Apakah perjalanan kisah Zeva dan Askara kembali berlanjut setelah 6 tahun berpisah. Pertemuan keduanya di rumah sakit yang sama. Zeva yang sudah menjadi Dokter muda beberapa bulan di rumah sakit dan tidak lama Askara yang tiba-tiba bergabung di rumah sakit yang sama sebagai senior.
Kecanggungan pertemuan keduanya. Karena masa lalu yang mereka alami bersama. Kasus kematian model terkenal. Membuat keduanya kembali dekat. Askara yang mengetahui kelemahan Zeva sebagai seorang Dokter yang ternyata memiliki ketakutan dan bukan seperti seorang Dokter pada umumnya. Askara yang tetap mendampingi Zeva sebagai senior dalam profesional pekerjaan.
Namun kedekatan keduanya tidak lepas dari dari rasa sakit hati Zeva yang merasa di permainkan dan tidak ingin terjebak dengan masalah hati dengan pria yang sama untuk kedua kalinya.
Bagaimana hubungan mereka selanjutnya?
Bagaimana Askara yang menyembuhkan luka yang pernah di berikannya pada wanita yang dulu pernah mengisi hari-hari nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16 Zeva yang di salahkan.
Zeva dan Chiko yang sedang berada di dalam mobil yang sama-sama duduk di depan dengan Chiko yang Happy.
"Chiko kenapa tidak mama kamu saja menjemput kamu?" tanya Zeva.
"Mama Laras maksudnya?" tanya Chiko.
"Memang kamu punya mama selain dia?" tanya Zeva.
"Selama ini Chiko memang tidak memiliki mama dan baru saja memiliki mama dan itu mama Laras. Itu juga baru 2 hari," ucap Chiko dengan jujur
"Maksud kamu bagaimana?"
"Kamu selama ini tidak mempunyai mama dan mama Laras baru menjadi mama kamu selama 2 hari?" Zeva bener-bener sangat bingung dengan pernyataan dari Chiko.
"Chiko juga tidak mengerti. Tante tanya saja sama papa," jawab Chiko yang tidak bisa menjelaskannya.
"Laras baru menjadi ibunya dua hari yang lalu. Bagaimana mungkin. Dia saja sudah sebesar ini," batin Zeva dengan penuh kebingungan.
"Tante kenapa ingin tahu sekali tentang hal itu?" tanya Chiko.
"Tidak apa-apa," jawab Zeva dengan tersenyum datar.
Zeva mengantarkan Chiko kerumah Askara yang akhirnya memasuki pekarangan rumah Askara.
"Jadi Dokter Askara masih tinggal di rumah Tante Astuti!" batin Zeva yang pasti mengingat tempat tersebut. Lebih dari sekali Askara mengajaknya kerumah tersebut.
"Hore akhirnya sampai," ucap Chiko yang langsung turun dari mobil dengan buru-buru.
"Chiko pelan-pelan!" tegur Zeva yang baru menyadari Chiko keluar terlebih dahulu. Karena dirinya asyik melamun.
Kebiasaan Chiko yang lari-lari akhirnya tersandung yang membuat Chiko jatuh dengan kedua lututnya menyentuh tanah yang di lapisi dengan batu-batu bulat
"Chiko!" ucap Zeva kaget.
"Ya ampun, bandel sih," lirih Zeva yang panik dan langsung buru-buru keluar dari mobil dengan membuka sabuk pengamannya.
"Eeeeeee!" Chiko yang terluka menangis kesakitan.
"Astaga Chiko!" Laras yang tiba-tiba keluar rumah dan melihat Chiko yang terjatuh membuat Laras langsung berlari menghampiri Chiko.
"Ya ampun Chiko!" Laras langsung berjongkok membantu Chiko berdiri dan kemudian Zeva datang yang membuat Laras kaget.
"Kamu! kenapa kamu ada di sini?" tanya Laras ketus
"Aku tadi menjemput Chiko ke sekolah, Dokter Askara yang menyuruhku juga menyuruhku mengantar Chiko pulang ke rumah" jawab Zeva.
"Askara menyuruhnya apa-apaan ini," batin Laras.
"Mama sakit," keluh Chiko yang merengek.
"Yang mana yang sakit sayang?" tanya Laras dengan wajah paniknya.
"Ini mah!" Chiko menunjukkan luka di lututnya dan juga di sikunya.
"Chiko biar Tante lihat lukanya," sahut Zeva yang turut cemas dan ingin memegang tangan Chiko. Namun, Laras langsung menepis tangan Zeva yang membuat Zeva kaget.
"Ini semua gara-gara kamu!" Laras langsung menyalahkan Zeva.
"Baru saja kamu menjemput Chiko sekali dan ini yang terjadi. Kamu sengaja ingin menyakiti anak saya hah!" tuduh Laras dengan wajah garangnya.
"Apa maksud kamu? Aku tidak mungkin ingin mencelakai Chiko, aku juga tidak tahu, kalau akan seperti ini kejadiannya," bantah Zeva.
"Tapi ini buktinya, kamu puas melihat semua ini hah!" tegas Laras.
"Chiko berlari buru-buru keluar dari mobil dan dia terjatuh karena buru-buru. Aku aku masih berada di dalam mobil dan tidak sempat menghentikannya" Zeva berusaha mencari pembelaan dan menjelaskan kronologi yang sebenarnya terjadi.
"Alasan saja!" sahut Laras yang tidak mau mendengar Zeva.
"Kamu itu benar-benar red flag. Bisa-bisanya dalam keadaan seperti ini kamu malah menyalahkan anak kecil. Di mana-mana Kamu yang salah. Karena sudah ceroboh. Kamu itu keterlaluan," Laras yang benar-benar mengambil kesempatan untuk menyalahkan Zeva.
"Bukan seperti itu maksudku!" sahut Zeva
"Sudahlah!" Laras mengangkat tangannya menyuruh Zeva stop untuk bicara.
"Sebaiknya kamu pergi dari sini di jangan pernah menyentuh anak saya. Kamu tidak pernah sadar ya Zeva. Apa yang kamu harapkan lagi hah! Kamu sengaja mendekati Askara lagi dan sekarang ingin mendekati anak saya hah! Kamu belum bisa melupakan Askara iya! Jika dulu kamu masih anak-anak dan masih keras kepala untuk dikasih tahu. Tetapi sekarang kamu sudah dewasa dan seharusnya kamu punya harga diri dan rasa malu," maki Laras yang mengeluarkan kata-kata pedasnya yang membuat Zeva terdiam dan tidak bisa berkutik lagi.
Zeva diam terpaku dengan hati yang sakit saat mulut Laras terus mengeluarkan kata-kata pedas untuknya. Dia seolah perempuan tidak punya harga diri dengan posisi yang seolah mengejar laki-laki milik orang lain.
Hal ini juga pernah terjadi pada Zeva dan sama Laras yang mengatakan hal itu. Tatapan mata Laras yang sangat tajam dan terlihat sangat membenci dirinya membuat air mata Zeva masih tetap tertahan yang tidak ingin lemah.
"Kamu itu harus sadar kamu siapa dan sebaiknya kamu mencari laki-laki lain daripada kamu harus tetap ingin dengan pria yang sudah.......
"Sudah apa....." tiba-tiba terdengar suara lantang saat Laras berbicara terus. Laras melihat ke arah suara tersebut yang ternyata Askara.
Mata Zeva yang sejak tadi bergenang akhirnya mengeluarkan air mata dan langsung dihapus dengan cepat. Sebelum ada yang melihatnya menangis dan terlihat lemah.
"Askara!" lirih Laras yang tidak menduga jika Askara akan datang. Askara dengan wajah dingin langsung menghampiri Laras dan Zeva
"Apa yang kamu bicarakan di depan Chiko. Kamu teriak-teriak dan mengatakan hal yang tidak-tidak!" tegur Askara dengan menekan suaranya.
"Askara aku bicara seperti itu. Biar lain kali dia bisa hati-hati jika sudah diberikan tanggung jawab. Kamu lihat apa yang dilakukan wanita ini dia melukai Chiko. Dia sengaja melakukannya dan sangat ceroboh," Laras kembali menyalahkan Zeva.
