My Mysterious Husband

Setibanya di atap gedung hotel mewah tersebut, Jave mulai mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kota Eastas. Ia terus mengulanginya hingga menguras sebagian energinya. Namun, bagaimanapun ia berusaha mendeteksinya, tak ada jejak apapun mengenai keberadaan Ailyn.

" Sial ! sial ! "

Jave mulai merasa putus asa, ia terduduk lemas karena merasa gagal melindungi calon mempelai wanitanya tersebut.

Namun ditengah keputus asaan nya, ia mengingat sesuatu. Segera ia mengambil Arloji dari dalam saku celananya. Perasaan nya kembali gusar, kali ini ia harus benar-benar mengambil keputusan.

...----------------...

" Lepaskan ! apa mau kalian baj*ngan bre*gs*k !"

Terdengar umpatan Ailyn yang menyulut emosional para bandit bayaran yang diutus oleh bibi Maye.

" Diam kau cerewet ! " bentak salah satu bandit, mulai membungkam mulut Ailyn dengan lakban.

" Mmmphhhh.. mmph !! "

Kali ini Ailyn tidak lagi bersuara, namun ia masih berusaha melepaskan diri dari ikatan tali yang begitu kuat terlilit di bagian kaki dan tangannya.

BRUUUMMMM..!!

Mobil van berwarna hitam itu melaju dengan kecepatan tinggi. Menuju ke arah perbukitan diluar kota Eastas. Rencananya, para bandit bayaran itu akan melancarkan aksinya di daerah tersebut karena jarang penduduk yang tinggal disekitarnya.

Sesuai perintah bibi Maye, mereka harus menghilangkan nyawa Ailyn tanpa meninggalkan jejak sama sekali.

Brak !!

Seketika pintu mobil van hitam itu terbuka. Dengan kasar para bandit yang berjumlah empat orang tersebut menyeret tubuh Ailyn yang masih berbalut gaun pernikahan.

Gaun yang asalnya berwarna putih, dengan sekejap berubah menjadi kecoklatan karna bergesekan dengan tanah.

Dengan kasar mereka melepas ikatan dari tangan dan kaki Ailyn, tak lupa juga dengan lakban yang menempel di area mulut gadis jelita tersebut.

Kaki dan tangan Ailyn dipenuhi dengan guratan-guratan merah disertai lecet, membuat gadis jelita itu meringis menahan perih.

" Haha, sekarang saat nya kita berpesta !! " seru salah satu bandit berbadan besar kepada rekannya yang lain.

" Sebentar , apa tidak sebaiknya kita bermain sebentar dengan nona cantik ini? " ucap bandit bertubuh kurus memprovokasi.

" Ide bagus !"

Bandit bertubuh besar mulai mendekat ke arah Ailyn, ia mulai menyentuh bibir ranum milik gadis jelita tersebut.

" AAARRGGGH !!!!"

Ailyn yang tidak ingin dirinya ternodai, menggigit dengan sekuat tenaga tangan si bandit bertubuh besar hingga meneteskan banyak cairan darah.

Karena kesakitan, si bandit mendorong tubuh Ailyn untuk menjauh darinya. Ketiga bandit lainnya segera menghampiri si bandit bertubuh besar dengan panik.

Dirasa ada kesempatan untuk melarikan diri, Ailyn pun segera bangkit kemudian berlari sekencang- kencangnya menjauh dari para bandit mes*m itu.

" Apa yang kalian lakukan ? kejar dia bodoh !!" bentak si bandit besar, setelah menyadari sanderanya telah menghilang.

Srek.. Srek.. Srek..

Ailyn berlari tak tentu arah tanpa alas kaki. Rasa sakit dan perih akibat goresan ranting yang tajam, tak dihiraukannya. Karena ia begitu ketakutan jika tertangkap oleh para bandit itu.

Daerah perbukitan yang terjal dan curam, membuatnya otot tubuhnya bersusah payah melintasinya.

" Hhh.. dimana ini, aku lelah" gumam Ailyn dengan nafas terengah

Ia bersembunyi dibalik pohon besar, mulutnya terasa getir, bekas darah si bandit besar. Dengan jijik, ia menghilangkan bekas darah diarea mulutnya dengan gaun yang dipakainya.

" Itu dia ! "

Terdengar sayup-sayup suara para bandit yang mulai berlari kearahnya.

Ailyn kembali berlari menjauh dari para bandit, semakin lama ia berlari, semakin terkuras pula energi tubuhnya.

 Brugh !

Karena hilang fokus akibat kelelahan, kaki gadis jelita itu tak sengaja tersangkut akar pohon yang timbul dipermukaan tanah. Membuatnya jatuh tersungkur.

