke gak kepikiran buat resign kah??
agnesia brigerton
Oke... oke... si duke obses nih parah
agnesia brigerton
Kamu kuat bangettt
agnesia brigerton
S-SIAP YANG MULIA!!
agnesia brigerton
UPSS 🤭🤭
agnesia brigerton
Lo kayaknya masih bingung deh sama perasaan sendiri 🙃🙃
agnesia brigerton
AAAA 😚😚😚
agnesia brigerton
Apa? Mau ngapain emangnya🤭
agnesia brigerton
AAAA GUE DUGUN DUGUN
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!