NovelToon NovelToon
Edward : Balada Dari Bukit Gloosween

Edward : Balada Dari Bukit Gloosween

Status: sedang berlangsung
Genre:Iblis / Epik Petualangan / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Akademi Sihir / Dendam Kesumat
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mr 18

Edward, seorang anak yatim piatu, tinggal di panti asuhan yang menjulang tinggi di puncak Bukit Gloosween.

Meski tidak memiliki mana yang mengalir didalam dirinya, Edward tidak pernah patah semangat untuk menjadi yang terbaik.

Setiap hari, ia belajar sihir dan beladiri dengan penuh semangat dari Kak Slivia dan Lucy, menemukan kebahagiaan dalam kehidupannya meskipun tidak memiliki mana.

Namun, kehidupan Edward tiba-tiba berubah saat desanya diserbu oleh pasukan Raja Iblis, yang menghancurkan segala yang ada di desa itu, termasuk Kakak Silva dan teman-temannya.

Peristiwa tragis ini tidak hanya mengubah nasibnya, tetapi juga membawa Edward ke dalam petualangan yang gelap dan penuh tantangan untuk membalas dendam dan menyelamatkan apa yang tersisa dari dunianya yang hancur.

Lalu bagaimana Edward menghadapi semua itu ? Tantangan apa yang menghadang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr 18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 25 Jamuan Makan Malam

Sore itu, setelah ujian tahap kedua usai dan tim kami berpisah, aku menunggu Kak Silvia dan Kak Lucy di depan gerbang kamp pelatihan.

Cahaya senja mulai memudar, memberikan suasana tenang yang kontras dengan hiruk pikuk latihan siang tadi. Aku merasa lega setelah ujian yang melelahkan dan siap untuk kembali ke panti asuhan bersama merekaaa.

Tak lama kemudian, aku melihat Maya dan Sarah berjalan mendekat. Mereka tampak penasaran dan sedikit gugup.

"Hei, Dik Edward!" sapa Maya dengan senyum ceria. "Kami ingin bertemu dengan Komandan Silvia dan Komandan Lucy. Ada yang ingin kami tanyakan."

"Oh, ada apa?" tanyaku, penasaran.

"Kami ingin tahu seperti apa komandan Silvia dan komandan Lucy di luar kamp pelatihan," jawab Sarah.

"Kau tau kemarin, kami dilatih oleh mereka, dan kami cuma melihatnya yang tegas dan tidak pandang bulu. Kami penasaran bagaimana mereka sebenarnya."

Aku tersenyum mendengar pertanyaan mereka. "Mereka memang sangat profesional saat di kamp pelatihan, tapi di luar, mereka bisa sangat berbeda."

Maya dan Sarah terlihat lebih tertarik. "Serius? Ceritakan lebih banyak!" desak Maya.

Sebelum aku sempat menjawab, terdengar suara langkah kaki mendekat. Kami menoleh dan melihat Kak Lucy dan Kak Silvia muncul dari balik gerbang dengan senyum lebar di wajah mereka.

"Hei, anak-anak!" sapa Kak Lucy dengan ramah. "Ada apa ini? Apa yang kalian bicarakan?

Saat kita berkumpul di area latihan, Kak Lucy dan Kak Silvia tiba-tiba muncul dengan senyum lebar.

"Kerja bagus, semuanya," kata Kak Silvia dengan suara yang tegas namun hangat. "Kami sangat bangga dengan pencapaian kalian."

Semua timku memberikan hormat. "Terima kasih, Komandan Silvia." Ucap kita serempak.

Aku memberikan senyuman. " Kak eh... Maksudku Komandan Silvia, kami sangat berterima kasih atas pelatihan har ini." Ucapku dengan ramah.

Kak Lucy tertawa. " Edward, kenapa kau sekarang menjadi Formal kepada kami?." Ejek Kak Lucy.

" Aku cuma mengikuti mereka yang memberikan hormat. " Ucapku sambil menunjuk ke arah tim ku.

Kak Silvia mengelus kepalaku."Kalian jika diluar Kamp pelatihan, jadi jangan terlalu formal denganku." Ucap kak Silvia.

Raut wajah Maya begitu senang. " Benarkah? Jadi apa boleh aku memanggil mu kakak juga?." Tanya Maya.

" Duh kamu ini jangan memanggil kakak, kita kan umurnya sama jadi langsung panggil nama saja. " Ucap kak Silvia dengan senyuman manisnya.

" Komandan, apa boleh kita memanggil mu dengan nama langsung?, kami merasa tidak enak dengan mu komandan." Ucap Sarah .

Kak Silvia tertawa kecil. "Ah, jadi itu yang membuat kalian penasaran? Jangan khawatir, kami tidak selalu sekeras itu. Di luar sini, kami juga tahu caranya bersenang-senang."

Kak Lucy menambahkan, "Kami hanya ingin kalian mendapatkan yang terbaik selama pelatihan. Tapi di luar, kami sama seperti kalian, suka bercanda dan menikmati waktu bersama."

Kak Lucy muncul dari belakang, membawa beberapa buku catatan. "Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanyanya dengan suara lembut tetapi penuh wibawa.

"Kami sedang berbicara tentang bagaimana kita harus bersikap di luar kamp," jawabku.

"Ah, benar sekali," kata Kak Lucy. "Hubungan kita tidak harus selalu formal. Yang penting adalah saling menghormati dan bekerja sama."

Sarah mengangguk antusias. "Kak Lucy, apakah itu berarti aku juga boleh memanggilmu Lucy?"

Kak Lucy tertawa kecil. "Tentu saja, Sarah, Aku lebih suka kalau kita semua merasa nyaman dan dekat satu sama lain. Di medan perang, kedekatan dan kepercayaan adalah kunci."

" Lucy bagaimana kau tau namaku? , bukanya kita belum saling kenal?" Ucap Sarah terkejut mendengar Kak Lucy mengetahui namanya.

" Tentulah aku mengetahui namamu, kau kan setim sama adikku tersayang ini, dan juga semua teman dia kita anggap sebagai keluarga sendiri." Ucapku Kak Lucy sambil memelukku erat.

"Betul," tambah Kak Silvia. "Kalian adalah timnya, dan seorang yang setim seperjuangan, aku harus mendukung adikku dan timnya seperti saudara."

Aku melihat ke arah timku dan merasakan kehangatan yang menyebar. "Kalian dengar itu? Kita adalah keluarga di sini. Tidak perlu ragu untuk saling mengandalkan."

Sarah tersenyum lebar dan mendekati Kak Lucy. "Terima kasih, Lucy. Aku merasa lebih baik sekarang."

"Bagus, Sarah," jawab Kak Lucy dengan lembut. "Ingatlah, kita semua di sini untuk belajar dan tumbuh bersama. Jika ada yang membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk meminta."

Kak Silvia kemudian menepuk pundakku. "Dan ingat, sebagai pemimpin, tugasmu adalah memastikan semua anggota tim merasa dihargai dan didengar."

"Siap, Kak Silvia!" jawabku dengan semangat.

Melihat reaksi Kak Silvia dan Kak Lucy yang santai, Maya dan Sarah tampak lega dan tersenyum. "Jadi kalian juga bisa bersantai dan bersenang-senang?" tanya Sarah.

"Tentu saja," jawab Kak Silvia dengan senyum hangat. "Sekarang, ayo kita kembali ke panti asuhan. Kalian bisa mendengar lebih banyak cerita di perjalanan."

"Kami punya kejutan untuk kalian," tambah Kak Lucy. "Kami mengundang kalian untuk makan malam bersama di panti asuhan sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras kalian."

"Maya, Sarah panggil anggota tim lainnya ajak mereka untuk bergabung dengan kita." Perintah Kak Lucy.

Tak lama kemudian, Kabar ini langsung disambut dengan sorakan dan tepuk tangan dari seluruh tim. Rasa lelah seketika terlupakan, digantikan oleh antusiasme dan kegembiraan.

Dengan suasana hati yang lebih ringan, kami pun berjalan keluar dari gerbang kamp pelatihan, siap untuk kembali ke panti asuhan dengan segudang cerita baru tentang Kak Silvia dan Kak Lucy.

Pakaian latihan yang kotor diganti dengan seragam bersih, dan senyum menghiasi wajah mereka yang masih berseri-seri karena adrenalin dari latihan.

Sesampainya di panti asuhan, kami disambut dengan sorakan dan tawa riang dari anak-anak panti yang berlarian menghampiri.

 Mereka berkumpul di sekitar kami, mata mereka penuh antusias dan rasa ingin tahu. Kak Silvia berdiri di samping kami, tersenyum bangga melihat bagaimana anak-anak langsung tertarik pada timku.

"Siapa mereka, Kak?" tanya Alex laki-laki kecil dengan rambut coklat , sambil menarik-narik lengan Kak Silvia.

"Kak Silvia, apakah mereka juga tentara seperti Kakak?" tambah Serly dengan mata besar yang bersinar.

Kak Silvia tertawa dan memperkenalkan timku satu per satu. "Ini pasti nya kalian tau kan? , dia pemimpin tim yang hebat dalam pertarungan dan bisa mengendalikan sihir . Ini Maya, yang selalu tenang dan penuh kasih sayang. Dan ini , Sarah seorang petarung yang sudah berpengalaman." Kak Silvia memperkenalkan semua anggota timku.

Anak-anak semakin bersemangat mendengar penjelasan itu. Sarah tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyapa mereka. "Hai semuanya, senang bertemu dengan kalian. Kami berharap bisa jadi teman kalian di sini."

Thomas Seorang anak laki-laki yang lebih kecil, mungkin berusia sekitar , mendekati Roland dan bertanya, "Apa Kakak benar-benar sudah bertarung dengan monster?"

Roland , dengan senyuman lembut, menjawab, "Ya, aku pernah bertarung dengan beberapa monster. Tapi yang paling penting adalah belajar bekerja sama dan melindungi satu sama lain."

Maya berlutut untuk berbicara dengan seorang gadis kecil yang terlihat sedikit malu-malu. "Siapa namamu, sayang?"

"Aku Serly ," jawab gadis itu pelan, sambil tersenyum malu.

"Senang bertemu denganmu, Serly . Kamu suka membantu di dapur?" tanya Mei Lin dengan lembut.

Serly mengangguk antusias. "Iya, Kak! Aku suka memasak."

"Bagus sekali! Kami akan memasak untuk pesta malam ini. Maukah kamu membantu kami?" tanya Maya.

Mata Lila berbinar dan dia mengangguk cepat. "Mau, Kak!"

Aku tersenyum melihat keakraban yang mulai terbentuk. "Ayo, teman-teman, kita ke dapur dan mulai memasak," kataku, mengajak semua anak-anak. Mereka berlari mengikuti kami dengan penuh semangat.

Di dapur, kami mulai bekerja sama. Anak-anak membantu memotong sayuran, mengaduk adonan, dan menyiapkan bahan-bahan untuk hidangan pesta. Suasana dapur penuh dengan tawa dan obrolan riang.

" Dik Edward, aku tidak menyangka kau bisa memasak." Ucap Maya.

Aku tersenyum. " Iya kak, aku dari dulu memang suka memasak." Ucapku

Tiba-tiba gadis kecil menghampiri Sarah "Kak, apa ini benar-benar sihir?" tanya Alice sambil memandangi Sarah yang sedang memotong sayuran dengan kecepatan luar biasa berkat bantuan sihir .

Sarah tertawa. "Bukan, ini hanya latihan dan sedikit trik. Tapi aku bisa menunjukkan beberapa sihir nanti."

Anak-anak bersorak gembira mendengar itu. Dengan semangat, kami melanjutkan persiapan, memastikan setiap hidangan sempurna untuk pesta malam ini.

Malam itu, di bawah langit yang cerah, kami semua berkumpul di halaman panti asuhan. Lampu-lampu kecil menggantung, memberikan cahaya hangat yang memancar di sekitar kami. Hidangan yang kami siapkan bersama menghiasi meja panjang, dan anak-anak duduk dengan penuh antusias.

"Terima kasih sudah membantu kami, anak-anak. Kalian semua luar biasa," kata Maya sambil membagikan piring-piring berisi makanan.

Di ruang makan utama, meja sudah dipenuhi dengan hidangan lezat. Aroma makanan yang menggugah selera memenuhi ruangan, membuat perut mereka yang kosong berkeroncong. Kak Lucy dan Kak Silvia berdiri di ujung meja, siap memberikan pidato singkat.

"Semuanya ," mulai Kak Silvia, "apa yang kalian capai hari ini luar biasa. Latihan ini tidak hanya menguji keterampilan individu kalian, tetapi juga kemampuan kalian untuk bekerja sama sebagai satu kesatuan."

"Kalian telah menunjukkan bahwa dengan kebersamaan, tidak ada tantangan yang terlalu besar untuk dihadapi," lanjut Kak Lucy. "Ini adalah langkah besar menuju misi-misi yang lebih besar di masa depan."

Kita semua duduk, dan makan malam pun dimulai. Aku duduk di antara rekan-rekannya, merasakan kehangatan dan kebersamaan yang begitu kental.

Selama makan malam, kita berbagi cerita dan pengalaman dari latihan. Gelak tawa dan canda tawa memenuhi ruangan saat mereka mengenang momen-momen sulit dan lucu yang mereka hadapi bersama.

"Hei, ingat waktu Roland menginjak pegas pengaktif ?" Ucap Simon sambil tertawa.

"Oh, ya!" seru Ryan. "Kita semua sibuk mencari jalan keluar dari tempat itu, dan tiba-tiba Roland mengaktifkan alarm pernjaan, kau tau ketika itu sangat panik sekali!" Lanjut Ryan.

Roland tersenyum malu-malu, namun ikut tertawa. "Hei, setidaknya sekarang kita tahu kita berhasil mengambil artefak ," katanya, mencoba membela diri.

"Kau benar, tapi kalau kau tidak menginjak ya kita jadi lebih mudah buat kabur." tambahku sambil tertawa. "Hanya saja, mungkin kau harus memastikan lingkungan sekitarmu sebelum menjadi ketua tim."

Semua orang tertawa lebih keras, dan suasana semakin hangat dan akrab. Aku melihat sekeliling, merasa terhubung lebih dalam dengan timnya.

Momen ini adalah lebih dari sekedar makan malam; ini adalah perayaan kebersamaan dan kerja keras kita. Aku tertawa bersama mereka, merasakan beban dan stres dari latihan perlahan memudar.

Setelah makan malam, Kak Lucy dan Kak Silvia mengajak mereka semua untuk refleksi singkat tentang apa yang telah mereka pelajari dari latihan ini.

Mereka berdiskusi tentang strategi yang berhasil, tantangan yang dihadapi, dan bagaimana mereka dapat meningkatkan diri untuk misi-misi berikutnya.

"Malam ini bukan hanya tentang makan bersama," kata Kak Silvia dengan serius. "Ini adalah tentang memahami bahwa kalian tidak sendiri. Kalian adalah tim, dan dengan bekerja bersama, kalian dapat mengatasi apa pun."

Aku mengangguk setuju, merasa semangat tim mengalir dalam diriku. Malam itu diakhiri dengan rasa syukur dan kebersamaan yang mendalam.

Aku merasa semakin dekat dengan timnya dan lebih percaya diri untuk menghadapi tantangan-tantangan berikutnya bersama-sama.

Perayaan ini telah memperkuat ikatan kita, membuat kita siap untuk apa pun yang akan datang.

1
Lhe
sukaaa banget
夢見る者
hmm, mayan sih
Darkness zero
up nya lama sekalinya up langsung belasan chapter
Muhammad Rama: Sory bang lama up nya/Frown/, gw juga ada kesibukan jadi nggak bisa up sehari langsung belasan/Sob/, sabar bang pasti up kok setiap hari
total 1 replies
Ulin Nuha
menarik
Gundaro
Total likenya kok janggal? like 151 tapi gak ada komentar, apakah author ngebom like?
wondervilz`
Jangan lupa mampir di karyaku yg berjudul , Life saver the series system
☠𝐀⃝🥀🍾⃝🄿🅁🄸🄳🄴🃏
lanjut Thor!!/Determined//Determined/
Muhammad Rama: Siap /Hey/
total 1 replies
☠𝐀⃝🥀🍾⃝🄿🅁🄸🄳🄴🃏
dah mampir nih/Determined//Slight/
Muhammad Rama: Tanks kak
total 1 replies
☠𝐀⃝🥀🍾⃝🄿🅁🄸🄳🄴🃏
1 /Rose/+ 1 iklan untukmu thor/Determined//Determined/
Muhammad Rama: Oke /Joyful/
☠𝐀⃝🥀🍾⃝🄿🅁🄸🄳🄴🃏: saling² membantu kakak ~/Proud/
total 3 replies
Hudan Nafil
Thor, jaga kesehatan ya? Jangan terus nulis sampe lupa makan dan ridur
Fawwas Tholib
Selalu berkarya thor
Dirhan Saputra
Tetap up bang
Amir Syamlan
Thor jangan lupa istirahat 😂
Ahmad Faldi
Semangat berkarya kak👍
hide my smile
up lah buset
hide my smile: wkwkkwkkk🗿🗿🗿
Muhammad Rama: Sabar bang, gue insyaallah pasti up tapi sehari sekali🤣
total 2 replies
Taru
Sippp mulai seru nih
Taru
Seru banget bang, tolong terus UP gw pasti nungguin setiap hari. /Tongue/
Taru
Hmmm menarik 😜
꧁གMSHKཁ꧂
Bagus banget 😍, pembawaan ceritanya bagus banget, seakan-akan kita jadi edward
꧁གMSHKཁ꧂
Kasihan banget Edward 😭 padahal dia sudah berharap banget dapat kekuatan. Dasar Destrover sialan😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!