Dokter'S Romantic
Rumah sakit Cipta karya.
liu Liu Liu Liu Liu Liu Liu Liu Liu Liu Liu Liu Liu
Suara sirene ambulance yang terdengar kuat dan dari kejauhan yang sejak tadi terdengar yang berhenti di depan rumah sakit
2 Dokter muda yang langsung buru-buru berlari yang di dampingi Suster dengan mendorong tempat tidur pasien.
"Ayo cepat!" titah Dokter pria yang terlihat panik.
Mobil ambulan di buka dan keluar beberapa perawat yang mengeluarkan korban. Perawat itu langsung memindahkan pasien dari ambulan menuju tempat tidur. Kondisi pasien yang begitu buruk dengan kepalanya yang pecah dan darahnya yang begitu banyak dan kental.
"Salah satu Dokter wanita yang ikut dalam mengatasi kondisi darurat itu.terlihat memalingkan wajahnya yang seperti ingin muntah melihat kondisi pasien yang sudah tidak bernyawa itu.
"Zeva tolong kamu perbaiki posisi tangannya!" titah Dokter pria itu. Namun Zeva seperti tidak mendengar dan terasa mual dengan menutup mulutnya.
"Zeva!" bentak Dokter.
"Iya Dokter Alvin!" sahut Zeva dengan cepat.
"Kamu tidak mendengar saya?" tanya Dokter Alvin.
"Apa?" tanya Zeva bingung.
"Kamu perbaiki posisi tangannya, lipat di atas dadanya," tegas Dokter Alvin.
"Oh iya baiklah!" sahut Zeva.
Zeva terlihat takut dan jijik yang tidak mencerminkan sebagai seorang Dokter yang biasanya begitu melihat pasien yang mau separah apapun tidak akan memalingkan wajahnya. Namun berbeda dengan Zeva yang sejak tadi menahan diri dan menahan mual melihat pasien dengan wajah yang tidak di kenali itu.
********
Ehegg, Eheggg, egggg
Zeva muntah-muntah di kamar mandi dengan perutnya yang mual menumpahkan semua isi makanan yang ada dalam perut di wastafel.
"Ya ampun Zeva kamu itu aneh-aneh aja ya. Dokter tapi kok bisa seperti ini," gumam seorang wanita dengan geleng-geleng kepala yang sejak tadi menemaninya.
"Hah-hah-hah-hah-hah!" Zeva mencuci mulutnya dengan nafasnya yang naik turun.
"Kamu tidak tahu saja Inggit bagaimana pasien itu sudah hancur dan isi kepalanya bahkan keluar....."
"Ehegg!" Zeva kembali muntah kala mengingat apa yang dilihatnya tadi.
"Ya memang bukannya makanan sehari-hari Dokter seperti itu. Kamu aneh tahu!" sahut Inggit.
"Ya nggak seperti juga," sahut Zeva dengan suara seraknya yang malah pucat.
"Sudahlah cepat keluar dari kamar mandi. Kalau Dokter lain tahu kamu seperti ini. Awas entar kamu akan mendapatkan masalah. Kamu juga nanti yang adanya diejek oleh pasien. Karena Dokter yang jijik melihat luka pasien," ucap Inggit mengingatkan.
Zeva hanya diam saja yang masih memegang perutnya dengan mengatur nafasnya. Masih terasa mual perutnya.
**********
..."Model cantik Imelda Carlonia di temukan tewas di pekarangan Apartemen. Di duga model cantik ini melompat dari kamar Apartemennya di lantai 24!" ucap pembawa berita di telivisi. Risya yang menonton berita hari ini geleng-geleng kepala yang ikut prihatin....
"Aku pulang!" ucap Zeva memasuki rumah yang terlihat lemas dan tidak bersemangat.
"Zeva!" sahut Risya. Zeva menghampiri sang mama dan mencium punggung tangan Risya. Lalu Zeva duduk di samping Risya.
"Mama lihat rumah sakitnya rumah sakit kamu bekerja!" ucap Risya.
"Iya mah. Sangat mengerikan, wajahnya saja tidak bisa di kenali. Aku saja baru tahu. Jika dia ada publik figur setelah melihat berita hari ini," jawab Zeva.
"Lalu apa tewasnya memang karena bunuh diri?" tanya Risya.
"Entahlah mah, belum di ketahui. Belum ada pemeriksaan lanjutan," jawab Zeva.
"Begitu rupanya!" sahut Risya menghela nafas.
"Lalu kenapa wajah kamu terlihat lemas dan pucat seperti itu. Apa kamu sakit?" tanya Risya.
"Tidak mah, hanya lelah saja," jawab Zeva.
"Ya sudah Zeva mau ke atas dulu mau bersih-bersih," ucap Zeva pamit.