" Mau lari kemana lagi nona? kali ini kau tidak bisa kemana-mana ! " seru salah satu bandit mulai berjalan mendekatinya.

" Mari kita negoisasi, kalian perlu uang kan? Aku punya banyak uang ! "

Ailyn beranjak sembari memundurkan beberapa langkah kebelakang, tanpa menyadari adanya jurang yang cukup terjal.

" Hahaha ! lebih baik kau menyerah nona, kami sudah dapat penawaran lebih bagus !" ejek salah satu bandit menertawainya.

" Katakan ! siapa yang mengutus kalian ?!" Ailyn semakin memundurkan langkah ke belakang.

" Kau tidak perlu tahu nona !"

Dengan kasar, salah satu bandit mencengkeram pergelangan tangan Ailyn. Gadis jelita itu meronta sekuat tenaga hingga tangannya terbebas dari cengkeraman bandit itu.

Karena kesal, si bandit dengan kencang mendorong tubuh gadis jelita dihadapannya itu. Seketika tubuh Ailyn terhempas terjun bebas hingga kedasar jurang yang curam itu.

" Arrgh ! kau bodoh ! bahkan kita belum merasakan nona itu ! " sesal rekan si pria bandit kepada kawannya.

" Ah , sudahlah ! pasti dia sudah mati, tugas kita sudah selesai, ayo kita ambil imbalannya !"

Merekapun bergegas meninggalkan lokasi kejadian, kembali memasuki mobil van hitam. Kemudian melaju dengan kencang meninggalkan area perbukitan tersebut.

...----------------...

" Ku mohon.. bawalah ketempat nya berada !"

Jave berharap cemas, sembari memutar sedikit arlojinya. Sebuah keputusan yang begitu berat untuk menggunakan kekuatan dari arloji tersebut. Yang berarti ia tidak akan bisa kembali ke dimensi tempat asalnya.

Namun, yang terpenting sekarang adalah nyawa dari gadis jelita yang mulai dicintainya itu.

Krek.. Krek.. Krek .. (suara retakan)

Seketika arloji yang dipegangnya itu mulai bereaksi. Kini retakannya semakin dalam, jarum jam yang tadinya diam, kini berputar dengan kencang. Diiringi timbulnya cahaya kebiruan yang menyala. Dengan cepat Jave menyentuh cahaya tersebut.

ZINGGGG !

Seketika Jave menghilang bersama dengan arloji yang dipegangnya.

Sruk !

Kali ini pendaratannya lebih menyakitkan dari awal pertama kali ia tiba di kebun belakang kediaman Ailyn sebelumnya. Kini ia terduduk di samping bebatuan terjal, dengan rimbunan tanaman liar disekitarnya.

" Ailyn ! "

Dengan masih mengenakan setelan jas pengantinnya. Ia mencoba memanggil gadis jelita tersebut. Kedua tangannya sibuk menyibak dedaunan dari tanaman liar yang menghalangi jalannya.

Hingga, tak jauh beberapa meter dari tempatnya berdiri, dibalik bebatuan terlihat kain yang kini sudah berwarna kecoklatan, bergerak perlahan diterpa angin. Dengan tergesa Jave menghampiri bebatuan tersebut.

Namun, langkahnya seketika terhenti setelah melihat sesuatu yang begitu mengenaskan.

Gadis jelita yang ada dihadapannya itu terkulai lemah dengan sekujur tubuhnya yang penuh luka. Wajah cantik yang membuatnya tertarik itu berlumuran darah akibat benturan batu yang cukup keras di bagian kepalanya.

Menyadari kehadiran pria yang dicintainya, gadis jelita yang sudah sekarat itu masih berusaha menyambut calon suaminya sembari terseyum lemah.

" Ja..ve.. "

Suaranya terdengar serak dan lirih, membuat hati Jave menjadi hancur. Jave yang sudah berada disampingnya, langsung membuka jas untuk menutupi area atas bagian tubuh ailyn yang lumayan terbuka karena robek.

Ia menyentuh wajah yang berlumuran darah itu, menatapnya dengan penuh kesedihan. Netra grey yang indah itu perlahan mulai terpejam.

Jave yang tidak ingin kehilangannya, dengan sekejap memejamkan mata, ia sangat terfokus untuk mengumpulkan heal energi nya.

Kali ini butuh energi yang sangat besar untuk menyelamatkan nyawa gadis yang semakin dicintainya itu.

SRINGG..!

Seketika cahaya putih yang begitu terang benderang, menerangi area perbukitan tersebut.

Namun hanya dalam beberapa detik, cahaya tersebut kembali meredup di iringi energi Jave yang kian melemah.