"Aku tidak sengaja melakukannya," sahut Zeva membela diri yang kembali tegar.
"Alah sudahlah, kamu memang sangat pintar bersandiwara agar orang kasihan kepadamu," sahut Laras.
"Cukup Laras!" bentak Askara.
"Aku permisi! Maaf sudah membuat kekacauan. Aku tidak bermaksud apa-apa," ucap Zeva yang memilih untuk pergi.
"Zeva tunggu!" Askara menahan tangan Zeva.
"Apa-apaan sih Askara!" batin Laras yang pasti dongkol dengan melihat hal itu.
"Lepaskan aku!" Zeva melepaskan tangannya dan langsung pergi.
"Zeva!" panggil Askara.
"Chiko, Chiko sebaiknya masuk!" titah Askara.
"Iya pah," sahut Chiko menurut dan langsung masuk ke dalam rumah
"Aku sudah memperingatkan mu berkali-kali!" tegas Askara dengan menunjuk tempat di wajah Laras dan langsung pergi menyusul Zeva.
"Argggg sial!" umpat Laras.
Zeva yang berlari keluar dari pagar dan tidak menggunakan mobil karena dia ke rumah Askara menggunakan mobil Askara. Jadi Zeva yang menyetop Taxi untuk pergi dari tempat itu.
"Zeva!" panggil Askara yang akhirnya berhasil mengejar Zeva ingin memasuki mobil. Namun Askara menutup pintu mobil itu.
"Dokter apa-apaan!" kesal Zeva yang sejak tadi menahan diri.
"Laras belum menyelesaikan kalimatnya dan kamu sudah pergi. Paling tidak kamu harus dengan jelas mendengar semuanya," tegas Askara
"Aku tidak peduli mau kalimat seperti apa yang ingin dilanjutkannya. Aku tidak ada urusan sama sekali dengan kalian ber -2. Jika Dokter tidak ingin kejadian ini terulang lagi. Tidak ingin Chiko jatuh dan terluka. Jadi jangan melibatkan ku atas urusan anak kalian berdua," tegas Zeva.
"Zeva!"
"Aku harus kembali ke rumah sakit," tegas Zeva yang kembali membuka pintu taxi dan langsung pergi. Askara juga tidak mencegahnya lagi.
"Kamu tidak pernah ingin mendengarkan dan mencari tahu apa yang benar. Kamu selalu saja hanya fokus pada satu kalimat yang belum tentu nyata," batin Askara yang melihat kepergian Zeva yang semakin jauh
Bersambung
ish ish ish ish dasar ular
Aska juga pengecut udah dikasih beberapa kali kesempatan masih aja gak mau jujur
Rora apalagi,kalau mau nikah ya tinggal kawin aja
laki laki kan banyak,gak cuma Aksa doang wkwkwk
belakang rumah gue ada kambing jantan kalau Rora mau
sini,,, ,Gue kasih hihihi
kambing bau lagi,gak pernah mandi
kayak kamu Rora,bau...dan hatimu busuk kayak bangkai🤪🤪
tetap semangat berkarya 💪💪
Semoga Zeva jika selamat hilang ingatan
Jika meninggal ,semoga keluarganya gila
🤭🤭🙈🙈
terimakasih 🙏🙏
ish ish ish.. innalilahi buat Zeva
semoga kamu tenang disana
daripada kamu hidup tadi cobaan datang bertubi-tubi
gak usah koma,langsung aja bikin Zeva meninggal dunia lalu Askara n Rora bahagia selamanya
Amin 😜😜
atau dia memang punya rencana untuk menjebak Aska
Inilah hasil didikan Risya n Arga
Anak tak tau diri, munafik,gila ,dia terobsesi pada Aska
Rora yg selalu kau dahulukan
dan Zeva yg selalu kau biarkan
orang tua yg salah ...semua ini karena kalian...Risya n Arga
lihatlah sendiri, sekarang mau dpa kalian untuk memperbaiki masalah ini
kalian benar benar kejam🤬