"Ya sudah sayang, nanti setelah itu kamu turun, mama sudah siapkan kamu makan malam," ucap Risya.
"Iya mah," sahut Zeva yang langsung menuju kamarnya.
************
Rumah sakit.
Zeva dan Dokter Alvian yang berada di ruangan Dokter Ardi.
"Saya percayakan kalian berdua untuk mengurus pasien. Kalian berdua berbagi tugas!" titah Dokter Ardi. Dokter senior di rumah sakit yang sudah berkepala 4.
"Apa akan ada otopsi," batin Zeva yang tiba-tiba panik dan tidak tenang.
"Baik Dokter," sahut Alvin.
"Kalau begitu kalian bisa keluar!" titah Dokter Ardi.
Alvin menganggukkan kepalanya dan langsung keluar sangat berbeda dengan Zeva yang masih tetap saja bengong.
"Zeva!" tegur Alvin yang membuat Zeva kaget.
"Ayo! Kamu ngapain masih di sani!" ucap Alvin.
"Oh iya!" sahut Zeva seperti orang linglung. Zeva menundukkan kepalanya sebelum keluar dari ruangan itu.
Zeva dan Alvin yang sudah berada di luar ruangan Dokter Ardi saling berhadapan.
"Kita akan mengotopsi mayat tersebut. Kamu siapkan semuanya!" titah Alvian yang langsung cepat melaksanakan perintah dari senior nya.
"Tunggu dulu!" cegah Zeva.
"Ada apa?" tanya Alvin.
"Hmmmmm, kenapa harus di otopsi. Bukannya udah jelas jika model itu mati bunuh diri," ucap Zeva dengan hati-hati.
"Apa-apaan kamu Zeva. Pertanyaan apa itu. Kita tidak melakukan otopsi ketika tidak mendapat perintah dari keluarga. Tetapi kita mendapatkan perintah dari keluarga. Kematiannya menjadi misteri. Jadi sangat diperlukan otopsi untuk memperjelas kematiannya. Jadi sebaiknya kamu siapkan semuanya dari Suster dan yang lainnya untuk secepatnya melakukan otopsi," tegas Alvin dan Alvin yang tidak banyak bicara lagi langsung pergi.
"Ya ampun kenapa aku jadi berurusan dengan mayat itu. Apa salahnya langsung di kubur. Harus pakai adegan belah sana sini lagi," ucap Zeva yang tiba-tiba merasa ngeri dan frustasi sendiri dengan wajahnya yang tampak gelisah.
Zeva memang baru saja menjadi seorang Dokter. Namun belum mengambil specialis. Usianya juga baru 22 tahun. Namanya saja Lulus menjadi Dokter muda. Tapi ternyata nyali Zeva masih sangat sedikit dan bisa-bisanya mual melihat hal-hal yang terlalu aneh dalam orang tubuh manusia.
Zeva masih dalam hitungan bulan bergabung di rumah sakit tersebut. Zeva juga belum mendapatkan izin untuk operasi. Jadi Zeva belum pernah melakukan sekalipun pembedahan.
*********
Malam hari Zeva berdiri di depan salah satu ruangan yang bertuliskan kamar mayat. Entah apa yang di lakukan Zeva sendirian di depan kamar yang cukup seram itu.
Zeva menarik nafas panjang dan membuang nafasnya perlahan kedepan. Lalu memegang Kenopi pintu dan memasuki ruangan tersebut. Di dalam ruangan itu masih banyak mayat-mayat yang belum diambil keluarganya.
Langkah Zeva perlahan-lahan berjalan dengan matanya berkeliling yang juga melihat nama di ujung kaki mayat tersebut yang merupakan identitas dari mayat yang ada di ruangan tersebut.
Langkahnya terhenti ketika melihat nama model cantik yang menjadi pembicara dan trending topik hari ini. Mayat yang pasti tertutup dengan kain putih. Zeva berdiri di samping mayat tersebut.
"Seharusnya saat Ambulance itu terdengar, aku tidak langsung berlari. Jadi pasti bukan aku yang mengotopsi kamu. Kamu begitu menyeramkan, menyia-nyiakan hidupmu dan membuatmu mati seperti ini dan lihat aku yang repot dan sampai saat ini masih terbayang bagaimana saat pertama kali aku melihatmu," ucap Zeva berbicara sendiri dengan kedua tangannya berada di saku jas almamater yang digunakan.
"Untung saja bukan aku yang mengurus kepalamu, menyatukan isinya saat kepalamu hancur. Jik tidak aku pasti tidak bisa tidur yang mengingat semuanya," ucap Zeva dengan jijik sendiri yang merasa ngeri.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments