JODOHKU Anak Pemilik Toko Bangunan

   Sementara di dalam rumah,kini Dimas dan Dinda sedang berduaan di ruang tamu. Berpelukan dan ciuman adalah hal biasa mereka lakukan jika bu Ida sedang tak dirumah.

   "Kita nikah aja yuk beb" kata Dinda dengan muka memerah.

   "Nanti ya sayang,pasti aku akan nikahi kamu" jawab Dimas dengan nafas memburu.

   "Aku udah gak tahan beb,masa kita gini terus"

   "Ya mau gimana lagi sayang,tiap ku minta yang itu kamu selalu nolak kan"

   "Aku takut hamil beby"

   "Aku akan tanggung jawab,kamu kan tau aku udah punya kerjaan mapan" rayu Dimas kini tanganya mulai bergerilya.

   "Udah dong beb,..Ahhh" pinta Dinda dengan nafas terengah tapi tak digubris oleh Dimas.

   "Beby please, udah! Nanti takut mama pulang" pinta Dinda kedua kalinya,Dimas pun menghentikan aksi tanganya,bermuka cemberut dan sedikit menggeser duduknya.

   "Bebyyy,.. jangan marah ya?" kata Dinda sambil membenarkan kancing bajunya yang dilepas Dimas tadi.

  "Hmm" jawab singkat Dimas dalam mode merajuk.

  "Sabar ya beb,semua ini nanti akan jadi milikmu" kata Dinda mendekati Dimas. Kejadian di awal tadi pun terulang kembali.

   Sementara di Taman belakang rumah Koh Jun,

   "Jadi kau mau pakai sistem ambil bayar?" tanya Koh Jun pada Nathan sambil makan mie ayam ditemani Alicia dan bu Selly istri Koh Jun.

   "Iya Koh" jawab Nathan singkat karena tadi sudah menjelaskan semua pada Koh Jun tentang pekerjaan barunya.

   "Apa jaminan yang kau punya?"

   "Hah?" Nathan terkesiap dengan pertanyaan Koh Jun.

   "Saya hanya punya BPKB motor itu dan sertifikat rumah atas nama Bapak saya Koh" lanjutnya.

   "Oke,kau ambil buat jaminan" kata Koh Jun. Nathan pun pamit pulang mengambilnya.

   "Apa tidak keterlaluan Pah" tanya bu Selly ketika Nathan sudah pergi. Sementara Alicia hanya diam.

   "Tidak Ma,ini Papa lakukan agar dia bisa berhati hati dan bertanggung jawab" kata Koh Jun sambil membuka mie ayam keduanya.

   "Begitu ya pah?" tanya Alicia ikut berbicara.

   "Iya sayang,Papamu ini juga pernah merasakan pahitnya hidup dan berjuang mulai dari nol sama seperti Nathan sekarang ini" jelas Koh Jun melanjutkan makan nya. Alicia dan bu Selly tersenyum bangga dengan pemikiran Koh Jun.

Tak lama Nathan kembali ke Toko,hanya Alicia yang ada. Nathan pun menyerahkan jaminan itu ke Alicia,dia pun menerima nya setelah mendengar alasan Koh jun tadi.

   "Aku terima ya Than,dan ini gajimu minggu ini" kata Alicia sambil menyodorkan amplop.

   "Terima kasih Ci,aku terima ya"

  "Sama sama,kalau boleh tau gajimu buat apa saja Than?" tanya Alicia membuka obrolan. Nathan sedikit terkejut dengan pertanyaan Alicia ini.

   "Palingan beli bensin dan pulsa Ci,sisanya buat beli beras sekalian bumbu dapur nya hehee"

   "Kaya udah berumah tangga aja kamu ini Than" ucap Alicia sambil memberi uang kembalian pembeli.

   "Bukan gitu Ci,saya memang harus beli sendiri dan masak sendiri" kata Nathan sambil memilah nota yang kemarin belum selesai.

   "Maksudnya?" tanya Alicia tak paham.

   "Kalau saya gak masak ya gak makan Ci"

   " Hah? taruh dulu itu Than,kamu sedang libur jadi biarin aja nota itu"

   "gak papa Ci,kedua orang tua saya sudah meninggal. Jadi ngurus semua pun sendiri" jelas Nathan santai sambil melanjutkan nota nya.

   "M-maaf ya,aku gak tau" kata Alicia menyesal. Tak menyangka pemuda yang mulai masuk dalam hati nya ini menjalani hidup yang tak mudah.

   " Gak papa Ci,sudah jalan nya."

  "Yang sabar ya than,semoga kerjaan barumu nanti lancar" kata Alicia merubah topik bicara.

   "Amin,makasih ya Ci" ucap Nathan. Tak lama Nathan menerima telfon dari Juan,bahwa nanti malam akan tampil lagi di Kafe.

