Kematian sang kekasih membuat Anna memutuskan untuk mengasingkan dirinya di tempat yang sangat jauh dari negaranya. Ia berdiri di ujung tebing curam sambil melihat ke dalam lembah itu tanpa rasa takut sedikitpun.
Sepasang kekasih yang sedang melakukan selfie menangkap gambar Anna sebagai background dari foto mereka karena berada di seberang di tempat mereka melakukan selfie.
Yang menyadari keberadaan Agatha hanya pria tampan sedangkan kekasihnya tidak. Pria tampan yang bernama Wira itu membalikkan tubuhnya untuk memastikan apa yang dilihat di kameranya bukan mahluk jadi-jadian.
Namun sang gadis berjalan pulang kembali ke villanya dan sempat terlihat oleh Wira yang begitu penasaran dengan Anna.
Siapa sebenarnya Anna? mengapa dia selalu mendatangi tebing curam itu? apakah Wira rela meninggalkan kekasihnya demi mencari siapa sosok Anna yang telah mencuri perhatiannya?
"Ayo kita ikuti bagaimana pertemuan Wira dan Anna selanjutnya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Suami Baru
Tidak terasa waktu terus bergulir meninggalkan sejumlah kisah manis yang diukir indah oleh pengantin lama terasa baru ini.
Enam bulan kebersamaan keduanya hingga membuahkan calon janin yang kini tumbuh kembang dirahimnya Anna.
Usia kehamilan Anna sudah memasuki bulan ketiga. Wanita dewasa ini terlihat sangat berhati-hati menjaga kehamilannya dengan sering mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi.
Sementara itu sang suami sudah siap kembali ke perusahaannya setelah memastikan rumah sakit yang dikelola sebelumnya sudah berkembang pesat tanpa bantuan dana dari tuan Husni, ayah kandungnya Vini.
Zidan datang lagi ke perusahaannya dengan didampingi oleh istrinya pertama kalinya. Ibunya nyonya Eni siap memperkenalkan lagi putranya pada para pemegang saham dan juga stafnya yang ada di perusahaan milik putranya itu.
Walaupun kabar tentang kembalinya sang bos santer terdengar, namun mereka belum mengetahui hal yang sebenarnya bahwa wajah bos mereka sudah berubah atau berganti wajah dengan orang lain.
"Zidan. Apakah mama akan menerimaku nanti?" tanya Anna terlihat gugup karena hubungannya dengan ibu mertuanya itu tidak akur sejak kecelakaan yang menimpa Zidan.
"Tenang saja sayang...! Mama tidak akan memusuhi mu karena aku sudah kembali kepada kalian. Dan dia pasti sangat bahagia ketika mengetahui kamu hamil cucunya," hibur Zidan.
"Apakah benar yang kamu katakan, Zidan?"
"Berdoa saja hal yang baik dan jauhkan pikiran buruk karena kamu sedang hamil muda," hibur Zidan.
"Bismillahirrahmanirrahim...!" Ucap Anna saat melangkah masuk ke dalam lobi perusahaan suaminya disaksikan oleh banyak staf yang juga mengenal Anna.
"Lho...! Bukankah itu nona Anna? Tapi, siapa pria yang digandengnya? Apakah nona Anna sengaja datang kesini untuk memperkenalkan suami barunya?" desis salah satu staf senior.
"ya Allah. Nona Anna kok nekat banget bawa suami barunya di saat tuan Zidan akan datang hari ini untuk pertama kalinya di perusahaannya," timpal yang lainnya.
"Sepertinya hari ini akan ada perang dunia ketiga antara mantan menantu vs mertua," sindir yang lain ketika Anna dan Zidan melewati mereka masuk ke dalam lift.
"Tapi, bukankah itu dokter Wira yang pernah menangani nyonya Eni saat mengalami depresi?"
"Benarkah? Wah...makin tambah seru ini drama keluarga," sambung yang lainnya.
Pertukaran suara diantara para staf itu makin heboh. Sementara itu sekertaris nyonya Eni yang sudah tahu kisah operasi wajah Zidan menyambut pasangan suami istri itu ketika memasuki aula pertemuan di mana para staf perusahaan itu sudah berkumpul.
"Lho...! Kenapa yang datang malah nona Anna dan suami barunya?" desas-desus diantara mereka mulai kembali memenuhi ruangan tersebut.
"Iya ya. Lantas di mana tuan Zidan? kenapa belum datang juga?"
Pertanyaan demi pertanyaan diantara mereka akhirnya terbungkam di mana Zidan mencium kedua pipi ibu kandungnya lalu memeluknya penuh rasa sayang. Para staf makin dibuat bingung dengan adegan demi adegan yang mereka lihat hingga suasana di ruangan itu makin heboh.
"Mama. Akhirnya Anna hamil cucu mama. Sekarang sudah jalan tiga bulan," ucap Zidan basa basi walaupun ibunya sudah mengetahuinya.
Anna menyalami ibu mertuanya yang masih belum bisa memaafkan dirinya namun sebisa mungkin terlihat bersahabat di depan para staf agar pencitraan dirinya terkesan baik. Ia hanya ingin dipuji sebagai ibu mertua penyayang.
"Aku menerimamu karena cucuku bukan karena kamu, ingat itu!" tegas nyonya Eni saat keduanya cipika-cipiki.
"Terimakasih mama," singkat Anna tetap tersenyum walaupun hatinya sangat sakit mendengar ucapan pedas ibu mertuanya.
Sekertaris Ayu menuju podium untuk meredam suasana heboh di aula itu agar kembali kondusif.
"Assalamualaikum teman-teman semuanya untuk kembali duduk di tempat kalian masing-masing karena sesaat lagi nyonya Eni akan menyambut kembalinya CEO perusahaan ini yang tidak lain adalah tuan Zidan setelah sekian lama menghilang karena kecelakaan yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Untuk waktu dan tempat, saya persilahkan nyonya Eni memberikan sambutannya," ucap sekertaris Ayu.
Nyonya Eni berdiri di podium dan memberikan salam pembuka lalu menceritakan bagaimana kisah putranya Zidan yang pada akhirnya kembali lagi ditengah mereka pada sejumlah pemegang saham dan para stafnya.
"Jika saat ini kalian merasa kalau putraku tidak ada di tengah kita saat ini, kalian salah. Putraku sudah berada di sini bersama istrinya Hana. Karena kecelakaan itu, wajah putraku harus dioperasi dan diganti dengan wajah orang lain yang saat itu sudah berada diambang kematiannya karena sakit dideritanya.
Semoga Allah melapangkan kuburnya dan diterima amal ibadahnya, aamiin. Ini dia putraku, Zidan. Sayang ke sini nak...!" pinta nyonya Eni pada Zidan yang langsung menghampiri ibunya.
"Astaghfirullah halaziiim. Jadi, dari tadi kita sudah salah sangka pada nona Hanna. Rupanya suaminya masih tetap sama yaitu tuan Zidan yang sekarang tampil dengan wajah baru," ucap salah satu staf disambut oleh komentar yang lainnya yang sangat menyesal sudah berprasangka buruk pada Anna.
Kini giliran Zidan selaku CEO sekaligus pemilik perusahaan itu yang memberi sambutannya dengan salam dan dikuti pertanyaan kabar stafnya semua.
"Mohon maaf sudah membiarkan kalian berprasangka buruk pada istriku karena ketidaktahuan kalian selama hilangnya aku. Aku tetaplah Zidan. Pimpinan kalian. Terimakasih sudah menjaga perusahaan ini bersama dengan mamaku tercinta.
Setelah melihat laporan keuangan perusahaan ini, aku sangat puas dengan kinerja kalian. Insya Allah bonus akhir tahun ini akan dinaikkan 50 persen dari tahun sebelumnya," ucap Zidan sebagai bentuk apresiasinya pada para stafnya.
"Selamat datang tuan Zidan. Kami sangat merindukan anda tuan," seru staf pria yang begitu antusias menyambut kedatangan Zidan.
"Aku harap berita kedatangan ku kembali ke perusahaan ini tidak dipublikasikan ke media karena banyak hal yang berhubungan dengan birokrasi yang belum saya urus karena saat ini istri saya sedang mengandung anak pertama kami. Mohon doanya agar proses kehamilan istri saya berjalan lancar hingga menjelang persalinan," ucap Zidan penuh semangat.
Semuanya menyambut kabar baik itu dengan penuh sukacita. Namun ada saja pengkhianat diantara para staf itu yang sedang merekam Zidan saat memberi sambutan itu.
Padahal sebelumnya sudah diingatkan oleh sekertaris Ayu agar para staf itu tidak membawa ponsel mereka ke dalam aula pertemuan itu.
Ditempat yang berbeda, Vini sedang membuka notifikasi pesan dari mata-matanya yang bekerja di perusahaan itu. Ia tersenyum puas saat mendengar sambutan Zidan, pria yang sangat ia cintai itu.
"Akhirnya aku bisa mendapatkanmu dengan Vidio rekaman ini. Jika kamu tidak menikahiku, maka kamu akan tahu akibatnya Wira karena aku tidak suka ditolak setelah aku berhasil mendapatkan kamu dengan susah payah," ucap Vini lalu mentransfer sejumlah uang pada informannya karena sudah memberikan berita bagus untuknya.
Tanpa diduga oleh pengkhianat itu, salah seorang satpam yang sedang mengawasi tindak tanduk staff di aula itu melalui cctv mendatangi aula tersebut dan diam-diam menghampiri pengkhianat itu.
"Berikan ponselmu, nona!" titah satpam itu masih bersikap tenang namun tegas dalam intonasi kalimatnya.
memang cinta itu buta bisa membuat orang jadi jahat ataupun sebaliknya menjadi lebih baik.
dan kamu Zidan lebih baik cepat berterus terang kepada anna