   "Siapa Than?" tanya Alicia.

   "Temenku,ngajak ke cafe Ci"

   "Cewek?!" tanya Alicia menuduh.

   " Cowok Ci,ngajak ngamen di kafe"

  "Oww" kata Alicia yang kini paham arti ngamen menurut Nathan. Akhirnya Nathan pun pamit pulang karena sudah sore.

   Kini Nathan sedang di ruang tamu rumahnya bersama Pak Yono,tukang yang tadi pagi ditolongnya.

   "Lembur ya pak Yon jam segini baru pulang?"

   "Enggak mas,tadi nunggu gajian dulu. Selesai kerja jam 4 tapi mandor nya datang magrib" jawab pak Yono sambil minum teh.

   " Apa gajian di proyek biasa seperti itu pak?"

   "Tidak juga mas,kadang aja. Saya pernah gajian mundur seminggu bahkan teman saya pernah seminggu gak gajian karena uang nya dibawa lari mandor" jelas pak yono.

  "Ow,kasian juga ya pak,kita kerja meras keringat dari pagi hingga sore tapi giliran minta hak justru kadang sulit." kata Nathan ikut miris.

   "Jadi begini pak yono,saya ingin..." kata Nathan menjelaskan proyeknya dan pak Yono menerima dengan senang hati dan bersedia mengajak beberapa orang sesuai yang diminta Nathan. Kemudian pak Yono pun pamit.

   "Nanti saya kabari pak,insyaaallah mulai minggu ini" jelas Nathan pada pak Yono naik motornya barengan dengan Juan turun dari mobilnya.

   "Siapa itu tadi bro" tanya Juan ketika di duduk di sofa.

   "Pak Yono tukang bangunan" jawab Nathan sambil meraih hoodie nya.

   " Mau renov rumah loe bro?

   "Renov apaan,duit dari mana Ju, Sebenernya..." Nathan pun menjelaskan pada Juan.

   " Wah top loe bro,semoga lancar proyekmu ,dapat untung dan berkah. Amin" kata Juan ikut mendoakan.

   "Amin,yuk cabut" ajak Nathan kemudian keluar bersama Juan.

Kini mereka telah sampai di kafe dan bergabung dengan anggota Your Mind lainya. Membahas sebentar tentang lagu yang dibawakan nanti. Dari 5 anggota band itu,4 orang lainya kuliah hanya Nathan yang sudah bekerja.

   "Tak perlu berlama lama,ini dia Your Mind band" kata MC di panggung terdengar tepuk tangan di meja pengunjung.

   "Oke,seperti biasa loe naik belakangan Than setelah kita intro,Your mind band?" kata Juan sang leader memberi semangat.

   "Uraaa" jawab anggota yang lainya. Di deretan pengunjung tampak Alicia dan Stevia duduk di meja agak tengah,

   "Tumben ngrekam Ci?" tanya Stevia melihat sahabatnya itu merekam aksi panggung Nathan.

   "Mumpung lagu nya enak Via" jawab Alicia sambil minum jus Alpokat nya,sama seperti Nathan di depan yang break minum karena tlah bernyanyi 3 lagu.

  "Suara vokalisnya juga enak banget Ci,siapa kemarin namanya em..?"

   "Nathan" jawab Alicia singkat. Tampak di atas panggung Nathan sudah akan mulai bernyanyi lagi.

   "Ini lagu terakhir dari kita,bagi yang masih punya orang tua sayangi mereka,bagi yang telah tiada semoga diberi tempat terbaik di sisi-Nya...Seventeen ,Ayah!' kata Nathan lalu mulai bernyanyi. Membuat semua pengunjung hanyut terbawa suasana. Nathan pun menjiwai lagu itu,saat di reff terakhir suara Nathan goyah.

"Aku hanya memanggilmu.... Ayah,

Di saat ku kehilangan.... Ar" Suara Nathan terhenti tak sanggup meneruskan,tangannya yang memegang mic pun jatuh terkulai,wajahnya menunduk matanya menggenang. Alicia bahkan sudah meneteskan air matanya di pertengahan lagu. Pengunjung pun semua berdiri,bernyanyi serempak untuk menyelesaikan lagu itu.

"Aku hanya mengingatmu Ayah,

Jika aku tlah jauh darimu..." suara nyanyian serempak itu berakhir,diikuti tepuk tangan bergemuruh sebagai bentuk apresiasi pada sang Vokalis yang kini tengah membungkuk kan badan di atas panggung.

Alicia bahkan kini sudah duduk terisak karena betapa sepi dan nelangsanya hidup Nathan pemuda yatim piatu sebatang kara.

Tepat di belakang meja Alicia tampak seorang gadis cantik berjilbab ditemani seorang pria kekasihnya juga meneteskan air mata.

   " Pemuda tampan yang lembut hatinya" kata gadis itu dalam hati.